Arsip Bulanan: Januari 2021

SEGALA JENIS KEPAHITAN DAN SAKIT HATI TIDAK DIBENARKAN OLEH TUHAN

Oleh : Peter B
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.²

Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu
(Efesus 4:31-32)
Ada dua macam sakit hati : 
1) sakit hati karena merasa disakiti, yang berasal dari prasangka serta pikirannya sendiri bahwa dirinya telah disakiti
2) sakit hati karena pada dasarnya benar-benar telah diperlakukan secara tidak adil dan buruk
Ada pribadi yang sangat sensitif (atau yang sedemikian congkaknya) sehingga sedikit  saja sikap tidak menyenangkan yang dialaminya sudah dapat membuatnya sangat sakit hati. 
Ada pula orang yang mungkin telah diperlakukan amat sangat keji namun karena ia terbiasa dengan perlakuan demikian, ia tidak lagi terlalu merasa sakit di hatinya.
Dan ada orang yang tidak pernah membuang sampah-sampah di dalam batinnya sehingga kedua sebab kepahitan di atas memenuhi hatinya dan mengubahnya menjadi seseorang yang dikuasai berbagai emosi negatif yang menghancurkan : kekecewaan, ketidakterimaan, kegeraman,  kegusaran,  sinis, mudah tersinggung dan bangkit amarahnya, dan hatinya dikuasai prasangka serta kebencian.
Apapun asal muasal sakit hati dan kepahitan kita, semuanya tidak boleh ada di hati kita karena itu hanya akan melemahkan dan merusak jiwa bahkan hidup kita sendiri. 
Hati kita bukan tempat disimpan dan dikoleksinya kepahitan dan sakit hati. Hati kita diciptakan sebagai tempat kasih Tuhan dicurahkan hingga penuh di sana. Dari hati kita yang telah dipenuhi kasih Tuhan itu, kita kemudian dipanggil dan dimampukan menyalurkan dan menyebarkan kasih kepada orang lain sehingga mereka mengetahui dan merasakan Tuhan itu ada serta masih bekerja di dalam hati manusia dan di antara manusia.
Melalui kita yang mengenal serta telah mengalami cinta tertinggi itu, Tuhan ingin dunia mengenal kasih-Nya sehingga mereka ditarik untum datang dan menerima kasih yang tidak mereka dapatkan dari manapun selain dari Tuhan sendiri. 
Salam revival

JALAN (THE PATH) – BAGIAN 1

Oleh : Rick Joyner
(Diterjemahkan dari buku “The Path: Fire on the Mountain”)

BAB SATU
SUARA

 Aku berpikir setiap langkah akan menjadi yang terakhir. Rasa lapar, haus, dan kelelahan semua digabungkan ke dalam krisis terbesar yang pernah kualami. Kematian pastilah sudah sangat dekat. Kabut itu sangat tebal sehingga aku hanya bisa melihat beberapa meter saja di depanku, dan tampaknya keadaan itu serupa dengan kondisi  mentalku. Dulu aku bertekad untuk tidak berhenti selama aku masih sadar, tetapi aku tahu itu tidak mungkin aku lakukan lebih lama lagi.
 Aku berjalan dengan susah payah melalui hutan lebat di sebuah jalan yang sempit.  Mataku terbakar.  Pakaianku telah robek-robek berjuntai-juntai sedemikian parahnya sehingga hampir tak memberikan perlindungan terhadap duri-duri dan dahan-dahan tajam yang menusukku berulangkali. Aku telah pergi jauh melampaui titik di mana aku pikir aku tidak bisa melangkah lebih jauh lagi dan setiap langkah terasa seperti suatu siksaan.  Kematian kemudian menjadi suatu keinginan.  Meski begitu, seandainya aku mati aku pun tidak ingin disebabkan karena aku menyerah.  Aku tahu bahwa jika aku berhenti, aku tidak akan dapat memulai lagi, jadi aku berusaha keras melangkah meskipun terasa sangat menyiksa.
Aku berpikir mengapa aku memasuki hutan belantara ini. Aku telah ditunjukkan bahwa ada suatu tujuan yang besar, sebelum aku di tempat ini. Sekarang seluruh tujuanku adalah mati sambil berusaha terus maju. Ini setidaknya akan menjadi ukuran kemenangan melawan hutan belantara ini yang sekarang tampaknya pasti segera menjadi malapetaka.
 
