AYAT HARI INI :
Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN
~ Amsal 22:2 (TB)
Ayat di atas sangat menarik hati saya untuk tahu apa maksudnya. Beberapa terjemahan Alkitab menuliskan sebagaimana bunyi ayat tersebut di atas yaitu “Orang kaya dan miskin bertemu” sedangkan beberapa terjemahan Alkitab lain menyebutkan dengan pengungkapan yang berbeda : “orang kaya dan orang miskin memiliki satu persamaan”
Jadi sebagian ada yang menafsirkan bahwa kedudukan orang kaya dan miskin itu sama di hadapan Tuhan.
Namun sebagian memaknainya sebagai faktor persamaan yang ada di antara orang kaya dan orang miskin, yaitu sama² “dibuat” oleh Tuhan.
Saya setuju dengan pandangan bahwa di dunia ini ada orang yang (menjadi) kaya dan orang yang dianggap miskin, diukur dari seberapa besar pemilikan harta benda mereka.
Dan merupakan suatu hal yang biasa dan lumrah apabila orang kaya dan orang miskin memang hidup berdampingan dalam berbagai lapisan sosial kemasyarakatan. Tidak semua kaya, tidak semua miskin bahkan ada lagi menurut ilmu sosial, satu golongan lagi yang disebut kelas menengah. Golongan yang memiliki harta lebih banyak dari golongan yang disebut miskin tetapi hartanya masih jauh di bawah golongan yang disebut kaya.
Jadi, begitulah memang adanya dalam kehidupan sosial manusia. Dari pesan dalam nats Amsal ini tersirat bahwa ada SEBAIKNYA ITU JANGAN TERLALU DIPERMASALAHKAN SEHINGGA TERJADI SEMACAM BENTURAN ATAU KEKACAUAN akibat kecemburuan sosial. Saya juga percaya ayat ini menyiratkan suatu pesan supaya orang yang kaya ingat kepada golongan yang miskin sedangkan yang miskin jangan sampai dengki sehingga ingin merampas dari yang kaya.
Dan pengertian ini semakin jelas ketika kita membaca bagian selanjutnya yaitu :
“YANG MEMBUAT MEREKA SEMUA ADALAH ALLAH”
Apa maksudnya?
Ayat ini sebenarnya menunjukkan bahwa baik menjadi kaya atau miskin TIDAK SEMATA² BERDASARKAN USAHA DAN JERIH PAYAH KERJA SESEORANG.
Pikirkanlah. Ada yang tidak banyak bekerja keras terapu kejayaan mengalir dengan sendirinya ke perbendaharaan hartanya. Hitungan detik saja, dengan hanya memiliki platform digital atau menjadi superstar olahraga tertentu atau menjadi artis yang sangat populer dengan acara bercandaan saja, dalam jangka waktu pendek pundi²nya telah penuh dengan uang.
Sebaliknya ada yang membanting tulang siang dan malam, bertahun² lamanya, berusaha menjadi pekerja atau karyawan yang baik namun kekayaannya relatif tetap belum lagi jika kemudian ada tuntutan kebutuhan² yang tidak terduga. Uang yang dikumpulkan seakan lenyap dalam waktu singkat, bagaikan timba yang bocor dan airnya terbuang begitu saja.
Memang ada benarnya bahwa menjadi kaya itu bisa diusahakan juga. Seorang pakar keuangan berkata bahwa “lahir miskin itu nasib yang tidak mungkin ditolak tapi mati miskin itu pilihan hidup”
Saya setuju bahwa dengan usaha dan kreativitasnya manusia dapat menciptakan kehidupan mapan bagi diri dan keluarganya sendiri.
Amsal pun menguatkan kenyataan tersebut :
Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.
~ Amsal 10:4 (TB)
Meskipun demikian, menilik nats yang menjadi Ayat Hari Ini kita, maka TIDAK SELALU akan berlangsung demikian.
Artinya tidak selalu seorang yang rajin akan berakhir kaya dan sebaliknya.
Dunia ini penuh keanomalian (ketidaknormalan) karena kekuatan² manusia maupun pegerakan²kuasa gelap.
