BERBAKTI KEPADA ORANG TUA ATAU BERBAKTI KEPADA TUHAN?


(untuk rekan-rekan seiman di dalam Kristus – kalangan sendiri)

Di belahan dunia bagian timur, khususnya wilayah Asia,ada suatu peraturan yang entah tertulis atau tidak, dimana sejak kecil seorang anak ditanamkan suatu prinsip untuk menjunjung tinggi orang tua mereka. Penghormatan kepada orang tua diperintahkan selama orang tua itu hidup di dunia bahkan jauh setelah orang tua tersebut meninggal. Meskipun berbeda dalam ritual dan bentuk- bentuk penghormatannya, hampir semua budaya tersebut memiliki benang merah yang sama : orang tua adalah pribadi yang layak diagungkan, dihormati setinggi-tingginya, dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan keinginan atau kehendak (baca : ketidaktaatan terhadap) orang tua dipandang merupakan suatu dosa besar, pendurhakaan yang tak termaafkan. Legenda-legenda atau cerita-cerita rakyat (mis : Malin Kundang), ajaran yang disampaikan turun temurun, hingga praktek-praktek hidup sehari-hari dalam budaya ketimuran merupakan bukti-bukti yang tidak terbantahkan mengenai prinsip yang sangat kuat ini telah tertanam begitu dalam pada sendi-sendi kehidupan bangsa-bangsa timur sejak ratusan tahun yang lampau.
Dari latar belakang tersebut, tidak mengejutkan apabila salah satu etika utama dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam kehidupan keluarga, adalah sikap berbakti kepada orang tua. Dari sinilah kemudian muncul praktek-praktek yang wajib dipatuhi secara ketat. Penentangan terhadap salah satu saja dari praktek-praktek tersebut maka seorang anak dapat dipandang sebagai suatu sikap yang tidak patut, kurang ajar, melawan adat, tidak memahami tata krama dan sudah berlaku tidak berbakti kepada orang tua.

Praktek-praktek tidak berbakti kepada orang tua itu antara lain :

  1. Ketaatan adalah mutlak terhadap perintah atau apapun yang telah ditetapkan orang tua
  2. Orang tua berhak mengontrol kehidupan anak-anaknya hingga aspek-aspek terkecil hidup mereka
  3. Orang tua berhak mengatur dan menetapkan tujuan hidup anak-anaknya
  4. Seorang anak harus menunjukkan baktinya kepada orang tua dengan menjaga nama baik atau reputasi orang tuanya, tidak boleh berkata buruk mengenai orang tuanya, dan menghormati dalam berbagai bentuk penghargaan bahkan setelah orang tua tersebut meninggalkan dunia
  5. Dalam tidak sedikit kasus, orang tua dapat menuntut anaknya berbakti kepadanya dengan meminta jaminan keuangan atau materi, mewajibkan untuk dipenuhi seluruh kebutuhan dan keinginannya di masa tua mereka
  6. Dalam beberapa kebudayaan, berbakti kepada orang tua sangat tipis perbedaannya dengan berbakti kepada Tuhan. Bakti kepada orang tua seringkali sama dengan bakti kepada Tuhan. Di sini, kendatipun tidak pernah diungkapkan secara terbuka, orang tua secara tidak langsung dipersamakan dengan Tuhan.

Dari sini kita mengetahui alasan mengapa Yesus mengajarkan suatu prinsip yang demikian :
“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” – Mat 10:37
 

atau
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” -Luk. 14:26

Kristus mengajarkan bahwa bakti kepada orang tua tidak boleh melebihi bakti kepada Tuhan. Orang tua harus dihormati supaya kita hidup berbahagia dan panjang umur di bumi, sesuai janji Tuhan (Ef. 6:1-3). Namun, ketaatan kepada Tuhan itu lebih tinggi dan lebih mutlak daripada kepada manusia. Kepatuhan kepada orang tua tidak sama dengan penundukan kepada Tuhan. Tuhan yang harus diutamakan. KRISTUSLAH YANG SEMESTINYA MENGENDALIKAN DAN MENJADI PENENTU ARAH DAN TUJUAN HIDUP KITA. Perintah, ketetapan dan firman-Nya yang harus menjadi pilihan utama dan satu-satunya bagi kita dalam menjalani hidup di dunia. Walaupun ketaatan kepada Tuhan dinyatakan pula dalam bentuk penghargaan kepada orang tua, akan tetapi ketika ada perbedaan prinsip antara orang tua jasmani kita dengan orang tua rohani kita, maka kita yang mengaku sebagai anak-anak Tuhan seharusnya TELAH MENGETAHUI DENGAN JELAS DAN SEMESTINYA MEMILIH TANPA RAGU untuk taat kepada siapa –yaitu kepada TUHAN.

Jangan biarkan prinsip-prinsip duniawi yang tidak membawa kita kepada yang terbaik yang disediakan Tuhan menjadi pegangan hidup kita. Bahkan jika itu dipandang sebagai aturan yang baik dan penting sekalipun, kita harus menetapkan pilihan prinsip mana yang terbaik. Di atas segalanya, apabila kita mengaku sebagai pengikut-pengikut Kristus, KITA HARUS MEMILIH UNTUK TAAT SEPENUHNYA KEPADA OTORITAS TUHAN. Kepada Dialah kita HARUS BERBAKTI DAN MENYERAHKAN SEGENAP KEHIDUPAN KITA. Bukankah Dialah Pencipta kita dan kita adalah milik-Nya? DIA layak menerima yang terbaik dari hidup kita. Bagi Dialah seluruh hidup kita.

Hai engkau yang mengaku murid dan pengikut Yesus, biarlah hanya Tuhan saja yang mengendalikan dan menjadi tuan atas hidupmu. Jangan merasa layak di hadapan-Nya sebelum engkau memilih Dia sebagai yang tertinggi daripada segala sesuatu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *