Arsip Kategori: GERAKAN 200 PEMIMPIN ROHANI

PELATIHAN DI PADANG BELANTARA

 Oleh: Ruth Yanti Tampinongkol



Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. (Amsal 27:17)

Kutipan ayat diatas merupakan sebuah pesan penting yang menyingkapkan
sebuah rahasia hati Tuhan -yang disampaikan-Nya melalui raja Salomo-
supaya manusia saling belajar dari sesamanya baik melalui kekurangan
maupun kelebihannya.

Memang benar bahwa manusia tidak bisa
mengubah sesamanya karena hanya Tuhan yang sanggup melakukannya tetapi
Tuhan senang memakai manusia untuk saling mengasah (memurnikan) satu
sama lain, itu sebabnya jika kita mendapatkan sebuah kesempatan untuk
belajar melalui sesama merupakan sebuah anugerah yang besar.

Kenyataan hidup yang keras melalui keadaan direndahkan atau diremehkan
dan ditolak dalam kesendirian seperti seorang yatim piatu sangat melukai
perasaan, tetapi berbeda dengan sudut pandang Tuhan yang seringkali
justru menggunakan keadaan itu untuk melatih para pengikut dan
hamba-hamba-Nya yang sejati.

Keadaan ini seringkali digambarkan
sebagai padang belantara, yaitu tempat pelatihan khusus untuk kita
bertumbuh dalam kerendahan hati dan belajar memimpin diri sendiri
sehingga kita dapat memimpin orang lain dengan cara yang suci.

Yusuf adalah SEORANG HAMBA SEJATI yang lahir di padang belantara, kita
bisa melihat dengan jelas bagaimana Tuhan melatih dirinya melalui
saudara-saudara kandungnya sendiri yang memperlakukannya dengan kejam
karena iri hati. Saudara-saudaranya bermaksud membunuh Yusuf beserta
mimpinya dengan cara yang jahat tetapi Tuhan justru menggunakan keadaan
itu untuk mengantarkan Yusuf kepada mimpinya. Kepemimpinan yang Tuhan
berikan hanyalah untuk melayani saudara-saudara dan bangsanya.

• Kejadian 50:20 (TB)
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah
telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti
yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang
besar.

Padang belantara juga merupakan situasi dimana kita
diperhadapkan dengan orang-orang yang mengeraskan hati untuk bertobat
dengan mengubah cara hidupnya yang lama. Mereka menjadi alat penumbuk
yang Tuhan pakai untuk meremukkan hati kita supaya Tuhan dapat tinggal
dekat dengan kita, melimpahi serta memulihkan kita dengan kasih-Nya dan
membantu kita supaya tidak menyerah dengan orang-orang yang tidak ingin
berkomitmen untuk perubahan yang mendalam.

Musa adalah orang
terbaik Tuhan berikutnya dimana melalui pelatihan di padang belantara
menjadikannya SEORANG PEJUANG DOA yang tabah dan tidak pernah menyerah
untuk memohon belas kasihan Tuhan bagi pertobatan bangsa yang
dipimpinnya saat keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian.

Satu
hal yang menjadi tujuan Tuhan membiarkan para pengikut-Nya berada dalam
beban penderitaan ini adalah supaya kita mengerti bahwa kita dapat
mengandalkan dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan bukan pada diri
sendiri sehingga kita akan semakin memahami bahwa batas kekuatan manusia
bukan terletak pada dirinya tetapi di dalam Penciptanya. Penyerahan
diri adalah pelajaran penting yang kita pelajari di padang belantara.

Mengapa Tuhan menghendaki cara yang demikian untuk mengubahkan kita?
sebab Tuhan ingin kita belajar melayani satu sama lain melalui perbuatan
sehari-hari.
Melihat orang-orang yang secara nyata terus menerus
mengeraskan hati bisa menyebabkan kita terluka bahkan lelah dan putus
asa, namun kasih yang mendalam menghasilkan kerendahan hati yang akan
menerima kelemahan mereka, mencintai kelebihan mereka, memaafkan
kebencian mereka, bersukacita dalam kelimpahan mereka bahkan berbelas
kasihan dalam kesusahan mereka.

• Yohanes 13:34-35 (BIMK)

Perintah baru Kuberikan kepadamu: Kasihilah satu sama lain. Sama seperti
Aku mengasihi kalian, begitu juga kalian harus saling mengasihi.
Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian pengikut-pengikut-Ku.”

• Roma 12:15 (FAYH)
Bila orang lain bersukacita, ikutlah bersukacita dengan mereka. Bila mereka bersedih hati, ikutlah merasakan kesusahan mereka.


Kerendahan hati membuat kita tidak lelah untuk terus menerus berbuat
baik terhadap orang-orang yang sulit dan kelak pada waktunya Tuhan kita
akan menuai panen raya.
 

• Galatia 6:9 (BIMK)
Sebab itu,
janganlah kita menjadi bosan melakukan hal-hal yang baik; sebab kalau
kita tidak berhenti melakukan hal-hal itu sekali kelak kita akan menuai
hasilnya.

Yesus rela turun ke dunia menjadi sama dengan manusia
hanyalah untuk mengalami dan merasakan betapa rendah, menderita dan
sakitnya keadaan manusia yang hidup di bumi. Meski demikian Yesus tidak
pernah hidup dengan perasaan karena sikap orang-orang yang bersikeras
menolak dan merendahkan-Nya tetapi Dia menggunakan perasaan-Nya dengan
tepat untuk melayani semua orang dengan penuh belas kasihan. Bahkan
menyatakan cinta-Nya dengan kematian demi menjangkau manusia yang
sejatinya adalah para pemberontak.

