Arsip Bulanan: November 2019

IBADAH GEREJA (DAN ORANG PERCAYA) HARI INI

Oleh : Ruth Yanti Tampinongkol
Kata Yesus kepadanya: “Percayalah
kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Yohanes 4:21 (TB)
Hari ini banyak orang datang beribadah, tetapi
bukan kepada Tuhan. Sebab ibadah sekedar menjadi sebuah tradisi (rutinitas)
seperti ibadah orang² Samaria yang menyembah Tuhan di gunung dan juga seperti
orang²  Yahudi yang menganggap
Yerusalem-lah tempat untuk menyembah.
Orang² percaya hari ini memiliki kesamaan akan
hal ini, mereka hanya fokus pada tempat, nama organisasi/gereja/sinode, sebab
beranggapan bahwa Tuhan ada di dalam gedung² gereja itu. Menganggap bahwa
tempat yang benar untuk ibadah dan menyembah adalah di dalam gereja. Ibadah
adalah tentang duduk berkumpul di satu tempat/ruangan/gedung. Tidak heran
kesalahpahaman ini akhirnya menimbulkan perselisihan dan perpecahan di dalam
gereja
 sebab masing² merasa tempat atau gerejanyalah yang paling benar.
Pertanyaannya, adakah Tuhan tinggal di tempat² seperti ini?
Demikianlah pola pikir dan pola hidup rohani
yang sudah mendarah daging di Indonesia. Pola pikir yang terkontaminasi oleh
roh agamawi. Mereka hanya datang ke gereja bukan datang kepada Tuhan. Beribadah
ke gereja bukan kepada Tuhan. Memberikan persembahan dan pengabdian/pelayanan
kepada gereja bukan kepada Tuhan.
Hal ini membuat banyak orang percaya
beranggapan bahwa jika mereka sudah datang ke gereja mereka merasa sudah
berjumpa dengan Tuhan. Dan jika sudah melayani di gereja merasa sudah melayani
Tuhan.
Tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa
mereka selama ini hanya dibawa kepada gereja bukan kepada Tuhan. Terhubung
dengan gereja bukan dengan Tuhan sendiri sebagaimana perjumpaan wanita Samaria
dengan Yesus di sumur Yakub.
Menjadi ibadah lahiriah dan bukan batiniah.
Atas ibadah² yang demikian, Yesus membantah bahkan menegaskan bahwa bukan
beribadah dan menyembah di gereja Samaria ataupun gereja Yerusalem. Tidak
satupun yang benar. Sebab mereka HARUS BERIBADAH DAN MENYEMBAH KEPADA BAPA
dalam roh dan kebenaran.
Berapa banyak yang mengetahui bahwa nyatanya
selama ini mereka hanya tertarik pada gunung dan bukan pemilik/pencipta gunung
itu sendiri??
Kerohanian mereka sampai pada titik hanya terpesona
dengan hasil karya Tuhan bukan pada pribadi Tuhan. Pada berkat² Tuhan bukan
pemberi berkat itu sendiri.
Yang paling fatal adalah tidak banyak yang
menyadari bahwa mereka selama ini adalah korban para calo tiket surga.. yaitu
orang-orang yang menyuarakan (mempromosikan) surga dan bukan pribadi
pemilik-Nya. Orang diajak untuk percaya Yesus hanya demi mendapatkan surga dan
berkat²-Nya bukan supaya mereka mengenal Dia dan kebenaran-Nya.
Yesus yang mereka kenal adalah Yesus yang
berbeda sama sekali dengan Yesus yang dijumpai oleh wanita Samaria ini. Yesus
yang mereka tahu adalah Tuhan yang menuntut hal² lahiriah. Mereka harus
percaya, bertobat/sadar akan dosa dan harus percaya bahwa Yesus mati serta
rajin beribadah ke gereja.
Padahal Yesus yang dijumpai oleh wanita
Samaria ini tidak menuntut apapun selain SATU SAJA, yaitu SUPAYA WANITA ITU
MENDEKAT KEPADA-NYA DENGAN HATI YANG JUJUR. Yesus memberikan sentuhan yang
menghidupkan dan mengubahkan. SEBAB SEJATINYA DIA ADALAH SAHABAT ORANG BERDOSA.
Aliran air hidup dari Yesus memenuhi hatinya
sehingga ia menjadi Injil sejati dan mengalirkan kehidupan bagi sekelilingnya.
Yesus datang ke dunia bukan hanya ingin
memberikan Surga, tetapi yang pertama-tama adalah SUPAYA KITA MENGENAL DIA.
Bagaimana mungkin kita akan menjadi penghuni surga tanpa kita mengenal siapa
pemilik-Nya. Meskipun mengetahui nama Yesus bahkan berseru, mengajar, bernubuat
dan mengusir setan dengan nama-Nya bisakah kita masuk kedalam kerajaan-Nya
tanpa mengenal dan dikenal oleh Yesus sendiri??
Matius 7:22-23 (TB)
Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru
 kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang
kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
 Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Bagaimana kita menyikapi kesesatan hari ini.
Mari kita merenungkan bersama, bagaimana
ibadah dan pengenalan kita akan Tuhan.
Sudahkah kita mengenal Dia dengan benar?
Siapa dan bagaimana Tuhan Allah yang kita
kenal itu?
Apakah yang Tuhan rindu untuk pulihkan dan
ubahkan dari ibadah dan penyembahan kita hari ini?
Filipi 3:10 (BIMK)
Satu-satunya yang saya inginkan ialah supaya
saya mengenal Kristus,
 dan mengalami kuasa yang menghidupkan Dia dari
kematian. Saya ingin turut menderita dengan Dia dan menjadi sama seperti Dia
dalam hal kematian-Nya.
Tuhan Yesus memberkati perjuangan kita.

