Arsip Bulanan: November 2020

PROSES TUHAN DI MASA PANDEMI

Oleh Didit I. 
Tuhan mengijinkan pandemi terjadi di bangsa kita untuk memurnikan dan memperlengkapi kehidupan kita menjadi murid² Kristus yang memanifestasikan harapan, berita keselamatan, berita pemulihan, menyingkapkan solusi, visi Tuhan atas umatNya dan takdir Tuhan atas Indonesia. 
Dan hari² ini Tuhan menyingkapkan  bagaimana umatNya menyikapi, menghadapi malapetaka yang sedang terjadi atas Indonesia, antara lain: 
1. Sikap hati menjadi makin mengeras atau bebal dan sombong seperti bentuk tanah liat yang makin mengeras saat berada dalam perapian seperti makin mengandalkan pekerjaan, pengetahuan, pelayanan doa, 
2. Hati yang hancur dan putus asa seperti tanah liat yang mengeras lalu pecah ditengah perapian yang panas. 
3. Hati yang hancur, berserah dan mau mengikuti kehendak Tuhan seperti lilin yang mudah meleleh terkena panas dan mudah dibentuk. 
Demikian Tuhan ingin kita menghadapi berbagai malapetaka dibangsa kita dengan tidak mengandalkan kepandaian pribadi, jaringan bisnis/orang yang terkenal/pejabat pemerintah, bergantung pada pekerjaan dalam menghadapi kegoncangan di bangsa ini atau mengambil sikap putus asa sebab tertekan dengan berbagai masalah ekonomi keluarga, mengalami dampak phk di pekerjaan, mengalami tekanan dari pimpinan perusahaan padahal sudah bekerja keras. 
Tuhan mengijinkan semuanya terjadi dalam hidup kita untuk memurnikan dan memulihkan hidup kita menjadi murid² dan hamba² Kristus yang sejati. 
Tuhan ingin kita menghadapi berbagai penderitaan dalam hidup kita dengan sikap hati yang hancur (bersedia dikoreksi dan diubah), bertobat, berserah, percaya dan mengikuti kehendakNya dengan segenap hati. Ini memang tidak mudah di awal perjalanan rohani kita tetapi saat kita membangun kebiasaan hidup yang baru di dalam Kristus dengan cara berserah, percaya, senantiasa mencari kehendakNya dan hidup sesuai pimpinanNya maka hidup kita tidak akan sama lagi seperti hari², bulan², tahun² sebelumnya. Tuhan akan mengubah pola pikir, sikap hati karakter, kebiasaan hidup kita menjadi makin serupa dengan Kristus.

HIKMAT DAN KUTIPAN : KEBANGUNAN ROHANI

Oleh Peter B. 
KEBANGUNAN ROHANI adalah kesadaran yang diperbarui kembali akan dosa dan pertobatan, yang disertai kerinduan yang kuat untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, yaitu suatu penyerahan kehendak diri sendiri pada Tuhan dalam suatu kerendahan hati yang mendalam
~ Charles Finney
Dari pernyataan mengenai apa yang disebut kebangunan rohani di atas, sudahkah Anda mengalami suatu kebangunan rohani dalam hidup pribadi Anda? Bagaimana dengan gereja Anda? Bagaimana dengan kota dan negeri Anda? 
Kebangunan rohani adalah kerinduan terdalam di hati Tuhan. Yang ingin dilihat-Nya dan diadakan-Nya atas setiap orang dan setiap tempat di bumi. 
Adakah kita rindu melakukan bagian kita untuk melihat kerinduan Tuhan ini diwujudkan?

