Arsip Bulanan: Juli 2021

CUPLIKAN TANYA JAWAB TERKAIT MENGHADAPI KETAKUTAN

CUPLIKAN JAWABAN PETER B DALAM DISKUSI DI GROUP TELEGRAM :
Pertanyaan : 
bagaimana kita bisa mengatasi ketakutan dan mempunyai harapan dalam Tuhan?
Daud berkata, Dalam Mazmur 56:4-5, “Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu” 
Artinya ketakutan kita dapat menjadi pendorong, pemicu, dan batu pijakan untuk iman kita bertambah besar dan mendalam pada Tuhan. 
Ketika ketakutan sedemikian besar dan kita merasa tidak ada pertolongan, Tuhanlah penolong kita satu²nya yang masih dan selalu bisa diandalkan.
Dan iman percaya kita pada Tuhan itu bukan sesuatu yang buta atau tak berdasar. Jika kita benar² percaya dan telah berjalan bersama-sama dengan Tuhan, iman kita terus dibangun, bertumbuh, diteguhkan, dimantapkan dan ditingkatkan hari demi hari melalui peristiwa demi peristiwa yang kita lalui bersama dengan Tuhan dan dalam pertolongan Tuhan. 
Minimal, kita dapat memandang pada salib Kristus yang telah menjadi jawaban tuntas akan setiap dosa dan akibat dosa manusia itu. Dalam salib Kristus ada perjanjian kita dengan Allah bahwa Allah akan mendamaikan manusia dengan Dia mengubahkan hidup mereka jika mereka mau percaya. Jadi jika hidup kita telah dijamah, dipulihkan dan. Diubah menjadi baru maka Tuhan berhasil bekerja dalam kita dan sama seperti Tuhan telah bekerja dalam kita, Ia pun masih sanggup bekerja dalam diri orang² lainnya. 
Kita hanya dulu setia, berdiri teguh dan tetap melakukan bagian kita untuk bersinar dan menyala² dalam api Roh Kudus. Akan tiba waktunya api kecil itu akan membakar seluruh jiwa² yang haus akan lawatan Tuhan di Indonesia. 

CUPLIKAN TANYA JAWAB TERKAIT PERAN UMAT TUHAN MEMPENGARUHI KEBERADAANNYA DI SUATU WILAYAH

CUPLIKAN JAWABAN PETER B DALAM DISKUSI DI GROUP TELEGRAM :
Pertanyaan:  
apakah (salah satunya) karena keadaan umat Kristen di Indonesia inilah pandemi ini tidak kunjung selesai?
Salah satunya dan bagian terbesar dari pemulihan ini tergantung dari seberapa banyak anak² Tuhan yang mau mengambil peran sebagai terang dan garam bagi negeri ini. 
Kisah mengenai Sodom dan Gomora dapat menjadi contoh yang sangat baik untuk dipelajari. 
Kita tahu bahwa Sodom Gomora pada akhirnya tetap dihancurluluhkan. Mengapa? Karena sesuai perjanjian dengan Abraham, kalau ada 10 orang benar (di hadapan Tuhan) di kota² itu maka kota itu akan selamat. Ternyata tidak ada 10 orang. Hanya ada 1 orang saja. Itupun kualitas rohaninya seperti Lot. Maka binasalah kedua kota tsb. Jadi 10 orang sangat menentukan nasib puluhan atau ratusan ribu orang di kota tsb.
Kini, bagaimana jika di satu kota, ada banyak orang² benar di hadapan Tuhan, penyembah² sejati-Nya? Tentu bukan hanya kota itu selamat dari bencana tapi juga mengalami lawatan kemuliaan Tuhan. Keadaannya menjadi baik dan sejahtera. Penuh damai sejahtera dan takut akan Tuhan. 
Jadi memang anak² Tuhan sangat berpengaruh keberadaannya di suatu wilayah. Merekalah yang menentukan apakah Tuhan mengijinkan kutuk dan bencana atau mencurahkan berkat atas suatu kota…

