Arsip Kategori: KEBANGUNAN ROHANI
KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI – BAGIAN 2
KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI – BAGIAN 1
DOA
INJIL DOA
Tidak ada satupun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa. Orang sering bertanya, “Mengapa Saudara sering menganjurkan untuk berdoa lebih banyak?” Jawabnya amat mudah – sebab Yesus melakukannya. Saudara dapat mengubah injil Lukas menjadi injil Doa. Itulah kehidupan doa Yesus. Penginjil lain berkata: saat Yesus berada di sungai Yordan, Roh Kudus turun ke atasNya dalam rupa burung merpati – Lukas berkata: Saat Ia sedang berdoa, Roh Kudus turun ke atasNya. Penginjil lain berkata; Yesus memilih 12 murid – Lukas berkata: setelah Ia berdoa semalam suntuk, Ia memilih 12 murid. Penginjil lain berkata: Yesus mati di kayu salib – Lukas berkata: bahkan ketika Ia sedang sekarat, Ia berdoa untuk mereka yang menganiayaNya. Penginjil lain berkata: Yesus naik ke atas gunung dan Ia diubahkan – Lukas berkata: ketika Ia sedang berdoa, Ia diubahkan.
Tidak ada satupun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa.
Alkitab menceritakan, murid-murid pergi tidur, tetapi Yesus pergi berdoa – seperti kebiasaanNya. Adalah kebiasaanNya untuk berdoa. Yesus adalah anak Allah – Ia diurapi untuk pelayananNya. Jika Yesus memerlukan waktu begitu banyak untuk berdoa, tidakkah Saudara dan saya juga perlu waktu untuk berdoa? Jika Yesus memerlukannya dalam setiap krisis, tidakkah Saudara dan saya memerlukannya?
Sekelompok wisatawan mengunjungi sebuah desa pelukis. Mereka melihat seorang laki-laki tua sedang duduk-duduk dekat sebuah pagar. Dengan gaya menguji seorang pengunjung itu bertanya, “Benarkah desa ini melahirkan orang-orang besar?” Tanpa menoleh orang itu menjawab, “Tidak, hanya bayi-bayi”. Orang-orang terbesar sekali waktu adalah bayi-bayi. Orang-orang suci terbesar sekali waktu adalah bayi-bayi dalam Roh.
C. H. Spurgeon bertobat waktu umur 16 tahun dan mulai berkhotbah di London pada usia 19 tahun. Waktu ia berusia 27 tahun, mereka membangunkan sebuah gereja untuknya dengan kapasitas tempat duduk 6000 orang, dan dipakai dua kali di hari Minggu – berarti anggota gereja itu 12000 jiwa – belum lagi ditambah dengan kebaktian pada tiap kamis malam. Bagaimana? Ia menunggu Allah. Ia menyendiri dengan Allah. Ia belajar… dan ia berdoa.
DOA RATAPAN
Allah membentuk orang-orang terbaikNya dalam kesendirian. Tahukah saudara rahasia doa? Rahasia doa adalah berdoa secara rahasia. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu…” (Matius 6:6). Saudara tak dapat memamerkan apapun bila pintu tertutup dan tak ada seorangpun di sana. Saudara tak dapat memamerkan karunia-karunia Roh. Di luar Saudara dapat mempesona orang lain, tapi Saudara tidak dapat mempesona Allah.
1 Samuel 1:15 mengisahkan perjalanan tahunan Elkana dan istrinya, Hana, ke Silo untuk menyembah dan mempersembahkan korban kepada Allah. Saat itu Hana tertekan sebab ia tak dapat memberikan anak kepada suaminya. Pasal ini menggambarkan ia berdoa tentang kemandulannya. Diceritakan bahwa Hana menangis sampai lelah. Ia mencurahkan jiwanya di hadapan Tuhan. Hatinya sedih. Jiwanya pahit, geram dan rohnya menderita.
Inilah daftar kemalangan – kesusahan, beban, dan lain-lain yang terjadi pada wanita ini. Tapi kunci dari semua kejadian ini adalah bahwa ia seorang wanita pendoa. Dalam ayat 20 dikatakan, ia memetik hasilnya “Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: Aku telah memintanya dari Tuhan”.
Sering saya katakan – dan orang-orang tak menyukainya – bahwa Allah tak selalu menjawab doa. Ia menjawab doa-doa ratapan. Kehidupan Saudara menunjukkan seberapa banyak Saudara bergantung pada kekuatan Saudara sendiri dan seberapa banyak Saudara sungguh-sungguh percaya dalam hatimu ketika Saudara menyanyikan, “Tak ada satupun yang dapat kuberikan, hanya pada salibMu aku bersandar…” Semakin Saudara mempercai dirimu sendiri, semakin sedikit Saudara berdoa. Semakin Saudara tak mempercayai dirimu sendiri, semakin banyak Saudara harus berdoa.
Apa kata Alkitab? Dikatakan, Allah memilih mereka yang rendah, yang tidak berarti. Paulus berkata dalam 1 Korintus 1:28 bahwa Allah memilih yang tidak berarti supaya jangan ada seorang pun yang meninggikan dirinya. Kita perlu menjadi “tidak berarti” saat ini.