Pola kerendahan hati yang
Yesus gunakan untuk menjangkau manusia di dunia inilah yang harus kita
teladani demi menjangkau sesama. Sebab satu-satunya cara untuk dapat
melayani dengan baik adalah dengan keteguhan hati memeluk salib kita.
Kematian dalam diri kita adalah kehidupan bagi orang lain.

Setiap
hari adalah kesempatan untuk merendahkan hati. Jika kita tetap bertekun
di dalam kasih dan pengampunan maka kita akan melihat waktunya dimana
padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan dan kebun buah-buahan itu
akan dianggap hutan (Yesaya 32:25), yaitu sebuah pemulihan rohani yang
melahirkan hubungan-hubungan persahabatan dan persaudaraan dalam
kesatuan hati yang terbuka satu sama lain sehingga menjadikan kita rumah
rohani yang kuat.

Seperti bangunan yang rapi tersusun, menjadi bait
Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Menjadi tempat kediaman Allah di
dalam Roh (Efesus 2:19-22).

Tujuan utama dari pelatihan ini
adalah supaya akhirnya kita semua disatukan dalam sebuah
komunitas/persekutuan murid-murid dan hamba-hamba sejati yang bersehati
dan sepikir untuk satu tujuan yaitu MEMULIAKAN TUHAN. Mereka saling
membagikan kehidupan di dalam Tuhan untuk mengajar satu sama lain,
menguatkan orang-orang percaya lainnya dan membawa mereka yang belum
percaya untuk beroleh keselamatan di dalam Yesus Kristus.

KASIH adalah kunci utama agar kita menang dalam pelatihan padang belantara. Di tempat ini pula lahir para PENYEMBAH SEJATI.

Apakah kita pernah mengalami sebuah peristiwa dimana kita ditinggalkan
seorang diri seperti Daud yang hanya berteman kesunyian di padang
belantara?

Meski tampak menakutkan tetapi hanya di tempat-tempat
seperti inilah kita menemukan KASIH SEJATI yang tidak pernah berubah dan
abadi.

Seperti kisah seorang perempuan berdosa yang tercatat di
dalam Lukas 7:36-50. Di saat orang-orang farisi terus menerus
menghina/melecehkan dengan pemikiran bahkan diluapkan dengan
perkataan-perkataan penghakiman, ia memilih untuk tidak mempedulikan
sekelilingnya. Perempuan itu hanya peduli dengan apa yang ia miliki dan
rasakan, yaitu sebuah persahabatan dan pengampunan dari cinta kasih
Yesus yang begitu dalam.

Hati seorang penyembah sejati selalu
remuk dalam pertobatan karena menyadari bahwa hidupnya sangat bergantung
oleh belas kasihan Tuhan. Kepada merekalah Tuhan berkenan. Mereka yang
mengalami betapa dirinya dicintai Tuhan akan menyerahkan seluruh
hidupnya untuk mengasihi dan melakukan kehendak-Nya.

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat
kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat
kasih.” (Lukas 7:47)

Padang belantara bukan sekedar tempat
pelatihan biasa sebab di tempat pembuangan, penolakan, kesendirian dan
penderitaan itulah mereka justru dipulihkan dalam keajaiban dan anugerah
demi menyatakan rencana Tuhan yang sangat besar. 

Disanalah lahir
para hamba, pejuang (prajurit) dan penyembah sejati yang akan menjadi
alat khusus Tuhan, sebagai duta-duta transformasi bagi sesama dan
bangsanya.

Padang belantara adalah tempat pelatihan terbaik bagi
hamba-hamba-Nya, disanalah kita mengenal jalan-jalan Tuhan yaitu KASIH
dan KEBENARAN yang memisahkan kita dari setiap kefasikan.

Tuhan Yesus memberkati

MENDAKI GUNUNG ALLAH

Pada hari pertama kita membahas
langkah-langkah progresif menuju kedewasaan di dalam Yesus Kristus.
Jika diikuti,  langkah-langkah ini akan memimpin kita menuju
kehidupan Kristen yang dewasa dan berkemenangan. Tujuan kita adalah
seperti yang dinyatakan dalam Efesus 4:15 yaitu “….bertumbuh
di dalam Segala hal ke arah Dia,  Kristus,  yang adalah
Kepala.”
Untuk membantu Anda melangkah sedikit
lebih maju,  saya akan menunjukkan beberapa tempat di Alkitab di
mana langkah-langkah ini ditemukan sehingga Anda dapat mempelajarinya
secara pribadi.  Yang pertama dikemukakan oleh rasul Paulus di
dalam 1Korintus 10:1-11 :