Tepat ketika aku yakin langkah aku selanjutnya akan menjadi yang terakhir, aku melihat kilauan samar di balik kabut di depan. Aku pikir aku pasti sedang berimajinasi dan pastilah pikiranku sedang mempermainkanku, tetapi aku  mengumpulkan semua tekad sampai-sampai aku harus tersandung jatuh ke depan beberapa meter kemudian.  Aku melihat sinar itu lagi. Itu tak mungkin terlalu jauh, jadi aku bertekad untuk mencapainya, apa pun itu.
Aku akhirnya keluar dari dalam hutan itu dan berdiri di depan sebuah danau kecil.  Itu merupakan air yang paling indah yang pernah kulihat, bukan hanya karena aku sangat haus, tetapi itu seperti pemandangan yang luar biasa yang berasal dari surga.  Airnya berwarna biru tua yang berkilau dari dalam. Bebatuan besar dan pepohonan sepertinya telah diatur mengelilinginya untuk suatu pemandangan yang indah. Terlihat sangat alami namun juga tampak dibentuk secara sengaja. 
Aku mencoba untuk berlutut, tetapi aku jatuh tertelungkup di tepi air.  Meskipun sangatlah haus aku seperti hanya menatapnya untuk beberapa lama. Airnya tampak hidup terkena cahaya. Kemudian terpikir oleh aku bahwa itu pasti semacam kolam radioaktif. Yang bisa membunuhku jika meminumnya.
“Memangnya kenapa?!” aku pikir.  “Aku toh akan mati walaupun tidak meminumnya, jadi sebaiknya aku mencobanya.” Meski begitu tetap saja, aku dengan hati-hati mencelupkan ujung jariku ke dalam air dan menyentuhkannya ke lidahku.  Terasa aneh dan rasanya pun demikian. Air itu mengandung semacam energi, tapi juga terasa manis. Aku merasa mendapatkan energi dan minum lebih banyak lagi. Semakin banyak aku minum, aku merasa semakin kuat. Aku terus minum sampai aku merasa lebih kuat daripada yang pernah kurasakan dalam hidupku. Seolah-olah setiap sel di tubuhku sedang dibangunkan.  Beberapa saat sebelumnya aku merasa lebih buruk daripada sebelumnya, tapi sekarang aku merasa lebih baik dari keadaan yang pernah aku rasakan. Aku pergi dari neraka ke surga; dari berada di ambang kematian menjadi lebih hidup dari yang pernah aku alami. Aku sangat kagum.
Aku mulai melihat sekeliling. Mataku menjadi cerah sehingga aku bisa melihat menembus kabut. Air itu tidak hanya memuaskan dahagaku, tapi juga rasa laparku.  
“Air macam apa ini?,” pikirku.  Kemudian aku mulai berpikir bahwa air itu telah menjadi suatu radioaktif dan telah melakukan sesuatu yang aneh bagiku secara fisik. Aku menganggap bahwa itu mungkin akan segera membunuhku, tetapi mungkin saja akan menjadi suatu cara yang luar biasa untuk mati! Aku merasa sangat baik sehingga sulit untuk bersikap negatif tentang apa pun. Kejernihan mental yang kurasakan sama menyegarkannya dengan energi yang aku rasakan mengalir melalui tubuhku. Aku tidak pernah mengingat pernah mengalami keadaan yang sedemikian baik atau setajam itu. Saat aku melihat sekeliling, aku seperti menangkap setiap detail dengan cepat. Aku melihat hal-hal yang tidak akan pernah aku sadari sebelumnya bahkan jika aku telah mengamatinya dalam waktu lama. Pikiranku bergerak dengan sangat cepat, tetapi dengan keteraturan dan ketepatan.  Aku berpikir bahwa jika aku memiliki air ini saat melewati hutan belantara, itu akan menjadi perjalanan yang paling menyenangkan, bukan jalan kematian seperti yang terjadi sebelumnya. 
Aku terkejut melihat seorang pria berdiri begitu dekat sehingga aku tidak percaya aku tidak melihatnya mendekat, terutama dengan kemampuanku yang bisa melihat dan menerima begitu banyak.
 “Siapa engkau?”  aku bertanya.  “Apakah air ini milikmu?”
 “Air ini milik siapa saja yang mau meminumnya,” jawabnya.
 “Apakah engkau seorang malaikat?” tanyaku.
 “Bukan. Aku manusia sepertimu,” jawabnya.  Dia menatapku sejenak dan kemudian melanjutkan, “Aliran yang mengaliri kolam ini sangat dekat denganmu di belantara yang baru saja kaulewati. Kau bisa menyegarkan diri dengannya kapan saja. ”
 “Aku tidak melihat aliran apapun di alam liar itu,” protesku.
 “Kau tidak melihatnya karena engkau tidak mencarinya,” jawabnya tanpa perasaan.
Itu adalah pemikiran yang mengejutkan. Jika aku bisa mendapatkan air ini sewaktu melewati hutan belantara tadi aku pasti akan berlari dan meminumnya sambil menyanyikan pujian kepada Tuhan alih-alih menderita siksaan yang aku alami tadi!
 “Aku tidak diberitahu apa-apa tentang air di alam liar ini,” jawab aku.
“Bahkan murid-murid yang paling muda diajari di mana ia dapat menemukan air ini dan bagaimana cara meminumnya setiap hari.  Apakah tidak ada lagi pemuridan?  Apakah engkau tidak memiliki mentor untuk mengajarimu akan hal ini? ”  dia berkata.
 “Tidak.  Aku tidak memiliki mentor.  Dan tidak banyak lagi pemuridan yang tersisa, ”jawabku.
Orang itu menundukkan kepalanya seolah sangat berduka. Akhirnya dia melanjutkan, “Daya tahanmu sangat mengesankan. Ini akan membantumu dengan baik dalam perjalanan ini, tetapi kau harus menyimpan daya tahanmu untuk pertempuran yang akan terjadi. Belantara ini memang dimaksudkan sebagai sesuatu yang sukar, tetapi tidak sesukar itu, sebagaimana Kau berhasil melaluinya. Air hidup tersedia untuk pendatang kapan saja dan di mana saja, jika kau tetap tinggal jalan yang benar. Ketika engkau berada di jalan yang benar, air itu akan selalu dekat denganmu, jadi temukanlah air itu, minumlah sering-sering, dan jangan pernah jauh darinya. Ini adalah salah satu pelajaran paling dasar yang harus kaupelajari yang berguna bagi tempat yang sedang kautuju dan pada apa merupakan panggilanmu untuk melakukannya.”
 “Aku pikir engkau tidak harus mengatakan itu lagi kepadaku,” jawabku, “tetapi bagaimana engkau tahu ke mana aku pergi dan apa yang harus aku lakukan?”
 “Aku telah menunggumu dan yang lainnya. Aku di sini untuk membantumu. Belum banyak yang datang di sini belakangan ini. Ini pasti hasil dari tidak banyaknya pemuridan yang ada. Apakah tidak ada bapa-bapa rohani yang tersisa?”
 “Bapa dan ibu rohani jarang ada pada saat-saat ini,” kataku.  
“Aku pikir, secara umum, para pemimpin telah memberikan diri mereka demi membangun organisasi-organisasi lebih daripada membangun orang. Kami sungguh memiliki beberapa pelayanan dan organisasi besar yang terus dikembangkan, tetapi orang-orang kudus yang luar biasa menjadi langka.”
 “Bagaimana denganmu?”  dia bertanya.
 “Aku sama bersalahnya dengan orang lain. Aku bukan bapa rohani atau mentor yang baik. Aku juga telah menghabiskan lebih banyak waktu membangun organisasi daripada membangun orang, ” jawabku.
 “Apakah engkau akan melakukannya secara berbeda jika engkau mendapat kesempatan lagi?” tanya orang itu sambil menatapku seolah-olah ini adalah pertanyaan terpenting yang bisa dia tanyakan.
 
“Aku ingin mencoba,” jawab aku.  “Aku selalu canggung dalam hubungan, tapi aku tahu betapa pentingnya itu.  Aku hanya belum berbuat banyak tentang itu.”
 “Kau benar,” jawab orang itu. “Dunia sedang mengalami pengumpulan orang-orang percaya baru yang terbesar dalam sejarah di masamu, tetapi sangat sedikit yang menemukan jalan ini. Jika mereka tidak datang di sini mereka tidak akan siap untuk apa yang akan terjadi di bumi. Jika mereka tidak siap, mereka akan hilang.”
 “Apa yang akan terjadi di waktu mendatang?” aku bertanya.
 “Apakah kau tidak tahu kemana engkau akan pergi?”
 “Aku tahu aku akan pergi ke gunung, tetapi engkau berbicara tentang sesuatu yang akan datang. Apa yang akan terjadi?”.
 “Aku tahu engkau pernah ke gunung dan bahwa engkau telah bertempur di sana, tapi apa yang akan datang adalah pertempuran terbesar yang pernah ada di bumi. Ini adalah pertempuran terakhir. Kami di sini untuk mempersiapkanmu bagi tujuanmu, untuk menyelesaikan apa yang kurang dalam pelatihanmu, yang sangat jauh dari yang aku harapkan.  Kita harus mulai.  Aku telah membawakanmu ini, ” katanya, sambil mengangkat satu set pakaian baru yang dia taruh di cabang pohon terdekat.
Aku melihat pakaian itu dan kembali padanya, tapi dia sudah pergi. Aku yakin dia tidak bisa bergerak cukup cepat untuk melampaui penglihatanku secepat itu, namun aku tidak bisa melihatnya.  Aku pikir dia  pasti seorang malaikat saat aku menoleh untuk melihat pakaian itu. 
 Pakaiannya terbuat dari bahan yang sangat tipis dan ringan sehingga sepertinya tidak memiliki bobot. Aku pikir perlengkapan itu akan terlalu rapuh untuk dipakai. Aku mencoba membuat sobekan kecil pada tunik itu mengujinya, tetapi sekeras yang aku coba aku tidak bisa merobeknya.  Aku kemudian mencoba membuat lubang kecil di dalamnya dengan tongkat tajam, tetapi sekeras yang aku coba aku bahkan tidak bisa membuat tanda di atasnya.
 