ORANG PERCAYA DAN MURID

Oleh Rick Joyner
Kita akan membahas langkah demi langkah secara alkitabiah mengenai jalan menuju kedewasaan dalam Kristus.
 Dalam Perjanjian Baru kita menemukan ada lima tingkat hubungan dengan Tuhan, yaitu:
 Orang percaya
 Murid
 Hamba
 Sahabat
 Anak / Putra
      Awal hubungan kita dengan Tuhan adalah ketika kita menjadi orang yang percaya pada karya salib untuk penebusan dan rekonsiliasi kita dengan Tuhan.  Hal ini membawa kita dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru sebagaimana kita dipanggil. 
 Ketika kita lahir ke dunia ini, kita baru saja memulai hidup kita.  Hal yang sama berlaku ketika kita dilahirkan kembali di dalam Kristus—kita baru saja memulai hidup baru kita dan itulah awal pertumbuhan kita dalam panggilan kita.
      Sulit untuk melihat bayi yang baru lahir dan mengetahui seperti apa jadinya mereka saat dewasa, tetapi kita dapat mengetahui seperti apa rupa setiap orang Kristen yang dilahirkan kembali ketika mereka menjadi dewasa — seperti Kristus.  
Kedewasaan tertinggi seorang Kristen digambarkan dalam Efesus 4:15 sebagai: “Kita harus bertumbuh dalam segala aspek kepada Dia yang adalah kepala, yaitu Kristus.”
  Panggilan utama kita ialah menjadi seperti Kristus dan melakukan pekerjaan yang Dia lakukan.
      Setelah kita percaya, dibaptis, dan dilahirkan kembali, langkah selanjutnya adalah bertumbuh dalam “segala aspek” dari Dia.  Untuk melakukan ini kita harus menjadi murid-Nya.  Hari ini jika kita pergi ke gereja dan meluangkan waktu untuk belajar tentang Tuhan, kita menganggap diri kita sebagai murid-Nya, tetapi jika kita membaca persyaratan Yesus untuk menjadi murid-Nya, kita mungkin akan berpikir bahwa kita bahkan tidak mengetahui itu sama sekali.
      Untuk menjadi murid dari salah satu guru di Israel menuntut seseorang tidak boleh memiliki komitmen lain dalam hidup mereka yang dengan cara apapun dapat mengalihkan mereka dari pemuridan mereka.  Seorang murid dituntut untuk memiliki satu pengabdian dalam pikiran mereka—untuk belajar dari guru mereka dan menjadi seperti gurunya itu.  
Bagaimana mungkin pengabdian kita kepada Guru kita, yang adalah Raja segala raja, dikerjakan secara kurang serius daripada itu?
      Bahwa begitu sedikit orang percaya hari ini yang benar-benar menjadi murid yang sesuai dengan definisi yang benar secara alkitabiah, itu merupakan hasil dari Amanat Agung yang diencerkan dari menjadikan murid menjadi orang yang percaya saja.  Pertobatan diperlukan, tetapi itu bukan merupakan tujuan akhir.  Dilahirkan kembali hanyalah langkah pertama, sama seperti dilahirkan bukanlah akhir dari hidup kita, tetapi awal darinya.
      Dalam pemuridan yang Yesus definisikan, kita harus selalu dapat menentukan di mana kita berada dan apa langkah selanjutnya dalam menuju kedewasaan rohani kita.  Pemuridan didefinisikan dalam Amanat Agung sebagai mempelajari “segala sesuatu yang telah Dia perintahkan.”  Meski begitu, pemuridan di dalam Kristus bukanlah serangkaian tanda kotak yang berisi daftar legalistik dan kaku yang harus kita centang saat kita menyelesaikan langkah berikutnya.  Pemuridan yang benar adalah pedoman yang jelas untuk hidup kita di dalam Kristus yang akan menjaga kita di jalan kehidupan yang terus naik, dan bertumbuh dalam segala hal kepada Dia.
      Tujuan utamanya adalah untuk bertumbuh dalam kasih kita kepada-Nya, mengikut Dia, dan melihat kemuliaan-Nya yang kemudian akan mengubah kita menjadi serupa dengan gambar-Nya.  Ini adalah persekutuan yang semakin dekat dengan Raja, berjalan bersama dan tinggal di dalam Dia setiap hari.  Untuk itulah kita diciptakan, dan tidak ada kehidupan yang lebih indah dan memuaskan yang dapat dijalani di bumi ini.
      Karena tidak ada petualangan yang lebih besar, tidak ada kehidupan yang lebih menggairahkan daripada mengikuti Sang Raja, maka jika kehidupan Kristen kita menjadi membosankan dan tanpa tujuan, kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa kita tidak berada di jalan yang benar.

“Jalan kehidupan” adalah kehidupan yang semakin menarik dan berkelimpahan, sedangkan jalan agamawi pada puncaknya tetap terasa membosankan dan tidak bernyawa.
      (Selagi kita mempelajari hal ini), tujuan kita lebih dari sekadar mengetahui hal ini—tapi untuk  untuk menghidupinya.  Dia tidak datang hanya untuk menjadi Jalan, atau Kebenaran, tetapi untuk menjadi Hidup kita.
Diterjemahkan secara bebas dari:  

HAMBA UANG (7)