SIKAP UMAT TUHAN MENGHADAPI PENGUASA KEGELAPAN DIMASA KINI

Oleh Didit I
Di tengah² menghadapi gelombang kebodohan dan kesesatan yang telah dilepaskan oleh roh agamawi maka kebutuhan terbesar kita hari² ini adalah melihat dengan jelas akan posisi rohani kita, tipu daya iblis dan tujuan Tuhan. Tanpa mengetahui ketiga hal ini maka hidup kita berjalan tanpa arah yang jelas atau berputar² di padang gurun rohani. 
Untuk bisa melihat dengan jelas akan posisi rohani, tipu daya iblis dan tujuan Tuhan dibutuhkan sikap yang jujur dalam menilai segala sesuatu  kemudian dilanjutkan dengan menyediakan sikap hati yang rela diajar, belajar, dibimbing termasuk terbuka untuk menerima masukan² dari manapun. Selanjutnya, kita perlu mengerjakan petunjuk dan arahan dari Tuhan dengan hati yang sungguh² mengasihi Tuhan, rindu berjalan bersama Tuhan.

HIKMAT DAN KUTIPAN

Oleh Peter B. 
“Sebagaimana kita menbaca dalam Perjanjian Baru, kita menemukan suatu  As we read the New kebenaran yang sangat sederhana, sangat jelas dan sangat penuh kuasa yaitu bahwa ROH KUDUS MEMBUAT SUATU PERBEDAAAN! 
… 
YESUS berjanji bahwa mereka akan menerima Pribadi Roh Kudus untuk melaksanakan rencana penginjilan-Nya bagi dunia ini.

Setelah Pentakosta, Roh memberi mereka kesadaran baru dan sangat jelas akan hadirat Tuhan yang sebenarnya.  Dia memberi mereka hadiah sukacita dan kedamaian ilahi.  Dia memberi mereka kegembiraan yang besar dan terus menerus dalam doa dan persekutuan dengan Tuhan!

 Akhirnya, kita ingat bahwa sebelum Pentakosta, para murid hanya bisa bertanya (mencari pengetahuan semata).  Setelah Pentakosta, di sepanjang catatan dalam kitab Kisah Para Rasul, mereka berdiri di dalam otoritas Roh Kudus dan menjawab semua pertanyaan orang-orang tentang rencana keselamatan Allah melalui Kristus yang disalibkan dan bangkit!
~ AW Tozer
Perbedaan antara orang Kristen yang beribadah dan melayani dengan pengetahuan rohani semata dengan mereka yang hidup, berjalan, bergerak dan melayani dalam pimpinan dan kuasa Roh Kudus adalah perbedaan yang menentukan arah, takdir serta kemajuan dalam peran gereja di dunia ini. Roh Kuduslah penolong kita sehingga mampu melaksanakan Amanat Agung Tuhan sebagaimana cara yang Tuhan kehendaki. 
Tuhan memberkati rekan² sekalian….

TANGAN TUHAN ATAS UMAT-NYA DI MASA PANDEMI

Oleh Didit I. 
Beberapa waktu yang lalu Tuhan menjelaskan secara profetik bahwa dibalik masa pandemi ini Tuhan sedang mendidik, mengubah, mempersiapkan dan melimpahkan berkat²Nya yang telah disediakanNya bagi umatNya seperti pengalaman² rohani, pengenalan akan jalan² Tuhan, memperbaiki hubungan keluarga, menyingkapkan potensi masalah/memberikan solusi  permasalahan di dalam keluarga, membentuk mental, moral,  karakter kita menjadi murid² Kristus. Tuhan ingin kita menghadapi masa pandemi bersama Kristus. Ketika kita menyambut proses Tuhan dengan sikap hati yang rela belajar, diajar, dibentuk, diubah, diarahkan sesuai kehendak dan rencanaNya maka Roh Kudus akan menuntun, mengubah seluruh hidup kita menjadi serupa dengan karakter Kristus bahkan hidup sesuai hikmatNya serta memberikan solusi terkait tantangan/masalah dalam hidup orang lain. 
Perubahan hidup akan terjadi saat kita mengubah prioritas hidup kita dengan menjadikan pengenalan serta persekutuan dengan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Bukan lagi mengejar kesenangan, kenyamanan, kenikmatan di dunia, ambisi² pribadi tetapi mengejar, menikmati, menyelami, menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan sepajang hidup kita untuk mengenal Pribadi dan bersekutu dengan Kristus.
Di masa yang gelap ini Tuhan tidak akan membiarkan kita berjalan sendirian sebab di tengah terjangan  kebodohan dan kesesatan seperti gelombang air laut yang ganas, Tuhan telah berdiri seperti gunung batu yang siap menolong siapa pun yang mau menerima uluran tanganNya dengan cara mau menjadi murid² Kristus. Siap diajar, belajar akan jalan²Nya serta bersekutu denganNya.
Siapakah diantara kita yang mau menyambut uluran tangan kasihNya? Tangan Tuhan yang mampu untuk menolong, menarik, menghindarkan hidup kita dari dampak ganasnya gelombang, hempasan kebodohan dan kesesatan di bangsa ini? Akankah kita membuka hati lalu menyambut uluran tanganNya atau menampik, mengabaikan uluran tanganNya? Kita membutuhkan pertolongan dan pimpinan Tuhan. Sambutlah uluran tanganNya dan hadapilah tantangan dan masalah dalam hidup sehari² bersama Kristus.
Tuhan memberkati

TUGAS TERUTAMA DAN TERPENTING UMAT TUHAN

Oleh Peter B. 
“Anda hanya punya satu urusan saja berada di dunia : menyelamatkan jiwa-jiwa”
~ John Wesley
Kata² John Wesley di atas bukan merupakan suatu pernyataan bahwa dia atau kita atau manusia yang mampu menyelamatkan jiwa manusia lain dari kebiasaan di neraka. Bukan. Yang dimaksud John Wesley adalah bahwa urusan terpenting dan terutama kita sebagai orang Kristen dan anak² Tuhan selalu terhubung dengan tujuan yang ditetapkan Tuhan sebagai tugas dan panggilan kita secara umum saat kita menjadi murid²Nya, yaitu menjadikan segala bangsa murid Kristus. Hanya dengan membawa sebanyak mungkin orang menjadi murid² Kristuslah kita telah mengerjakan bagian kita untuk menyelamatkan jiwa seseorang, baik dari kehidupan yang sia² maupun dari kematian yang kedua. Itulah sebabnya setelah Tuhan menyelamatkan jiwa kita, kita dipanggil menjadi murid²Nya supaya setelah pertumbuhan rohani kita, pada waktunya, kita dapat melahirkan murid² lainnya melalui pengabdian kita pada Tuhan. 
Jadi, kita dipanggil menjadi orang Kristen bukan untuk sekedar menghina cara hidup saja menjadi lebih saleh dan rohani. Bukan supaya rajin ibadah dan pelayanan di gereja. Bukan sekedar menjadi orang baik dan menjalani hidup yang baik dan terhormat. Bahkan bukan supaya hidup kita diberkati dan dipulihkan. Semua itu bukan tujuan akhir hidup Kristen. Bahkan kita dipanggil menjadi murid hingga menjadi hamba-Nya sekalipun, lebih dari sekedar menjadi pembelajar firman atau sibuk dalam aktivitas² pelayanan. Bukan itu semua.
Kita dipanggil melangkah terus dalam perjalanan rohani dan mendaki ke gunung tujuan dan rencana Tuhan supaya dimampukan menjadi saksi² Kristus yang efektif dan berhasil. Yaitu supaya melalui hidup kita, pelayanan kita, komitmen kita, ketaatan kita dan kesetiaan kita kepada Tuhan itu dapat dijadikan alat bagi Tuhan untuk menjamah dan mengubah hidup orang lain. Mempengaruhi hati dan pikiran mereka untuk meninggalkan hidup lama dalam ikatan dosa dan cara hidup dunia menjadi suatu kehidupan yang mulia dan tidak sia² dalam persekutuan dan pengenalan akan Tuhan dalam Tuhan Yesus Kristus. 
Untuk itulah kita dipanggil dan diberi tugas sebagai murid² dan hamba²Nya. 
Tanpa mengarahkan dan mengusahakan diri pada tujuan puncak itu, semua kesalehan dan ibadah kita sesungguhnya hanya berpusatkan diri semata dan belum mencapai taraf yang Tuhan rindukan : supaya kita ambil bagian menjangkau jiwa² terhilang dengan kasih-Nya. 
Hanya ada satu urusan penting saat kita menjadi orang² Kristen yang hidup di dunia. Dan urusan itu adalah mengerjakan tugas kita demi menunaikan Amanat Agung Kristus yaitu menyelamatkan jiwa² melalui memuridkan mereka. 
Apakah Anda sedang berkecimpung dan giat dalam urusan tersebut atau sibuk dengan hidup keagamaan dan kesalehan diri semata?
Semoga menjadi perenungan bagi kita semua…