BAHASA ORANG TERTINDAS
Doa adalah bahasa orang tertindas. Daud, raja Israel, sering berkata “Sendengkanlah telingamu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku” (Mazmur 86:1). Dan ingatkah saudara akan salah satu dari mazmur-mazmur terbesar yang ditulisnya yang mengatakan, “Orang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkan…” (Mazmur 34:7)
Rasul Paulus mempesona saya dengan semangat, latar belakang, dan kepandaiannya yang luar biasa. Meskipun demikian ia berkata dengan sesadar-sadarnya bahwa di dalam kelemahan, ia kuat. Ia selalu coba membuktikan kepada dirinya dan orang lain bahwa ia bukan apa-apa.
Doa yang benar adalah komunikasi dua arah. Saya berbicara kepada Allah dan Allah berbicara kepada saya. Saya tak tahu bagaimana roh membuat komunikasi ini – atau mengapa Allah menyuruh saya berdoa – tetapi begitulah cara kerja Allah.
BANGUN DAN BERDOALAH
Suatu hari saya menghadiri sebuah konferensi bersama Dr. Raymond Edmond dari Wheaton College, salah seorang pengajar Kristen terbesar di negara ini. Ia bercerita kepada kami, tentang pengalamannya di Uruguay sebagai seorang utusan injil, ia belum lama berada di sana ketika ia jatuh sakit dan sekarat. Ia sedang mendekati ajal, sehingga orang-orang menggali kuburnya. Peluhnya mengalir deras di keningnya dan tenggorokannya berbunyi seperti orang yang akan meninggal. Tetapi tiba-tiba ia duduk di tempat tidurnya dan berkata pada istrinya “Ambilkan pakaianku!” Tak seorang pun tahu apa yang telah terjadi.
Beberapa tahun kemudian, ia mengulang cerita itu lagi di Boston. Setelah itu, wanita agak tua dengan membawa buku kecil mendekati dia dan bertanya “Hari apa ketika Saudara sedang sekarat? Jam berapa di Uruguay? Jam berapa saat itu di Boston?” ketika dijawab, wajah wanita yang keriput itu bersinar. Ia menunjukkan pada bukunya dan berkata, “Ini dia, Saudara melihatnya? pukul 2 pagi Allah berkata: “Bangun dan berdoalah, Iblis sedang mencoba Raymond Edmond di Uruguay” Wanita itu bangun dan berdoa.
Duncan Campbell menceritakan seorang petani yang dilihatnya sedang berdoa di ladang. Ia berdoa untuk seseorang di Yunani. Setelah itu ia bertanya mengapa petani itu berdoa. Orang itu menjawab, “Saya tak tahu. Saya mempunyai beban dalam roh saya dan Allah berkata, ‘Berdoalah ada seseorang di Yunani sedang mengalami kesulitan’. Saya berdoa sampai merasa lega”. Dua atau tiga tahun kemudian petani itu menghadiri sebuah pertemuan dan mendengarkan cerita seorang utusan injil. Penginjil itu bercerita tentang saat ia bekerja di Yunani. Ia sedang berada dalam bahaya serius. Saat itu? Dua atau tiga tahun yang lalu . Orang-orang mulai membanding-bandingkan catatan-catatan dan menemukan bahwa saat itu sama dengan hari di mana Allah memberikan beban doa dalam hati seorang petani di pulau kecil di pantai Skotlandia untuk berdoa bagi seorang Yunani yang namanya saja ia tidak tahu.
Kelihatannya Allah memberikan Saudara hal-hal yang aneh. Saya tak peduli. Jika Allah mengatakan sesuatu kepada Saudara, lakukanlah apa yang dikatakanNYa pada Saudara.
SIAPAKAH YANG BOLEH NAIK KE ATAS GUNUNG TUHAN?
Ada pengalaman lain yang diceritakan oleh Duncan Campbell ketika ia melayani di Skotlandia. “Saya tak dapat berkhotbah”, katanya. “Saya tak dapat menggapai Allah. Kelihatannya surga itu sulit ditembus. Seolah-olah ada atap baja setebal 3 meter”. Maka ia mencoba sedapat-dapatnya untuk berkhotbah. Ia meminta seorang pemuda bernama John Cameron untuk berdoa. Anak itu berdiri dan berkata, “Apa gunanya berdoa jika kita tidak benar di hadapan Tuhan?” Ia mengutip Mazmur 24, “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan?”
Saudara tak dapat menghampiri Allah, kecuali bila tangan Saudara bersih, artinya hubungan Saudara dan orang lain bersih dan hatimu juga bersih. “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya…” (Mazmur 24:3-4)
Setelah anak itu membacakan Mazmur 24, ia mulai berdoa. Ia berdoa selama 10, 15, 20 menit. Lalu tiba-tiba ia berkata, “Permisi Tuhan, saya mau melawan iblis”. Ia berkeliling dan mulai memerintahkan iblis untuk pergi. Ia memerangi semua yang dianggapnya harus diperangi. Kita sedang berbicara tentang perisai Allah dan melawan iblis! Setelah selesai melawan iblis ia mengakhiri doanya. Ia berdoa selama 45 menit! Ketika ia menyelesaikan doanya, terasa seolah-olah tingkap-tingkap Surgawi dibuka. Roh Allah dicurahkan di gereja itu, ke kota itu, ke tempat dansa di salah satu sudut kota, dan ke kedai minuman keras di sudut kota yang lain. Kebangunan rohani lahir dari doa tersebut!
Bagian akhir kitab Maleakhi mengatakan, “Dengan mendadak (kata mendadak/tiba-tiba ini saya sukai) Tuhan yang kamu cari masuk ke BaitNya!” (Maleakhi 3:1). Ingat tentang apa yang dikatakan para gembala? Mereka sedang menjaga ternak di malam hari, ketika tiba-tiba terdengar suara balatentara Surgawi. Ingatkah Saudara akan sekelompok orang yang menunggu di ruang atas? Tiba-tiba Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka di ruangan itu.
Ada sebuah tanggal dalam sejarah yang amat saya sukai. Yaitu Rabu, 13 Agustus 1737. Sekelompok kecil orang Moravia sedang bersekutu menantikan Roh Kudus. Pukul 11.00, tiba-tiba Roh Kudus datang. Tahukah Saudara apa yang terjadi? Persekutuan doa yang dimulai pukul 11.00 tersebut berakhir 100 tahun kemudian! Ini benar. Ruang doa itu tak kosong selama satu abad! Ini benar. Inilah doa terpanjang yang pernah saya ketahui. Bahkan anak-anak kecil berusia 6-7 tahun berdoa meratapi negara-negara yang namanya saja tak dapat mereka eja.
MENGAPA KITA TAK MENGALAMI KEBANGUNAN ROHANI
Di suatu kota tua di Irlandia, ada satu tempat di mana 4 pemuda bertemu setiap malam, berdoa untuk suatu kebangunan rohani. Di Wales, ada tempat di bukit-bukit di mana 4 lelaki muda yang baru berusia 18-19 tahun bertemu dan berdoa malam demi malam. Mereka tak membiarkan Allah pergi; mereka tak menginginkan jawaban “tidak”. Sejauh akal manusia mereka berdoa supaya sebuah kebangunan rohani dilahirkan. Jika saudara menginginkan suatu kebangunan rohani di gerejamu tanpa mau bersusah payah, lupakan itu. Kebangunan rohani harganya mahal.
Saya dapat memberi alasan sederhana, mengapa tidak terjadi kebangkitan kekristenan di Indonesia. Karena kita puas untuk hidup tanpa mengalaminya. Kita tidak mencari Allah – kita mencari mujizat-mujizat, kita mencari penginjilan massal yang besar-besar, kita mencari berkat-berkat. Dalam bilangan 11, Musa berkata kepada Allah, “Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini. Sebaiknya Engkau membunuh aku saja!” Cukupkah Saudara mencintai Indonesia ini sehingga dapat berakta, “Tuhan kirimkanlah kebangunan rohani di Indonesia ini, atau bunuhlah aku!” Apakah Saudara berpikir inilah saatnya untuk mengubah doa Patrick Henry, “Beri negara ini kebangunan rohani atau biarkan aku mati!”
Dalam kejadian pasal 30, Rahel mendekati Yakub dan melemparkan dirinya dengan putus asa. Ia berkata, “Berikan kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati”. Maukah Saudara merendahkan diri di hadapan Allah untuk memohonkan kelahiran anak-anak rohani di negara kita?
Orang-orang berkata, “Saya mengalami kepenuhan Roh Kudus”. Jika kedatangan Roh tidak mengubah kehidupan doa Saudara, lebih baik Saudara memeriksanya. Saya tak begitu yakin Saudara mendapatkan apa yang Allah inginkan bagi Saudara untuk mendapatkannya.
Kita berkata bahwa doa mengubahkan perkara-perkara. Tidak! Doa tidak mengubahkan perkara-perkara. Doa mengubahkan orang dan orang itulah yang mengubahkan perkara-perkara. Kita semua menginginkan agar malaikat Gabriel yang melakukan pekerjaan itu. Allah berkata, kerjakan sendiri – dengan bantuan dan kekuatanKu.
Kita perlu menjadi seperti Hana. Apa yang dilakukannya? Ia menangis, meratap, berkeluh kesah, ia berpuasa – dan ia berdoa.
Yesus, Tuhan Yang Diurapi, menjadikan doa sebagai kebiasaanNya. Paulus, dengan latar belakang dan kepandaiannya, bergantung pada doa karena ia menyadari bahwa ia lemah. Daud, sang raja, menyebut dirinya orang malang dan berseru kepada Tuhan. Hana berdoa untuk mendapatkan seorang anak dan melahirkan seorang nabi. Doa yang sungguh-sungguh dari orang-orang muda membawa suatu kebangunan rohani di Wales.