Oleh : Peter B
Sekarang kita akan mempelajari ciri ke-4 dari perhambaan uang. 
Perhambaan atau perbudakan merupakan suatu hubungan yang ikatannya kuat. Entah yang satu menguasai dan menindas yang diperbudak. Atau, yang menjadi budak dengan sukarela bersedia menjadi hamba atau budak dari yang memperbudaknya. 
Dalam perhambaan pada uang, seseorang begitu terikat pada uang.  Ia mengasihi uang sebagai suatu hal yang menguasai hidupnya. Ia mencintainya dan tak bisa lepas daripadanya. Walau seseorang terlihat sebagai yang mempunyai atau mengatur uang, namun orang yang diperbudak hartanya sesungguhnya diikat dan dikendalikan hidupnya oleh hartanya itu. 
Dalam pengertian cinta akan uang yang menjadikan seseorang kemudian sebagai hamba uang, terkandung suatu sifat atau karakter manusia yang menunjukkan bagaimana ia dperhamba uang
Ciri ke-4 dari seorang hamba uang adalah adalah sifat PELIT atau Kikir.
Kamus Besar bahasa Indonesia menerjemahkan “kikir” sebagai tindakan “terlalu hemat menggunakan harta bendanya”
Kamus Vine menggunakan kata “miserly” dan “stinting” sebagai pengertian yang terkandung dalam kata “avarice” (keserakahan akan uang)  yang bermakna : “tidak suka atau benci menggunakan uang” atau “memakai sedikit sekali dalam menggunakan, memberikan atau mengeluarkan uang”
Ya. Orang yang begitu mencintai uang TIDAK RELA kehilangan uangnya. Ia ingin menyimpannya, mengumpulkannya, dan memilikinya sebanyak-banyaknya. Jika ia harus mengeluarkan uang, ia berhitung lebih dahulu, berpikir dua, tiga hingga sepuluh kaki, bahkan setelah semua itu masih terasa berat hati menggunakan uangnya. Melepaskan kepemilikannya akan uang jelas merupakan sesuatu yang sukar bagi orang kikir. 
Memahami sikap seperti ini, jelaslah bagi kita bahwa tidak selalu seorang yang banyak hartanya yang men­jadi hamba uang. Yang tidak memiliki banyak uang pun, masih dapat terjerat menjadi pecinta uang. Dan seperti yang telah kita ketahui, menjadi pecinta uang dapat melahirkan berbagai hal yang jahat karena cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. 
Mereka yang kikir atau pelit dapat melakukan hal-hal yang jahat yang diatas namakan sebagai ‘berhemat’ atau sedang ‘melakukan pengaturan keuangan’ padahal mereka sebenarnya sangat mencintai uang dan bermaksud memuaskan keinginan-keinginan mereka sendiri. Misalnya saja, orang-orang yang tidak mudah mengeluarkan uang acap membatasi pembelanjaan mereka bahkan terhadap hal-hal yang perlu dan mendasar bagi hidup sehari-hari seperti untuk membeli makanan dan minuman yang layak maupun untuk pendidikan anak-anak mereka.  Padahal di sisi lain, demi kesenangan dan kenikmatan pribadi, entah disadari maupun tidak, mereka cenderung memboroskan uang mereka. Contoh untuk ini adalah para pria atau suami yang berpandangan misalnya “lebih baik tidak makan daripada tidak merokok.” Belum lagi pengeluaran yang besar untuk membiayai hobby mereka maupun hidup dalam kebiasaan-kebiasaan buruk seperti berjudi atau minum minuman keras. 
Dalam bentuk lain, ada juga pengusaha-pengusaha yang dengan segala akal menyiasati bagaimana supaya dapat mengurangi gaji para pekerjanya. Dengan cara demikian mereka menahan sesuatu yang baik bagi orang yang seharusnya menerimanya (lihat Amsal 3:27) sedangkan untuk kepentingan pencitraan atau profit yang lebih besar mereka tidak segan-segan mengeluarkan dana yang tidak sedikit seperti untuk acara-acara pencitraan, untuk menyuap pejabat atau untuk melobi rekan-rekan bisnis mereka. Suatu sikap yang sama sekali tidak mencerminkan keadilan , yang dengan cara demikian orang-orang seperti ini telah melakukan kekejian di hadapan Tuhan. 
Hal yang serupa juga masih terjadi di antara jemaat Tuhan hari-hari ini. Berkebalikan dengan suasana jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul, jemaat hari ini hampir-hampir tidak memiliki kejelasan dan kejernihan dalam menggunakan hartanya.
Jemaat termotivasi oleh janji-janji berkat materi dari pengkhotbah-pengkhotbah Injil kemakmuran, tergerak oleh pesan “investasi rohani” ini lalu berbondong-bondong menyumbangkan hartanya  mendukung ambisi pembangunan fasilitas fisik berupa gedung-gedung gereja megah dengan fasilitas lengkap (yang sebenarnya demi kenyamanan dan kesenangan mereka sendiri dalam ibadah namun yang kini kenyataannya menjadi tampak semakin kurang bermakna ketika situasi pandemi memaksa setiap orang tidak dapat beribadah di tempat-tempat megah tersebut) sedangkan di sisi lain, jemaat tidak termotivasi bahkan sama sekali tidak tergerak memberikan dukungan keuangan kepada hamba-hamba Tuhan yang benar-benar hidup sebagai hamba Tuhan dan mengerjakan visi serta program dari Tuhan yaitu pembangunan manusia rohani dan murid-murid sejati. Dalam hal-hal seperti ini, banyak anak Tuhqn, tanpa sadar, ternyata lebih diperhamba Mamon daripada Tuhan sendiri. 
TUHAN MENCARI KEMURAHAN HATI
Sifat pelit atau enggan memberi bukan berasal dari Tuhan
Allah kita penuh dengan kemurahan dan kasih karunia. Itu berarti Dia suka mengaruniakan berbagai hal. Dan itu diberikan-Nya dengan murah dan limpahnya. Jauh melampaui yang bisa kita duga, kita banyak menerima dari Tuhan melebihi batas-batas yang kita butuhkan. Itu sebabnya sering kita jumpai dalam Alkitab, istlah-istilah seperti “mencurahkan atau dicurahkan” atau “berkelimpahan.”
Allah kita suka membagi-bagikan. Dan itu tercermin dari setiap ciptaan-Nya. Baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan memberikan sumbangan atau kemanfaatan dari diri mereka kepada makhluk yang lainnya. Bahkan bintang, bulan, dan matahari memiliki berbagai fungsi yang sangat berguna bagi keberadaan manusia. Dan alam masih terus memberikan hasil-hasilnya bahkan dari bagian bumi terdalam sekalipun. 
Allah yang suka memberi, merancang ciptaan-ciptaan yang suka memberi pula. Seharusnya demikian dengan manusia, yang diciptakan seturut rupa dan gambar Allah sendiri. Manusia seharusnya menjadi makhluk dengan manfaat paling besar dan banyak bagi bumi sekaligus pencipta mereka.  Ketika manusia mencerminkan sifat dari Allah sebagaimana anak seharusnya menggambarkan sifat ayahnya, maka Allah Bapa akan sangat disenangkan hatinya melihat kesemuanya itu. Sayangnya, kenyataan yang demikian tampaknya belum benar-benar dikerjakan manusia bahkan sejak mereka diciptakan pertama kalinya. 
Kejatuhan Adam dan Hawa, manusia-manusia pertama dalam dosa, merusak sifat Allah dalam diri mereka. Mereka tak lagi berpusat pada Tuhan dan ciptaan yang lain, untuk mengasihi mereka dan membaktikan hidupnya sebagai berkat. Dosa manusia justru melepaskan kutuk atas bumi dan isinya. Termasuk kepada keturunan-keturunan mereka sendiri.  Alih-alih mereka mengasihi Tuhan dan sesama, mereka berubah hanya memusatkan hidup bagi diri mereka sendiri. Mereka ingin memiliki sebanyak-banyaknya. Untuk diri mereka sendiri. Jika perlu, tidak masalah jika mereka harus mengorbankan pihak lain demi keuntungan mereka. 
Dalam hal kecintaan akan uang, alih-alih menggunakan uang untuk memberkati dan menolong manusia lain, orang-orang yang dikuasai oleh uang siap mengorbankan sesamanya demi memperoleh lebih banyak uang.
Tuhan sendiri menyebutkan bahwa mereka yang MURAH HATINYA akan berbahagia, tergolong sebagai orang yang diberkati (blessed) : 
 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 
~  Matius 5:7 
Dan sesungguhnya Roh Kudus dalam kita mengerjakan kasih di dalam hati yang terlihat nyata dalam karakter mulia yang disebut Paulus sebagai buah roh. Salah satu elemen dari buah Roh itu disebut : “kemurahan”
 Tetapi buah Roh ialah: kasih,… kemurahan,..
~ Galatia 5:22
Oleh sebab itu, tidak mengherankan ketika kita membaca dalam Alkitab bahwa pada saat Roh Kudus turun, melawat, memenuhi dan bekerja dengan kuat di tengah-tengah jemaat mula-mula maka anak-anak Tuhan pada waktu itu menjadi pribadi-pribadi yang suka memberi, senang berbagi sampai-sampai milik mereka  masing-masing seperti menjadi kepunyaan bersama :
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 
 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
~ Kisah Para Rasul 2:44-45
Dan sepanjang Perjanjian Baru, kita dapat menemukan dalam Alkitab begitu banyak kisah-kisah jemaat dari berbagai kalangan bahkan di antara jemaat-jemaat yang terbatas hartanya, pada kenyataannya memberi melampaui batasan mereka : 
 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
 Aku bersaksi, bahwa  
 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
~ 2 Korintus 8:1-5
Tak terkecuali, pengajaran rasul-rasul selalu menekankan supaya jemaat rajin memberi, menjadi pribadi-pribadi murah hati sebagaimana teladan Kristus sendiri yang seluruh hidup-Nya menunjukkan bahwa “Lebih berbahagia memberi daripada menerima” (Kisah Rasul 20:35).
Alih-alih didorong memberikan harta miliknya demi menerima janji menerima berkat keuangan lebih besar lagi, orang-orang percaya di masa rasul-rasul baik jemaat Yahudi maupun bukan Yahudi diajar dan didorong menjadi orang-orang yang murah hati termasuk di pasal yang sama dengan nats utam kita di Ibrani 13:5, misalnya dalam Ibrani 13:2 dan 16 : 
 Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.