Bagi
saudara-saudari yang berminat bergabung dalam group whatsapp dapat menghubungi
no whatsapp
082299968682 atau 081803895744 atau 08980858661

Dengan bersedia mengikuti persyaratan di bawah
ini:

BELAJAR DAN BERTUMBUH BERSAMA DI GRUP WHATSAPP KAMI REVIVAL COMMUNITY

HATI YANG TERTUJU PADA KEPENTINGAN-KEPENTINGAN DUNIA (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 2)

Oleh : Peter B, MA.
Kita masuk dalam pengertian selanjutnya akan
tanah pinggir jalan.

Fakta kedua mengenai apa yang disebut sebagai
‘jalan’ dalam Alkitab, adalah bahwa jalan merupakan tempat perlintasan dari
banyak orang. Setiap harinya tidak terhitung berapa banyak orang yang
berlalu-lalang menggunakan jalan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lain sesuai dengan apa yang hendak dituju nya. Dapat dikatakan bahwa jalan
adalah tempat yang dilalui banyak kepentingan serta keinginan. Masing-masing
orang melewati suatu jalan dengan tujuannya sendiri-sendiri.

Pengertian yang kedua dari hati pinggir jalan
adalah kenyataan bahwa hati pinggir jalan itu adalah sesuatu yang dilewati dan
disesaki dengan banyak keinginan, aktivitas, kesibukan dan kepentingan. Jadi,
hati pinggir jalan dapat dikatakan sebagai hati orang yang setiap harinya sibuk
dengan urusan-urusan nya sendiri yang bersifat duniawi, yang karenanya
melupakan suatu pencarian dan ingat-ingatan akan perkara-perkara sorgawi yang
dari Allah. Hati pinggir jalan adalah hati yang mementingkan diri dalam rangka
pengejaran tujuan-tujuan pribadi yang berkaitan dengan hidup di dunia ini saja.
Tidak ada tempat di hati pinggir jalan agar benih Firman dapat masuk dan
bertumbuh di sana. Bagaikan jalan yang dilewati oleh banyak orang dengan
bermacam kepentingan setiap harinya, hati pinggir jalan terbuka untuk
perkara-perkara dunia tetapi tidak memiliki ruang sedikitpun bagi
perkara-perkara yang dari Tuhan.

Manusia, tanpa disadari, acapkali sedemikian
fokus dengan hal-hal bendawi maupun segala hal yang bersifat materi sehingga
melupakan kenyataan bahwa diri mereka adalah makhluk yang bersifat rohani, yang
diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan memiliki hubungan yang dekat dengan
Penciptanya itu.

Begitu juga ada beberapa orang yang sudah
menetapkan hati untuk hidupnya digunakan mengejar suatu tujuan atau cita-cita
yang dianggap layak untuk diperjuangkan seumur hidup tanpa pernah berpikir
bahwa ada pribadi lain yang lebih berkuasa daripada mereka, yang dari padanya
manusia berasal, yang sejatinya juga memiliki harapan dan tujuan bagi hidup
mereka.

Manusia yang duniawi pada dasarnya tidak
pernah peduli akan Tuhan dan firman-Nya. Jika pun mereka dididik dalam agama
yang kental sejak dini, hati yang duniawi akan tetap mengejar apa yang duniawi.
Tidak heran apabila kemudian pengetahuan mereka akan hal-hal rohani juga
dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh dan memperjuangkam pemenuhan bahkan
mencari kemakmuran dalam hal-hal duniawi.