“Aku mau, supaya kamu
mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di
bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
Untuk menjadi pengikut Musa mereka
semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Mereka semua makan makanan rohani
yang sama 
dan mereka semua minum minuman rohani
yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti
mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Tetapi sungguhpun demikian Allah
tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka
ditewaskan di padang gurun.
Semuanya ini telah terjadi sebagai
contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita
menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
dan supaya jangan kita menjadi
penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka,
seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan
minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.”
Janganlah kita melakukan percabulan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada
satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
Dan janganlah kita mencobai Tuhan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka mati dipagut ular.
Dan janganlah bersungut-sungut,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Semuanya ini telah menimpa mereka
sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang
hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”
Dalam seluruh kisah ini, pertama-tama
kita akan melihat prosedur langkah demi langkah bagaimana umat Allah
dilepaskan dari perbudakan. Hal ini terjadi dengan perayaan Paskah
yang adalah merupakan model profetik dari pengorbanan Yesus, yang
melepaskan kita dari kuasa si jahat. Setelah “dibaptis di Laut
Merah” (ayat 2), mereka dipimpin langkah demi langkah memasuki
padang belantara yang bertujuan untuk  mendewasakan dan
mempersiapkan mereka untuk memiliki warisan mereka.
Garis besar pelajaran mengenai
kedewasaan rohani dapat dilihat dari tabernakel itu sendiri. Setelah
memasuki pintu kemah yang menggambarkan Yesus (lihat Yohanes 10:7),
peralatan yang ada di dalam tabernakel disusun sesuai kemajuan
langkah demi langkah menuju hadirat dan kemuliaan Tuhan. Ini
merupakan pelajaran yang paling luas, dan kita akan mempelajarinya
secara mendalam. Anda juga dapat melihat pergerakan pada tabernakel
dan bait selanjutnya yang dibangun bagi Tuhan,  berpuncak pada
Tuhan Yesus sendiri, dan kemudian pada gerejaNya.
Ada juga tempat yang lain di mana Anda
dapat melihat pertumbuhan ke arah kedewasaan,  yaitu dalam
membangun Kerajaan Daud dan mengarak Tabut Allah ke Yerusalem. 
Selain itu,  kita dapat melihatnya juga di dalam Nyanyian Ziarah
(lihat Mazmur 120 sampai 134), dan kita menemukan juga garis besar
kedewasaan yang sangat mendasar dan praktis yang diberikan kita dalan
2 Petrus 1:2-10 :
“Karena kuasa ilahi-Nya telah
menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup
yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita
oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
Dengan jalan itu Ia telah
menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat
besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi,
dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Justru karena itu kamu harus dengan
sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan,
dan kepada kebajikan pengetahuan,
dan kepada pengetahuan penguasaan
diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan
kesalehan,
dan kepada kesalehan kasih akan
saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan
semua orang.
Sebab apabila semuanya itu ada padamu
dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan
berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Tetapi barangsiapa tidak memiliki
semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa
dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.                  
Karena itu, saudara-saudaraku,
berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin
teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah
tersandung.”
Renungkanlah hal di atas. Jika kita
memiliki hal-hal tersebut secara berlimpah-limpah, panggilan kita
akan semakin teguh, dan kita tidak akan pernah tersandung.
Ini adalah beberapa cara yang jelas agar
kita dapat melihat pertumbuhan iman kita menuju kedewasaan.

Jika
kita ingin mencapai kedewasaan, kita harus memiliki visi
mengenai tujuan (hidup) kita, mengetahui dimana kita berada, 
dan mampu melihat dengan jelas langkah berikutnya.
 

Doa saya
adalah kita semua dapat melihat kemajuan yang dapat dirasakan dan
dramatis dalam iman dan pengetahuan kita akan Tuhan, demikian juga
wahyu mengenai kemuliaan dan kuasaNya serta jalan-jalanNya yang
memampukan kita mempengaruhi dunia yang hidup di dalam kegelapan ini

Diambil dari buku 50 Day For An Enduring
Vision oleh Rick Joyner

POKOK DOA MENJELANG PILKADA 2018

Oleh Didit I.

Shalom rekan² yang dikasihi Tuhan,
Saya mewakili hamba² Tuhan di Worship Center menyampaikan terima kasih untuk kepercayaan dan kerjasama rekan² yang turut menyebarkan pokok doa dan bergumul dalam doa syafaat bersama kami. Dimana kita telah bersama-sama berdoa syafaat bersama² untuk:

1. Tuhan melembutkan hati umatNya untuk merendahkan diri, bertobat, mencari dan hidup dalam kehendak Tuhan.


2. Pemerintah dimampukan membongkar dan menangkap jaringan pelaku teroris di Indonesia.


3. Pemerintah dimampukan mengubah undang² terkait sikap tegas pemerintah melawan teroris.


4. Pemerintah dan masyarakat Indonesia bersatu melawan gerakan radikal agama di Indonesia.

Sebagaimana yang juga telah kami posting di blog Worship Center dengan link sebagai berikut:
GERAKAN DOA BERSAMA UNTUK INDONESIA

Percayalah bahwa doa-doa yang sudah kita sampaikan dalam hadiratNya tidak pernah sia-sia sebab Tuhan suka mendengarkan doa-doa dari umatNya yang sungguh-sungguh berharap kepada Tuhan, bergantung kepada kasih karuniaNya dan sungguh-sungguh mau melakukan kehendakNya.

Puji Tuhan, pada hari minggu kemarin (3 Juni) dalam doa syafaat di malam hari Tuhan menyampaikan bahwa Tuhan telah mendengar doa-doa kita. Jawaban Tuhan telah diteguhkan dengan beredarnya berita-berita penangkapan pelaku teroris di berbagai daerah, kampus, pejabat pemerintah dan membongkar jaringan teror bom bunuh diri. Penangkapan teroris memang masih akan terus berlanjut. Dan kita percaya janji Tuhan untuk menjawab doa-doa kita.

Dan Tuhan memberikan POKOK DOA YANG BARU berhubungan dengan PILKADA 2018 Tuhan ingin kita bersatu hati berdoa syafaat supaya :

1. Umat Tuhan mau MERENDAHKAN DIRI, BERTOBAT dari jalan² yang jahat, BERDOA, MENCARI DAN MEMILIH PEMIMPIN SESUAI KEHENDAK TUHAN.


2. PILKADA di berbagai daerah berlangsung dengan ADIL, JUJUR, TERBUKA dan kubu yang kalah di pilkada siap MENERIMA KEKALAHAN DENGAN LAPANG DADA.


3. Tuhan MENYINGKAPKAN dan MENGAGALKAN rencana jahat, curang dari para elit politik yang berusaha memperkeruh suasana bangsa ini seperti menyebarkan teror, isu SARA, kecurangan dalam menghitung suara, fitnah kepada lawan politik yang kemudian berpotensi menimbulkan kerusuhan dan korban jiwa di beberapa daerah.

Sasaran utama dari pokok doa ini adalah
Pertama: umat Tuhan di seluruh Indonesia mau mencari kehendak Tuhan, memilih pemimpin sesuai kehendak Tuhan. 

 Kedua: terwujudnya pilkada yang berlangsung dengan damai, adil, jujur dan terbuka di berbagai daerah.

Tuhan sedang mencari orang-orang yang mau berdoa syafaat bagi Indonesia, khususnya pilkada 2018.

Semoga Tuhan bermurah hati untuk mengampuni dosa-dosa kita, menggagalkan segala rencana para elit politik yang jahat, menjauhkan bangsa ini dari segala teror dan kerusuhan yang disebabkan pilkada di berbagai daerah.

Mari kita meredahkan diri dan bersatu hati berdoa syafaat untuk bangsa ini.

Salam perjuangan dalam Kristus

NB: Bagi rekan-rekan yang ingin membaca PERSPEKTIF PROFETIK TERKAIT PILKADA 2018 bisa mengunjungi blog Worship Center dengan link di bawah ini:

PERSPEKTIF PROFETIK TERKAIT PILKADA 2018

PENTINGNYA BERSIKAP NETRAL MELIHAT KONDISI INDONESIA

Jika orang-orang mau
bersikap netral dan tidak memihak maka akan dapat melihat kondisi
bangsa ini dengan jelas. Terlebih lagi orang-orang yang takut akan
Tuhan dan murid-murid Kristus seharusnya dapat melihat lebih jelas
akan kondisi dan kehendak Tuhan untuk Indonesia

Berikut ini adalah salah satu artikel yang ditulis oleh seorang penulis facebook yang bersikap netral/tidak memihak sehingga melihat kondisi Indonesia dengan jernih. Kami memiliki pandangan yang sama tetapi dengan alasan yang berbeda.  
Saya bukan Pendukung
Jokowi
Oleh : Kang Hasan
Mungkin orang
menganggap pernyataan itu basa basi. Tapi bagi saya memang begitulah
adanya. Saya tidak pernah kesengsem pada sosok Jokowi. Pada pilkada
DKI 2012 saya tidak mendukung Jokowi. Pilihan saya waktu itu adalah
Faisal Basri.
Begitulah. Saya
selalu siap kalah. Memilih Faisal Basri jelas bukan dengan keyakinan
ia akan menang. Tapi karena konsep yang ia usung lebih meyakinkan.
Saya sudah lama mengikuti tulisan-tulisan dia, dan berbagai gagasan
cocok di nalar saya. Saya menganggap Faisal bukan orang yang haus
jabatan.
Tapi saya harus
berhadapan dengan kenyataan politik, bahwa tanpa dukungan partai dan
popularitas memadai, orang dengan konsep yang bagus pun akan kalah.
Faisal hanya menuai suara yang sangat sedikit. Jokowi-Ahok unggul di
atas Foke-Nara, kedua pasangan kemudian melaju ke putaran kedua.
Tahun 2014 saya
masih berharap Jokowi meneruskan jabatan sebaga Gubernur DKI sampai
selesai. Tapi dia akhirnya menyatakan maju sebagai calon presiden. Ia
mengingkari apa yang sudah dia sampaikan sebelumnya, bahwa dia tidak
akan maju.
Saya maklum saja.
Politikus memang begitu. Kita tidak bisa berharap mereka memenuhi
janji sesuai yang dikatakan, kata demi kata. Ucapan politikus adalah
bentuk komunikasi politik. Di dalamnya terkandung basa basi,
pencitraan, dan lain-lain.
Saya waktu itu siap
untuk memilih calon lain. Siapa? Eh, yang muncul adalah Prabowo. Bagi
saya Prabowo bukan pilihan. Dia orang Orde Baru, dengan rekam jejak
kekerasan demi mempertahankan kekuasaan mertuanya. Di luar soal itu,
tidak ada yang meyakinkan dari konsep yang diusung Prabowo.
Iklan-iklan politiknya yang ditayangkan selama 5 tahun membuat saya
nyengir tiap kali melihatnya. Itu iklan-iklan kosong, isinya sama
sekali tak mewakili sosok Prabowo.
Apa boleh buat,
ketika berhadapan dengan 2 pilihan buruk, saya memilih yang kurang
buruk. Saya dukung Jokowi.
Apakah 4 tahun ini
kinerja Jokowi memuaskan saya? Tidak. Saya tadinya berharap ada
gerakan yang lebih fundamental. Tapi kinerja itu pun tidak bisa
disebut buruk. Kinerja infrastruktur boleh diacungi jempol. Hanya
saja kinerja di bidang lain seperti pendidikan, penegakan hukum, dan
reformasi birokrasi, masih kurang baik.
Apakah saya siap
memilih selain Jokowi? Sangat siap. Tapi siapa? Prabowo bagi saya
sudah kartu mati. Gagot? Anies? Aher? Saya sadar, tidak ada dari
mereka yang bisa sejajar dengan Jokowi. Hasil survey menunjukkan
bahwa mayoritas rakyat juga berpendapat begitu. Menurut survey
Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi saat ini adalah 55,9%. Data itu
sudah cukup menjelaskan.
Saya tidak punya
ikatan emosional apapun dengan Jokowi. Saya sering mengritik dia.
Kalau ada orang mengritik, dan menurut saya itu kritik yang benar,
saya aminkan.
Tapi ingat, kita
bicara soal kritik. Bukan soal fantasi seperti tudukan Jokowi PKI,
antek asing, atau bahkan keturunan Cina. No, not that kind. Itu bukan
kritik. Itu igauan atau racauan orang yang tidak sehat.
Satu lagi, saya juga
tidak mempertimbangkan pilihan berdasarkan iman. Saya orang sekuler.
Saya tidak percaya bisikan gaib. Saya lihat Jokowi seorang muslim
yang saleh, dekat dengan ulama. Dia tidak memusuhi umat Islam seperti
yang difitnahkan banyak orang. Tapi kesalehan Jokowi bukan
pertimbangan bagi saya.
Jadi, silakan
gunakan akal sehat, fakta, dan data, tentukan pilihan Anda. Akal saya
menetapkan bahwa pilihan saya Jokowi. Kalau ada pilihan yang lebih
baik, saya siap memilih yang lain. Jadi, silakan  beri saya
pilihan baru yang lebih baik.
Siapa?

5 BAHAYA MEMATIKAN DI TIAP GEREJA LOKAL

Dan Reiland

Ada bahaya besar yang kita hadapi saat kita melakukan bagian kita melaksanakan misi Tuhan. Mudah bagi pelayanan gereja untuk menjadi “bisnis seperti biasa” (bussiness as usual). Oleh karena itu, sangatlah bijaksana dan berguna untuk merenungkan lima bahaya yang benar-benar dapat merusak gereja Anda.

5 Bahaya Mematikan :

1) Ketika sistem mengambil alih peran Roh Kudus.

Saya adalah pendukung sistem gereja. Penatalayanan yang baik membutuhkan efisiensi waktu, energi dan uang.

Namun, jika kita mulai bersandar pada sistem melebihi kekuatan Roh Kudus, kita sedang meluncur di atas es tipis. Di bawah tuntutan tujuh hari yang berulang kembali serta 52 kali setahun untuk “mengadakan dengan sukses” ibadah berikutnya, lebih mudah bertindak daripada memikirkannya lebih lagi. Mesin bisa mengambil alih misi Tuhan.

Idenya adalah tidak mengabaikan sistem Anda atau menyingkirkannya. Sebenarnya, Anda mungkin perlu mengembangkannya dengan lebih baik. Ini lebih tentang menjaga mereka dalam prioritas yang tepat dan mengetahui bagaimana membuat mereka tunduk pada Roh Kudus. Itu tidak mudah bila Anda memiliki tenggat waktu.

Roh Kudus tidak bisa menjadi sebuah tanda ‘tag’ di bagian akhir jika para pemimpin rohani masih mengharapkan kuasa ilahi. Kita harus membiarkan Dia memimpin jalan, dan sistem membantu kita melepaskan kekuatan itu untuk menjangkau lebih banyak orang.

2) Bila nama gereja Anda diangkat di atas nama Yesus.

Nama gereja Anda penting dan reputasi yang baik di masyarakat Anda adalah penting. Tapi ada potensi yang halus dan berbahaya untuk berbicara lebih banyak tentang gereja Anda daripada tentang Yesus.

12 Stone Church memiliki nama baik di masyarakat, dan saya bersyukur untuk itu. Tapi salah satu pujian terbaik yang pernah saya dengar berasal dari seorang pelayan yang berkata, “Oh, kalian adalah orang-orang aneh yang suka menyebut-nyebut Yesusitu ya!” Dia menghubungkan kita dengan Yesus, dan itu adalah hal yang baik.

Sangat mudah untuk mengatakan “Tuhan” (dan tidak ada yang salah dengan itu), namun saat Anda mengatakan “Yesus” Anda telah membuat pernyataan yang berbeda, dan orang-orang tahu di mana Anda berada.

3) Bila program diutamakan daripada doa.

Program yang mengatasi dan menggantikan kuasa doa mengarah pada pengalaman tanpa transformasi. Nuansa unik dengan potensi bahaya ini adalah bahwa pengalaman itu mungkin bagus, tapi itu tidak berarti bahwa akan ada dampak kekal terjadi.

Semakin lama saya memimpin gereja, semakin dalam saya yakin bahwa doa adalah segalanya. Gereja Anda atau gereja saya mungkin memiliki kepemimpinan dan program hebat yang disukai dan dihargai oleh orang-orang, namun keberhasilan jangka panjang yang sejati didasarkan pada doa.

Semakin saya mengurangi jadwal pelayanan saya untuk berdoa, semakin jadwal itu melawan saya. Saya tetap berjuang bagaimanapun juga. Mengapa? Musuh tahu dan akan melakukan apapun untuk mencegah doa! Sebenarnya, musuh menyukai program tanpa doa karena tidak menimbulkan ancaman. Tetapi bahkan gereja-gereja terkecil dan paling rendah hati pun bisa mengguncang Kerajaan jika itu adalah gereja doa!

4) Bila persaingan menjadi lebih besar daripada kerja sama.

Persaingan tampaknya halus atau tidak disadari, tapi ini adalah bahaya besar yang sulit ditaklukkan. Sulit ditaklukkan karena beberapa kompetisi sebenarnya sehat. Adalah berasal dari dorongan kepemimpinan yang baik dan saleh yang ingin membuat kemajuan dan meraih keunggulan.

Saat persaingan didorong oleh kecemburuan, kebanggaan, iri hati atau ketidakamanan maka yang kita dapatkan dalam masalah besar. Bila Anda marah karena seseorang memiliki lebih Anda, atas apapun, persaingan telahenenggelamkan Anda seperti air yang telah sampai di leher Anda.

Alkitab dengan jelas memanggil kita untuk bersatu, entah itu di dalam gereja kita sendiri atau dengan gereja-gereja lain. Saat kita bergandeng tangan dengan semangat kerja sama, dengan sesama anggota staf atau, misalnya, di meja bundar dengan gereja lain, kita sulit dikalahkan.

5) Bila kenyamanan diijinkan menggantikan pengorbanan.

Baru-baru ini saya menulis sebuah posting tentang pengorbanan, jadi saya akan menjelaskan secara singkat hal terakhir ini, tapi ini tidak kalah pentingnya.

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa perintis gereja dan gereja baru tidak pernah mencari penghiburan? Mereka makan, tidur dan minum dalam tugas/misi mereka. Mereka membuat pengorbanan besar untuk meluncurkan gereja yang masih bayi. Mereka melakukan apapun yang diperlukan.

Namun, para pemimpin dan gereja yang sama, bertahun-tahun kemudian, sepertinya hanya sering menghasilkan gas saja (tanpa hasil yang nyata). Ada banyak alasan untuk itu, tapi jujur ​​saja, tidak ada yang bagus. Tidak ada nilai nyata yang terus bergerak maju tanpa pengorbanan.

Dari pernikahan Anda di rumah sampai misi Anda di gereja, meluncur di zona nyaman itu serupa berada dalam pasir hisap. Anda tidak tahu apa yang telah Anda injak sampai Anda sudah dalam bahaya. Bahaya yang mematikan.

Artikel aslinya ada di sini:
http://danreiland.com/5-grave-dangers-for-any-local-church/

PELAJARAN DARI KEPEMIMPINAN RADIKAL YESUS

Oleh Pete Scazzero 

Memimpin orang-orang dalam nama Yesus itu rumit, menuntut kebijaksanaan dan ketajaman yang luar biasa. Saya telah mendedikasikan hidup saya sebagai orang dewasa untuk mempelajari kepemimpinan. Saya telah menulis buku tentang kepemimpinan, membaca banyak sekali buku tentang topik ini, dan lebih banyak lagi menghadiri konferensi kepemimpinan.

Tapi selama 18 bulan terakhir, saya telah merenungkan kepemimpinan Yesus dalam Injil Matius. Ini telah mengguncang saya. Roh Kudus telah menantang saya untuk secara jujur ​​melihat model kepemimpinan gereja Barat yang hidup di dalam diri saya lebih dari yang saya ketahui (yaitu memjadi lebih besar, lebih baik, lebih, lebih cepat), dan mengundang saya untuk mereguk lebih dalam akan kehidupan dan kepemimpinan Yesus.

Saya telah meringkas pelajaran saya menjadi lima pelajaran untuk menjadi bahan perenungan  dan doa Anda:

1) Yesus menolak pelayanan penuh kuasa yang ditampilkan oleh Setan – sensasional, spektakuler dan cepat. Yesus memilih jalan hina penderitaan dan salib. Dia tidak menyerang Israel dengan badai sebagai Mesias. Dia menolak untuk memamerkan kekuatan atau pengetahuan-Nya untuk “menunjukkan pada orang-orang” siapa Tuhan itu. Sebagai gantinya dia mengetuk pintu Israel dengan secara perlahan -sedikit demi sedikit. Sebenarnya, Yesus menyesalkan kerohanian yang tampil seperti bisnis, lebih memilih untuk melakukan pekerjaan-Nya dengan tenang, tidak menarik perhatian dan dengan cara yang terukur-tidak seperti Mesias palsu pada zaman-Nya. Dia sering menarik atau memerintahkan orang untuk diam, berusaha menyembunyikan diri dan tidak ingin terlalu dikenal.
Tuhan, berikan aku anugerah untuk menolak godaan untuk terburu-buru dan ingin menjadi besar.

2) Yesus dengan sengaja memilih jalan kerendahan hati. Yesus memilih untuk dilahirkan di palungan dan hidup kondisi yang tidak normal di Nazaret (yaitu, di desa yang tidak dikenal). Mukjizat pertamanya adalah mukjizat kerendahan hati saat ia bergabung dengan kita dalam umat manusia di sungai pertobatan yang dalam penanganan Yohanes Pembaptis. Sebenarnya, pusat pelayanannya terjadi di belantara Galilea dan tidak strategis seperti di Yerusalem.
Tuhan, tolong saya memilih kerendahan hati hari ini.

