Arsip Kategori: KEBANGUNAN ROHANI

KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI – BAGIAN 3

(Catatan Kebangunan Rohani Moravia)
Oleh : John Greenfield
Diterjemahkan oleh Peter B.
MEMBAWA DAMPAK PADA SEMUA LAPISAN MASYARAKAT 
 Percakapan, khotbah dan surat Zinzendorf penuh dengan Kristus.  Ke mana pun orang Moravia pergi, mereka berbicara tentang Tuhan mereka, bernyanyi tentang Dia, dan bersaksi tentang Tuhan secara alami.  Roh Kudus telah memenuhi mereka, seperti di gereja mula-mula, dengan kasih yang besar kepada Tuhan mereka.  Uskup mereka Spangenberg, misalnya, menceritakan bagaimana Johannes, seorang kepala suku Indian yang dulunya sangat jahat, bertobat.  Kepala suku berkata bahwa suatu kali seorang pengkhotbah datang ke suku mereka dan membuktikan kepada mereka bahwa Tuhan itu ada.  Suku itu mengatakan padanya bahwa mereka tidak tahu mengenai hal Tuhan itu dan menyuruhnya pergi.  Pengkhotbah lain datang dan menyuruh mereka untuk tidak mencuri, minum terlalu banyak, atau berbohong.  Mereka menganggapnya sebagai orang bodoh karena mereka sudah mengetahuinya, dan mereka menyuruhnya supaya berkhotbah kepada bangsanya sendiri yang melakukan semua hal itu lebih buruk daripada orang Indian.  Kemudian Christian Henry Rauch, salah satu Bruder Moravia, datang ke gubuknya, duduk bersamanya dan bercerita tentang Yesus.  Kemudian karena lelah dari perjalanannya, Christian Henry berbaring dan tidur, tidak takut pada kepala suku.  Johannes tidak bisa membuang kata-kata orang Moravia itu dari pikirannya.  Dia memimpikan salib.  Dia memberi tahu sukunya tentang Yesus dan mereka bertobat saat Roh Kudus menggerakkan hati mereka.  Johannes berkata kepada uskup, ‘Demikianlah, karena kasih karunia Allah, kebangunan rohani di antara kami terjadi.  Oleh karena itu saya memberitahu Anda, saudara-saudara, berkhotbahlah kepada orang-orang yang tidak kenal Tuhan itu akan Kristus dan darah dan kematian-Nya, jika Anda berharap mendatangkan berkat di antara mereka.’
 Di Eropa, seorang Countess,  dengan teman dekat di antara raja, kaisar, dan pangeran, yang terkenal karena bakatnya yang brilian dan percakapannya yang jenaka, mendapati bahwa tidak ada lagi hiburan atau rekreasi yang dapat memuaskannya.  Seorang pembuat sepatu Moravia yang rendah hati datang ke hadapannya dan Countess terpesona dengan keceriaannya yang luar biasa.  Dia bertanya kepadanya mengapa dia begitu bahagia dan dia menjawab bahwa ‘Yesus telah mengampuni dosa-dosa saya.  Dia memaafkan saya setiap hari dan Dia mencintai saya dan itu membuat saya bahagia sepanjang waktu.’  Countess memikirkan hal itu dan mulai berdoa.  Keyakinan membawanya ke dalam iman sukacita yang sama dan dia menjadi saksi besar bagi Kristus di antara orang-orang yang bangsaqan, terutama di istana Kaisar Rusia, Alexander I, teman dekatnya.
 LAGU BARU
 Kemudian, seperti yang sebelumnya terjadi, baptisan Roh Kudus atas Moravia dan kemudian atas orang-orang Metodis, menghasilkan banyak sekali lagu pujian yang indah.  Banyak dari himne terbaik dapat ditelusuri dari pencurahan Roh Kudus ini.  Himne Moravia dipenuhi dengan pujian kepada Kristus, pemujaan akan Dia sebagai Tuhan, dan proklamasi kebajikan sifat-Nya dan pekerjaan-Nya.  Himne Moravia umumnya adalah doa kepada Kristus.  Merupakan ciri khas Moravia bahwa doa-doa mereka umumnya ditujukan kepada Juruselamat mereka.  Sementara memuliakan Allah Putra, mereka memuliakan Bapa yang telah mengutus Dia serta Roh Kudus yang meninggikan Kristus.  Seorang Katolik atau Protestan yang benar-benar bertobat, Kalvanis atau Lutheran, Moravia atau Arminian, Baptis atau Quaker, ketika dibaptis dalam Roh Kudus dan dengan api sering kali kemudian muncul dengan menulis lagu rohani yaitu doa atau pujian yang ditujukan kepada Yesus.  Ini terjadi di Herrnhut.  Penyanyi utama saat itu adalah bangsawan muda saleh Count Zinzendorf.  Ia menjadi pangeran penulis himne Jerman.  Inggris pun memgalami perkembangan yang serupa.
Salah satu dari banyak anak rohani Peter Boehler adalah John Gambold, seorang pendeta muda dari Gereja Inggris, lulusan Oxford dan teman keluarga Wesley.  Dia bergabung dengan Gereja Moravia dan menjadi Uskup Inggris pertamanya.  Beberapa himne dan lagu rohaninya menjadi terkenal.  Seorang petobat Inggris lainnya dari Peter Boehler adalah James Hutton, seorang penjual buku terkenal.  Dia juga menulis beberapa himne yang berharga.  Penulis himne Moravia Inggris yang paling terkenal selama Kebangkitan Besar adalah John Cennick.  Di salah satu pertemuan terbuka Cennick yang terkenal, seorang pekerja muda Skotlandia, John Montgomery, bertobat.  Dia bergabung dengan Gereja Moravia lalu John dan Mary Montgomery menjadi misionaris Moravia di Hindia Barat di mana mereka meninggal dan dimakamkan.  Putra mereka James dididik di sekolah Moravia di Fulneck.  James Montgomery termasuk dalam peringkat atas penulis himne besar di era itu.  Charles Wesley memiliki lebih dari 6.000 himne yang diterbitkan setelah pertobatannya pada tahun 1738 melalui kesaksian dan doa Peter Boehler.  Sebagian besar himnenya bersaksi tentang pengalaman keselamatannya yang luar biasa.  Peter Boehler telah mengatakan kepadanya: ‘Jika saya memiliki seribu lidah, saya akan memuji Yesus dengan setiap lidahnya.’  Ini mendorong Wesley tak lama setelah pertobatannya untuk menulis baris-baris syair abadi:
 Oh bagi seribu lidah untuk memuji Pujian Penebusku 
Kemuliaan Tuhan dan Rajaku
Kemenangan kasih karunia-Nya. 
Dia mematahkan kuasa dosa yang dikalahkan, 
Dia membebaskan tawanan;  Darah-Nya mampu menjadikan yang paling najis menjadi bersih, 
Darah-Nya tersedia untukku.
Buah yang kekal
 Seorang pengelana pada masa itu menulis kesaksian yang mengejutkan ini, ‘Dalam semua perjalanan saya, saya hanya menemukan tiga objek yang melebihi harapan saya, yaitu: laut, Pangeran Zinzendorf, dan jemaat Herrnhut’ .  Herrnhut telah menjadi pusat kerohanian yang dikunjungi oleh orang-orang dari seluruh Eropa yang ingin diselamatkan atau dibaptis dalam Roh Kudus dan dengan api.  Kunjungan John Wesley ke Herrnhut adalah tipikal kunjungan dari ribuan orang lainnya.  ‘Tuhan telah memberi saya begitu banyak,’ dia menulis kepada saudaranya Samuel, ‘ seperti yang hati saya inginkan.  Saya ada di sebuah Gereja yang percakapannya bagai di Surga;  yang pikirannya ada di dalam Kristus, dan yang berjalan sebagaimana Kristus berjalan’.  Dalam jurnalnya dia menulis, ‘Dengan senang hati saya akan menghabiskan hidup saya di sini;  tetapi Tuanku yang Agung memanggilku untuk bekerja di bagian lain dari kebun anggur-Nya.  O kapan Kekristenan seperti ini akan menutupi bumi, seperti air menutupi laut?’
 Di akhir hidupnya Count Zinzendorf dapat dengan penuh kemenangan berkata: Saya akan pergi kepada Juruselamat saya.  Aku siap.  Tidak ada yang menghalangi saya sekarang.  Saya tidak bisa menggambarkan betapa saya mencintai kalian semua.  Siapa yang akan percaya bahwa doa Kristus, ‘supaya mereka semua menjadi satu,’ dapat digenapi dengan begitu nyata di antara kita!  Saya hanya meminta buah sulung di antara orang-orang tidak mengenal Tuhan, dan ribuan telah diberikan kepada saya.  Bukankah kita seperti di Surga!  Bukankah kita hidup bersama seperti halnya para malaikat!  Tuhan dan hamba-hamba-Nya saling memahami dengan sehati satu sama lain.  Saya telah siap”
 Lebih dari empat ribu orang mengiringi jenazahnya ke tempat peristirahatannya di Hutberg, termasuk para menteri Moravia dari Belanda, Inggris, Irlandia, Amerika Utara, dan Greenland.  Batu nisannya memuat tulisan ini: “Di sini terletak sisa-sisa manusia abadi Tuhan, Nicholas Lewis, Count dan Lord of Zinzendorf dan Pattendorf;  yang oleh kasih karunia Allah dan pelayanannya yang tak kenal lelah, menjadi anggota Gereja Brethren diperbarui pada abad kedelapan belas ini.  Ia lahir di Dresden pada tanggal 26 Mei 1700, dan masuk ke dalam sukacita Tuhannya di Herrnhut pada tanggal 9 Mei 1760. Ia ditetapkan untuk menghasilkan buah, dan buahnya akan kekal”.
NYATAKANLAH LAGI DI ANTARA KAMI
 Pembaharuan Gereja Moravia dapat menggugah hati kita untuk berdoa, ‘Nyatakanlah lagi di antara kami sekarang ini.”
 ‘Pada tahun 1927, 200 tahun setelah kebangkitan Gereja Moravia, editor The Biblical Review, New York, menulis: Tidak peduli apakah seseorang bersimpati terhadap gagasan kebangunan rohani atau tidak, jika dia ingin mempelajari pertanyaan itu secara menyeluruh,  dia tidak bisa mengabaikan sejarah dan pengajaran-pengajaran dari Moravia.  Gereja mereka sejak awal adalah Gereja Kebangunan Rohani, dan pelayanannya untuk tujuan umum Kekristenan, dan misi kepada bangsa asing khususnya, layak mendapat pengakuan luas.  Kisah perkembangan rohani mereka dan pengaruhnya adalah salah satu yang paling menginspirasi dalam sejarah Kekristenan.
 Pengalaman besar pertama mereka yang memberi orang Moravia kekuatan rohani seperti itu adalah pengalaman keselamatan pribadi.  Pengalaman besar kedua yang memberi mereka kuasa dan kepemimpinan rohani seperti itu adalah baptisan Roh Kudus.  
Dr. J. Kenneth Pfohl, seorang pendeta Moravia, menulis dalam The Moravian pada tahun 1927: Pentakosta Moravia yang agung bukanlah hujan berkat dari langit yang tak berawan.  Memang itu datang secara tiba-tiba, sama mendadaknya dengan pencurahan pendahulunya yang mulia di Yerusalem, ketika jemaat mula-mula lahir.  Namun, sudah lama ada tanda-tanda turunnya hujan yang lebat, meskipun banyak yang tidak mengenalinya.  
Singkat kata, pencurahan pada tanggal 13 Agustus 1727 dipersiapkan dengan tekun dan sungguh-sungguh.  Kita tahu tidak ada catatan sejarah Gereja yang membuktikan akan adanya suatu keinginan yang lebih besar untuk suatu pencurahan Roh Kudus dan upaya yang lebih sabar dan gigih ke arah itu daripada yang telah dilakukan Gereja kita sendiri antara tahun 1725 dan 1727.
 Dua lini persiapan dan usaha rohani yang berbeda untuk pencurahan Roh Kudus terlihat jelas.  Salah satunya adalah doa;  yang lainnya adalah usaha (bersaksi) individu kepada individu lainnya.  Kita diberitahu bahwa ‘pria dan wanita bertemu untuk berdoa dan memuji Tuhan di rumah satu sama lain dan Gereja Berthelsdorf penuh sesak.’  Kemudian Roh Kudus  melawat dengan kuasa yang besar.  Kemudian seluruh kumpulan menerima pencurahan berkat pada saat yang bersamaan.  
Dalam artikel lain di The Moravian, Dr E. S. Hagen menyatakan: Kebangunan rohani besar pada tahun 1727 di Herrnhut adalah hasil yang normal dan logis dari doa dan pemberitaan firman memgenai Salib.  ‘Kristus dan Dia yang Disalibkan’ adalah pengakuan iman saudara-saudara kita, dan ‘kesaksian batin dari pengampunan dosa melalui iman di dalam darah-Nya’ adalah pengalaman mereka yang penuh berkat dan menghidupkan.
 Lecky dalam History of Morals-nya mengatakan tentang pertobatan John Wesley, 24 Mei 1738, dalam pertemuan doa Moravian Brethren di Aldersgate Street: 
‘Apa yang terjadi di ruangan kecil itu lebih penting bagi Inggris daripada semua kemenangan dari Pitt melalui darat atau  laut.’  …Pembaruan hari-hari kita seperti dulu melibatkan kembalinya doa yang khusyuk dan khotbah yang sungguh-sungguh dan efektif tentang pengampunan dosa melalui korban penebusan dan pencurahan darah Yesus Kristus Anak Allah.  Kebangunan Rohani akan terjadi  Kami menaruh harapan yang tinggi untuk itu.  Lebih cepat dari yang kita impikan, jendela-jendela sorga akan dibuka, bagi umat Allah, yang memberikan diri mereka untuk berdoa sungguh-sungguh dan tekun, serta pada  kesaksian Alkitab tentang Injil Tuhan kita Yesus Kristus (1927:9091).
 Hari-hari kebangunan rohani belum berlalu.  Roh Kudus masih menunggu untuk memenuhi orang-orang percaya dengan kuasa dari tempat yang tinggi. 
Salam revival! 
Indonesia dilawat kebangunan rohani! 
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan!
SERIAL ARTIKEL YANG BERJUDUL “KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI” OLEH JOHN GRRENFIELD : 

KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI – BAGIAN 2

(Catatan Kebangunan Rohani Moravia)
Oleh : John Greenfield
Diterjemahkan oleh Peter B.
SUATU PERJANJIAN DAN PERTEMUAN DOA 100 TAHUN LAMANYA! 
 Di Herrnhut, Zinzendorf mengunjungi semua anggota dewasa dari komunitas yang terpecah-pecah.  Dia membuat perjanjian yang menyerukan kepada mereka ‘untuk mencari dan menekankan poin-poin yang mereka sepakati’ daripada menekankan perbedaan mereka.
 Pada tanggal 12 Mei 1727 mereka semua menandatangani perjanjian untuk mendedikasikan hidup mereka, sebagaimana dia menyerahkan hidupnya, untuk melayani Tuhan Yesus Kristus.  Kebangunan rohani Moravia tahun 1727 dengan demikian didahului dan kemudian ditopang oleh doa yang luar biasa.  Semangat kasih karunia, persatuan dan doa tumbuh di antara mereka.  
Pada tanggal 16 Juli, Count mencurahkan jiwanya dalam doa disertai dengan banjir air mata.  Doa ini menghasilkan efek yang luar biasa.  Seluruh komunitas mulai berdoa tidak seperti sebelumnya.  
Pada tanggal 22 Juli banyak komunitas membuat perjanjian bersama atas kemauan mereka sendiri untuk sering bertemu mencurahkan isi hati mereka dalam doa dan nyanyian pujian.
 Pada tanggal 5 Agustus, Count menghabiskan sepanjang malam dalam doa bersama sekitar dua belas atau empat belas orang lainnya setelah pertemuan besar untuk berdoa pada tengah malam di mana emosi yang besar mendominasi.  
Pada hari Minggu, 10 Agustus, Pendeta Rothe, saat memimpin kebaktian di Herrnhut, diliputi oleh kuasa Tuhan sekitar tengah hari.  Dia tersungkur di atas tanah di hadapan Tuhan.  Begitu pula seluruh jemaah.  Mereka terus berdoa sampai tengah malam dan bernyanyi, menangis dan berdoa.²
 Pada hari Rabu, 13 Agustus 1727, Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka semua.  Doa mereka dijawab dengan cara yang jauh melampaui harapan siapa pun.  Banyak dari mereka memutuskan untuk menyisihkan waktu-waktu tertentu untuk menaikkan doa yang sungguh-sungguh.  
Pada tanggal 26 Agustus, dua puluh empat pria dan dua puluh empat wanita berjanji bersama untuk terus berdoa dalam interval satu jam setiap siang dan malam, setiap jam ditentukan dengan undian untuk giliran orang yang berbeda.  
Pada 27 Agustus, peraturan baru ini dimulai.  Yang lain bergabung dengan para pendoa syafaat dan jumlah yang terlibat meningkat menjadi tujuh puluh tujuh orang.   Mereka semua dengan cermat mengamati jam yang telah ditentukan bagi mereka.  Para pendoa syafaat mengadakan pertemuan mingguan di mana kebutuhan doa diberikan kepada mereka.
 Anak-anak, yang juga sangat tersentuh oleh Tuhan dan memulai rencana serupa di antara mereka sendiri.  Mereka yang mendengar permohonan yang polos dari kanak-kanak itu sangat tersentuh.  Doa dan permohonan anak-anak memiliki pengaruh yang kuat pada seluruh komunitas.
 Pertemuan doa yang menakjubkan yang dimulai pada tahun 1727 itu kemudian berlangsung selama seratus tahun.  Itu sesuatu yang unik.  Dikenal sebagai Doa Syafaat Tiap Jam (The Hourly Intercession), yang melibatkan doa estafet pria dan wanita dalam doa tanpa henti yang ditujukan kepada Tuhan.  Doa itu juga menghasilkan tindakan, khususnya penginjilan.  Lebih dari seratus misionaris diutus dari komunitas desa itu dalam dua puluh lima tahun ke depan, semuanya selalu didukung dalam doa. Salah satu hasil dari baptisan Roh Kudus adalah jaminan penuh sukacita akan pengampunan dan keselamatan mereka.  Ini membawa dampak yang kuat pada orang-orang di banyak negara, termasuk terhadap dua bersaudara Wesley.
JOHN DAN CHARLES WESLEY
 Pada tahun 1736 John dan Charles Wesley berlayar ke Amerika sebagai misionaris Anglikan.  Satu tim imigran Moravia juga berada di kapal itu.  Selama badai yang mengerikan, mereka semua menghadapi bahaya kapal karam.  John Wesley menulis dalam jurnalnya: 
“Pada pukul tujuh saya pergi ke Jerman.  Saya telah lama mengamati kesungguhan yang besar dari perilaku mereka.
Dari kerendahan hati mereka, mereka telah memberikan bukti secara terus-menerus dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diqnggap rendah bagi penumpang-penumpang lain, yang tidak akan dilakukan oleh orang-orang Inggris; …   Dan setiap hari memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan kelembutan, yang tidak dapat dilemahkan oleh sikap-sikap buruk orang lain.  Jika mereka didorong, dipukul atau dilempari, mereka bangkit kembali dan terus berbuat baik;  dan tidak ada keluhan yang ditemukan dari mulut mereka.  Itu merupakan kesempatan untuk menunjukkan  bahwa mereka telah dibebaskan dari semangat ketakutan, juga dari kesombongan, kemarahan, dan balas dendam.  
Di tengah-tengah menyanyikan Mazmur dimana ibadah mereka dimulai, laut mengamuk, membelah tiang layar utama menjadi beberapa bagian, air menutupi kapal dan mengalir di antara geladak, seolah-olah laut yang dalam telah menelan kami. Jeritan mengerikan mulai terdengar di antara orang-orang Inggris  Tetapi orang-orang  Jerman itu (maksudnya orang-orang Moravia) dengan tenang mulai bernyanyi menaikkan pujian.  Saya bertanya kepada salah satu dari mereka setelah peristiwa itu: ‘Apakah kamu tidak takut?’  Dia menjawab, ‘Terima kasih Tuhan, saya tidak.tskut’  Saya bertanya: ‘Tetapi apakah wanita dan anak-anak Anda tidak takut?’  Dia menjawab dengan lembut: ‘Tidak, wanita dan anak-anak kami tidak takut mati’.
 Di Georgia, John Wesley mencari nasihat rohani dari Uskup Moravia, A. G. Spangenberg.  Kembali di Inggris pada tahun 1738, saudara-saudara Wesley menjadi akrab dengan orang-orang Moravia, terutama Peter Boehler yang kemudian menjadi uskup terkemuka Moravia.  
Pada tanggal 4 Maret 1738, Wesley menulis dalam buku hariannya: 
“Saya menemukan saudara saya di Oxford pulih dari radang selaput dada;  dan bersamanya Peter Boehler: yang olehnya (karena tangan Tuhan yang agung) saya, pada hari Minggu, tanggal 5, jelas-jelas disadarkan dari ketidakpercayaan saya; dari kurangnya iman yang hanya oleh iman itu, kita dapat diselamatkan.  Segera terlintas di benak saya, ‘Jangan berkhotbah lagi, Bagaimana kamu bisa berkhotbah kepada orang lain sedangkan kamu sendiri tidak punya iman?’  Saya bertanya kepada Boehler apakah dia berpikir saya harus meninggalkan pelayanan, atau tidak.  Dia menjawab, ‘Sama sekali tidak.’  Saya bertanya: ‘Tetapi apa yang dapat saya khotbahkan?  Dia berkata: ‘Beritakanlah iman sampai Anda memiliki iman.’  Oleh karena itu, Senin, 6, saya mulai mengkhotbahkan doktrin baru ini, meskipun jiwa saya harus memulai dari awal lagi.  Orang pertama yang kepadanya saya beritakan keselamatan hanya dengan iman, adalah seorang tahanan di bawah hukuman mati..
 Akhirnya John Wesley menerima sendiri jaminan keselamatan itu.  Kesaksiannya sendiri mengatakan:
 Rabu, 3 Mei 1738. Adik saya melakukan percakapan yang panjang dan khusus dengan Peter Boehler.  Dan sekarang Tuhan berkenan untuk membuka matanya;  sehingga dia juga melihat dengan jelas, sifat dari suatu iman yang hidup itu, dimana hanya ‘melalui kasih karunia’ kita diselamatkan.  
Rabu, 24 Mei. Di malam hari saya pergi ke sebuah perkumpulan di Aldersgate Street, di mana seseorang sedang membaca kata pengantar Luther untuk Surat Roma.  Sekitar seperempat jam sebelum pukul sembilan, ketika dia sedang menjelaskan perubahan yang Tuhan kerjakan di dalam hati melalui iman di dalam Kristus, saya merasa hati saya menghangat secara aneh.  Saya merasa saya percaya kepada Kristus, pada Kristus saja, untuk keselamatan;  dan suatu jaminan diberikan kepadaku, bahwa Dia telah menghapus dosaku, dan menyelamatkanku dari hukum dosa dan maut.  
Jumat, 26 Mei. Jiwa saya terus merasakan damai, namun merasa tertekan, karena berbagai godaan.  Saya bertanya kepada Mr.Telchig, orang Moravia itu, apa yang harus dilakukan.  Dia berkata: ‘Kamu tidak boleh melawan semua pencobaan itu seperti yang kamu lakukan sebelumnya, tetapi larilah dari mereka saat mereka muncul, dan berlindung di dalam luka-luka Yesus.
 Orang-orang Metodis dan Moravia sering bertemu saat itu untuk belajar Alkitab dan berdoa.
Penulis biografi George Whitefield menulis: Whitefield memulai Tahun Baru (1739) sama mulianya dengan mengakhiri apa yang baru saja berakhir.  Dia menerima Sakramen, berkhotbah dua kali, mengajar dua kali, menghadiri ibadah penuh cinta Moravia di Fetter Lane, di mana dia menghabiskan sepanjang malam dalam doa kepada Tuhan, mazmur dan ucapan syukur;  ia kemudian mengatakan ‘ini menjadi Hari Tahun Baru paling menyenangkan yang pernah dilihatnya.’ Ibadah penuh kasih di Fetter Lane ini tak terlupakan.  Selain sekitar enam puluh orang Moravia, hadir tidak kurang dari tujuh orang Metodis Oxford, yaitu John dan Charles Wesley, George Whitefield, Wesley Hall, Benjamin Ingham, Charles Kinchin dan Richards Hitchins, semuanya ditahbiskan menjadi pendeta Gereja Inggris.  Wesley menulis: ‘Sekitar pukul tiga pagi, saat kami terus berdoa, kuasa Tuhan datang dengan dahsyat ke atas kami, sedemikian rupa sehingga banyak yang menangis karena sukacita yang meluap, dan banyak yang jatuh ke tanah.  Segera setelah kami pulih sedikit dari kekaguman dan keheranan di hadapan Yang Mulia, kami meledak dalam satu suara ‘Kami memuji-Mu, ya Tuhan;  kami mengakui Engkau sebagai Tuhan!’  (1927)
 Apa yang diberikan Moravia kepada John Wesley diringkas oleh salah satu penulis biografinya, WH Fitchett: Pada dasarnya ada tiga hal yang ada dalam urutan pengajaran Kekristenan, tetapi entah bagaimana didikan dari keluarga yang saleh, Universitas yang besar, dan  dari Gereja besar, serta buku-buku terkenal, tidak memberikan pengajaran ini pada Wesley.  Hal itu ialah :
 – bahwa keselamatan adalah melalui Penebusan Kristus saja, dan bukan melalui pekerjaan kita sendiri;
 – bahwa satu-satunya syaratnya adalah iman;  dan
 – bahwa itu dibuktikan melalui adanya suatu kesadaran rohani oleh Roh Kudus.
 Kebenaran-kebenaran tersebut hari ini bukan sesuatu yang baru; tetapi bagi Wesley, pada tahap hidupnya saat itu, itu merupakan suatu penemuan rohani.  Perkiraan Wesley tentang kebangunan rohani Moravia yang berdampak pada pertobatannya sendiri adalah suatu nubuatan.  Ketika Peter Boehler, yang sembilan tahun lebih muda darinya, meninggalkan Inggris ke Amerika setelah beberapa bulan, Wesley mencatat dalam jurnalnya: Peter Boehler meninggalkan London untuk berangkat ke Carolina.  Oh, betapa suatu pekerjaan yang telah Tuhan mulai sejak kedatangan-Nya ke Inggris!  Pekerjaan seperti itu tidak akan pernah berakhir, sampai Langit dan bumi berlalu!  Peter Boehler menulis kepada Count Zinzendorf, mengatakan: ‘Orang-orang Inggris melakukan hal yang luar biasa bagi saya;  dan meskipun saya tidak bisa berbicara banyak dalam bahasa Inggris, mereka selalu ingin saya memberi tahu mereka tentang Juruselamat, darah dan luka-luka-Nya, serta pengampunan dosa’.
(Bersambung ke Bagian 3)
SERIAL ARTIKEL YANG BERJUDUL “KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI” OLEH JOHN GRRENFIELD : 

KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI – BAGIAN 1

(Catatan Kebangunan Rohani Moravia)
Oleh : John Greenfield
Diterjemahkan oleh Peter B.
PENTAKOSTA MODERN
 Seorang sejarawan Moravia menulis bahwa sejarah Gereja penuh dengan catatan tentang pencurahan Roh Kudus, dan sesungguhnya tanggal tiga belas Agustus 1727, adalah hari pencurahan Roh Kudus itu.  Kami melihat tangan Tuhan dan keajaiban-Nya, …  Roh Kudus turun ke atas kami dan pada masa itu tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban besar terjadi di tengah-tengah kami.  Sejak saat itu hampir tidak ada satu hari pun berlalu tanpa  kami melihat karya-Nya yang penuh kuasa di antara kami.  Rasa lapar yang besar akan Firman Tuhan menguasai kami sehingga kami sampai harus mengadakan tiga kali kebaktian setiap hari, yaitu pukul  05.00 dan 07.30 pagi dan 09.00  malam  Setiap orang rindu melampaui apapun yang lain supaya Roh Kudus memegang kendali penuh.  Cinta pada diri sendiri dan kepentingan-kepentingan pribadi, serta semua ketidaktaatan, lenyap dan aliran kasih karunia bagaikan banjir yang banyak menyapu dan menghanyutkan kami semua ke dalam samudra Cinta Ilahi yang agung (1927:14).
 Tak seorang pun yang hadir dapat mengetahui dengan tepat apa yang terjadi pada Rabu pagi itu, 13 Agustus 1727, dalam kebaktian Komuni yang khusus.  Mereka hampir tidak tahu apakah mereka berada di bumi atau di surga.  Count Nicholas Zinzendorf, pemimpin muda komunitas itu, memberikan kisah ini bertahun-tahun kemudian: Kami datang ke Komuni dengan rasa kedekatan yang penuh kasih dari Juruselamat.  Ini adalah penghiburan besar yang membuat hari ini satu generasi yang lalu menjadi sebuah festival, karena pada hari ini dua puluh tujuh tahun yang lalu Jemaat Herrnhut, berkumpul untuk bersekutu (di gereja Berthelsdorf) dengan rasa tidak puas dengan kerohanian mereka.  Mereka telah berhenti menghakimi satu sama lain karena mereka telah menjadi yakin, masing-masing, akan ketidakberhargaannya di hadapan Allah dan masing-masing dalam persekutuan ini merasa dirinya diawasi wajah Juruselamat yang mulia.  Wahai kepala yang penuh lebam, Sangat penuh rasa sakit dan hinaan.  Dalam pandangan tentang orang yang berduka dan mengenal duka ini, hati mereka mengatakan kepada mereka bahwa Dia akan menjadi pelindung mereka dan imam mereka, seketika akan mengubah air mata mereka menjadi minyak sukacita dan kesengsaraan mereka menjadi kebahagiaan.
 Keyakinan yang teguh ini mengubah mereka dalam satu momen itu saja menjadi orang-orang yang berbahagia seperti sekarang ini, dan ke dalam kebahagiaan mereka sejak itu mereka telah memimpin ribuan orang lain melalui kenangan dan pertolongan yang dianugerahkan kasih karunia surgawi pada mereka saat itu.  Zinzendorf menggambarkannya sebagai ‘rasa kedekatan dengan Kristus’ yang diberikan kepada semua orang yang hadir, dan juga kepada orang lain dari komunitas mereka yang bekerja di tempat lain pada saat itu.  Jemaat itu masih muda-muda.  Zinzendorf, sang pemimpin, waktu itu berusia 27 tahun, kira-kira usia rata-rata kelompok tersebut.
 MUNCUL DARI PENGANIAYAAN 
 Saudara-saudara Moravia telah muncul dari pelayanan sungguh-sungguh dan kemartiran Reformator dari Bohemia, John Hus.  Mereka telah mengalami penganiayaan selama berabad-abad.  Banyak yang terbunuh, dipenjara, disiksa atau diusir dari tanah air mereka.  Kelompok ini telah melarikan diri untuk berlindung ke Jerman di mana bangsawan muda Kristen, Count Zinzendorf, menawarkan suaka kepada mereka di tanah miliknya di Saxony.  Mereka menamai rumah baru mereka itu Herrnhut, ‘Perlindungan Tuhan’.  Dari sana, setelah mereka dibaptis  Roh Kudus, mereka menjadi penginjil dan misionaris.  Lima puluh tahun sebelum dimulainya Misi ke Bangsa Asing (Foreign Mission)  modern oleh William Carey, Gereja Moravia telah mengirim lebih dari 100 misionaris.  Majalah misionaris bahasa Inggris mereka, Periodical Accounts, menginspirasi William Carey.
Dia melemparkan salinan kertas di atas meja pada pertemuan Baptis, mengatakan, ‘Lihat apa yang telah dilakukan Moravia!  Tidak bisakah kita mengikuti teladan mereka dan dalam ketaatan kepada Guru Surgawi kita, pergi kepada dunia, dan memberitakan Injil kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan itu?’
 Semangat misionaris itu dimulai dengan pencurahan Roh Kudus.  Count Zinzendorf mendarat : ‘Sang Juruselamat melepaskan atas kami suatu Roh yang belum pernah kami alami dan ketahui apapun hingga sekarang .  … Hingga kini kami telah menjadi baik pemimpin dan pembantu.  Sekarang Roh Kudus sendiri mengambil kendali penuh atas segala sesuatu dan atas semua orang’ (1927:21).  Ketika Roh Kudus  datang doa mendahului Pentakosta.  Komunitas yang tidak puas di Herrnhut pada awal tahun 1727 sebelumnya sangat terpecah dan saling kritik satu sama lain.  Kontroversi yang memanas membawa ancaman gangguan di masyarakat.  Mayoritas berasal dari Gereja Moravian of the Brethren kuno.  Orang percaya lain yang tertarik pada Herrnhut termasuk Lutheran, Reformed, dan Baptis.  Mereka berdebat tentang predestinasi, kekudusan, dan baptisan.
 Bangsawan muda Jerman, Count Zinzendorf, berdoa meminta persatuan, kasih dan pertobatan.  Bertobat pada masa kanak-kanak, di usia empat tahun dia menyusun dan menandatangani sebuah perjanjian: ‘Juruselamat yang terkasih, jadilah milikku, dan aku akan menjadi milik-Mu.’  Moto hidupnya adalah, ‘Saya memiliki satu hasrat: itu adalah Yesus, hanya Yesus.  ‘Count Zinzendorf belajar rahasia doa yang berhasil.  Dia aktif mendirikan kelompok doa saat remaja, dan saat meninggalkan perguruan tinggi di Halle pada usia enam belas dia memberi Profesor Francke yang terkenal daftar tujuh perkumpulan doa yang dia dirikan.  Setelah menyelesaikan universitas, pendidikannya dilanjutkan dengan melakukan perjalanan ke luar negeri.  Ke mana pun dia pergi, hasrat akan Yesus menguasainya.  Di Galeri lukisan Dusseldorf dia sangat tersentuh oleh lukisan penyaliban yang di atasnya ada kata-kata: Hoc feci pro te;  Quid facis pro me?  (Ini yang telah Aku lakukan untukmu;  Apa yang telah engkau lakukan untukku?)
(Bersambung ke bagian 2)
SERIAL ARTIKEL YANG BERJUDUL “KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI” OLEH JOHN GRRENFIELD : 

