Oleh: Peter B, MA
Para pekerja di bidang seni drama atau teater memerankan berbagai macam peran. Ada peran baik dan jahat. Peran profesi seperti polisi atau tentara. Peran pejuang dan peran korban. Peran pemimpin atau peran anak buah. Dan masih banyak lagi lainnya.
Dan kita semua telah tahu bahwa apapun yang mereka mainkan, itu tidak banyak berdampak di dunia nyata. Hanya sebatas beberapa jam saja, itu mempengaruhi emosi kita saat kita menontonnya di gedung bioskop atau layar kaca. Selebihnya, tidak ada. Semuanya hanya cerita, pementasan dan drama. Aktor dan aktris yang menjadi tentara tidak akan berguna jika terjadi perang yang sesungguhnya. Begitupun yang memerankan polisi tidak memiliki wewenang melakukan pemeriksaan, penggeledahan atau enangkapan kepada seseorang. Semuanya hanya sekedar peran yang bertujuan menghibur para penontonnya.
Dalam dunia rohani, jika kita hanya memainkan peran dalam beberapa jam atau satu hari dalam seminggu, tidak ada dampak yang akan terjadi atas sekitar kita. Bahkan Tuhan yang melihat kita berakting di panggung dan mimbar gereja segera menjadi jemu, bahkan murka. Sebab yang dirindukan-Nya ialah kehidupan kita sebagai anak-anak yang taat, bangsa yang kudus, yang melayani sebagai imam-imam kerajaan, umat kepunyaan Allah sendiri SUPAYA KITA MENCERITAKAN BAHWA KITA TELAH DITEBUS DAN DIBERI HIDUP BARU. Yang dahulu hidup dalam kegelapan dan mengikuti jalan-jalan kebinasaan, kini kita hidup dalam terang Allah yang ajaib.
Hidup yang berdampak, berguna dan menjadi berkat dimana nama Tuhan ditinggikan ialah saat kita SETIAP HARI TAAT MENGIKUTI PIMPINAN ROH-NYA yang daripadanya kita AKAN MENGHASILKAN BUAH ROHANI :
“Jadi inilah nasihat saya kepada setiap kalian:
Hiduplah dengan taat kepada pimpinan Roh Kudus. Dengan demikian kamu tidak lagi memuaskan keinginan-keinginan badanimu yang jahat.
Karena keinginan badani kita selalu berlawanan dengan keinginan Roh Kudus, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan badani kita. Karena keduanya saling bertentangan, dan keduanya ada di dalam diri kita masing-masing. Jadi kita tidak bisa hidup sesuka hati kita.
Tetapi kalau Roh Kudus memimpin hidup kita akan terbukti melalui kita saling mengasihi, bersukacita, hidup damai, sabar dalam kesusahan, bermurah hati, menolong sesama, menepati janji,
lemah lembut, dan bisa menguasai diri sendiri…” (Galatia 5:16-17,22-23, TSI).
Mengikuti pimpinan Roh Kudus berarti dipimpin untuk selalu mengasihi Allah dalam Kristus dan mengasihi Allah nyata dalam hal kita taat akan perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk-Nya. Pendeknya, MENJADI PELAKU FIRMAN.
Hanya dengan menjadi pelaku firmanlah, hidup kita berbeda dengan dunia dimana melalui itu, Tuhan kan memakainya untuk menarik orang datang kepada-Nya demi menerima perubahan hidup dan takdir mereka.
Bukan dengan menghafal, mengutip atau mengkhotbahkan dan mengajarkannya dengan fasih. Tapi dengan MENGHIDUPINYA, hidup Anda akan dipulihkan bahkan menjadi alat-alat pemulihan bagi sekitar Anda.
http://worshipcenterindonesia.blogspot.co.id/2016/12/memperkatakan-firman-yang-membawa.html
#IntrospeksiDiri
#HidupBerbuah
#MengasihiTuhanDanSesama
#DalamMelakukanFirmanAdaDampak
#BenarVsHampirBenar