 Aku melepas kain compang campingku, mencucinya di genangan air, dan mengenakan pakaian baru. Ada sepatu bot, jubah, dan topi, semuanya terbuat dari bahan yang sama, dan semuanya pas. Kemudian aku mendengar suara pria yang baru saja bersamaku datang dari hutan.  Aku tidak bisa  melihat siapa pun dari arah suara itu berasal.
 “Semua itu lebih dari sekedar pakaian.  Itu adalah bagian dari perlengkapan perangmu.  Kau akan membutuhkannya untuk pergi ke mana engkau pergi sekarang.”
 “Kemana aku akan pergi sekarang?”  Aku bertanya.
 “Kamu akan pergi ke rumahmu.”
(Bersambung ke bagian 2)
SERI THE PATH: FIRE ON THE MOUNTAIN BY RICK JOYNER

JANGAN (PERNAH) KUATIR!

Oleh : Peter B, MA
25 Januari 2021
Masa-masa setahun terakhir dan masih berlanjut di tahun 2021 ini merupakan masa-masa sulit bagi peradaban manusia di seluruh dunia. Ini disebabkan karena pandemi. Wabah penyakit baru yang belum ada obatnya : Covid-19.  
Meskipun yang diserang adalah masalah kesehatan namun penanggulangannya lah yang berdampak serius terhadap setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu yang paling terpukul adalah bidang ekonomi atau dunia bisnis. Krisis keuangan pun terjadi di dunia. Bukan karena tidak ada pekerjaan atau penghasilan, tapi karena semua kegiatan dibatasi sehingga sulit mencari nafkah seperti keadaan sebelum pandemi.  Banyak yang akhirnya tidak hanya harus mengubah pola kehidupannya, mereka juga harus mengubah cara hidup karena tidak sedikit yang kehilangan pekerjaan dan merosot pendapatannya. Wabah 2020 telah menjadi krisis multidimensi dan mengubah wajah dunia.
Bagi jiwa manusia, keadaan-keadaan yang sulit menjadikan jiwa mereka tertekan.  Kekuatiran, kecemasan, ketakutan, kepanikan perlahan namun pasti menyusup masuk dalam hati. Cepat atau lambat, makin banyak orang yang merasa tertekan, mengalai stress bahkan depresi. Di tengah-tengah kebutuhan hidup yang terus mendesak sedangkan pendapatan tak lagi seimbang dengan pengeluaran, semakin banyak yang kemudian yang mulai dihinggapi keputusasaan. 
Bagaimana anak-anak Tuhan harus menghadapi hal ini?
Bagaimana kita dapat bertahan melalui masa-masa ini bahkan berkemenangan selama masa-masa ini sehingga bersinar lebih terang daripada sebelumnya?

Bagaimana mengatasi segala kekuatiran saat menghadapi kebutuhan hidup di tengah-tengah pandemi, bencana alam dan keadaan yang digambarkan Tuhan sebagai perjalanan yang sangat gelap sepanjang tahun 2021 ini?
Kebenaran Tentang Kekuatiran
Terkait kekuatiran, kita memiliki pesan firman dari Tuhan sendiri. Pesan yang sangat tegas, jelas dan tanpa keraguan sedikitpun. 
Kita harus kembali pada ajaran Yesus, yang menyampaikan kebenaran tentang kekuatiran, yang mampu membebaskan, menolong dan memenangkan kita menghadapi segala tantangan kehidupan khususnya di masa-masa seperti sekarang ini. 
Bagi saya, perkataan dan ajaran Kristus dalam Matius 6:25-33 adalah salah satu ajaran paling indah dan paling memukau dalam kehidupan saya.  Salah satu ayat di dalamnya (yaitu Matius 6:33) telah menjadi salah satu ayat pegangan dalam hidup saya sejak menyerahkan hati dan diri pada Tuhan 28 tahun yang lalu hingga hidup melayani Tuhan sepenuhnya sekarang ini.
 
Mari kita pelajari bersama-sama : 
Yesus berkata dengan TEGAS supaya JANGAN PERNAH KITA MENJADI KUATIR AKAN HIDUP KITA. 
Tiga kali banyaknya dalam satu bagian itu saja, Yesus mengajar dan memerintahkan kita supaya tidak kuatir akan hidup kita yaitu di ayat 25, 31 dan 34.  Tiga kali berarti penegasan yang kuat. Simbol kehendak Tuhan yang sempurna. Yang harus kita perhatikan dan lakukan sungguh-sungguh dalam hidup kita.
Pengajaran Yesus ini telah sering menjadi bahan khotbah sepanjang zaman di mimbar-mimbar kita. Saya hanya akan mengulanginya sepintas saja untuk kemudian membawanya pada pengertian utama akan maksud Tuhan.  
Dari yang Yesus katakan tentang kekuatiran, setidaknya ada 4 ALASAN mengapa kita dilarang kuatir oleh Tuhan : 
1> karena kita masih diberikan kehidupan oleh Tuhan (ayat 25)
“Hidup itu lebih penting dari makanan dan pakaian!”
Ini bermakna bahwa jika Tuhan memberikan kehidupan bagi kita maka kita semestinya masih dapat melakukan sesuatu dari kehidupan yang Tuhan berikan itu dan bahwa dari kehidupan yang Tuhan berikan itu, kita harus mengisinya dengan bekerja dan berkarya ketimbang mengisinya dengan kemurungan, dalam keluh kesah karena ketakutan dan kekuatiran menjalani hidup
2> karena kita lebih berharga dari ciptaan Tuhan lain yang lebih kurang mulia sehingga jika yang kurang mulia itu dipelihara dan dicukupi, maka Tuhan pun pasti lebih memperhatikan kita (ayat 26, 28-30)
 