DOA

Oleh: Leonard Ravenhill

INJIL DOA
Tidak ada satupun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa. Orang sering bertanya, “Mengapa Saudara sering menganjurkan untuk berdoa lebih banyak?” Jawabnya amat mudah – sebab Yesus melakukannya. Saudara dapat mengubah injil Lukas menjadi injil Doa. Itulah kehidupan doa Yesus. Penginjil lain berkata: saat Yesus berada di sungai Yordan, Roh Kudus turun ke atasNya dalam rupa burung merpati – Lukas berkata: Saat Ia sedang berdoa, Roh Kudus turun ke atasNya. Penginjil lain berkata; Yesus memilih 12 murid – Lukas berkata: setelah Ia berdoa semalam suntuk, Ia memilih 12 murid. Penginjil lain berkata: Yesus mati di kayu salib – Lukas berkata: bahkan ketika Ia sedang sekarat, Ia berdoa untuk mereka yang menganiayaNya. Penginjil lain berkata: Yesus naik ke atas gunung dan Ia diubahkan – Lukas berkata: ketika Ia sedang berdoa, Ia diubahkan.

Tidak ada satupun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa.

Alkitab menceritakan, murid-murid pergi tidur, tetapi Yesus pergi berdoa – seperti kebiasaanNya. Adalah kebiasaanNya untuk berdoa. Yesus adalah anak Allah – Ia diurapi untuk pelayananNya. Jika Yesus memerlukan waktu begitu banyak untuk berdoa, tidakkah Saudara dan saya juga perlu waktu untuk berdoa? Jika Yesus memerlukannya dalam setiap krisis, tidakkah Saudara dan saya memerlukannya?

Sekelompok wisatawan mengunjungi sebuah desa pelukis. Mereka melihat seorang laki-laki tua sedang duduk-duduk dekat sebuah pagar. Dengan gaya menguji seorang pengunjung itu bertanya, “Benarkah desa ini melahirkan orang-orang besar?” Tanpa menoleh orang itu menjawab, “Tidak, hanya bayi-bayi”. Orang-orang terbesar sekali waktu adalah bayi-bayi. Orang-orang suci terbesar sekali waktu adalah bayi-bayi dalam Roh.

C. H. Spurgeon bertobat waktu umur 16 tahun dan mulai berkhotbah di London pada usia 19 tahun. Waktu ia berusia 27 tahun, mereka membangunkan sebuah gereja untuknya dengan kapasitas tempat duduk 6000 orang, dan dipakai dua kali di hari Minggu – berarti anggota gereja itu 12000 jiwa – belum lagi ditambah dengan kebaktian pada tiap kamis malam. Bagaimana? Ia menunggu Allah. Ia menyendiri dengan Allah. Ia belajar… dan ia berdoa.

DOA RATAPAN
Allah membentuk orang-orang terbaikNya dalam kesendirian. Tahukah saudara rahasia doa? Rahasia doa adalah berdoa secara rahasia. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu…” (Matius 6:6). Saudara tak dapat memamerkan apapun bila pintu tertutup dan tak ada seorangpun di sana. Saudara tak dapat memamerkan karunia-karunia Roh. Di luar Saudara dapat mempesona orang lain, tapi Saudara tidak dapat mempesona Allah.

1 Samuel 1:15 mengisahkan perjalanan tahunan Elkana dan istrinya, Hana, ke Silo untuk menyembah dan mempersembahkan korban kepada Allah. Saat itu Hana tertekan sebab ia tak dapat memberikan anak kepada suaminya. Pasal ini menggambarkan ia berdoa tentang kemandulannya. Diceritakan bahwa Hana menangis sampai lelah. Ia mencurahkan jiwanya di hadapan Tuhan. Hatinya sedih. Jiwanya pahit, geram dan rohnya menderita.

Inilah daftar kemalangan – kesusahan, beban, dan lain-lain yang terjadi pada wanita ini. Tapi kunci dari semua kejadian ini adalah bahwa ia seorang wanita pendoa. Dalam ayat 20 dikatakan, ia memetik hasilnya “Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: Aku telah memintanya dari Tuhan”.

Sering saya katakan – dan orang-orang tak menyukainya – bahwa Allah tak selalu menjawab doa. Ia menjawab doa-doa ratapan. Kehidupan Saudara menunjukkan seberapa banyak Saudara bergantung pada kekuatan Saudara sendiri dan seberapa banyak Saudara sungguh-sungguh percaya dalam hatimu ketika Saudara menyanyikan, “Tak ada satupun yang dapat kuberikan, hanya pada salibMu aku bersandar…” Semakin Saudara mempercai dirimu sendiri, semakin sedikit Saudara berdoa. Semakin Saudara tak mempercayai dirimu sendiri, semakin banyak Saudara harus berdoa.

Apa kata Alkitab? Dikatakan, Allah memilih mereka yang rendah, yang tidak berarti. Paulus berkata dalam 1 Korintus 1:28 bahwa Allah memilih yang tidak berarti supaya jangan ada seorang pun yang meninggikan dirinya. Kita perlu menjadi “tidak berarti” saat ini.

BAHASA ORANG TERTINDAS
Doa adalah bahasa orang tertindas. Daud, raja Israel, sering berkata “Sendengkanlah telingamu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku” (Mazmur 86:1). Dan ingatkah saudara akan salah satu dari mazmur-mazmur terbesar yang ditulisnya yang mengatakan, “Orang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkan…” (Mazmur 34:7)

Rasul Paulus mempesona saya dengan semangat, latar belakang, dan kepandaiannya yang luar biasa. Meskipun demikian ia berkata dengan sesadar-sadarnya bahwa di dalam kelemahan, ia kuat. Ia selalu coba membuktikan kepada dirinya dan orang lain bahwa ia bukan apa-apa.

Doa yang benar adalah komunikasi dua arah. Saya berbicara kepada Allah dan Allah berbicara kepada saya. Saya tak tahu bagaimana roh membuat komunikasi ini – atau mengapa Allah menyuruh saya berdoa – tetapi begitulah cara kerja Allah.

BANGUN DAN BERDOALAH
Suatu hari saya menghadiri sebuah konferensi bersama Dr. Raymond Edmond dari Wheaton College, salah seorang pengajar Kristen terbesar di negara ini. Ia bercerita kepada kami, tentang pengalamannya di Uruguay sebagai seorang utusan injil, ia belum lama berada di sana ketika ia jatuh sakit dan sekarat. Ia sedang mendekati ajal, sehingga orang-orang menggali kuburnya. Peluhnya mengalir deras di keningnya dan tenggorokannya berbunyi seperti orang yang akan meninggal. Tetapi tiba-tiba ia duduk di tempat tidurnya dan berkata pada istrinya “Ambilkan pakaianku!” Tak seorang pun tahu apa yang telah terjadi.

Beberapa tahun kemudian, ia mengulang cerita itu lagi di Boston. Setelah itu, wanita agak tua dengan membawa buku kecil mendekati dia dan bertanya “Hari apa ketika Saudara sedang sekarat? Jam berapa di Uruguay? Jam berapa saat itu di Boston?” ketika dijawab, wajah wanita yang keriput itu bersinar. Ia menunjukkan pada bukunya dan berkata, “Ini dia, Saudara melihatnya? pukul 2 pagi Allah berkata: “Bangun dan berdoalah, Iblis sedang mencoba Raymond Edmond di Uruguay” Wanita itu bangun dan berdoa.

Duncan Campbell menceritakan seorang petani yang dilihatnya sedang berdoa di ladang. Ia berdoa untuk seseorang di Yunani. Setelah itu ia bertanya mengapa petani itu berdoa. Orang itu menjawab, “Saya tak tahu. Saya mempunyai beban dalam roh saya dan Allah berkata, ‘Berdoalah ada seseorang di Yunani sedang mengalami kesulitan’. Saya berdoa sampai merasa lega”. Dua atau tiga tahun kemudian petani itu menghadiri sebuah pertemuan dan mendengarkan cerita seorang utusan injil. Penginjil itu bercerita tentang saat ia bekerja di Yunani. Ia sedang berada dalam bahaya serius. Saat itu? Dua atau tiga tahun yang lalu . Orang-orang mulai membanding-bandingkan catatan-catatan dan menemukan bahwa saat itu sama dengan hari di mana Allah memberikan beban doa dalam hati seorang petani di pulau kecil di pantai Skotlandia untuk berdoa bagi seorang Yunani yang namanya saja ia tidak tahu.

Kelihatannya Allah memberikan Saudara hal-hal yang aneh. Saya tak peduli. Jika Allah mengatakan sesuatu kepada Saudara, lakukanlah apa yang dikatakanNYa pada Saudara.

SIAPAKAH YANG BOLEH NAIK KE ATAS GUNUNG TUHAN?
Ada pengalaman lain yang diceritakan oleh Duncan Campbell ketika ia melayani di Skotlandia. “Saya tak dapat berkhotbah”, katanya. “Saya tak dapat menggapai Allah. Kelihatannya surga itu sulit ditembus. Seolah-olah ada atap baja setebal 3 meter”. Maka ia mencoba sedapat-dapatnya untuk berkhotbah. Ia meminta seorang pemuda bernama John Cameron untuk berdoa. Anak itu berdiri dan berkata, “Apa gunanya berdoa jika kita tidak benar di hadapan Tuhan?” Ia mengutip Mazmur 24, “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan?”