Meski begitu,, SEMUA YANG TERJADI ATAS DIRI MANUSIA MASIH SELALU DALAM KONTROL TUHAN DAN SEMUANYA DIPAKAI TUHAN BEKERJA BAGI KEBERHASILAN KEHENDAK DAN RENCANA-NYA BAGI ORANG² PILIHAN MAUPUN BAGI NASIB AKHIR BUMI INI.
Seseorang mungkin bisa membanggakan kekayaannya hari ini. Dan dia bisa berkata itu karena bla, bla, bla, bla… namun oleh suatu keadaan entah perlahan atau tiba² keadaan bisa berbalik sehingga mereka kini tak lagi kaya tetapi menurun menjadi kelas menengah atau bahkan jatuh miskin.
Entah itu karena ulahnya sendiri atau peristiwa sosial ekonomi yang besar seperti krisis, pandemi atau perang yang mengubah seluruh kehidupan masyarakat secara drastis.
Oleh karena ada peran Tuhan dalam menjadikan seseorang itu miskin atau kaya yaitu seseorang yang kaya bisa berubah menjadi miskin dan yang miskin tiba-tiba berubah nasibnya menjadi kaya, MAKA SEHARUSNYA FOKUS KITA DALAM HIDUP BUKANLAH MENGHINDARI HIDUP MISKIN DAN BERUSAHA KERAS MENJADI KAYA.
Mengapa? Karena pada akhirnya kuasa yang menentukan orang menjadi kaya atau miskin itu bukan ada pada kita. Yusuf yang semula nabi tiba-tiba berubah 180° nasibnya menjadi perdana menteri yang hidup serba mewah di Mesir sedangkan karena kelaparan dan bencana, orang² Israel bisa menjadi sangat miskin sehingga harus mengungsi ke Moab seperti zaman Naomi.
Pembalikan situasi ekonomi, NYATANYA BISA TERJADI DALAM HITUNGAN JAM SAJA sebagaimana digambarkan dalam 1 Raja² 24-25 waktu Israel dikepung Aram. Pastilah nasib si kaya dan si miskin pun berubah seperti drama sekejap mataj saja.
Karena itulah ada ayat² seperti ini :
Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.
Amsal 10:22
Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.
Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.
Amsal 23:4-5 (TB)
7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:
… . Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Amsal 30:7-8 (TB)
Jadi maksud Tuhan bagi kita telah jelas bahwa TUJUAN HIDUP KITA BUKANLAH MASALAH MENJADI ORANG KAYA ATAU MENOLAK MENJADI MISKIN namun yang penting dan utama adalah bahwa BIARLAH KITA HIDUP SESUAI DENGAN TAKARAN YANG TUHAN TETAPKAN BAGI KITA, sementara kita mencari dan kemudian menghidupi apa yang menjadi bagian, peran dan fungsi rohani yang telah Tuhan kehendaki melalui hidup kita.
Sia-sialah usaha seseorang yang menghabiskan hidupnya dengan mencari kenyamanan dan kemapanan hidup di dunia. Asalkan kita terpelihara dengan baik dan dimampukan mengerjakan maksud dan tujuan Tuhan melalui hidup kita maka ITU SUDAH CUKUP dan BAHKAN SUATU KEHORMATAN untuk mengejar dan mengumpulkan harta abadi sambil mengabdikan diri bagi Sang Raja. Dalam kehidupan yang penuh syukur dan rasa cukup karena hubungan yang erat dengan Tuhan itulah maka kita akan MENEMUKAN KEPUASAN DAN KEBAHAGIAAN SEJATI DALAM HIDUP
Sebaliknya mereka yang ingin kaya dapat tersesat dalam kekayaannya sedangkan yang ingin keluar dari kemiskinan bisa semakin kecewa ketika ia tidak segera keluar dari keadaannya. Keadaan kaya maupun miskin selalu berubah seiring waktu demi waktu dan menghabiskan waktu di antaranya sehingga kehilangan arti dan tujuan hidup yang sesungguhnya. Itulah kesia²an hidup yang sering disebut oleh Pengkhotbah. Usaha menjaring angin. Tanpa hasil dan kosong. Namun usaha “mengalir mengikuti angin” Roh Kudus akan membawa kita pada kemuliaan hidup. Di sini di bumi maupun di sana di tempat kekal.
Tuhan memberkati kita semua…