“Burung di udara, bunga indah dan rumput biasa di ladang dicukupi makanan dan diberi tampilan keindahan, betapa kita yang jauh lebih berharga dari semuanya itu pasti akan diperhatikan dan dijaga oleh Tuhan?”
Flora dan fauna hidup tanpa kekuatiran, dan mereka dipelihara Tuhan,  Maka kita pun seharusnya demikian. 
Bisa jadi, kekuatiran dalam hidup kitalah yang justru menghalangi kita menerima berkat pemeliharaan Tuhan atas hidup kita!
3> Kekuatiran itu tidak ada manfaatnya, tidak membawa keuntungan apapun, bahkan berpotensi membawa kesusahan yang semakin besar di sepanjang hari-hari yang kita jalani di dunia (ayat 27, 34)
“Kekuatiran tidak menambah umur kita. Hanya menambahkan beban atas kesulitan yang sudah kita hadapi setiap hari, yang bahkan bisa berdampak memperpendek umur kita”
Dalam batas yang wajar, kita memerlukan semacam rasa kuatir yang sehat supaya berhati-hati dalam melangkah dan mengambil keputusan. Tapi kekuatiran dengan dosis yang berlebihan akan melumpuhkan kita, Membuat kita sibuk memikirkan hal-hal yang tidak berguna, yang bahkan melemahkan semangat dan mental kita menghadapi tantangan kehidupan. Itu hanya membuat iman kita tertekan dan mati sehingga pertolongan dan kuasa Tuhan yang seharusnya kita terima melalui iman tak dapat kita terima.
4> Kekuatiran adalah tanda seseorang TIDAK MENGENAL ALLAH
Orang yang kuatir pada dasarnya tidak tahu dan tidak memahani bahwa Allah yang kita sembah adalah Pribadi serupa bapa atau orang tua yang tahu keperluan anak-anak-Nya dan yang pasti akan mencukupi semua kebutuhan anak-anak-Nya (ayat 32)
“Semua kebutuhan hidup itu, dikejar oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, tetapi Bapamu yang di sorga tahu kamu memerlukan semuanya itu!”
Sama seperti setiap orang tua, bahkan sebelum anaknya meminta kebutuhan sehari-hari kepadanya, mereka telah mengusahakan serta menyediakan semuanya bagi anak-anak mereka, demikian lebih lagi BAPA DI SORGA, BAPA YANG SEMPURNA ITU TAHU KITA, ANAK-ANAKNYA MEMERLUKAN KEBUTUHAN HIDUP SETIAP HARINYA.
Mereka yang kuatir adalah mereka yang hidup dengan kekuatan mereka sendiri. Sangkanya, mereka sendiri saja yang mampu mencukupi kebutuhan mereka dan kesanggupan mereka lah yang akan memelihara hidup mereka. 
Faktanya, menambah nafas kita lima menit saja kita tidak memiliki kuasa. Kita semua hidup karena kasih karunia Tuhan. Seandainya saja Tuhan mengambil kesehatan kita barang beberapa jam, sudah tentu kita tidak akan mampu melakukan apa-apa. Dialah sumber segala kebutuhan dan keberadaan kita. Kepada Dia saja kita perlu datang dan meminta setiap kebutuhan kita. 
Sama seperti seorang anak yang tidak malu atau segan datang kepada orang tuanya ketika meminta kebutuhan sehari-hari, uang sekolah, biaya ini dan itu termasuk akan  keinginan-keinginannya, KITA YANG YAKIN BAHWA KITA ADALAH ANAK-ANAK TUHAN DAPAT DATANG DENGAN PENUH KEBERANIAN PADA BAPA KITA DI SORGA, UNTUK MENERIMA SEGALA YANG KITA PERLUKAN SETIAP HARINYA. Kita hanya perlu berdoa, memohon dan percaya bahwa Bapa kita tahu kita memerlukan semua itu dan akan memberikannya kepada kita sesuai janji-Nya.
Jadi, mengapa kita masih kuatir, meskipun kita telah diberitahu bahwa kita adalah anak-anak Bapa di sorga yang baik dan tahu memelihara anak-anak-Nya?
Kita tetap tinggal dalam kekuatiran  karena banyak sebab : 
Ada yang karena terlalu berfokus pada masalah. Ada pula yang  kepribadiannya mudah mencemaskan segala sesuatu. Ada yang karena mengalami kesulitan  menyesuaikan dengan kondisi-kondisi baru yang banyak perubahan. Ada pula yang memang benar-benar dalam kondisi amat terdesak hingga dikuasai kepanikan. 