Saudara tak dapat menghampiri Allah, kecuali bila tangan Saudara bersih, artinya hubungan Saudara dan orang lain bersih dan hatimu juga bersih. “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya…” (Mazmur 24:3-4)

Setelah anak itu membacakan Mazmur 24, ia mulai berdoa. Ia berdoa selama 10, 15, 20 menit. Lalu tiba-tiba ia berkata, “Permisi Tuhan, saya mau melawan iblis”. Ia berkeliling dan mulai memerintahkan iblis untuk pergi. Ia memerangi semua yang dianggapnya harus diperangi. Kita sedang berbicara tentang perisai Allah dan melawan iblis! Setelah selesai melawan iblis ia mengakhiri doanya. Ia berdoa selama 45 menit! Ketika ia menyelesaikan doanya, terasa seolah-olah tingkap-tingkap Surgawi dibuka. Roh Allah dicurahkan di gereja itu, ke kota itu, ke tempat dansa di salah satu sudut kota, dan ke kedai minuman keras di sudut kota yang lain. Kebangunan rohani lahir dari doa tersebut!

Bagian akhir kitab Maleakhi mengatakan, “Dengan mendadak (kata mendadak/tiba-tiba ini saya sukai) Tuhan yang kamu cari masuk ke BaitNya!” (Maleakhi 3:1). Ingat tentang apa yang dikatakan para gembala? Mereka sedang menjaga ternak di malam hari, ketika tiba-tiba terdengar suara balatentara Surgawi. Ingatkah Saudara akan sekelompok orang yang menunggu di ruang atas? Tiba-tiba Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka di ruangan itu.

Ada sebuah tanggal dalam sejarah yang amat saya sukai. Yaitu Rabu, 13 Agustus 1737. Sekelompok kecil orang Moravia sedang bersekutu menantikan Roh Kudus. Pukul 11.00, tiba-tiba Roh Kudus datang. Tahukah Saudara apa yang terjadi? Persekutuan doa yang dimulai pukul 11.00 tersebut berakhir 100 tahun kemudian! Ini benar. Ruang doa itu tak kosong selama satu abad! Ini benar. Inilah doa terpanjang yang pernah saya ketahui. Bahkan anak-anak kecil berusia 6-7 tahun berdoa meratapi negara-negara yang namanya saja tak dapat mereka eja.

MENGAPA KITA TAK MENGALAMI KEBANGUNAN ROHANI
Di suatu kota tua di Irlandia, ada satu tempat di mana 4 pemuda bertemu setiap malam, berdoa untuk suatu kebangunan rohani. Di Wales, ada tempat di bukit-bukit di mana 4 lelaki muda yang baru berusia 18-19 tahun bertemu dan berdoa malam demi malam. Mereka tak membiarkan Allah pergi; mereka tak menginginkan jawaban “tidak”. Sejauh akal manusia mereka berdoa supaya sebuah kebangunan rohani dilahirkan. Jika saudara menginginkan suatu kebangunan rohani di gerejamu tanpa mau bersusah payah, lupakan itu. Kebangunan rohani harganya mahal.

Saya dapat memberi alasan sederhana, mengapa tidak terjadi kebangkitan kekristenan di Indonesia. Karena kita puas untuk hidup tanpa mengalaminya. Kita tidak mencari Allah – kita mencari mujizat-mujizat, kita mencari penginjilan massal yang besar-besar, kita mencari berkat-berkat. Dalam bilangan 11, Musa berkata kepada Allah, “Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini. Sebaiknya Engkau membunuh aku saja!” Cukupkah Saudara mencintai Indonesia ini sehingga dapat berakta, “Tuhan kirimkanlah kebangunan rohani di Indonesia ini, atau bunuhlah aku!” Apakah Saudara berpikir inilah saatnya untuk mengubah doa Patrick Henry, “Beri negara ini kebangunan rohani atau biarkan aku mati!”

Dalam kejadian pasal 30, Rahel mendekati Yakub dan melemparkan dirinya dengan putus asa. Ia berkata, “Berikan kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati”. Maukah Saudara merendahkan diri di hadapan Allah untuk memohonkan kelahiran anak-anak rohani di negara kita?

Orang-orang berkata, “Saya mengalami kepenuhan Roh Kudus”. Jika kedatangan Roh tidak mengubah kehidupan doa Saudara, lebih baik Saudara memeriksanya. Saya tak begitu yakin Saudara mendapatkan apa yang Allah inginkan bagi Saudara untuk mendapatkannya.

Kita berkata bahwa doa mengubahkan perkara-perkara. Tidak! Doa tidak mengubahkan perkara-perkara. Doa mengubahkan orang dan orang itulah yang mengubahkan perkara-perkara. Kita semua menginginkan agar malaikat Gabriel yang melakukan pekerjaan itu. Allah berkata, kerjakan sendiri – dengan bantuan dan kekuatanKu.

Kita perlu menjadi seperti Hana. Apa yang dilakukannya? Ia menangis, meratap, berkeluh kesah, ia berpuasa – dan ia berdoa.

Yesus, Tuhan Yang Diurapi, menjadikan doa sebagai kebiasaanNya. Paulus, dengan latar belakang dan kepandaiannya, bergantung pada doa karena ia menyadari bahwa ia lemah. Daud, sang raja, menyebut dirinya orang malang dan berseru kepada Tuhan. Hana berdoa untuk mendapatkan seorang anak dan melahirkan seorang nabi. Doa yang sungguh-sungguh dari orang-orang muda membawa suatu kebangunan rohani di Wales.

Tidak ada satupun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa.

HATI YANG MUNDUR

Oleh: Charles G. Finney
(Disunting dan disadur oleh
Keith Green)




Artikel ini disunting dan disadur dari bab ke 21 buku
“Revival Lecture” karya Charles G. Finney. Makna pengajarannya bagi gereja masa
kini masih tetap sama seperti waktu mulai disampaikan pada tahun 1830-an. Kami
berdoa agar Anda “membaca dan tersentuh”.
Pengajaran mengenai
kebangunan rohani tak dapat kusampaikan secara lengkap dan sempurna bila aku
tidak memperingatkan para petobat akan adanya bahaya kemunduran rohani atau
kemurtadan rohani.
Dalam membahasnya saya  ingin membaginya atas beberapa
bagian. Saya ingin menunjukkan:
1. Apa yang bukan kemunduran rohani?
2. Apa yang merupakan kemunduran rohani?
3. Apa gejala-gejala kemunduran rohani?
4. Apa saja akibat dari kemunduran rohani?
5. Bagaimana memulihkan atau menyembuhkannya?
YANG BUKAN KEMUNDURAN ROHANI
Kemunduran rohani
tidak menyangkut masalah gairah/semangat dari perasaan religius. Tidak memiliki
gairah rohani di hati Anda mungkin merupakan bukti bahwa hati Anda telah
mundur, namun bukan penyebabnya.
KEMUNDURAN ROHANI – APAKAH ITU? –
  1. Meninggalkan pengabdian
    kepada Allah dan pelayananNya. Padahal faktor ini merupakan ciri pertobatan sejati.
  2. Meninggalkan
    kasih yang mula-mula (cinta pertama) kepada Yesus.
  3. Menarik diri dari
    penyerahan total kepada Allah, dan kini kembali hidup dikendalikan oleh roh menyenangkan
    diri sendiri.
  4. Orang yang
    rohaninya mundur mungkin secara lahiriah masih tampil sebagai orang yang
    rohani. Kita tahu bahwa tindakan luar yang sama baiknya mungkin saja dasar
    motivasinya berbeda, atau bahkan berlawanan sama sekali. Keakuan yang kental
    juga sering “berjubah” religius atau hal-hal rohani. Ada banyak hal yang
    menyebabkan orang yang mundur rohaninya tetap menjaga penampilan religiusnya,
    meskipun sebenarnya dalam jiwanya ia telah kehilangan kuasa rohani.
GEJALA-GEJALA KEMUNDURAN ROHANI
1.   Tidak ada
kenikmatan spiritual.
Kita selalu
suka mengatakan dan melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang yang paling kita
cintai. Bila hati kita tidak mundur/murtad, maka persekutuan dengan Allah akan
tetap terpelihara, sehingga ibadah rohani kita lakukan dengan hati senang. Lebih
dari itu, persekutuan dengan Alllah juga menjadi sumber kekayaan dan
kesinambungan berkat-berkat rohani. Bila kita tidak lagi menikmati pelayanan bagi Allah, penyebabnya adalah kita memang
sebenarnya tidak melayani Dia.


2.   Formalitas
lahiriah dalam mempraktekkan agama.

Apa yang diucapkan dan dilakukan orang yang mundur rohani benar-benar dari
kebiasaan dan bukan dari pancaran kehidupan rohaninya. Ketika ia berdoa dalam
kelompok doa, ungkapan formalitasnya akan dingin dan tanpa emosi. Semua ini
menyingkapkan tidak adanya ketulusan dalam pelayanan rohani yang dilakukannya.
Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi bila dalam hatinya masih ada iman
yang hidup dan semangat Ilahi yang sejati.


3.   Emosi yang
tidak terkendali.
Bila hati kita
penuh kasih, maka sifat alami yang timbul adalah sabar dan manis. Bila suatu
saat terjadi hal yang keterlaluan sehingga lepas kendali, maka hati yang penuh
kasih akan cepat mengaku kesalahan, merasa hancur dan bertobat dalam kerendahan
hati yang sejati. Bila yang ada pada diri Anda adalah emosi yang mudah terusik,
mudah tersinggung dan tidak dapat mengendalikan diri, maka Anda tahu hati Anda
mundur.


4. Tidak
tertarik pada percakapan rohani.
“Karena
yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12:34). Bila hati kita penuh
kasih, maka tidak ada percakapan yang lebih manis daripada percakapan tentang
Kristus dan pengalaman kehidupan kristiani kita.


5.  Mengejar
kesukaan duniawi.
Hal yang paling
menyenangkan orang rohani adalah segala sesuatu yang membawa jiwanya makin
dekat dengan Allah. Hati yang penuh cinta akan Tuhan akan “cemburu” terhadap
segala hal yang mengganggu/menghalangi persekutuan dengan Allah. Bila kita
tidak lagi menyukai persekutuan dengan Allah lebih daripada hal-hal duniawi,
maka dengan sedih kita harus tahu bahwa kita mundur rohani.


6.  Tidak
tertarik pada ladang misi.
Bila Anda
kehilangan rasa tertarik pada pekerjaan misi dan usaha-usaha untuk menjangkau
jiwa-jiwa yang terhilang di negara-negara lain serta tidak memiliki kerinduan
akan pertobatan jiwa-jiwa di mana saja di dunia ini, maka Anda tahu Anda telah
undur rohani.


7.  Tidak
tertarik pada usaha-usaha untuk menjangkau mereka yang miskin dan memerlukan
bantuan
. Bila Anda pernah sungguh-sungguh bertobat,
pastilah Anda pernah memiliki rasa tertarik yang amat besar untuk menyokong
usaha-usaha derma kristiani. Jiwa yang bertobat pasti amat tertarik dan
tersentuh oleh semua bentuk kegiatan kemanusiaan untuk menjangkau sesama demi
memperbaiki martabat, menolong dan menyelamatkan umat manusia. Perwujudannya
bisa dalam bentuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan mereka yang papa dan
memerlukan bantuan, atau pendek kata, dalam segala hal yang baik untuk diucapkan dan dilakukan. Seberapa jauh Anda kehilangan rasa tertarik ini
membuktikan seberapa jauh Anda mundur.