Mereka Inilah yang disebut oleh Rasul Paulus
sebagai seteru salib Kristus :

Filipi 3:18-19 (TB)

18 Karena, seperti yang telah kerap kali
kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak
orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan
mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka
semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Seteru berarti lawan atau musuh. Seteru salib
Kristus berarti musuh dari salib Kristus. Maksudnya, menjadi penentang atau
penolak dari salib Yesus Kristus. Seteru salib berarti tidak mau tahu menahu
tentang pengorbanan Kristus maupun ajaran-Nya yang memanggil orang untuk
memikul salib dalam mengikut dia. Paulus mengatakan orang-orang yang menjadi
seteru salib ini adalah orang-orang menuhankan perut mereka. Yang dimaksud
disini adalah mengenai hawa nafsu duniawi yang ingin mereka selalu puaskan. Dan
untuk tujuan itu, mereka melakukan segala cara tanpa peduli bahwa cara-cara itu
adalah cara-cara yang jahat dan fasik. Sebaliknya mereka justru membanggakan
cara-cara itu karena dapat memenuhi keinginan dan memuaskan nafsu mereka
sehingga dikatakan bahwa apa yang semestinya menjadi aib mereka justru menjadi
kemuliaan mereka. Dengan sangat jelas Paulus mengatakan bahwa yang disebut
seteru salib Kristus ini orang yang pikirannya semata-mata kepada perkara duniawi,
untuk mencari keuntungan-keuntungan selama hidup di dunia sekarang ini semata.
Tidaklah terlalu mengejutkan apabila orang yang sepenuhnya dikuasai keinginan
akan perkara-perkara duniawi, pada prakteknya akan menolak apapun yang
ditawarkan kepadanya sebagai perkara-perkara Surgawi. Akhir dari hidup mereka
pastilah kebinasaan.

Tidak hanya Paulus. Rasul Yakobus juga
menyampaikan hal yang serupa. Yaitu bahwa orang yang bersahabat dengan dunia
menempatkan dirinya sebagai musuh atau penentang Tuhan.

Yakobus 4:4 (TB)

Hai kamu, orang-orang yang tidak setia!
Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan
Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya
musuh Allah.

Yakobus 4:4 (TL)

Hai kamu yang disifatkan seperti orang
berzinah, tiadakah kamu ketahui bahwa persahabatan dengan dunia ini, ialah
perseteruan dengan Allah? Sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan
dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.

Semuanya ini menjelaskan mengapa benih Firman
yang berasal dari Tuhan tidak dapat masuk menembus tanah pinggir jalan. Hati
orang yang serupa dengan tanah pinggir jalan telah ditutup terhadap masuknya
perkara-perkara rohani karena hatinya hanya disediakan untuk semua yang duniawi.

Meskipun demikian, perhatikanlah, sang Penabur
tetap menaburkan benih itu ke atas tanah pinggir jalan. Tidakkah itu merupakan
sesuatu yang sia-sia? Bagi Tuhan tidak ada perbuatannya yang sia-sia. Firman
yang ditaburkan suatu kali menjadi kesaksian di penghakiman yang terakhir bahwa
Tuhan telah memberikan kesempatan dan kasih karunia yang sama kepada setiap
orang akan tetapi orang itu lebih memilih jalan-jalan dunia ini daripada
berpaling dan membuka hati kepada Tuhan.

PERLU DIGONCANG DAN DIHANCURKAN

Terhadap hati yang keras, supaya akhirnya
dapat menerima benih Firman, seringkali diperlukan perlakuan yang keras pula.
Tanah itu harus digemburkan. Dan itu artinya harus dicangkul, dibolak-balik,
diaduk, dibongkar dan diremukkan batu batunya supaya tidak lagi tertutup bagi
benih yang ditaburkan atasnya. Itulah sebabnya mengapa Tuhan seringkali
memberikan hajaran dan pukulan dalam hidup manusia melalui kejadian-kejadian
dalam hidup yang menunjukkan betapa seseorang tidak dapat berbuat semaunya
dalam hidupnya tetapi harus berpaling kepada Tuhan, sumber segala sesuatu dan
yang menyediakan apa yang paling perlu bagi kehidupan setiap insan.

Di sisi lain, itu pula sebabnya mengapa Tuhan
mengutus hamba-hamba-Nya yang menyampaikan pesan-pesan firman yang keras dan
menghujam ke dalam jiwa. Dan betapa perlunya firman-firman seperti itu
disampaikan oleh karena kekerasan hati manusia!