Apapun itu, semuanya disebabkan karena kita KURANG PERCAYA KEPADA BAPA KITA DI SORGA. 
Dan kita kurang atau tidak percaya KARENA KITA TIDAK MENGENAL SERTA TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN DIA. 
Kita tahu banyak hal yang lain, tapi kita tidak mengenal siapa Dia, apa yang dapat dilakukan-Nya dan  bagaimana Dia akan menolong kita.  Kita telah terbiasa hidup jauh darinya dan mengisi pikiran, hati dan hidup kita dengan pengenalan akan hal-hal yang lain, hal-hal  duniawi, yang semula kita pikir dapat kita andalkan menghadapi berbagai krisis yang mungkin terjadi. 
Kita telah lupa mengembangkan suatu gaya hidup MENCARI DAHULU KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARAN-NYA.
Kita telah cukup lama mengabaikan hubungan kita dengan Tuhan sehingga ketika keadaan menjadi sulit, KITA TIDAK TERBIASA MENGANDALKAN TUHAN DAN DENGAN PENUH KEYAKINAN PERCAYA BAHWA DIA AKAN MENOLONG KITA MELALUI CARA APAPUN JUGA!
Meskipun demikian, masih belum terlambat.
Justru sekaranglah saat yang tepat melepaskan kekuatiran serta belajar percaya sepenuh-penuhnya kepada Tuhan. Tidak ada masa yang lebih baik untuk melihat betapa beruntungnya mengandalkan Tuhan seperti saat mengalami masa-masa sukar dalam kehidupan.
Ketenangan dan ketenteraman di hati serta hidup kita tidak boleh disandarkan kepada pekerjaan atau profesi kita, kepada pendapatan atau profit bisnis kita, kepada kondisi ekonomi yang stabil, pada seberapa banyak tabungan atau simpanan keuangan kita maupun  situasi-situasi kondusif lain di luar diri kita. 
Hati kita tenang dan bebas dari rasa takut karena kita merasakan kehadiran  serta penyertaan Bapa di sorga, oleh karena ada iman yang tidak goyah kepada janji-Nya.
Kita harus hidup dengan iman, melampaui segala ciptaan yang lain, yang nyatanya secara naluri menyerahkan diri serta mempercayakan penghidupannya pada Sang Pencipta mereka. 
Dalam ketenangan, keteduhan pemeliharaan damai sejahtera sorga yang melampaui segala akal, kita akan dapat melihat keadaan lebih jelas, menyaksikan Dia hadir dan tangan-Nya berkarya menjaga hidup kita. Kitapun akan dimampukan menerima hikmat serta petunjuk Tuhan dalam melangkah di jalan kemenangan mengatasi situasi sukar sekarang ini. Dia akan menunjukkan jalan bahkan AKAN MEMBUAT JALAN SAAT TAMPAKNYA TIADA JALAN. 
Janji-Nya saja yang harus kita pegang, yang oleh-Nya kita akan menjadi tenang dan tenteram. Ingatlah selalu. Janji-Nya tetap berlaku dalam segala keadaan dan musim. Di musim kelimpahan atau musim kering. Di masa kemudahan atau di kala bencana terjadi. Ketika kekuatan dan kesehatan terjaga atau di musim wabah. Janji pemeliharaan-Nya tetap berlaku. Seperti perintah-Nya pun tidak berubah. “Jangan kamu kuatir, Aku Bapamu yang memelihara kamu!”
Datang dan minta.
Minta dengan percaya. 
Percaya tanpa bimbang dan ragu.
Hikmat-Nya akan menuntun Anda.
Anda akan melihat pintu-pintu pertolongan, terobosan dan kemenangan terbuka -saat Anda memilih untuk mencari dan mengutamakan Dia lebih dari segala perkara. 
Dalam kebebasan  dari rasa takut dan kuatir, dalam iman yang teguh dan pengharapan yang tidak goyah, ada mujizat disediakan bagi Anda dan saya.
“Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” 
(Yesaya 30:15)
Membaca dan merenungkan janji Tuhan, masihkah Anda akan memegang erat kekuatiran Anda?
Salam revival
Kemuliaan Tuhan memenuhi Indonesia.