‘ORANG GILA’ YANG MENGUBAH SEJARAH BANGSA-BANGSA

Oleh : Peter B 
⁶Lalu bangkitlah Yehu dan masuk ke dalam rumah. Nabi muda itu menuang minyak ke atas kepala Yehu serta berkata kepadanya: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Telah Kuurapi engkau menjadi raja atas umat TUHAN, yaitu orang Israel.
⁷Maka engkau akan membunuh keluarga tuanmu Ahab dan dengan demikian Aku membalaskan kepada Izebel darah hamba-hamba-Ku, nabi-nabi itu, bahkan darah semua hamba TUHAN.
⁸Dan segenap keluarga Ahab akan binasa; dan Aku akan melenyapkan dari pada Ahab setiap orang laki-laki, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel.
⁹Dan Aku akan memperlakukan keluarga Ahab sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan sama seperti keluarga Baesa bin Ahia.
¹⁰Izebel akan dimakan anjing di kebun di luar Yizreel dengan tidak ada orang yang menguburkannya.” Kemudian nabi itu membuka pintu, lalu lari.
¹¹Apabila Yehu keluar mendapatkan pegawai-pegawai tuannya, berkatalah seorang kepadanya: “Apa kabar? Mengapa orang gila itu datang kepadamu?” Jawabnya kepada mereka: “Kamu sendiri mengenal orang itu dengan omongannya!”
¹²Tetapi mereka berkata: “Dusta! Cobalah beritahukan kepada kami!” Lalu katanya: “Begini-beginilah dikatakannya kepadaku: Demikianlah firman TUHAN: Telah Kuurapi engkau menjadi raja atas Israel.”
¹³Segeralah mereka masing-masing mengambil pakaiannya dan membentangkannya di hadapan kakinya begitu saja di atas tangga, kemudian mereka meniup sangkakala serta berseru: “Yehu raja!”
¹⁴Demikianlah Yehu bin Yosafat bin Nimsi mengadakan persepakatan melawan Yoram.
~ 2 Raja-raja 9: 9-14
Seorang nabi muda, diutus Elia untuk mengurapi Yehu, seorang panglima Israel menjadi raja berikutnya. Waktu itu Israel dipimpin oleh Yoram, anak Ahab, yang memerintah bersama Izebel, ratu bengis dan lalim sebagai ibu suri. Era pemerintahan keluarga Ahab yang sangat fasik, keji dan penuh dengan kejahatan serta penyembahan berhala waktu itu belum berakhir namun telah mendekati kesudahannya. Itu diawali dengan diurapinya Yehu menjadi raja Israel. 
Yang saya ingin soroti dari kisah diangkatnya Yehu menjadi raja adalah mengenai nabi muda tadi. 
Adalah fakta bahwa nabi muda itu diutus untuk mengurapi Yehu sekaligus menyampaikan pesan Tuhan kepada Yehu. Yaitu bahwa Yehu akan menghabisi seluruh keluarga Ahab sebagai cara pembalasan Tuhan terhadap kekejian yang dilakukan Ahab, istrinya dan keluarganya terhadap hamba-hamba Tuhan dan nabi-nabi Tuhan.  Semakin menarik mengetahui bahwa setelah menyampaikan pesan tersebut, nabi muda itu harus cepat-cepat keluar dari ruang pertemuannya dengan Yehu lalu lari dari hadapan panglima yang baru diurapi jadi raja itu!
Sangat aneh, bukan?
Tapi itulah perintah (profetik) dari Tuhan sendiri. Tidak ada yang salah dengan itu. Karena itulah yang dikehendaki Tuhan. Namun mengenai maknanya, itu adalah pembahasan di lain waktu.
Begitu anehnya perintah Tuhan itu, yang kemudian memang dilakukan persis demikian oleh nabi muda itu, sehingga semua orang yang bersama-sama dengan Yehu merasa terheran-heran. Dan inilah sebutan mereka bagi nabi muda itu : ‘ORANG GILA’.  Itu disebutkan di ayat 11 dari nats yang dituliskan di atas. Para perwira, prajurit dan pejabat-pejabat kolega Yehu –para pembesar, orang kuat dan berpangkat itu- memandang seorang hamba Tuhan tidak lebih sebagai ‘orang gila’.  