Tidak ada satupun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa.
HATI YANG MUNDUR
“Revival Lecture” karya Charles G. Finney. Makna pengajarannya bagi gereja masa
kini masih tetap sama seperti waktu mulai disampaikan pada tahun 1830-an. Kami
berdoa agar Anda “membaca dan tersentuh”.
kebangunan rohani tak dapat kusampaikan secara lengkap dan sempurna bila aku
tidak memperingatkan para petobat akan adanya bahaya kemunduran rohani atau
kemurtadan rohani.
bagian. Saya ingin menunjukkan:
tidak menyangkut masalah gairah/semangat dari perasaan religius. Tidak memiliki
gairah rohani di hati Anda mungkin merupakan bukti bahwa hati Anda telah
mundur, namun bukan penyebabnya.
- Meninggalkan pengabdian
kepada Allah dan pelayananNya. Padahal faktor ini merupakan ciri pertobatan sejati. - Meninggalkan
kasih yang mula-mula (cinta pertama) kepada Yesus. - Menarik diri dari
penyerahan total kepada Allah, dan kini kembali hidup dikendalikan oleh roh menyenangkan
diri sendiri. - Orang yang
rohaninya mundur mungkin secara lahiriah masih tampil sebagai orang yang
rohani. Kita tahu bahwa tindakan luar yang sama baiknya mungkin saja dasar
motivasinya berbeda, atau bahkan berlawanan sama sekali. Keakuan yang kental
juga sering “berjubah” religius atau hal-hal rohani. Ada banyak hal yang
menyebabkan orang yang mundur rohaninya tetap menjaga penampilan religiusnya,
meskipun sebenarnya dalam jiwanya ia telah kehilangan kuasa rohani.
kenikmatan spiritual. Kita selalu
suka mengatakan dan melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang yang paling kita
cintai. Bila hati kita tidak mundur/murtad, maka persekutuan dengan Allah akan
tetap terpelihara, sehingga ibadah rohani kita lakukan dengan hati senang. Lebih
dari itu, persekutuan dengan Alllah juga menjadi sumber kekayaan dan
kesinambungan berkat-berkat rohani. Bila kita tidak lagi menikmati pelayanan bagi Allah, penyebabnya adalah kita memang
sebenarnya tidak melayani Dia.
lahiriah dalam mempraktekkan agama.
Apa yang diucapkan dan dilakukan orang yang mundur rohani benar-benar dari
kebiasaan dan bukan dari pancaran kehidupan rohaninya. Ketika ia berdoa dalam
kelompok doa, ungkapan formalitasnya akan dingin dan tanpa emosi. Semua ini
menyingkapkan tidak adanya ketulusan dalam pelayanan rohani yang dilakukannya.
Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi bila dalam hatinya masih ada iman
yang hidup dan semangat Ilahi yang sejati.
tidak terkendali. Bila hati kita
penuh kasih, maka sifat alami yang timbul adalah sabar dan manis. Bila suatu
saat terjadi hal yang keterlaluan sehingga lepas kendali, maka hati yang penuh
kasih akan cepat mengaku kesalahan, merasa hancur dan bertobat dalam kerendahan
hati yang sejati. Bila yang ada pada diri Anda adalah emosi yang mudah terusik,
mudah tersinggung dan tidak dapat mengendalikan diri, maka Anda tahu hati Anda
mundur.
tertarik pada percakapan rohani. “Karena
yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12:34). Bila hati kita penuh
kasih, maka tidak ada percakapan yang lebih manis daripada percakapan tentang
Kristus dan pengalaman kehidupan kristiani kita.
kesukaan duniawi. Hal yang paling
menyenangkan orang rohani adalah segala sesuatu yang membawa jiwanya makin
dekat dengan Allah. Hati yang penuh cinta akan Tuhan akan “cemburu” terhadap
segala hal yang mengganggu/menghalangi persekutuan dengan Allah. Bila kita
tidak lagi menyukai persekutuan dengan Allah lebih daripada hal-hal duniawi,
maka dengan sedih kita harus tahu bahwa kita mundur rohani.
tertarik pada ladang misi. Bila Anda
kehilangan rasa tertarik pada pekerjaan misi dan usaha-usaha untuk menjangkau
jiwa-jiwa yang terhilang di negara-negara lain serta tidak memiliki kerinduan
akan pertobatan jiwa-jiwa di mana saja di dunia ini, maka Anda tahu Anda telah
undur rohani.
tertarik pada usaha-usaha untuk menjangkau mereka yang miskin dan memerlukan
bantuan. Bila Anda pernah sungguh-sungguh bertobat,
pastilah Anda pernah memiliki rasa tertarik yang amat besar untuk menyokong
usaha-usaha derma kristiani. Jiwa yang bertobat pasti amat tertarik dan
tersentuh oleh semua bentuk kegiatan kemanusiaan untuk menjangkau sesama demi
memperbaiki martabat, menolong dan menyelamatkan umat manusia. Perwujudannya
bisa dalam bentuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan mereka yang papa dan
memerlukan bantuan, atau pendek kata, dalam segala hal yang baik untuk diucapkan dan dilakukan. Seberapa jauh Anda kehilangan rasa tertarik ini
membuktikan seberapa jauh Anda mundur.
tertarik pada kelahiran bayi rohani.