8. Tidak
tertarik pada kelahiran bayi rohani
.
Malaikat-malaikat di surga bersukacita atas pertobatan satu orang berdosa. Lalu
apakah tidak ada sukacita di antara orang-orang kudus di bumi ketika ada
orang-orang yang datang kepada Kristus dan menjadi bayi-bayi rohani yang baru
lahir dalam kerajaanNya? Bila seseorang mengaku dirinya Kristen namun tidak
memiliki rasa tertarik yang membara terhadap pertobatan orang lain, maka ia
seorang yang mundur rohani dan munafik. Ia mengaku sebagai orang yang rohani,
padahal bukan.


9.  Mencari-cari
kesalahan, pengeritik.
Watak cepat
menyalahkan orang lain, tidak percaya terhadap perhatian dan motif baik orang
lain. Juga merupakan roh yang tidak percaya pada karakter Kristen dan apa yang
dikatakan orang-orang Kristen. Keadaan pikiran seperti ini tersingkap dalam
bentuk kata-kata kasar dan bentuk-bentuk ucapan menghakimi orang lain. Jelas
keadaan ini tidak sesuai dengan hati yang penuh kasih. Bila roh menghakimi muncul
dalam diri orang yang mengaku Kristen, maka Anda tahu hatinya mundur.


10.Menuruti
keinginan diri.
Yang saya maksud
adalah kecenderungan memuaskan selera, hawa nafsu dan “keinginan daging dan
pikiran” (Efesus 2:3). Tingginya selera terhadap makanan seringkali merupakan
ciri paling menonjol dari kemunduran rohani dibandingkan dengan ciri lain.
Sayang sekali hanya sedikit orang Kristen yang menyadarinya. Perintah Allah
mengatakan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1
Korintus 10:31). Banyak orang Kristen melupakan perintah Allah ini. Jadi mereka
makan dan minum sekedar untuk menyenangkan dirinya. Banyaknya orang yang
terjerat oleh “meja makan” nya lebih besar daripada yang disadari oleh Gereja.
Amat banyak orang yang menghindarkan diri dari meneguk minuman keras akan
memuaskan dirinya dengan makanan. Kuantitas maupun kualitas pemuasan dalam hal
makan dan minum ini membuktikan bahwa mereka hanya mengikuti selera mereka.
Pemuasan diri dengan makan banyak-banyak makan ini mengancam tubuh maupun jiwa
kita. Bila Anda melihat seorang Kristen yang “amat rakus makan” maka Anda
sedang melihat seorang yang mundur rohaninya.


11.Tidak hadir
pada kebaktian doa karena alasan sepele.

Bagi orang Kristen, tak ada pertemuan yang lebih penting daripada pertemuan
doa. Bila kita memiliki kerinduan berdoa, maka kita tidak hadir hanya bila
terjadi hal-hal penting yang amat mendesak. Bila kunjungan atau ajakan seorang
teman bertepatan jadwal persekutuan doa saja bisa menghalangi Anda, maka hal
ini merupakan bukti kuat bahwa sebenarnya Anda tidak sungguh-sungguh ingin pergi ke pertemuan ibadah doa. Dapatkah
kunjungan atau ajakan yang sama ini membatalkan rencana mengadiri pesta nikah,
piknik, atau acara-acara menyenangkan lainnya? Yang nyata adalah kemunafikan
dalam hal berpura-pura rindu akan ibadah doa padahal hal sepele saja bisa
menghalangi kehadiran Anda.


12.Mengabaikan
persekutuan doa keluarga hanya karena alasan yang sepele.
Hal yang sama dengan no. 11. Bila Anda mencintai
Tuhan, sebagai orang Kristen Anda tidak akan bersedia menghapus saat berdoa dan
membaca Alkitab bersama keluarga. Bila seorang Kristen bersedia mencari-cari
alasan untuk menjauhi ibadah keluarga, maka ini merupakan bukti yang meyakinkan
bahwa hatinya telah mundur.


13.Doa pribadi
dianggap sebagai kewajiban ketimbang dianggap sebagai kehormatan.
Selalu janggal dan aneh bagi saya bila mendengar
orang Kristen berbicara bahwa doa adalah kewajiban. Sebenarnya merupakan
kehormatan bahwa kita diijinkan datang kepada Allah dan memohon segala hal yang
kita perlukan. Tetapi berdoa karena kita harus
berdoa, bukan karena kita boleh
berdoa, sungguh merupakan hal yang menyedihkan, sekaligus merupakan ciri yang
pasti dari hati yang mundur.


14.Tak ada roh
doa.
Bila kasih kepada Kristus masih
tetap segar dalam jiwa kita, maka Roh Allah akan menyatakan diri sebagai Roh
anugerah dan Roh permohonan doa. Ia akan menaruh kerinduan yang kuat dalam jiwa
kita, ya…kerinduan akan keselamatan orang-orang berdosa dan pengudusan
orang-orang Kristen. Bila roh doa mati dalam diri kita, maka ini tandanya bahwa
hati kita mundur. Bila cinta pertama kita terhadap Tuhan masih tetap ada, maka
kita pasti ditarik oleh Roh Kudus untuk bergumul dalam peperangan doa.


15.Kemunduran
rohani seseorang sering terungkap dalam cara orang itu berdoa.
Contohnya memanjatkan doa seperti dalam keadaan
terhukum (karena adanya rasa bersalah), atau cara berdoa yang mirip dengan cara
berdoa orang berdosa yang belum bertobat. Pengakuan-pengakuan dan
tuduhan-tuduhan yang diungkapkan dalam doa mungkin akan dianggap oleh orang
lain sebagai hal-hal yang tidak dimengerti olehnya. Tidak ada iman dan kasih di
dalam hatinya, sebaliknya ia lebih yakin akan keadaan berdosanya. Jauh di lubuk
hatinya ia menyadari keadaan dirinya yang tidak diperkenan Allah. 
Menghadiri pertemuan doa dari orang-orang yang mundur
rohani seringkali me) te3mbuat kita tercengang, dan saya memohon maaf karena harus
mengatakan bahwa banyak persekutuan doa gereja juga keadaannya tidak berbeda
jauh. Doa-doa yang disampaikan mencerminkan ketakutan, keraguan dan kecilnya
iman, bahkan tidak ada iman sama sekali. Mereka akan berputar-putar berdoa
untuk pertobatan dan penyesalan diri. Semua itu mengungkapkan kemunduran rohani
mereka.


16.Kurang tertarik
mengejar kesucian.
Jika Anda orang
Kristen, Anda tentunya pernah merasa bahwa dosa adalah sesuatu yang dibenci
oleh jiwa Anda. Anda pernah memiliki kerinduan yang sukar diungkapkan dengan
kata-kata, ya… kerinduan untuk lepas dari dosa untuk selamanya. Segala sesuatu
yang menerangi Anda untuk mengerti bagaimana hidup dalam kekudusan merupakan
hal yang amat penting dan berharga. Bila Anda tidak lagi perduli tentang
“bagaimana hidup dalam kekudusan” atau hal ini tidak menarik lagi bagi Anda,
penyebabnya adalah hati Anda mundur.


17.Tidak ada
rasa tertarik terhadap Firman Allah.

Mungkin tak ada bukti lebih tajam dan pasti daripada bukti ini. Hilangnya rasa
tertarik pada Alkitab. Bila hati kita penuh kasih maka bagi kita tidak ada buku
yang lebih mulia daripada Alkitab. Namun bila kasih sirna dari hati kita, maka
Alkitab menjadi tidak menarik, bahkan seringkali menjemukan. Tak ada lagi iman
untuk menerima janji dalam Alkitab, sebaliknya keyakinan berdosalah yang
tersisa sehingga menakutkan dan membuat kita terancam.
AKIBAT KEMUNDURAN ROHANI
“Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan
jalannya” (Amsal 14:14).
1. Orang yang
mundur rohani penuh dengan kesalahannya sendiri.
Segala sesuatu dalam kehidupannya serba salah. Ia
tidak berjalan dengan Allah lagi. Ia tidak dipimpin Roh Kudus, tetapi berjalan
dalam kegelapan. Dalam keadaan ini ia pasti jatuh dalam pelbagai kesalahan
besar: kesalahan dalam bisnis, kesalahan dalam pergaulan dan hubungan dengan
sesama, kesalahan dalam memanfaatkan waktu, menggunakan lidah, mengelola
uangnya. Segalanya serba salah
selama ia masih dalam keadaan mundur/murtad.


2.   Orang yang
mundur rohani penuh dengan perasaan-perasaanya sendiri.
Dulu ia pernah mengalami kedamaian dan ketentraman
dalam Roh Kudus. Kini ia hidup dalam kegelisahan, tidak puas dengan dirinya dan
orang lain. Kehidupan seseorang yang mundur secara rohani sering amat berat. Ia
sering gelisah, mencari-cari kesalahan, cepat tersinggung dan menyinggung
perasaan orang lain dalam segala hal. Ia telah meninggalkan Tuhan, dan kini ia
merasa seperti berada di neraka.


3.  Orang yang
mundur rohani penuh dengan kata-katanya sendiri.
Seorang yang hatinya mundur tidak akan dan tidak dapat mengendalikan ucapannya. Lidah adalah anggota tubuh yang
tidak terkuasai serta penuh racun yang mematikan (Yakobus 3:8). Kata-katanya
menyebabkan dirinya terjerat dalam pelbagai kesulitan. Ia tidak akan bebas bila
ia tidak datang kembali kepada Allah.


4. Orang yang
mundur rohani penuh perhatian terhadap kepentingannya sendiri.
Ia menjadi egois. Dirinya dan harta miliknya amat
diperhitungkan sebagai milik pribadi, dan ia berusaha untuk mengelola segalanya
berdasarkan kepandaiannya untuk kepentingan dirinya. Akibatnya,
perhatian untuk dirinya akan bertambah berlipat ganda dan memburunya seperti
banjir.


5.   Orang yang
mundur rohani penuh dengan nafsunya.
Selera
dan gairah yang dulu terkendali kini merajalela. Karena telah terpendam
demikian lama, maka kini nafsunya lebih keras dan buas. Nafsu-nafsu hewani ini
akan terus meledak sehingga ia sendiri tercengang dibuatnya. Ia akan heran
ketika mendapatkan dirinya dikuasai dan diperbudak oleh nafsunya sendiri lebih
daripada sebelumnya.


6.  Orang yang
mundur rohani penuh dengan kesulitan dan masalah.
Dulu ia berusaha menjauhi pencobaan, kini ia malah
mendekatinya. Ia membawa dirinya terjerumus ke dalam pelbagai pencobaan. Ia
tidak berdamai dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan gereja, maupun dengan dunia. Sementara ia
mengeluh karena dicobai dari segala penjuru, ia juga terus-menerus membuat
segalanya bertambah buruk karena ulahnya sendiri.


7.    Orang yang
mundur rohani penuh kegelisahan.
Ia
akan kuatir tentang dirinya, bisnisnya, reputasinya, ya… kuatir segalanya! Ia telah menarik kembali
semua hal yang dulu diserahkan kepada Allah. Karena tidak memiliki iman, dan
karena tidak mampu menguasai peristiwa-peristiwa yang terjadi maka ia kuatir
terhadap masa depannya. Kegelisahan ini merupakan akibat yang tak bisa
dihindarkan, ya… akibat dari kegilaan dan kebodohannya meninggalkan Allah.