Anehnya, ketika Yehu mengatakan bahwa nabi itu menyampaikan suatu pesan yang mengangkat Yehu menjadi raja Israel, semua pejabat itu kompak sepakat dengan hal itu, lalu segera menggelar seremoni singkat untuk menahbiskan Yehu sebagai raja yang baru. Pesan dari Tuhan itu rupanya cocok dengan hati mereka yang sebelumnya telah penuh ambisi meraih kekuasaan yang lebih besar lagi. Perkataan profetik dari Tuhan menjadi dasar alasan bahkan jaminan kuat bagi mereka untuk mengambil alih kekuasaan. 
Apakah itu berarti pesan profetik atau bahkan Tuhan sendiri mendorong orang untuk memberontak terhadap pemerintahan yang ada?
Tidak serta merta demikian, dan ini merupakan pembahasan yang lain juga. Tetapi bagaimanapun, adalah kehendak Tuhan untuk menghukum dan mengakhiri pemerintahan lalim dan fasik dari keluarga Ahab. Tuhan memilih seorang bernama Yehu untuk melakukannya. Seorang yang tidak takut atau terintimidasi sedikitpun oleh permainan kekuasaan Izebel, pengendali sesungguhnya pemerintahan Israel sejak zaman Ahab.
Mari kembali ke topik pembahasan yang semula. 
Perhatikan kata ‘orang gila’ yang digunakan menyebut seorang hamba Tuhan. Meskipun itu jelas-jelas sebutan yang merendahkan hamba Tuhan namun kenyataan selanjutnya yang terjadi sangat mengejutkan. 
Bukankah kisah selanjutnya menunjukkan bagaimana ‘orang gila’ itu kemudian mengubah jalan sejarah?  Bukankah melalui pesan yang disampaikannya, itu kemudian berimbas pada berakhirnya sebuah era pemerintahan serta kemudian menaikkan suatu pemerintahan baru dalam sejarah Israel? 
Bukankah pesan yang disampaikan ‘orang gila’ itu yang menjadi pendorong untuk seseorang bangkit sehingga membelokkan keadaan bahkan nasib suatu bangsa? 
Dan bagaimana bisa ‘seorang gila’ melakukan itu? Seorang hamba Tuhan, seorang nabi muda, yang rela menyerahkan diri mengerjakan panggilan Tuhan dan tidak menjadi malu disebut sebagai ‘orang gila’? Bagaimana bisa seorang pemuda tak dikenal namanya mengubah jalan sejarah suatu bangsa?
Rupanya kata-kata atau sebutan ‘orang gila’ tidak sekali ini ditujukan terhadap hamba Tuhan sejati. Ada sebutan serupa dari momen yang berbeda. Kali ini lebih terang-terangan. 
²⁴Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: “Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.”
~ Kisah Rasul 26:24
Ya. Yang disebut sebagai orang gila itu Paulus. Rasul Kristus itu. Ketika ia memaparkan hidupnya dan panggilannya dalam Tuhan, juga pesan injil keselamatan kepada seorang pejabat Romawi (dan lagi-lagi pembesar dunia di sini), Paulus dituding sebagai ‘orang gila’. Seseorang yang tidak waras. Tidak punya akal sehat. Keblinger . Orang yang sesat pikirannya. 
Tapi sadarkah kita bahwa melalui Paulus, wajah dunia menjadi seperti hari ini?
Bukankah karena Paulus mengikuti pimpinan Roh Kudus untuk masuk ke wilayah Eropa, maka kekristenan masuk ke sana dan dari sana menyebar ke seluruh penjuru dunia hingga sekarang ini sampai ke ujung-ujung bumi?