Tuhan mencari hamba-hamba-Nya yang mau diutus
menyampaikan pesan tanpa kompromi demi menghancurkan setiap hati yang keras,
yang tidak pernah sedikitpun diarahkan kepada Tuhan. Pesan-pesan yang keras
akan menggoncang dan meremukkan setiap tanah hati yang keras untuk kemudian
siap menerima kebenaran sejati yang dapat menyelamatkan hidup mereka. Kenyataan
bahwa hari ini ada begitu banyak pengkhotbah pengkhotbah yang menyampaikan
pesan-pesan menghibur serta lebih mendorong pada pencarian dan pemenuhan
hal-hal duniawi daripada rohani pastilah berdampak fatal bagi jemaat yang
mendengarkannya. Alih-alih menjadi tanah yang hancur dan siap menerima benih
Firman, hati jemaat malah semakin dikeraskan dan tertutup bagi benih sejati
dari surga.

Tanah hati yang telah dihancurkan pun tidak
selalu akan tetap demikian. Melalui perjalanan waktu, tanah hati yang telah
digemburkan, dapat kembali menjadi keras. Itu terjadi ketika kita membiarkan
pengaruh dunia lebih banyak dan lebih kuat masuk dan mempengaruhi hidup kita ketimbang mengijinkan Roh Tuhan
bekerja secara leluasa di hidup kita. Hati juga kembali menjadi keras karena
ketidaktaatan serta kemalasan rohani. Untuk itu kita perlu selalu berjaga-jaga,
mengusahakan hati kita tetap hancur dan lembut di hadapan Tuhan. Dengan cara
bagaimana kita melakukannya?

Dengan terus-menerus memeriksa diri dihadapan
Tuhan, mencari tahu di hadirat-Nya melalui doa dan perenungan mendalam untuk
mencari tahu apa yang kurang dari hidup kita di hadapan Tuhan. Kita harus
membuka hati supaya Tuhan mengoreksi kita, menegur kita, bahkan jika perlu
menghardik kita. Tanggapan atas koreksi Tuhan itulah yang membuat hati kita
tetap lembut dan peka untuk kemudian mampu menyambut tuntunan dan petunjuk
Firman selanjutnya yang berguna bagi kehidupan kita.

Adakah hari ini Anda melihat hati Anda tertuju
kepada hal-hal duniawi semata?

Adakah hati Anda hanya sedikit atau bahkan
tidak merespon sama sekali akan apa yang Tuhan sampaikan pada Anda?

Jika demikian keadaannya, segeralah datang di
hadapan Tuhan dan berseru seperti Daud : “Jadikanlah hatiku tahir, ya
Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! (Mazmur 51:12)

Roh-Nya akan bekerja dan menggarap hati Anda
supaya terbuka dan siap bagi firman-Nya yang menghidupkan itu!

Salam Revival

Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua

SERIAL PENGAJARAN MENGENAI “PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN” :
“tanah tepi jalan adalah gambaran dari hati manusia yang keras dan tertutup akan perkara-perkara yang dari Tuhan asalnya.”
“Hati orang yang serupa dengan tanah pinggir jalan telah ditutup terhadap masuknya perkara-perkara rohani karena hatinya hanya disediakan untuk semua yang duniawi.”
“Berhati-hatilah terhadap pekerjaan kuasa kegelapan di hidup Anda.
Itu pertama-tama ditandai dengan sikap apatis, tidak peduli dan muak dengan firman Tuhan. Padahal sesungguhnya firman itulah HAL YANG BERHARGA DAN MULIA YANG SANGGUP MENGUBAH HIDUP ANDA. Sebab jika tidak demikian mengapa iblis bersusah payah mencuri dan menjauhkannya dari Anda?”
“Sebab jika Anda tidak datang kepada Tuhan dan mulai membuka hati bagi teguran-Nya yang memulihkan, Anda belum termasuk orang yang percaya dan diselamatkan.”
Dalam mempelajari hal-hal rohani dari sudut pandang hukum-hukum yang mati semata, lalu dengan hati yang masih belum diubahkan menjadi baru, ketidakmengertian seseorang akan apa yang berasal dari Tuhan bisa dibelokkan oleh kuasa gelap kepada kesesatan yang besar.”

POKOK-POKOK DOA UNTUK SITUASI INDONESIA PASCA PILPRES 2019

Oleh : Tim Doa Worship Center Indonesia


1. Terjadinya pertobatan dan pemulihan umat Tuhan dengan bersedia menguji segala sesuatu, mencari dan melakukan kehendak Tuhan:
– Kuasa Roh Kudus menjamah dan melawat umat Tuhan dengan pertobatan sejati supaya dilimpahkan hati yang lemah lembut, rendah hati, bersedia belajar dan diajar sehingga dimampukan mengerti dan mengikuti kehendak Tuhan.
– Firman kebenaran-Nya yang murni disuarakan dengan keras di media sosial, mimbar-mimbar, komunitas-komunitas rohani dan dimana pun supaya umat Tuhan melihat dan mendengar kerinduan hati Tuhan, serta dimampukan untuk melihat tipu daya dan kebohongan iblis dengan jelas.
– Tuhan melawat setiap ibadah umat-Nya dengan roh ketulusan, kejujuran dan kerinduan untuk memuliakan Tuhan dengan segenap hati, bukan agamawi.
– Gereja-gereja dan para pemimpin rohani mengandalkan Tuhan dengan selalu mencari pimpinan dan petunjuk Tuhan sehingga setiap program² yang disusun adalah program² yang keluar dari hati Tuhan dan dikerjakan sesuai cara dan kehendak-Nya.

2. Tuhan menyingkapkan lebih jelas akan kualitas kepemimpinan Jokowi dan sistem oligarki di bangsa ini:
– Tuhan menyingkapkan setiap motif dan rencana yang terselubung dalam pemerintahan supaya pemerintah bekerja dengan tulus dan jujur (bukan sekedar pencitraan).
– Tuhan menyingkapkan, menggagalkan cara²  kompromi pemerintah dengan orang-orang yang tidak tulus atau jujur untuk membangun bangsa dan menyelesaikan berbagai masalah di bangsa ini.
– Tuhan membangkitkan serta mengirimkan para penasehat yang nasionalis, jujur, tulus, berani dan bijaksana untuk membantu presiden mengambil langkah kebijakan bagi kepentingan seluruh masyarakat Indonesia bukan bagi segelintir/sekelompok orang.
– Tuhan mematahkan rantai oligarki di Indonesia dengan menyingkapkan kepada masyarakat setiap motif para pemimpin (pemerintahan maupun militer) yang menggunakan jabatan dan kekuasaan untuk mencari keuntungan.
– Tuhan bukakan setiap selubung yang menutup mata, hati dan pikiran seluruh masyarakat Indonesia khususnya umat Tuhan agar dilimpahkan hikmatNya untuk dapat menimbang dan menilai dengan bijak dan tulus sehingga tidak jatuh sebagai pendukung buta melainkan menjadi orang² yang menyuarakan kebenaran untuk terjadinya pemulihan bagi Indonesia.
– Pemerataan ekonomi boleh terjadi diseluruh wilayah Indonesia dan seluruh masyarakat menerima keadilan serta haknya sebagai warga negara.
– Tuhan memberikan pada pemerintah hati yang mengasihi indonesia dan visi yang tepat dibutuhkan dan sesuai kondisi masyarakat Indonesia, yaitu fokus membangun mental (sumber daya bangsa), memberantas korupsi, mengembalikan sistem demokrasi dari sistem oligarki dalam tatanan pemerintahan, menempatkan orang-orang yang nasionalis, jujur, tulus, berani, berhikmat di posisi jabatan yang strategis di pemerintahan Indonesia.

3. Tuhan membangkitkan para pemimpin nasionalis yang jujur, tulus, berani dan berhikmat di bangsa ini:
– Gereja-gereja dan pemerintahan bangsa Indonesia dibebaskan dari pengaruh dan jerat roh agamawi, kemunafikan, keserakahan, perpecahan dan kebodohan.
– Bangkitnya para pemimpin nasionalis dan tulus mengasihi Indonesia dalam pemerintahan yang takut akan Tuhan serta berani menyuarakan kebenaran sehingga melahirkan lebih banyak lagi pemimpin baru yang adil dan berintegritas.
– Pemerintah berani menindaktegas setiap bentuk radikalisme, premanisme, intoleransi, terorisme dan seluruh organisasi yang mendukung gerakan tersebut sehingga Indonesia menjadi contoh bagi bangsa² lain akan kerukunan di dalam keberagaman.
– Pemerintah menjamin, melindungi kebebasan setiap warga negara dalam beribadah dan bertindak adil dalam memberikan ijin pendirian/pembangunan rumah ibadah.
– Bangkitnya para pemimpin yang memperjuangkan keadilan dan HAM  dan menyelesaikan kasus² terkait  seperti kasus korupsi bank Century, korban penculikan dan pembunuhan di berbagai wilayah Indonesia, revisi undang-undang yang merugikan rakyat,  penyelesaian/solusi terbaik berbagai konflik yang menyebabkan perpecahan di berbagai wilayah Indonesia.