3) Yesus hanya mendidik beberapa orang, dan mereka bukanlah orang-orang yang memiliki pengaruh besar. Yesus tidak memburu selebriti, orang berpengaruh atau pemimpin duniawi, namun memihak mereka yang tanpa kekuasaan dan status, mereka yang berada di tangga terbawah. Orang yang tidak mengesankan membuatnya terkesan. Dia dengan lembut menyelamatkan mereka yang gagal dan orang-orang kecil di masyarakat yang terpinggir, memperlakukan mereka dengan rasa hormat khusus. Yesus membangkitkan orang-orang kecil untuk menjadi mereka yang memiliki kebesaran, orang-orang yang tidak penting memiliki posisi baru yang penting, dan orang-orang miskin memiliki kehidupan yang jauh lebih kaya.
Tuhan, ajari aku untuk tidak melihat penampilan luar tapi untuk melihat hati seperti yang kamu lakukan (1 Sam.16: 7).

4) Yesus hidup bebas dari harapan dan penilaian orang lain. Yesus tidak memiliki pendidikan rabbi secara formal. Para pengikutnya dicurigai dan ajarannya sering menyinggung perasaan. Gaya hidupnya dianggap kurang radikal. Dia tidak cukup berpuasa. Dia makan dan minum apa saja. Dia menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Dia tidak tampak “spiritual” atau serius seperti Yohanes Pembaptis.
Bapa, berilah aku keberanian untuk mengikutimu dan jangan teralihkan oleh opini negatif dari orang-orang di sekelilingku.

5) Yesus menunjukkan kepada kita bahwa definisi kesuksesan dunia bukanlah berasal dari Tuhan. Yesus tampak merasa puas walaupun tampaknya gagal. Dia tidak berbuat banyak untuk mengubah sistem struktural dasar di Israel selama tiga tahun pelayanannya. Orang-orang Farisi / Saduki masih menguasai Bait Suci dan kehidupan religius. Herodes masih tetap di atas takhta. Dan Yohanes Pembaptis masih berada di dalam penjara. Yesus tampaknya menjalankan lebih banyak pelayanan ‘ambulans’ (mengambil korban kecelakaan dari sistem-sistem yang jahat) daripada benar-benar menyerang kekuatan politik atau ekonomi secara langsung. Dia mengakhiri hidupnya ditolak dan dibenci. Namun dia berterima kasih kepada Tuhan, percaya pada Bapa yang tidak pernah berfrustrasi yang memang benar-benar memegang kendali (Matius 11: 25-26). Dia mendefinisikan kembali kesuksesan sebagai menyelesaikan karya unik yang Tuhan telah berikan kepadanya.
Tuhan, tolong aku untuk menjadi sukses dengan melakukan kehendakmu dan mempercayaimu dengan yang lainnya.

Sewaktu Anda merenungkan pelajaran ini, harapan atau kemungkinan baru mulai terbuka bagi Anda?

NB: Yesus secara tetap memanggil orang-orang untuk pemuridan secara totalitas (“Biarlah orang mati menguburkan orang-orang yang telah mati”), menolak untuk menerima pertobatan setengah, sebuah komitmen semi-serius atau semangat yang pudar bagi kerajaan-Nya.

Sumber: https://www.emotionallyhealthy.org/lessons-radical-leadership-jesus/

HIKMAT DAN KUTIPAN MEMAHAMI SIHIR

Peter B, MA
“Para pemimpin yang belum siap namun memaksakan diri untuk terus maju, pada akhirnya merendahkan kepemimpinannya itu sendiri. Ini berlaku dalam kepemimpinan rohani maupun sekuler.”

Referensi artikel:
http://worshipcenterindonesia.blogspot.co.id/2017/05/memahami-sihir.html

Revival Community
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1332338100134928&id=517254991643247

INDONESIA TIDAK PERLU MENJADI FILIPINA

Oleh: Peter B, MA

Kutipan artikel:
“Bagi kaum tak punya apa-apa lagi selain mimpi, maka ilusi menjadikan seorang probinsyano—orang kuat—sebagai presiden adalah gagasan yang sangat mungkin diwujudkan.”

Membaca tulisan jurnalis ini tentang kepemimpinan Presiden Filipina yang kontroversial saat ini, Rodrigo Duterte, membuat saya tercengang.

Dia memerintahkan pembantai begitu banyak orang atas nama perang terhadap narkoba. Hampir semua orang yang disangka terkait dengan peredaran narkoba dibunuh tanpa diadili. Meskipun dia dicintai, banyak yang kagum akan kepribadian dan keberpihakannya pada rakyat kecil, tampak anti korupsi dan pembela minoritas -namun itu tidak dapat membenarkan pembunuhan besar-besaran yang dilakukan atas perintah dan sistem yang diciptakannya di Filipina.

Mungkin banyak yang berpikir ini keadaan khusus dan harus dipaksakan supaya terjadi perubahan yang signifikan atas seluruh bangsa. Namun bagaimanapun ini merupakan DIKTATORISME DALAM BENTUK TERTENTU. Ini akan menimbulkan luka yang lebih banyak daripada kesembuhan dan pemulihan atas bangsanya. Bayangkan saja, jika ada keluarga yang menjadi korban gang narkoba, tentu akan senang melihat pengedar dan gembong² narkoba dihukum seketika, apalagi dengan dibunuh di depan umum. Namun semua itu akan menimbulkan luka batin, dendam, kepahitan dan amarah yang melahirkan pembalasan di waktu-waktu berikutnya. Para keluarga mereka yang dituduh sebagai jaringan narkoba, juga korban yang ternyata salah orang atau terkena peluru nyasar h!ngga mereka yang sebenarnya dibunuh karena dicari-cari kesalahan atas nama lerang terhadap narkoba padahal mereka dihabisi karena kebencian pribadi para polisi dan pejabat tertentu PASTI TIDAK AKAN MENERIMA PERLAKUAN YANG DEMIKIAN.