 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
Inilah kehidupan orang-orang yang di zamannya menggoncang serta menjungkirbalikkan dunia. Di tengah-tengah keadaan yang sukar, dianiaya, dibenci, dan disebut sebagai sekte sesat, dibatasi serta dilarang dalam berbagai aktivitasnya, mereka tetap menjadi komunitas yang bukan saja menampilkan suatu karakter dan roh berbeda tapi hidup dengan penuh kuasa oleh karena Roh Tuhan bekerja di dalam mereka.
Penyembahan mereka kepada Tuhan terlihat dari pengabdian mereka meneladani Yesus Kristus, Tuhan mereka. Melalui suatu cara hidup yang murah hati, murid-murid Kristus menunjukkan mereka bukanlah hamba-hamba uang.
Kita akan tahu apakah kita menghamba kepada Tuhan atau menghamba pada uang dengan melihat seperti apa kita memutuskan menggunakan uang kita : mengikuti ketakutan dan berusaha memuaskan keinginan-keinginan kita sendiri ATAUKAH menyerahkan pengaturan pemakaian keuangan kita pada Tuhan sebagai pemberi petunjuk dan pemegang keputusan akhir dari setiap penggunaannya. 
Ingatlah selalu, orang yang menghamba kepada Tuhan itu MURAH HATINYA. 
(Bersambung)