8.   Orang yang
mundur rohani penuh dengan prasangka.

Kerinduannya untuk mengerti dan melakukan hal yang benar kini sirna. Secara
alami ia akan melawan setiap prinsip kebenaran yang menyerang roh egoisnya. Ia
berikhtiar keras untuk membenarkan diri. Ia tidak mau membaca atau mendengar
apapun yang menegur keadaan hatinya yang mundur. Ia akan menghakimi setiap
orang yang menegur atau mengoreksinya. Ia akan menganggap orang itu sebagai
musuhnya, lalu memagari dirinya, menutup matanya rapat-rapat agar cahaya
kebenaran tidak masuk, berdiri memasang kuda-kuda dalam sikap mempertahankan
diri, serta mengkritik segala hal yang mungkin membongkar dirinya.


9.  Orang yang
mundur rohani penuh dengan penipuan diri.
Karena matanya jahat, maka gelaplah seluruh tubuhnya (Mat 6:23). Hampir
dapat dipastikan orang yang mundur rohaninya akan jatuh ke dalam pelbagai
penipuan diri dalam hal prinsip dan doktrin hidup. Karena berkecimpung dalam
kegelapan, maka ia pasti menelan amat banyak kebohongan dan penipuan. Setiap
jenis bidat dan setiap selubung penipuan akan mendapat tempat dalam dirinya
serta menguasainya. Setiap orang akan melihat hal ini dalam diri orang yang
mundur. Bukankah begitu?


10.Orang yang
mundur rohani hidupnya penuh dengan kehilangan.
Ia menganggap segala yang ada padanya sebagai
miliknya sendiri: waktunya, pengaruh kedudukannya, reputasinya, dan… segalanya.
Kehilangan sesuatu diperhitungkan sebagai kehilangan hal yang benar-benar
miliknya. Karena ia meninggalkan Tuhan dan karena ia tidak dapat menguasai
peristiwa yang terjadi, maka ia akan merasakan penderitaan karena kehilangan
berbagai hal dalam segala segi kehidupannya. Ia kehilangan damai sejahtera. Ia
kehilangan miliknya. Ia kehilangan banyak waktu. Ia kehilangan reputasinya. Ia
kehilangan kesaksiannya sebagai orang Kristen, dan bila ia membiarkannya terus…
jiwanya akan hilang!


11.Orang yang
mundur rohani akan penuh dengan perasaan menyalahkan diri sendiri.
Dulu ia menikmati kasih Allah, dan kemudian ia
meninggalkannya, karena itu ia merasa terhukum dan bersalah dalam segala hal.
Ketika berusaha menjalankan kewajiban-kewajiban agama, ia merasa hatinya tidak
sejalan dengan perbuatannya, dan karenanya ia menyalahkan dirinya. Jika ia mengabaikan kewajiban agama, ia tentu
juga merasa bersalah. Bila membaca Alkitab, ia merasa Alkitab menunjuk
kesalahannya. Jika tidak membaca Alkitab, ia merasa bersalah. Jika ia pergi ke
pertemuan gereja, dalam pertemuan itu ia merasa terhukum. Jika tidak pergi, ia
merasa bersalah. Jika ia berdoa sendirian, bersama keluarganya, atau dalam
persekutuan/kebaktian, ia tahu bahwa ia tidak tulus hati dan karenanya ia
merasa bersalah. Jika tidak berdoa, ia juga merasa bersalah. Segala sesuatu menyalahkannya! Hati
nuraninya membara melawan dirinya. Badai rasa terhukum membuntutinya kemanapun
ia pergi!
LANGKAH PEMULIHAN HATI
1.  Berusahalah
mengingat kapan dan bagaimana anda mulai jatuh. Ingatlah kembali dan bandingkan
dengan cermat keadaan Anda sekarang dan keadaan ketika Anda berjalan dengan
Allah dulu.


2.   Pandanglah
keadaan Anda saat ini dengan jujur dan seadanya. Jangan tunda lebih lama lagi
konflik dan pertentangan Anda dengan Allah. Anda seharusnya sejalan denganNya.


3.     Bertobatlah dan
lakukanlah lagi hal yang pertama Anda lakukan dulu (Wahyu 2:5).


4. Janganlah sekedar
mengusahakan perubahan lahiriah. Mulailah dengan perubahan hati Anda, yakni
membawa hati Anda benar di hadapan Allah segera. Serahkan diri Anda secara
mutlak kepadaNya sehingga Anda tidak ragu-ragu lagi apakah Anda diperkenan
Allah ataukah tidak.


5. Jangan bersikap
seperti orang berdosa yang yakin dirinya berdosa lalu berpikir bahwa Anda harus
“memperbaiki diri” sebelum datang kepada Kristus. Mengertilah bahwa dengan datang kepada Kristus, Anda
sudah menjadi lebih baik! Apapun kesukaran yang Anda rasakan, ketahuilah dengan
kepastian penuh bahwa sebelum Anda bertobat dan menerima kehendakNya tanpa syarat apapun, maka Anda tidak
akan menjadi lebih baik, dan segalanya akan bertambah buruk. Sebelum Anda
melemparkan diri Anda ke dalam belas kasihanNya yang mutlak, artinya Anda
kembali kepada Allah, maka Ia tidak akan menerima apapun dari Anda dan dari
tangan Anda.
 

6.  Jangan menganggap diri Anda sudah benar, karena dalam hati Anda tahu
bahwa Anda tidak benar. Hati nurani Anda menuduh Anda, dan Anda tahu Allah juga
layak menghukum Anda. Jika Anda menganggap Allah membenarkan Anda dalam keadaan
demikian, hati nurani Anda tetap tidak dapat membenarkan hal ini. Segeralah
datang kepada Allah sebagai orang berdosa, karena memang demikianlah keadaan
Anda. Akuilah sepenuh hati dan bukalah semua ha memalukan serta semua hal yang
merupakan tanggung jawab Anda, dan bawalah semua itu kepada Tuhan. Percayalah
bahwa sekalipun Anda telah berkeliaran jauh meninggalkan Allah, namun Ia tetap
masih mengasihi Anda. Ia mengasihi Anda dengan kasihNya yang kekal, dan saat
ini dengan kebaikan kasihNya bahkan sedang
menarik Anda datang kepadaNya.

DOKUMENTASI KEBANGUNAN ROHANI DI DUNIA

Sejarah menunjukkan bahwa kebangunan rohani pernah terjadi di muka bumi. Inilah fakta dan kebenaran yang alkitabiah karena pernah terjadi di zaman perjanjian lama dan perjanjian baru.  Kebangunan rohani adalah peristiwa terjadinya pertobatan massal. Kasih mula-mula yang pernah hilang, hubungan yang dingin atau mati dengan Tuhan akan dipulihkan Tuhan menjadi kobaran kasih yang semakin membara dengan Tuhan, sehingga hanya satu kata yang keluar dari hati kita, yaitu:

TUHAN SELAMATKAN AKU…..TUHAN PULIHKAN AKU. SEBAB AKU ORANG BERDOSA….PULIHKAN BANGSAKU. SEBAB HANYA ENGKAU YANG SANGGUP MEMULIHKAN BANGSA INI DAN MENYELAMATKAN JIWA-JIWA ATAS BANGSA INI.



Tidak ada lagi jiwa-jiwa yang egois dan mementingkan diri sendiri atau kelompok tertentu dalam tindak kejahatan. Tuhan memberikan kunci pemulihan bangsa kepada umatNya. Bagian kita adalah mengambilnya dan menggunakannya dimulai dari kehidupan kita secara pribadi. Kunci ini dituliskan dalam 2 Tawarikh 7: 14. Kuncinya adalah merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat. Jika kita mengerjakan ini dalam persatuan para pemimpin rohani dan umat Kristen di Indonesia, maka pemulihan akan menjadi nyata atas bangsa kita. Inilah bagian dari kunci pemulihan Indonesia. Tuhan memberikan kunci pemulihan bangsa bagi kita.

Bagian kita adalah mulai mengerjakan kunci pemulihan itu dari sekarang. Tuhan ingin setiap kita mulai merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat. Tidak ada rencana yang terbaik selain rencana dan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Jika kita mau merenungkan lebih lagi sesungguhnya sukacita dan damai sejahtera terbesar manusia adalah saat mengikuti kehendak Tuhan. Berikut ini adalah video-video kebangunan rohani yang pernah terjadi di dunia:



WAKE UP CHURCH

 



KEBANGUNAN ROHANI DI CALI, COLOMBIA





KEBANGUNAN ROHANI DI PULAU BAFFIN (ARTIK)




KEBANGUNAN ROHANI DI KEPULAUAN HIBRIDES




KEBANGUNAN ROHANI DI UGANDA





KEBANGUNAN ROHANI DI ASBURY





KEBANGUNAN ROHANI DI WALES

 



KEBANGUNAN ROHANI DI BROWNSVILLE, PENSACOLA, FLORIDA (1)




KEBANGUNAN ROHANI DI BROWNSVILLE, PENSACOLA, FLORIDA (2)






KEBANGUNAN ROHANI DI ALMOLONGA, GUATEMALA





KEBANGUNAN ROHANI DI KIAMBU, KENYA




Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa pemulihan rohani atau kebangunan rohani pernah terjadi atas bangsa-bangsa di dunia maka INDONESIA juga bisa mengalami pemulihan. 

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI SANG PENCIPTA UNTUK MEMULIHKAN SEGALA SESUATU ATAU NEGARA KITA. PERTANYAAN YANG PENTING ADALAH ADAKAH UMATNYA MAU MENGAMBIL BAGIAN DALAM KEGERAKAN TUHAN UNTUK PEMULIHAN BANGSA INI. 

Sesungguhnya Tuhan sanggup memulihakan keadaan bangsa-bangsa di dunia dan Tuhan sanggup memulihkan keadaan bangsa Indonesia sebab Tuhan mengasihi bangsa-bangsa. Indonesia juga ada dalam hati Tuhan. Mari kita bersehati mengambil bagian dalam kegerakan Tuhan dengan merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat. Tuhan mengasihi kita semua.

Salam perjuangan dalam Kristus.

CHARLES G. FINNEY TENTANG KEBANGUNAN ROHANI


  1. Suatu kebangunan rohani selalu mengandung aspek penempelakan dosa atas sebagian jemaat.
  2. Orang-orang Kristen yang telah undur harus dibawa ke dalam pertobatan karena kebangunan rohani adalah permulaan baru dari ketaatan kepada Tuhan.
  3. Iman dan kasih orang-orang Kristenakan diperbaharui sehingga mereka dipenuhi dengan kasih yang dalam dan menyala-nyala bagi keselamatan jiwa-jiwa.
  4. Kebangunan rohani mematahkan kuasa duniawi dan dosa atas orang-orang Kristen, menjadikan mereka mulai merasakan suasana surga dan memiliki kerinduan-kerinduan yang baru.
  5. Apabila gereja-gereja dibangkitkan dan dipulihkan, reformasi dan keselamatan orang-orang berdosa akan menyusul, melalui tingkat penempelakan, pertobatan dan pembaharuan yang sama (bahkan lebih besar). 
Jadi kebangunan rohani adalah hasil dari usaha menghidupkan kembali, memulihkan, membangkitkan, dan mengusahakan pembaruan terhadap keadaan gereja yang telah terpuruk dalam kemunduran yang dalam sebagai tahap awal bagi terjadinya tuaian besar yaitu pertobatan jiwa-jiwa secara massal kepada Tuhan.