Hanya hawa nafsu manusia yang dikuasai emosi-emosinya sendiri yang berusaha merancangkan perbaikan atas bangsanya DENGAN CARANYA SENDIRI. Ini sangat berbahaya sebab setiap orang, siapapun itu, perlu dirangkul dan beroleh empati dari pemimpinnya. Bukan main sikat dan bersikap tangan besi, seolah sang pemimpin adalah kebenaran itu sendiri. Indonesia tidak perlu menjadi ladang pembantaian untuk menuju kepada kondisi yang lebih baik. Itu sudah pernah terjadi di masa Orba. Tidak perlu lagi itu terjsdi sekarang.

Memang jauh lebih sukar mengadakan perubahan dengan cara yang lebih lunak dan lebih berkeadilan, tetapi usaha tersebut layak dilakukan dan diperjuangkan. Jika kita menaruh harap dan lercaya bahwa Tuhan akan menolong kita membawa terang dan pemulihan atas seluruh bangsa, maka kerja keras dan susah payah pemulihan adalah harga yang harus rela kita bayarkan demi melihat perubahan yang mendasar dan sejati. Bangsa-bangsa yang besar melakukan itu semua walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan ketekunan dan kemauan untuk belajar dan berubah serta kasih karunia Tuhan, SANGAT MUNGKIN kita mengalami percepatan dan terobosan lebih singkat dari yang diperkirakan.

Jangan mencari solusi instan.
Perubahan itu bukan dari pemimpin saja. Perubahan itu adalah tekad, kerinduan dan upaya seluruh bangsa.

Perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri. Dengan pertolongan kasih karunia Tuhan.

#IntrospeksiDiri
#TujuanBenarDenganCaraBenar

#BenarVsHampirBenar

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1586438558034905&id=100000063291732

KUALITAS PEMIMPIN INDONESIA TERKINI

Oleh: Peter B, MA

Sebenarnya sejak dulu pemimpin² Indonesia banyak yang seperti ini. Merasa jadi pemimpin padahal kualitas menjadi pemimpin kurang atau bahkan sangat minim. Kemampuan dan keahlian nomor dua tapi tampilan dan citra adalah yang utama. Begitupun yang baru menang pilkada kemarin. Jika ia seorang pemimpin yang mumpuni, tidaklah perlu mengungkapkan “takut disalahkan” atau “supaya kerja jangan melambat” kepada petahana yang masih menjabat. Dari sini kualitas seorang leader terlihat.

Kemunculan dan kiprah Jokowi dan Ahok membuat kepemimpinan di Indonesia selama ini tercoreng moreng dengan kehadiran mereka.

Tidak heran banyak sekali yang ingin “menyingkirkan” dua pemimpin tsb.
Oleh karena itu seharusnya sejak semula harus disadari bahwa perubahan ini tidak bisa diperjuangkan sendiri oleh satu atau dua orang saja. Perlu gerakan nasional dan persatuan dsri anak² bangsa yang rindu perubahan Indonesia.

Mengingat ada banyak yang menolak perubahan Indonesia, sudah seharusnya pemimpin² seperti Jokowi, Ahok dan para pemimpin/calon pemimpin yang memiliki keinginan tulus memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik  untuk :

1. Berhati-hati dan bijaksana dalam setiap langkah dan tingkah laku mereka, sebab banyak yang mencari-cari kesalahan dan menunggu tergelincirnya mereka untuk dapat menjatuhkan mereka;

2. Terus menerus menggalang kekuatan dari pihak manapun yang mendukung perjuangan mereka mengubah Indonesia;

3. Mempersiapkan satu tim kerja yang terdiri dari orang-orang sepandangan dan sepemikiran, yang rela berjuang bersama mengadakan perubahan di Indonesia;

4. Terus menyampaikan dan menyosialisasikan pesan-pesan kebhinekaan dan persatuan Indonesia beserta berita-berita yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya ke seluruh bangsa;
5. Mengadakan gerakan-gerakan sosial secara masif yang bertujuan mengadakan perubahan mental bangsa

6. Sedapat mungkin bertindak tegas (dalam koridor hukum yang ada) terhadap unsur-unsur yang menolak dasar negara dan bermaksud mengubah karakter bangsa yang semula

7. Mengadakan kerja sama dengan para tokoh rohani yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah menyampaikan pesan-pesan kebangsaan dan kebhinekaan kepada umat beragama di Indonesia.

Kekuatan rakyat yang mengetahui mana pribadi yang adil dan bukan akan selalu lebih besar daripada segelintir orang yang didukung kelompok tertentu yang dipersenjatai sekalipun.

Di atas segalanya, tetap berdoa bagi bangsa tercinta…

#NKRIHargaMati
#DukungPemimpinPerubahan

#BenarVsHampirBenar

http://megapolitan.kompas.com/read/2017/04/28/16213941/anies.ingin.persiapan.asian.games.rampung.sebelum.dirinya.menjabat