TUHAN MEMEGANG NASIB SUATU BANGSA

Oleh Peter B
NATS HARI INI : 
 Dalam tahun kedua puluh tiga zaman Yoas bin Ahazia, raja Yehuda, Yoahas, anak Yehu, menjadi raja atas Israel di Samaria; ia memerintah tujuh belas tahun lamanya.
 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia hidup menuruti dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. Ia tidak menjauhinya.
 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel, lalu diserahkan-Nyalah mereka ke dalam tangan Hazael, raja Aram, dan ke dalam tangan Benhadad, anak Hazael, selama zaman itu.
~ 2 Raja-raja 13:1-3 (TB)
Catatan di atas adalah catatan masa pemerintahan generasi kedua dari Yehu raja Israel yang naik tahta setelah membunuh Izebel dan anaknya yang memerintah Israel sebelumnya. 
Raja Yoahas memerintah selama 17 tahun dan selama masa itu, dijalaninya dengan susah payah. Kerajaan 10 suku itu tertekan dan ada di bawah kekuasaan bangsa lain yaitu bangsa Aram. Kerajaan Istael di bawah Yoahas pada waktu itu digambarkan sebagai negara yang sangat terpuruk. Menjadi negara yang sangat melarat dan begitu lemah (lihat ayat 7).
Mengapa Kerajaan Israel mengalami yang demikian? 
Tegas jawabannya. Nats di atas memberitahu kita secara singkat bahwa itu akibat TUHAN MURKA kepada mereka. 
Tetapi, mengapa Tuhan murka? Rupanya ada satu dosa yang masih mereka lakukan yang atasnya Tuhan tidak berkenan sejak lama yaitu penyembahan/ibadah ala Yerobeam bin. Nebat, raja Israel pertama yang membawahi 10 suku itu. Terhadap dosa ini baik Yehu maupun anak²nya termasuk Yoahas ini,  rupanya TIDAK MAU BERTOBAT  dan meninggalkannya. 
Saya tidak ingin membahas lebih mendalam mengenai dosa ibadah palsu Yerobeam bin Nebat ini. Kita akan membahasnya lain waktu 
Yang ingin saya sampaikan adalah catatan Kitab Raja² ini dengan GAMBLANG dan SANGAT JELAS menghubungkan bahwa keadaan menderita, tertekan dan sukar yang dialami suatu bangsa BERKAITAN ERAT DENGAN. DOSA PEMIMPIN DAN RAKYATNYA (ayat 2).
Perbuatan mereka telah menyakiti hati Tuhan. Itulah sebabnya TUHAN MENGHAJAR MEREKA. Mengijinkan keadaan² yang sukar terjadi atas mereka. 
Dan ini masih dikuatkan lagi BETAPA TUHAN MERUPAKAN PRIBADI YANG BERKUASA MENENTUKAN KEADAAN DAN NASIB MEREKA, yang digambarkan dalam ayat² selanjutnya : 
 Tetapi kemudian Yoahas memohon belas kasihan TUHAN, dan TUHAN mendengarkan dia, sebab Ia telah melihat, bagaimana beratnya orang Israel ditindas oleh raja Aram. 
 — TUHAN memberikan kepada orang Israel seorang penolong, sehingga mereka lepas dari tangan Aram dan dapat duduk di kemah-kemah mereka seperti yang sudah-sudah.
~ 2 Raja-raja 13:4-5
Ketika keadaan menjadi sedemikian buruk, Yoahas ingat kepada Tuhan dan meminta belas kasihan Tuhan. Dan Tuhan menunjukkan belas kasihan-Nya. Diberikannya seorang penolong supaya Israel tidak terlalu ditindas oleh Aram. Artinya, Tuhan memberikan kelonggaran dari hajaran-Nya sebelumnya. Meski begitu, penderitaan Israel tidak benar² berlalu. 
Mengapa? Itu karena mereka belum juga bertobat dari dosa² yang dibenci Tuhan itu, yaitu dosa ibadah palsu Yerobeam bin Nebat. 
Dari sini kita boleh belajar, menjadi tahu dan sadar bahwa kondisi bangsa yang memasuki masa² sukar dan berat SANGAT MUNGKIN DATANGNYA DARI TUHAN SENDIRI. Ada sesuatu yang membuat Dia tidak berkenan atas negeri kita sehingga didatangkan-Nya kesusahan, tekanan, penderitaan, kebangkrutan, kemelaratan, kelemahan kemunduran dan kekalahan.
Bangsa Israel, yang sebelumnya begitu dahsyat dan ditakuti hingga menaklukkan Kanaan, kini jatuh dalam tindasan serta cengkeraman bangsa kecil seperti Aram, yang seringkali digambarkan sebagai segerombolan bangsa perampok saja. Sungguh Tuhan merendahkan umat-Nya, KARENA IA BERMAKSUD MENGHAJAR DAN MEMPERINGATKAN MEREKA. 
Ketika sang raja meminta tolong pada Tuhan, sedikit merendahkan diri di hadapan Tuhan, maka Tuhan memberikan sedikit keringanan. Ini menunjukkan berapa Dia itu Allah yang RINDU MEMBERIKAN PENGAMPUNAN, BERKAT, PEMULIHAN DAN KEMENANGAN bagi umat-Nya. Ia menunggu² saatnya untuk dapat memberikan itu.
Bagai figur bapa dalam perumpamaan Yesus, yang menanti²kan anaknya pulang. Ia siap menganugerahkan jubah, cincin dan sepatu yang baru kepada anaknya itu jika ia mau pulang dan kembali padanya. 
Sayangnya, BERAPA BANYAK YANG MEMAHAMI INI? 
BERAPA BANYAKKAH YANG MAU MENCARI TAHU DAN MEMERIKSA DIRI AKAN APA YANG SALAH DAN TAK DIKENAN TUHAN DARI HIDUPNYA? 
BERAPA BANYAK YANG MENYADARI DSN MENANGISI KEJAHATAN²NYA ITU?BERAPA BANYAK YANG HANCUR HATI DAN BERBALIK DARI JALANNYA YANG JAHAT ITU? 
Adakah seruan dan sikap dari para pemimpin rohani untuk merendahkan diri dan bertobat bagi bangsa ini? 
Adakah ajakan dsn gerakan untuk berbalik dari segala yang membuat Tuhan benci dan muak itu? 
Adakah mereka mau mengubah cara mereka beribadah selama ini dan menggantinya dengan ibadah yang sejati? 
Adakah yang bukan saja meminta belas kasihan Tuhan bagi bangsa ini supaya dilepaskan dari keterpurukannya tetapi juga meminta bangsa ini MRNGGENAPI TAKDIRNYA DI DALAM TUHAN sebagai bangsa berhikmat yang memberkati bangsa² lain dengan nasihat, petunjuk dan solusi berbagai masalah yang dialami? 
Kita tidak tahu apa saja yang terjadi selama 17 tahun Yoahas memimpin. Tetapi semua dapat disimpulkan bahwa Tuhanlah yang memegang seluruh nasib bangsanya. 
Hari ini pun masih tetap sama. 
Apapun bisa terjadi selama masa pemerintahan Presiden yang sekarang tapi nasib bangsa kita ada di di tangan Tuhan. 
Kita dapat kapan saja, berdasarkan kebenaran firman ini,  untuk datang MEMOHON BELAS KASIHAN TUHAN dan bahkan lebih dari itu, yaitu MEMOHON TUHAN MENGUBAH ARAH DAN NASIB INI KEPADA MASA DEPAN YANG MENJADI TAKDIR TUHAN BAGI BANGSA KITA INI. 
Pasti Tuhan mendengar dan mengabulkan kita saat kita berseru² memohon pertolongan dan lawatan-Nya atas negeri kita tercinta ini. 
Kehadiran dan kekuasaan Tuhan MASIH MERUPAKAN SOLUSI UTAMA DAN PUNCAK BAGI SETIAP MASALAH KITA, baik pribadi maupun nasional. 
Mari datang melunakkan hati-Nya. 
Salam revival. 
Indonesia dipenuhi kemuliaan Tuhan.