Tidakkah kita menyadari bahwa kekaisaran Romawi tidak banyak pengaruhnya kini tetapi Injil keselamatan dalam Yesus Kristus, masih terus diberitakan dan mempengaruhi banyak kehidupan manusia di dunia bahkan setelah hampir satu setengah milenium (1500 tahun) setelah Kekaisaran Romawi runtuh?
Ya. ‘Orang gila’ bernama Paulus itu telah (turut) mengubah jalannya sejarah. Sejarah bangsa-bangsa. Sejarah dunia. Sama seperti yang dilakukan nabi muda yang mengurapi Yehu. 
MENJADI ‘GILA’ KARENA KRISTUS
Ajaran injil kemakmuran hari ini mengatakan bahwa dengan percaya pada Yesus, maka hidup seseorang akan menjadi kepala dan bukan ekor, menjadi terpandang dan tidak terbelakang. Ia akan diberkati. Meraih kesuksesan. Bahkan kekayaan. Menjadi orang terpandang yang hidup nyaman dan berkelimpahan. Banyak yang mengaminkan hal itu. Sayangnya, jika kita seksama membaca Alkitab, seharusnya kita menemukan bahwa Alkitab tidak mengajarkan yang seperti itu. 
Benar ada yang diberkati luar biasa secara materi dan hidup terpandang di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang seperti Abraham, Yusuf, Daud, dan Salomo termasuk dalam bilangan orang-orang yang dipercayakan kedudukan dan kelimpahan harta benda. Namun jangan pernah lupa. Ada tokoh-tokoh seperti Nuh, Musa, Elia, Elisa, Yeremia, Yesaya, Yehezkiel, Amos, Petrus, Paulus, bahkan Yesus Kristus sendiri – mereka orang-orang yang menjalani hidup dalam kesederhanaan, kesukaran, penderitaan sampai tidak jarang direndahkan, ditolak, dihujat, dihina dan dianiaya. Oleh karena cara hidup mereka yang berbeda, begitu pula dengan isi pesan maupun cara penyampaian pesan rohani mereka yang terasa asing di telinga umum, acapkali mereka dicap sebagai ‘orang gila’.  Karena keyakinan, komitmen, kesetiaan dan kasih mereka kepada Tuhan, mereka rela dipandang sebagai orang yang tidak normal. Padahal di hadapan Tuhan, mereka manusia-manusia paling normal yang pernah hidup di bumi.
Paulus mengatakan pemberitaan tentang salib merupakan kebodohan dan batu sandungan bagi dunia ini tetapi siapa yang percaya kepada Kristus yang disalibkan dan bangkit beroleh kekuatan dan hikmat Allah sendiri (lihat 1 Korintus 1:23-24). 
Oleh sebab dunia menolak Tuhan dan apa yang berasal dari pada-Nya, tidak mengherankan apabila pengikut Kristus dianggap sebagai orang-orang bodoh. Kita juga akan dianggap sebagai suatu batu sandungan –suatu sumber kesialan dan penderitaan. Tidak heran jika dunia menyebut kita dengan julukan yang kasar dan rendah : ‘orang gila’. 
Namun, tahukah Anda bahwa Tuhan mencari orang-orang yang bersedia dipandang bodoh, tolol, dan gila untuk dipakai-Nya mengubah jalannya sejarah dan mengubah dunia ini? 
Tidak tahukah Anda bahwa melalui orang-orang seperti ini –yaitu orang-orang yang rela melepaskan segala pencarian akan kenyamanan hidup demi mengikuti kehendak Tuhan yang sempurna- Tuhan sedang mengerjakan rencana-Nya dan mewujudkan visi-Nya bagi dunia ini?
Bahwa melalui orang-orang yang dipandang tidak waras karena iman mereka pada Tuha maka sesungguhnya dunia selalu dapat dikondisikan menjadi seturut yang Allah mau?