BELAJAR DAN BERTUMBUH BERSAMA DI GRUP TELEGRAM KAMI REVIVAL COMMUNITY

Oleh admin group Telegram
Shalom,
Bagi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang ingin belajar dan bertumbuh bersama-sama dengan kami bisa bergabung dalam group TELEGRAM (untuk group whatsapp akan dihapus) dengan mengikuti TATA TERTIB GROUP TELEGRAM sebagai berikut:
1. Bersedia memberikan nama, tanggal lahir, kota, nama akun facebook (tanpa alamat lengkap maupun data lainnya) untuk verifikasi bagi admin.
2. Berkomitmen belajar bersama-sama untuk mencari dan hidup dalam kehendak Tuhan.
3. Grup kami (Disciples of Christ) adalah grup untuk diskusi. Bahan untuk diskusi bisa pengalaman atau pergumulan pribadi, renungan, kondisi terkini bangsa dan gereja, ayat Firman Tuhan, dsb. Terutama adalah terkait dengan petunjuk² praktis hidup sehari² dalam hubungan dan pergaulan dengan Tuhan.
4. Diharapkan ikut ambil bagian dalam diskusi dan berbagi pandangan atau setidaknya menanggapi diskusi yg ada untuk saling melengkapi hingga menemukan sudut pandang yg baru, wawasan yg lebih luas dan terutama sebagai bahan menguji dan menimbang untuk menemukan sudut pandang yg paling sesuai dengan hati dan pikiran Tuhan.
 
5. Bagi pertanyaan yang umum sifatnya dan rekan yang bertanya tidak keberatan untuk dibahas di grup, maka kami akan menanggapinya melalui grup. Namun jika sifatnya pribadi, maka kami akan menawarkan grup tersendiri yang sifatnya sementara untuk membahas secara lebih mendalam dan membimbing rekan yang bertanya tersebut pada kejelasan kehendak Tuhan.
6. Mau berpartisipasi membagikan informasi-informasi penting dari group untuk dibagikan secara luas ke group-group lainnya.
7. Tidak diperkenankan berjualan dan memposting iklan, menggunakan kata-kata kasar, kotor, merendahkan orang lain, segala hal yang bermuatan pornografi serta sadis di group.
8. Penyampaian ucapan ultah anggota akan disampaikan di group oleh admin, sedangkan anggota yang lain boleh menyampaikan secara pribadi ke kontak yang bersangkutan.
9. Bagi rekan-rekan yang mengalami trouble di Telegram atau hendak meninggalkan group wajib menyampaikan lebih dahulu kepada admin group.
10. Terkait posting artikel, gambar, info, video dsb hanya diperkenankan jika berhubungan dengan pembahasan yang diadakan di grup. 
Bagi yang berminat dapat menghubungi no telp yang terbaru dari kami,
0895414660501 atau 081233543250 atau 089611589699
Dengan menyertakan nama, tanggal lahir, kota dan nama akun facebook. Semua data Anda hanya untuk membuat sesama anggota group saling mengenal.
Terima kasih atas kerjasama, kepercayaan dan perhatiannya. Tuhan memberkati
Salam doa dan kasih 
Admin group Telegram

LEMBAH KEPUTUSAN

Oleh : Rick Joyner
Diterjemahkan secara bebas dari 
          Dunia sedang dibawa ke “Lembah Keputusan” di mana semua harus memilih antara terang dan gelap, baik dan jahat, kebenaran dan kebohongan.  Kita berada di masa yang memisahkan gandum dari sekam, dan bangsa-bangsa seperti domba atau kambing.
          Bukan hanya AS yang menuju perang saudara.  Semua garis patahan sosial dalam peradaban mengalami getaran, dan kita akan melihat adanya peningkatan perpecahan melalui gempa sosial ini.  Pada saat yang sama persatuan terbesar akan terjadi di antara pengikut sejati Tuhan. Peristiwa paling mulia di bumi yang sekarang sedang terjadi adalah mempelai Kristus mulai mempersiapkan dirinya untuk Dia.  Inilah sebabnya mengapa kita dijanjikan bahwa kemuliaan rumah Tuhan yang terakhir akan lebih besar daripada yang sebelumnya.
          Saat kita melangkah lebih jauh ke masa-masa ini, konsekuensi dari keputusan kita, atau kegagalan untuk membuat keputusan, juga akan meningkat. Keputusan Anda untuk mengikut Tuhan dengan segenap hati Anda, dan menetapkan pendirian Anda untuk kebenaran serta untuk melawan kejahatan, dapat mengubah gelombang pertempuran bagi jiwa kota atau negara Anda.  Semua yang hidup di zaman ini pada akhirnya akan menjadi pahlawan atau penjahat.  Segera tidak ada yang bisa duduk di pinggir lapangan (menjadi penonton saja).
          Keputusan yang kita buat hari ini dapat menentukan apakah kita cukup mampu untuk membuat keputusan yang tepat di kemudian hari.  Saat kita mendekati akhir zaman ini, seberapa pentingnya setiap keputusan dan setiap tindakan akan diperbesar dampaknya.  Artinya apa yang menghasilkan buah yang baik akan menghasilkan lebih banyak, dan apa yang menghasilkan buah yang tidak baik juga akan menghasilkan lebih banyak.
          Semua hal di atas adalah hal yang saya tulis yang membuka pesan di minggu terakhir 2019 dan yang pertama untuk tahun 2020. Saya memulai tahun ini dengan pesan itu lagi karena sekarang ini lebih tepat lagi daripada sebelumnya.  Tahun 2020 menjadi salah satu tahun yang paling menantang, aneh, tetapi mulia di hidup kita, dan dalam beberapa hal, mungkin yang termasuk paling dahsyat di sepanjang masa.  Pelajaran yang kita pelajari darinya akan membantu kita melewati tahun 2021 dan seterusnya.
 Kita akan mulai dengan memeriksa tiga pelajaran terpenting tahun 2020.
 1. Kita harus melakukan lebih dari sekadar mencari Tuhan untuk bimbingan — kita harus mengenal Dia sebagai Penuntun kita.  Ada perbedaan besar antara mengikuti petunjuk dan mengikuti Tuhan.  Kita harus mencari Tuhan, bukan hanya sekedar mencari jawaban atas masalah kita.
 