HIKMAT DAN KUTIPAN

“Kerinduan terdalam dari hati manusia adalah untuk mengenal dan menikmati kemuliaan Tuhan.” 
~ John Piper
Catatan dari Didit :
Kita sering mendengar bahwa kebutuhan terbesar dalam hidup kita adalah mengenal dan menikmati (PribadiNya yang mulia, perhatianNya, kebaikanNya, kemurahan hatiNya, kasihNya) bahkan menggenapi kehendak/rencana Tuhan dalam hidup kita. Artinya Tuhan tidak akan berhenti atau terus menyingkapkan maksud hati/pikiranNya kepada manusia bahkan menyatakan kemuliaan, kebaikan, kasih karuniaNya atas hidup kita. Tidak ada seorang pun atau apa pun yang dapat merenggut, merusak, menghancurkan hubungan kita dengan Tuhan kecuali pilihan² kita sendiri. 
Yang menarik perhatian, Tuhan menjelaskan bahwa dibalik berbagai masalah, bencana alam, penyebaran/munculnya varian dari virus covid 19, kematian hingga goncangan ekonomi yang sedang terjadi di bangsa ini sebenarnya Tuhan sedang berperkara dengan umatNya, melembutkan hati yang keras, menghancurkan segala pengharapan yang tidak didasarkan pada Tuhan, memanggil manusia mendekat kepadaNya bahkan hendak dijadikan murid²Nya. Sungguh yang terjadi hari² ini masih kasih karunia Tuhan sebab tangan Tuhan masih menahan bencana alam atas bangsa ini. Artinya malapetaka, kehancuran dan kekacauan yang terjadi atas bangsa ini seharusnya lebih besar. 
Mengapa Tuhan mengijinkan dampak dari penyebaran varian virus covid 19 menggoncang bangsa ini? Jawabannya adalah untuk menunjukkan karakter yang sebenarnya atas bangsa ini baik di kalangan orang² yang dianggap saleh, baik, pandai, kaya, populer di bangsa ini. Semuanya tersingkap dengan jelas termasuk solusi yang diberikan Tuhan, yaitu bertobat dan menjadi murid Kristus.
Di masa pandemi ini Tuhan sedang menyingkapkan maksud hati/pikiranNya, didikanNya tetapi di sisi lain tangan Tuhan sedang mendewasakan karakter, menumbuhkan karunia² rohani, mempertajam indera rohani umatNya di bangsa ini. Di masa yang sulit ini kita perlu meratapi dosa² bangsa kita dihadapanNya sambil mempererat hubungan kita denganNya, mengikuti pimpinan Roh Kudus. 
Jadi marilah kita meratap dihadapanNya dengan hancur hati sambil mengingat PribadiNya yang penuh kasih karunia, Allah yang selalu melimpahkan kebaikan bagi orang² yang mau mengasihi/takut kepadaNya, mengingat janji² firmanNya serta perjanjianNya atas bangsa ini. Kita mengakui kebutuhan terbesar dalam hidup kita adalah mengenal dan menikmati PribadiNya sehingga kita beroleh kekuatan menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang menimpa kita. 
Tuhan menyertai kita sekalian.
Salam perjuangan dalam Kristus.