Dan bukankah melalui orang-orang seperti ini, yang rela taat berapapun harganya untuk melakukan apapun yang Tuhan kehendaki, maka sesungguhnya Tuhan menunjukkan bahwa Dialah yang tetap mengendalikan segala sesuatu di muka bumi ini termasuk atas takdir setiap bangsa di dunia?
Dari tampak luar, dunia diatur dan dikendalikan para pejabat, pembesar, penguasa dan pemerintahan yang memegang otoritas atas masing-masing bangsa. Merekalah orang-orang yang berkuasa di pandangan orang-orang pada umumnya. Tidak demikian di hadapan Kerajaan Sorga dimana Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus berdaulat di sana. Allah kita adalah pemegang otoritas tertinggi di atas semuanya. Dan Ia membagi-bagikan otoritas-Nya itu kepada hamba-hamba-Nya, yang seringkali dipandang remeh dan sebelah mata  oleh dunia ini sebagai agen-agen pengubah sejarah dan peradaban manusia. Dengan otoritas ilahi yang digunakan dalam ketaatan mutlak kepada Tuhan sebagai Raja mereka, maka berkat atau kutuk dilepaskan di muka bumi. Atas keadaan-keadaan. Atas generasi demi generasi. Atas kota-kota dan bangsa-bangsa.
Sama seperti yang dilakukan Yesus, seorang tukang kayu dari desa tak terkenal bernama Nazaret, yang membuat peradaban manusia tidak pernah sama lagi setelah kedatangan, kematian dan kebangkitan-Nya, hal yang sama akan dilakukan para murid-murid-Nya dan utusan-utusan-Nya.
Dunia boleh memandang bahwa yang dilakukan hamba-hamba Tuhan sejati sebagai sesuatu yang lucu, aneh, hina, bodoh, tidak masuk akal, sesat, menyimpang, tidak waras dan seterusnya… tetapi orang-orang yang telah menyerahkan dirinya untuk mengabdi kepada Kristus rela menanggung semuanya itu demi suatu tujuan dan dampak yang lebih besar : melihat terwujudnya rencana besar serta pekerjaan-pekerjaan Tuhan nan dahsyat atas bumi ini. 
Inilah jalan yang seharusnya juga ditempuh setiap orang yang ingin melayani Tuhan. Alih-alih mencari pengakuan, penghormatan, pujian dan sanjungan bahwa apa yang dilakukannya adalah suatu hal yang hebat dan besar bagi Tuhan, setiap orang yang ingin melayani Tuhan dengan cara yang Tuhan kehendaki seharusnya bersiap dan menguatkan hati pelecehan, penghinaan dan penolakan oleh karena pelayanannya itu. 
Apalah artinya cemoohan, ejekan dan hujatan dibandingkan senyum di wajah Tuhan dan perkenan-Nya dalam hidup kita? 
Apalah artinya penerimaan manusia jika kita tahu bahwa Tuhan memandang kita sebagai sahabat-sahabat dan kekasih-kekasih-Nya?
Inilah cara untuk menghasilkan dampak yang tak terbayangkan besarnya selagi kita melayani Sang raja di atas segala raja. Dengan percaya serta taat mengikuti pimpinan dan kehendak Tuhan. Dengan melayani seperti cara yang dikehendaki-Nya. Dengan menjadi ‘orang gila’ di mata dunia oleh karena kesungguhan kita mengikut Kristus. 
Sebelum kita benar-benar siap dan rela disebut sebagai ‘orang gila’ bagi Tuhan, pelayanan kita yang tampak besar dan hebat di hadapan orang, sangat mungkin hanya kecil saja dampak yang dihasilkannya. Sebab apapun yang luar biasa di mata orang namun kita lakukan di luar Dia, tidak berarti apa-apa. “Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5)
Sebab Tuhan berkenan memakai orang-orang yang dianggap gila oleh dunia karena hidup mereka yang melekat sepenuhnya kepada Dia. 
Salam revival
Indonesia Penuh Kemuliaan Tuhan