Malaikat-malaikat di surga bersukacita atas pertobatan satu orang berdosa. Lalu
apakah tidak ada sukacita di antara orang-orang kudus di bumi ketika ada
orang-orang yang datang kepada Kristus dan menjadi bayi-bayi rohani yang baru
lahir dalam kerajaanNya? Bila seseorang mengaku dirinya Kristen namun tidak
memiliki rasa tertarik yang membara terhadap pertobatan orang lain, maka ia
seorang yang mundur rohani dan munafik. Ia mengaku sebagai orang yang rohani,
padahal bukan.
kesalahan, pengeritik. Watak cepat
menyalahkan orang lain, tidak percaya terhadap perhatian dan motif baik orang
lain. Juga merupakan roh yang tidak percaya pada karakter Kristen dan apa yang
dikatakan orang-orang Kristen. Keadaan pikiran seperti ini tersingkap dalam
bentuk kata-kata kasar dan bentuk-bentuk ucapan menghakimi orang lain. Jelas
keadaan ini tidak sesuai dengan hati yang penuh kasih. Bila roh menghakimi muncul
dalam diri orang yang mengaku Kristen, maka Anda tahu hatinya mundur.
keinginan diri. Yang saya maksud
adalah kecenderungan memuaskan selera, hawa nafsu dan “keinginan daging dan
pikiran” (Efesus 2:3). Tingginya selera terhadap makanan seringkali merupakan
ciri paling menonjol dari kemunduran rohani dibandingkan dengan ciri lain.
Sayang sekali hanya sedikit orang Kristen yang menyadarinya. Perintah Allah
mengatakan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1
Korintus 10:31). Banyak orang Kristen melupakan perintah Allah ini. Jadi mereka
makan dan minum sekedar untuk menyenangkan dirinya. Banyaknya orang yang
terjerat oleh “meja makan” nya lebih besar daripada yang disadari oleh Gereja.
Amat banyak orang yang menghindarkan diri dari meneguk minuman keras akan
memuaskan dirinya dengan makanan. Kuantitas maupun kualitas pemuasan dalam hal
makan dan minum ini membuktikan bahwa mereka hanya mengikuti selera mereka.
Pemuasan diri dengan makan banyak-banyak makan ini mengancam tubuh maupun jiwa
kita. Bila Anda melihat seorang Kristen yang “amat rakus makan” maka Anda
sedang melihat seorang yang mundur rohaninya.
pada kebaktian doa karena alasan sepele.
Bagi orang Kristen, tak ada pertemuan yang lebih penting daripada pertemuan
doa. Bila kita memiliki kerinduan berdoa, maka kita tidak hadir hanya bila
terjadi hal-hal penting yang amat mendesak. Bila kunjungan atau ajakan seorang
teman bertepatan jadwal persekutuan doa saja bisa menghalangi Anda, maka hal
ini merupakan bukti kuat bahwa sebenarnya Anda tidak sungguh-sungguh ingin pergi ke pertemuan ibadah doa. Dapatkah
kunjungan atau ajakan yang sama ini membatalkan rencana mengadiri pesta nikah,
piknik, atau acara-acara menyenangkan lainnya? Yang nyata adalah kemunafikan
dalam hal berpura-pura rindu akan ibadah doa padahal hal sepele saja bisa
menghalangi kehadiran Anda.
persekutuan doa keluarga hanya karena alasan yang sepele. Hal yang sama dengan no. 11. Bila Anda mencintai
Tuhan, sebagai orang Kristen Anda tidak akan bersedia menghapus saat berdoa dan
membaca Alkitab bersama keluarga. Bila seorang Kristen bersedia mencari-cari
alasan untuk menjauhi ibadah keluarga, maka ini merupakan bukti yang meyakinkan
bahwa hatinya telah mundur.
dianggap sebagai kewajiban ketimbang dianggap sebagai kehormatan. Selalu janggal dan aneh bagi saya bila mendengar
orang Kristen berbicara bahwa doa adalah kewajiban. Sebenarnya merupakan
kehormatan bahwa kita diijinkan datang kepada Allah dan memohon segala hal yang
kita perlukan. Tetapi berdoa karena kita harus
berdoa, bukan karena kita boleh
berdoa, sungguh merupakan hal yang menyedihkan, sekaligus merupakan ciri yang
pasti dari hati yang mundur.
doa. Bila kasih kepada Kristus masih
tetap segar dalam jiwa kita, maka Roh Allah akan menyatakan diri sebagai Roh
anugerah dan Roh permohonan doa. Ia akan menaruh kerinduan yang kuat dalam jiwa
kita, ya…kerinduan akan keselamatan orang-orang berdosa dan pengudusan
orang-orang Kristen. Bila roh doa mati dalam diri kita, maka ini tandanya bahwa
hati kita mundur. Bila cinta pertama kita terhadap Tuhan masih tetap ada, maka
kita pasti ditarik oleh Roh Kudus untuk bergumul dalam peperangan doa.
rohani seseorang sering terungkap dalam cara orang itu berdoa. Contohnya memanjatkan doa seperti dalam keadaan
terhukum (karena adanya rasa bersalah), atau cara berdoa yang mirip dengan cara
berdoa orang berdosa yang belum bertobat. Pengakuan-pengakuan dan
tuduhan-tuduhan yang diungkapkan dalam doa mungkin akan dianggap oleh orang
lain sebagai hal-hal yang tidak dimengerti olehnya. Tidak ada iman dan kasih di
dalam hatinya, sebaliknya ia lebih yakin akan keadaan berdosanya. Jauh di lubuk
hatinya ia menyadari keadaan dirinya yang tidak diperkenan Allah. Menghadiri pertemuan doa dari orang-orang yang mundur
rohani seringkali me) te3mbuat kita tercengang, dan saya memohon maaf karena harus
mengatakan bahwa banyak persekutuan doa gereja juga keadaannya tidak berbeda
jauh. Doa-doa yang disampaikan mencerminkan ketakutan, keraguan dan kecilnya
iman, bahkan tidak ada iman sama sekali. Mereka akan berputar-putar berdoa
untuk pertobatan dan penyesalan diri. Semua itu mengungkapkan kemunduran rohani
mereka.
mengejar kesucian. Jika Anda orang
Kristen, Anda tentunya pernah merasa bahwa dosa adalah sesuatu yang dibenci
oleh jiwa Anda. Anda pernah memiliki kerinduan yang sukar diungkapkan dengan
kata-kata, ya… kerinduan untuk lepas dari dosa untuk selamanya. Segala sesuatu
yang menerangi Anda untuk mengerti bagaimana hidup dalam kekudusan merupakan
hal yang amat penting dan berharga. Bila Anda tidak lagi perduli tentang
“bagaimana hidup dalam kekudusan” atau hal ini tidak menarik lagi bagi Anda,
penyebabnya adalah hati Anda mundur.
rasa tertarik terhadap Firman Allah.
Mungkin tak ada bukti lebih tajam dan pasti daripada bukti ini. Hilangnya rasa
tertarik pada Alkitab. Bila hati kita penuh kasih maka bagi kita tidak ada buku
yang lebih mulia daripada Alkitab. Namun bila kasih sirna dari hati kita, maka
Alkitab menjadi tidak menarik, bahkan seringkali menjemukan. Tak ada lagi iman
untuk menerima janji dalam Alkitab, sebaliknya keyakinan berdosalah yang
tersisa sehingga menakutkan dan membuat kita terancam.
jalannya” (Amsal 14:14).
mundur rohani penuh dengan kesalahannya sendiri. Segala sesuatu dalam kehidupannya serba salah. Ia
tidak berjalan dengan Allah lagi. Ia tidak dipimpin Roh Kudus, tetapi berjalan
dalam kegelapan. Dalam keadaan ini ia pasti jatuh dalam pelbagai kesalahan
besar: kesalahan dalam bisnis, kesalahan dalam pergaulan dan hubungan dengan
sesama, kesalahan dalam memanfaatkan waktu, menggunakan lidah, mengelola
uangnya. Segalanya serba salah
selama ia masih dalam keadaan mundur/murtad.
mundur rohani penuh dengan perasaan-perasaanya sendiri. Dulu ia pernah mengalami kedamaian dan ketentraman
dalam Roh Kudus. Kini ia hidup dalam kegelisahan, tidak puas dengan dirinya dan
orang lain. Kehidupan seseorang yang mundur secara rohani sering amat berat. Ia
sering gelisah, mencari-cari kesalahan, cepat tersinggung dan menyinggung
perasaan orang lain dalam segala hal. Ia telah meninggalkan Tuhan, dan kini ia
merasa seperti berada di neraka.
mundur rohani penuh dengan kata-katanya sendiri. Seorang yang hatinya mundur tidak akan dan tidak dapat mengendalikan ucapannya. Lidah adalah anggota tubuh yang
tidak terkuasai serta penuh racun yang mematikan (Yakobus 3:8). Kata-katanya
menyebabkan dirinya terjerat dalam pelbagai kesulitan. Ia tidak akan bebas bila
ia tidak datang kembali kepada Allah.
mundur rohani penuh perhatian terhadap kepentingannya sendiri. Ia menjadi egois. Dirinya dan harta miliknya amat
diperhitungkan sebagai milik pribadi, dan ia berusaha untuk mengelola segalanya
berdasarkan kepandaiannya untuk kepentingan dirinya. Akibatnya,
perhatian untuk dirinya akan bertambah berlipat ganda dan memburunya seperti
banjir.
mundur rohani penuh dengan nafsunya. Selera
dan gairah yang dulu terkendali kini merajalela. Karena telah terpendam
demikian lama, maka kini nafsunya lebih keras dan buas. Nafsu-nafsu hewani ini
akan terus meledak sehingga ia sendiri tercengang dibuatnya. Ia akan heran
ketika mendapatkan dirinya dikuasai dan diperbudak oleh nafsunya sendiri lebih
daripada sebelumnya.
mundur rohani penuh dengan kesulitan dan masalah. Dulu ia berusaha menjauhi pencobaan, kini ia malah
mendekatinya. Ia membawa dirinya terjerumus ke dalam pelbagai pencobaan. Ia
tidak berdamai dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan gereja, maupun dengan dunia. Sementara ia
mengeluh karena dicobai dari segala penjuru, ia juga terus-menerus membuat
segalanya bertambah buruk karena ulahnya sendiri.
mundur rohani penuh kegelisahan. Ia
akan kuatir tentang dirinya, bisnisnya, reputasinya, ya… kuatir segalanya! Ia telah menarik kembali
semua hal yang dulu diserahkan kepada Allah. Karena tidak memiliki iman, dan
karena tidak mampu menguasai peristiwa-peristiwa yang terjadi maka ia kuatir
terhadap masa depannya. Kegelisahan ini merupakan akibat yang tak bisa
dihindarkan, ya… akibat dari kegilaan dan kebodohannya meninggalkan Allah.
mundur rohani penuh dengan prasangka.
Kerinduannya untuk mengerti dan melakukan hal yang benar kini sirna. Secara
alami ia akan melawan setiap prinsip kebenaran yang menyerang roh egoisnya. Ia
berikhtiar keras untuk membenarkan diri. Ia tidak mau membaca atau mendengar
apapun yang menegur keadaan hatinya yang mundur. Ia akan menghakimi setiap
orang yang menegur atau mengoreksinya. Ia akan menganggap orang itu sebagai
musuhnya, lalu memagari dirinya, menutup matanya rapat-rapat agar cahaya
kebenaran tidak masuk, berdiri memasang kuda-kuda dalam sikap mempertahankan
diri, serta mengkritik segala hal yang mungkin membongkar dirinya.
mundur rohani penuh dengan penipuan diri. Karena matanya jahat, maka gelaplah seluruh tubuhnya (Mat 6:23). Hampir
dapat dipastikan orang yang mundur rohaninya akan jatuh ke dalam pelbagai
penipuan diri dalam hal prinsip dan doktrin hidup. Karena berkecimpung dalam
kegelapan, maka ia pasti menelan amat banyak kebohongan dan penipuan. Setiap
jenis bidat dan setiap selubung penipuan akan mendapat tempat dalam dirinya
serta menguasainya. Setiap orang akan melihat hal ini dalam diri orang yang
mundur. Bukankah begitu?
mundur rohani hidupnya penuh dengan kehilangan. Ia menganggap segala yang ada padanya sebagai
miliknya sendiri: waktunya, pengaruh kedudukannya, reputasinya, dan… segalanya.
Kehilangan sesuatu diperhitungkan sebagai kehilangan hal yang benar-benar
miliknya. Karena ia meninggalkan Tuhan dan karena ia tidak dapat menguasai
peristiwa yang terjadi, maka ia akan merasakan penderitaan karena kehilangan
berbagai hal dalam segala segi kehidupannya. Ia kehilangan damai sejahtera. Ia
kehilangan miliknya. Ia kehilangan banyak waktu. Ia kehilangan reputasinya. Ia
kehilangan kesaksiannya sebagai orang Kristen, dan bila ia membiarkannya terus…
jiwanya akan hilang!
mundur rohani akan penuh dengan perasaan menyalahkan diri sendiri. Dulu ia menikmati kasih Allah, dan kemudian ia
meninggalkannya, karena itu ia merasa terhukum dan bersalah dalam segala hal.
Ketika berusaha menjalankan kewajiban-kewajiban agama, ia merasa hatinya tidak
sejalan dengan perbuatannya, dan karenanya ia menyalahkan dirinya. Jika ia mengabaikan kewajiban agama, ia tentu
juga merasa bersalah. Bila membaca Alkitab, ia merasa Alkitab menunjuk
kesalahannya. Jika tidak membaca Alkitab, ia merasa bersalah. Jika ia pergi ke
pertemuan gereja, dalam pertemuan itu ia merasa terhukum. Jika tidak pergi, ia
merasa bersalah. Jika ia berdoa sendirian, bersama keluarganya, atau dalam
persekutuan/kebaktian, ia tahu bahwa ia tidak tulus hati dan karenanya ia
merasa bersalah. Jika tidak berdoa, ia juga merasa bersalah. Segala sesuatu menyalahkannya! Hati
nuraninya membara melawan dirinya. Badai rasa terhukum membuntutinya kemanapun
ia pergi!
mengingat kapan dan bagaimana anda mulai jatuh. Ingatlah kembali dan bandingkan
dengan cermat keadaan Anda sekarang dan keadaan ketika Anda berjalan dengan
Allah dulu.
keadaan Anda saat ini dengan jujur dan seadanya. Jangan tunda lebih lama lagi
konflik dan pertentangan Anda dengan Allah. Anda seharusnya sejalan denganNya.
lakukanlah lagi hal yang pertama Anda lakukan dulu (Wahyu 2:5).
mengusahakan perubahan lahiriah. Mulailah dengan perubahan hati Anda, yakni
membawa hati Anda benar di hadapan Allah segera. Serahkan diri Anda secara
mutlak kepadaNya sehingga Anda tidak ragu-ragu lagi apakah Anda diperkenan
Allah ataukah tidak.
seperti orang berdosa yang yakin dirinya berdosa lalu berpikir bahwa Anda harus
“memperbaiki diri” sebelum datang kepada Kristus. Mengertilah bahwa dengan datang kepada Kristus, Anda
sudah menjadi lebih baik! Apapun kesukaran yang Anda rasakan, ketahuilah dengan
kepastian penuh bahwa sebelum Anda bertobat dan menerima kehendakNya tanpa syarat apapun, maka Anda tidak
akan menjadi lebih baik, dan segalanya akan bertambah buruk. Sebelum Anda
melemparkan diri Anda ke dalam belas kasihanNya yang mutlak, artinya Anda
kembali kepada Allah, maka Ia tidak akan menerima apapun dari Anda dan dari
tangan Anda.
bahwa Anda tidak benar. Hati nurani Anda menuduh Anda, dan Anda tahu Allah juga
layak menghukum Anda. Jika Anda menganggap Allah membenarkan Anda dalam keadaan
demikian, hati nurani Anda tetap tidak dapat membenarkan hal ini. Segeralah
datang kepada Allah sebagai orang berdosa, karena memang demikianlah keadaan
Anda. Akuilah sepenuh hati dan bukalah semua ha memalukan serta semua hal yang
merupakan tanggung jawab Anda, dan bawalah semua itu kepada Tuhan. Percayalah
bahwa sekalipun Anda telah berkeliaran jauh meninggalkan Allah, namun Ia tetap
masih mengasihi Anda. Ia mengasihi Anda dengan kasihNya yang kekal, dan saat
ini dengan kebaikan kasihNya bahkan sedang
menarik Anda datang kepadaNya.
DOKUMENTASI KEBANGUNAN ROHANI DI DUNIA

TUHAN SELAMATKAN AKU…..TUHAN PULIHKAN AKU. SEBAB AKU ORANG BERDOSA….PULIHKAN BANGSAKU. SEBAB HANYA ENGKAU YANG SANGGUP MEMULIHKAN BANGSA INI DAN MENYELAMATKAN JIWA-JIWA ATAS BANGSA INI.
Tidak ada lagi jiwa-jiwa yang egois dan mementingkan diri sendiri atau kelompok tertentu dalam tindak kejahatan. Tuhan memberikan kunci pemulihan bangsa kepada umatNya. Bagian kita adalah mengambilnya dan menggunakannya dimulai dari kehidupan kita secara pribadi. Kunci ini dituliskan dalam 2 Tawarikh 7: 14. Kuncinya adalah merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat. Jika kita mengerjakan ini dalam persatuan para pemimpin rohani dan umat Kristen di Indonesia, maka pemulihan akan menjadi nyata atas bangsa kita. Inilah bagian dari kunci pemulihan Indonesia. Tuhan memberikan kunci pemulihan bangsa bagi kita.
CHARLES G. FINNEY TENTANG KEBANGUNAN ROHANI
- Suatu kebangunan rohani selalu mengandung aspek penempelakan dosa atas sebagian jemaat.
- Orang-orang Kristen yang telah undur harus dibawa ke dalam pertobatan karena kebangunan rohani adalah permulaan baru dari ketaatan kepada Tuhan.
- Iman dan kasih orang-orang Kristenakan diperbaharui sehingga mereka dipenuhi dengan kasih yang dalam dan menyala-nyala bagi keselamatan jiwa-jiwa.
- Kebangunan rohani mematahkan kuasa duniawi dan dosa atas orang-orang Kristen, menjadikan mereka mulai merasakan suasana surga dan memiliki kerinduan-kerinduan yang baru.
- Apabila gereja-gereja dibangkitkan dan dipulihkan, reformasi dan keselamatan orang-orang berdosa akan menyusul, melalui tingkat penempelakan, pertobatan dan pembaharuan yang sama (bahkan lebih besar).
Para Pengaku Percaya Yang Palsu (Charles Finney)
Demikian komentar saya mengenai pertanyaan ini. Kiranya bahan yang sedikit dan sederhana ini dapat diterima sebagai berkat oleh pekerjaan kuasa Roh Kudus di dalam hidup kita masing-masing. Amin.
MENGAPA KEBANGUNAN ROHANI TERTUNDA ?
Harnack mendefinisikan Kekristenan sebagai “suatu hal yang sangat sederhana tetapi mahamulia: Hidup dalam waktu dan untuk kekekalan di bawah pengawasan mata Allah dan oleh pertolongan-Nya”
Di ambil dari buku : Mengapa kebangunan rohani tertunda Leonard Ravenhill