HIKMAT DAN KUTIPAN

 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
~  2 Korintus 5:18-19

Pelayanan pendamaian (atau mendamaikan manusia dengan Allah) adalah pelayanan yang diberikan kepada setiap orang Kristen.  Setelah kita diperdamaikan dengan Tuhan melalui salib,  maka adalah panggilan dasar kita untuk membantu mendamaikan orang lain dengan Dia.  Cara utama kita melakukan ini dengan menunjukkan bukti dari kehidupan yang telah diperdamaikan dengan Allah.  Seperti apa kehidupan seperti itu?

Hal pertama yang hilang karena Kejatuhan manusia dalam dosa adalah hubungannya dengan Tuhan.  

Oleh karena itu, hal pertama yang harus dipulihkan melalui penebusan adalah hubungan kita dengan Tuhan.  

Tuhan menciptakan manusia untuk suatu persekutuan, dan tujuan utama kita adalah untuk bersekutu dengan-Nya.  

Jika ada cara untuk MENGUKUR SEJAUH MANA. PENEBUSAN TELAH BEKERJA ATAU BERLAKU DALAM HIDUP KITA, itu adalah dengan mengukur seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan. 
– Rick Joyner
Catatan dari Peter B :
Pernyataan Rick Joyner menyingkapkan suatu pesan penting bagi kita. 
Antara lain :
1) Kita menjadi orang percaya bukan untuk menikmati kehidupan kita sendiri tapi juga dipanggil untuk membawa orang lain mendekat, mengenal dan memiliki hubungan dengan Allah
2) sebelum kita bisa membawa orang lain memiliki hubungan yang pribadi dan dekat dengan Tuhan, kita sendirilah yang harus memiliki hubungan tersebut
3) karya penebusan Tuhan, yaitu mengubah kita menjadi manusia baru dengan hidup baru NYATA dari SEBERAPA KITA MEMILIKI KEDEKATAN HUBUNGAN DENGAN TUHAN. 
Ini sesuatu yang jarang disadari karena banyak orang diajar bahwa asal percaya Yesus Tuhan dan Juruselamat maka sudah pasti selamat. 
Sedangkan yang dimaksud tentu adalah suatu keyakinan percaya yang membuat kita membuka hati sehingga kita terhubung dengan Tuhan dan MENGALAMI KUASA PENEBUSAN KRISTUS yaitu KESEMPATAN HIDUP DALAM KEHIDUPAN YANG BARU, YANG BERJALAN BERSAMA TUHAN. 
4) BERHATI-HATILAH menilai diri karena iblis bisa menipu kita telah memiliki hubungan dengan Tuhan hanya dengan keaktifan di gereja atau di suatu komunitas pemuridan. Padahal hubungan sejati dengan Tuhan adalah ketika kita mulai MENJALIN KEDEKATAN DENGAN TUHAN, TERHUBUNG SENANTIASA DENGAN DIA DAN BERJALAN BERSAMA DIA SETIAP HARINYA. 
Seberapa dekatkah Anda hari ini dengan Tuhan? 
Sebagai pengagum rahasia? Penggemar setia? Fans garis keras? Atau MURID² SEJATI YANG BERTEKAD MENELADANI SANG GURU BERAPAPUN HARGANYA? 
Semoga menjadi perenungan bagi kita semua.

HIKMAT DAN KUTIPAN

Ada banyak orang yang “datang kepada Yesus” tetapi yang mereka peroleh hanyalah sebuah agama.  
Tuhan tidak menyelamatkan kita agar kita bisa menjadi anggota gereja.  Bergereja memang menjadi salah satu manfaat dari menjadi percaya, dan kehidupan gereja yang sejati seharusnya menjadi salah satu hal yang paling memuaskan yang dapat kita lakukan di bumi ini, tetapi kita harus memiliki visi yang lebih besar dari itu.  

Kita tidak melayani Tuhan dengan melayani gereja, kita melayani Tuhan sebagai anggota dari gereja.  Ada perbedaan di antara keduanya.  

Jika kita mencoba melayani Tuhan dengan melayani gereja, hal itu akan menjadi suatu tujuan itu sendiri.  

Seperti yang dikatakan gadis Sulam kepada kekasihnya dalam Kidung Agung 1:7:
 
Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. 
Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?”
 