2. Pemerintah bukanlah Tuhan, dan sains tidak sempurna, tetapi kita telah diberikan kerajaan yang tidak dapat digoyahkan.  Untuk membangun di atas kerajaan itu kita harus mencarinya terlebih dahulu, sebagai yang pertama bukan yang kedua, yaitu di belakang hal-hal yang sementara dalam kehidupan ini, dan bahkan pemerintahan sipil negara kita bersifat sementara.  Sang Raja dan kerajaan-Nya harus menjadi yang pertama di hati kita dan menjadi pengabdian kita di atas segalanya.
 3. Mengetahui Kitab Suci dan bahkan nubuatan secara akurat tidak sama dengan mengenal Tuhan, menaati-Nya, dan tinggal di dalam Dia.  Mengabdikan diri untuk mengenal Kitab Suci dan doktrin yang sehat adalah penting, tetapi hidup kekal adalah mengenal Tuhan, bukan hanya mengetahui fakta tentang Dia.
          Tahun 2020 dirancang khusus untuk membantu kita mengenal Tuhan.  Selama beberapa dekade seorang teman profetik, Bob Jones, memberi tahu kami bahwa tahun 2020 akan memulai dekade yang disebut “memasuki istirahat Tuhan.”  Ketika saya mencari kata untuk tahun 2020, saya diberi Mazmur 23: 2, “Dia membaringkan aku…” 
Covid-19 digunakan untuk melakukan itu hampir di seluruh dunia.  Apa yang dimaksudkan musuh untuk kejahatan berubah menjadi kebaikan bagi mereka yang mengabdi pada Tuhan.  Kita dipaksa untuk menghentikan rutinitas normal dan istirahat, menyebabkan banyak orang menemukan Tuhan lagi sebagai cinta pertama dalam hidup mereka.
          Banyak yang memanfaatkan waktu ini dengan baik, membuat prioritas mereka menjadi benar dan semakin dekat dengan Tuhan.  Kehidupan spiritual hampir setiap orang Kristen yang saya kenal meningkat.  Itu mungkin kebangkitan paling aneh dalam sejarah.  Ketika tidak ada pertemuan besar, kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan, keluarga kita, dan dalam kelompok sel kecil tempat kita berkumpul.
          Karena manusia diciptakan pada akhir hari keenam, maka hari pertamanya adalah hari ketujuh dalam penciptaan Tuhan, hari dimana Dia beristirahat.  Jadi, sejak awal kehidupan manusia, agar ia dapat bersekutu dengan Tuhan, ia harus masuk ke dalam perhentian-Nya.  Perhentian dalam Tuhan ditemukan dengan mempercayai-Nya.  Adam pasti tidak melakukan ini dengan sangat baik atau dia tidak akan begitu cepat meragukan-Nya ketika dicobai.
          Kita, juga, harus melakukan ini dengan baik — percaya kepada-Nya — untuk melewati waktu yang akan datang tanpa terjatuh.  Hal positif dari ini adalah bahwa kepercayaan yang tumbuh dari mereka yang menjaga pengejaran Tuhan dan kerajaan-Nya terlebih dahulu dalam hidup mereka akan menghasilkan kemuliaan yang lebih besar dan mendemonstrasikan kerajaan-Nya sebagai otoritas atas setiap kekuatan lain di bumi.
          Dalam Kitab Ibrani, memasuki peristirahatan Tuhan disamakan dengan memasuki Tanah Perjanjian (baca bab 3 dan 4).  Kita akan melihat kembali tahun 2020 sebagai tahun dimana kita mulai memasuki Tanah Perjanjian kita.  Mungkin itu tahun yang paling menantang dalam hal-hal duniawi, tetapi itu adalah tahun untuk menempatkan kita di Sungai Jordan dan mempersiapkan kita untuk menyeberang.
          Kita mungkin tidak menyukainya, tetapi merupakan anugrah Tuhan untuk memangkas hal-hal dari hidup kita yang tidak menghasilkan buah yang kekal atau abadi.  Bagi yang telah merangkul dan menyandarkan iman mereka kepada Tuhan, buah sejati dan abadi akan segera menjadi milik Anda.