 Ketika kita hanya puas bekerja di tengah kawanan milik orang lain,  ketimbang mengembangkan hubungan kita sendiri dengan-Nya, maka sebenarnya kita sedang menaruh selubung bagi diri kita sendiri.  Sehingga kita tidak akan diubah makin serupa dengan gambar-Nya, tetapi menjadi gambar pribadi/orang yang lain.  Inilah sebabnya mengapa dikatakan bahwa kita harus melihat Tuhan “dengan muka yang tidak berselubung” (lihat II Korintus 3:18) supaya kita diubah menjadi gambar-Nya.  Ada banyak selubung yang  dipasang orang Kristen yang dapat merusak gambar-Nya sehingga menyebabkan mereka diubah menjadi citra-Nya yang terdistorsi/tidak sesuai yang seharusnya  Salah satu selubung itu bisa jadi adalah gereja itu sendiri.
~ Rick Joyner
Catatan dari Peter B :
Maksud dari yang disampaikan Joyner tidak lain adalah bahwa kita diubahkan menjadi serupa dengan gambar Kristus dengan BERGAUL SECARA PRIBADI DAN KARIB DENGAN DIA. Bukan sekedar terhubung dengan Tuhan melalui suatu komunitas atau pribadi hamba Tuhan tertentu sekalipun.. 
Walaupun bisa jadi kita dimuridkan dan menjadi anak rohani dari seorang hamba Tuhan sejati sekalipun, TETAP KITA HARUS MEMILIKI HUBUNGAN PRIBADI DENGAR KRISTUS SENDIRI agar kita MENJADI SIAPA ADANYA DIRI KITA SEBAGAIMANA YANG DIKEHENDAKI TUHAN DI DALAM DIA. Dalam Kristuslah kita menemukan identitas sejati kita sebagaimana yang telah Tuhan tetapkan dan rancangkan sejak semula. Secara umum, kita akan dijadikan seperti Kristus dengan mengingatkan kehidupan dan karakter-Nya. Secara khusus, kita akan menjadi pribadi murid dan hamba yang unik yang memiliki panggilan dan tugas khusus yang harus kita kerjakan okeh karena kita kini mengikut jejak Kristus. Itulah salib kita, yang harus kita pikul setiap hari sambil mengikut Dia menuntun dan membawa kita ke hasil & tujuan yang dikehendaki-Nya bagi kita. 
Jadi, komunitas rohani atau gereja justru menjadi tempat kita menemukan identitas kita sebagai salah satu anggota yang unik dari tubuh Kristus. Melalui gereja atau komunitas yang memuridkan kita, maka kita dibawa kepada pengenalan, pendalaman dan pengutusan akan panggilan dan tugas kita sebagai salah satu anggota tubuh Kristus yang berfungsi bagi kelangsungan dan kegenapan rencana Tuhan selama generasi kita ini (lihat Kisah 13:1-3)
Dengan demikian, melalui komunitas dan gereja, kita menemukan Tuhan dan identitas kita dalam Tuhan. Makin menjadi seperti Kristus daripada menjadi seperti kelompok atau komunitas itu sendiri. 
Tuhan memberkati…

HIKMAT DAN KUTIPAN

“Sudah waktunya di masa sekarang ini, kita tidak lagi cukup puas dan bangga mengumpulkan, mengoleksi dan memiliki banyak pengetahuan rohani. 
Kita HARUS SAMPAI PADA PENGENALAN AKAN TUHAN SECARA PRIBADI KARENA MEMANG DEMIKIANLAH PANGGILAN DAN TUJUAN KITA SEBAGAI PENGIKUT² KRISTUS. Bukan sekedar menjalani kesalehan sebagai pemeluk agama Kristen tetapi sebagai umat dari Allah yang hidup, yang telah mati dan bangkit, yang telah mencurahkan Roh Kudus bagi umat-Nya supaya menunaikan tugas agung mulia menjadikan segala bangsa murid-Nya, menyatakan kebesaran kuasa dan kemuliaan nama-Nya. 

Inilah masa dimana nyata Tuhan berbicara dan menuntun secara langsung karena janji-Nya pada masa ini “teruna²mu dan anak²mu akan bernubuat;  orang² tuamu akan mendapat mimpi”.  Melalui masa² kegerakan profetik dan pemulihan apostolik ini, Tuhan hendak membawa umat-Nya bergerak selaras, seirama dan sehati dengan Dia menggenapi seluruh kehendak dan rencana-Nya atas bangsa² bahkan muka bumi. 

Apakah kita sedang turut serta berpartisipasi di tengah² kegerakan-Nya ini? Inilah anggur baru Tuhan, adakah kita menyiapkan kirbat baru kita?”

~ Cuplikan pernyataan dari Peter B di group Telegram

HIKMAT DAN KUTIPAN


“Tugas kita yang terutama adalah bukan menemukan hamba² Tuhan sebab Tuhanlah yang akan mengatur pertemuan antara kita dengan hamba²Nya.

Tugas kita yang terutama adalah senantiasa membuka, mengarahkan hati, pikiran sepenuhnya kepada Tuhan untuk memperbaiki, mempererat hubungan kita dengan Tuhan sampai menemukan dan hidup sesuai kehendak, rencana Tuhan. 

Selanjutnya Tuhanlah yang akan mendorong, memimpin, mengarahkan, menunjukkan kita pada komunitas rohani, hamba2 Tuhan yang akan membimbing kita untuk makin mengasihi, takut akan Tuhan serta mengarahkan hidup kita sesuai dengan kehendak, rencana, tujuan Tuhan.

Jadi pencarian kita yang terutama bukan menemukan dan mengumpulkan  hamba² Tuhan tetapi menemukan dan mengikuti pimpinan Tuhan, kecuali ditugaskan oleh Tuhan untuk tujuan² tertentu.”

~ Cuplikan pernyataan dari Didit di group Telegram