Para Pengaku Percaya Yang Palsu (Charles Finney)

Apa yang dimaksud dalam 1 Yohanes 5:16 dengan dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa yang mendatangkan maut?
“Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.” (1John 5:16-17,TB)
16-17 For instance, if we see a Christian believer sinning (clearly I’m not talking about those who make a practice of sin in a way that is “fatal,” leading to eternal death), we ask for God’s help and he gladly gives it, gives life to the sinner whose sin is not fatal. There is such a thing as a fatal sin, and I’m not urging you to pray about that. Everything we do wrong is sin, but not all sin is fatal.” (1 Yoh. 5:16-17,The Message)
16If anyone sees his brother [believer] committing a sin that does not [lead to] death (the extinguishing of life), he will pray and [God] will give him life [yes, He will grant life to all those whose sin is not one leading to death]. There is a sin [that leads] to death; I do not say that one should pray for that. 17All wrongdoing is sin, and there is sin which does not [involve] death [that may be repented of and forgiven]. (1 Yoh. 5:16-17)


Untuk menjawab pertanyaan di atas, pertama-tama, mari memperhatikan beberapa hal yang dinyatakan oleh baik secara eksplisit (terang-terangan) maupun secara implisit (tersirat atau tersembunyi) nats tsb :

1) Ada dua macam dosa yang disebutkan di sana : dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa yang mendatangkan maut;

2) Dosa yang tidak mendatangkan maut disebut sebagai dosa yang dilakukan oleh saudara seiman, sedangkan dosa yang mendatangkan maut tidak disebutkan dilakukan oleh seorang saudara yang mana ini sangat mungkin diartikan ‘dilakukan oleh mereka yang di luar iman kepada Kristus’.

3) Jika ada yang melakukan dosa yang tidak mendatangkan maut, kita diperintahkan berdoa bagi orang yang melakukannya supaya Tuhan memberikan hidup.  Terhadap dosa yang mendatangkan maut, kita tidak diperintahkan berdoa untuk itu. Doa yang dimaksud di sini adalah doa syafaat : suatu doa yang dinaikkan untuk kepentingan orang lain.

Dari beberapa  data di atas kita melangkah lebih jauh :

DOSA YANG TIDAK MENDATANGKAN MAUT
Dari beberapa terjemahan Alkitab yang ada dikatakan bahwa ada dosa yang tidak membawa kita kepada kematian kekal.  Jadi, bisa dikatakan di sini, dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa yang dilakukan tersebut tidak sampai / tidak akan menyebabkan keselamatan menjadi hilang. 

Apakah ini benar bahwa dosa kita tidak menyebabkan kita kehilangan keselamatan kekal kita? Benar.
Alasannya antara lain :

1- Setelah diselamatkan, kita bukanlah orang yang sempurna dan masih sangat mungkin jatuh dalam dosa atau berbuat dosa

2- Keselamatan yang dari Tuhan itu kuat dan bukan merupakan suatu posisi yang mudah diubah-ubah begitu saja oleh setiap kesalahan kita. Misalnya jika satu kali kita berdosa (kecil atau besar) kita langsung hilang keselamatannya dan ketika kita minta ampun, keselamatan kembali lagi.  Berdosa lagi, hilang lagi keselamatannya lalu minta ampun lagi didapat kembali keselamatannya. Keselamatan diberikan dengan melalui pengorbanan Kristus oleh kasih karunia Tuhan yang besar.  Mereka yang percaya diselamatkan dan menjadi milik Allah dan tidak mudah merampas apa yang sudah menjadi milik Allah (Yes. 41:7-10; Yoh. 10:27-29)

3- Apakah ini berarti kita boleh melakukan dosa-dosa yang termasuk golongan ini karena keselamatan kita tidak mungkin hilang? Tidak boleh.  Karena dosa bagaimanapun juga membawa dampak yang merusak dan merugikan begitu banyak hal.  Baik hidup kita pribadi, jasmani atau rohani bahkan lebih lagi merugikan hubungan kita dengan Tuhan dan tidak membawa kemuliaan bagi Kerajaan Allah karena hidup dalam dosa merupakan kesaksian yang buruk bagi Tuhan.

Dampak lain yang tidak kalah menakutkan adalah bahwa dosa (sekalipun tidak mendatangkan maut) membawa hati kita semakin keras dan semakin menjauhkan kita dari hati yang hancur yang diperlukan untuk pertobatan kita.  Semakin jauh kita melangkah dalam dosa, semakin keras hati kita, semakin sukar untuk kita bertobat dan kembali kepada Tuhan.  Dosa yang semula tidak mendatangkan maut apabila diteruskan dapat membawa pada puncaknya kepada dosa yang mendatangkan maut.  Penjelasan mengenai hal ini akan dibahas pada saat membahas apa bentuk-bentuk kedua macam dosa ini.

4- Terhadap dosa yang sedemikian, ada perintah untuk kita yang mengetahui bahwa apabila ada saudara seiman yang melakukan hal tersebut. Yaitu perintah untuk mendoakan atau berdoa syafaat untuk saudara tsb. Apa tujuan doa syafaat tsb? Yaitu supaya Tuhan bekerja dan menjamah hati saudara seiman yang melakukan dosa tsb supaya bertobat dan kembali kepada Tuhan, mengalami pemulihan hidup dan tetap pada jalur keselamatan yang sudah diterimanya. Doa syafaat merupakan sarana untuk Tuhan bekerja lebih lanjut dalam hidup saudara seiman tsb supaya akhirnya ia tidak berkeras untuk hidup di dalam dosa.

5- Jenis-jenis dosa apa saja yang termasuk golongan dosa yang tidak mendatangkan maut akan dijelaskan setelah pembahasan mengenai dosa yang mendatangkan maut.


DOSA YANG MENDATANGKAN MAUT
Menggunakan perbandingan antar ayat di dalam Alkitab, maka dapat disampaikan di sini antara lain :

1)  Dosa yang mendatangkan maut / kematian kekal dapat disamakan dengan dosa yang tidak dapat diampuni yaitu menghujat Roh Kudus :

“Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” (Mark 3:29)

“Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni” (Luk 12:10)

Dosa yang tidak terampuni / tidak mendapat ampun pasti berakibat hukuman kematian kekal di lautan api.  Itulah maut/ kematian yang kedua.
Dosa menghujat Roh Kudus, singkatnya, adalah dosa dimana orang dengan sengaja dan terang-terangan menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, menolak untuk bertobat dan menerima kasih karunia pengampunan dari Tuhan.
Dosa ini disebut menghujat Roh Kudus karena Roh Kudus selalu bersaksi atau mengarahkan orang kepada Kristus.  Roh Kudus adalah Roh yang memuliakan Kristus (Yoh : 15:26; 14:26) sehingga pekerjaan-Nya adalah mewahyukan Kristus kepada manusia dan membawa manusia untuk datang kepada Kristus untuk menerima keselamatan.  Jika ‘tarikan’ atau ‘ajakan’ Roh Kudus ini ditolak dengan sengaja bahkan dengan tanpa sungkan-sungkan orang tsb menghinakan Kristus dengan menyebutnya sebagai tuhan yang palsu atau berasal dari setan maka inilah dosa yang tidak terampuni.

2) Dari konteks pembicaraan mengenai dosa yang mendatangkan maut di 1 Yohanes 5 kita melihat :

18 Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.
19 Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.
21 Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.
(1 Yoh.  5:18-21)

Disebutkan antara lain di sana :
– Setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa (terjemahan lain menjelaskan yang dimaksud adalah tidak terus menerus tinggal dalam dosa)
– Kita dapat bebas dan menang dari dosa karena Yesus (Dia yang lahir dari Allah – ayat 18) melindungi dan menjaga kita tetap di jalur kemenangan-Nya sehingga iblis tidak dapat menjatuhkan kita kembali kepada kehidupan yang lama
– Di dalam Yesus kita tahu kita berasal dari Allah, dan yang di luar Yesus ada di bawah kuasa iblis (ayat 19). Dan selama kita ada di dalam Yesus, kita tidak akan masuk ke dalam maut dan kehilangan keselamatan kita
– Mereka yang beroleh pengertian untuk mengenal Yang Benar, di dalam Yang Benar yaitu di dalam Yesus Kristus disebut sebagai orang yang mengikuti Allah yang benar dan beroleh hidup kekal (ayat 20)
– Terakhir, jemaat diperingatkan untuk berhati-hati terhadap apapun yang disembah sebagai tuhan/ berhala (ayat 21). Jika dihubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya bisa disimpulkan bahwa berhala adalah tuhan yang salah, sedangkan Yesus adalah Tuhan Yang Benar.

Nah, dari semua pembahasan dan konteks di atas , maka dapat disimpulkan bahwa dosa yang mendatangkan maut adalah dosa yang terkait dengan mengikuti tuhan/ilah yang lain, tuhan yang salah yang berasal dari dunia ini dan yang ada di bawah kuasa si jahat, yang melepaskan keimanan kepada Yesus dan beralih kepada penyembahan illah-illahi lain.

Jadi, dihubungkan poin 1 (menghujat Roh Kudus) dan poin 2(menyembah illah selain Yesus) maka dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dosa yang mendatangkan maut adalah dosa penolakan untuk menaruh iman kepada Kristus tetapi memilih illah yang lain sebagai tuhannya.  Bisa dikatakan pula bahwa dosa yang mendatangkan maut adalah kemurtadan dimana orang meninggalkan imannya yang semula kepada Kristus kini ia memberikan penyembahan kepada tuhan yang lain, yang sesungguhnya bukan Tuhan.

Jadi, apa yang termasuk dosa yang tidak mendatangkan maut?
Ditilik dari apa yang sudah disampaikan mengenai dosa yang mendatangkan maut di atas, maka dosa dapat digolongkan sebagai dosa yang tidak mendatangkan maut adalah semua dosa yang lain selain dosa yang mendatangkan maut di atas.  Baik itu dosa yang besar atau dosa yang kecil (sepele) yang dilakukan dalam hidup sehari-hari, dosa-dosa tersebut yang masih dilakukan oleh orang-orang Kristen pada umumnya termasuk dalam dosa yang tidak mendatangkan maut.  Demikian penjelasan saya.

Catatan akhir (PENTING UNTUK DIBACA DAN DIRENUNGKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH)
1- Meskipun ada yang disebut sebagai dosa yang tidak mendatangkan maut, kita tidak boleh menggunakan ini sebagai kesempatan untuk berbuat dosa, apalagi hidup dalam dosa.  Kita dipanggil untuk bebas merdeka dan berkemenangan atas dosa oleh kuasa salib Kristus dan masuk ke dalam hidup yang baru yang tidak dihabiskan dalam kubangan dosa namun dalam kemuliaan panggilan Tuhan untuk menjadi saksi dan membawa banyak jiwa menjadi murid Kristus.

2- Walaupun dosa yang dilakukan oleh orang percaya tergolong dosa yang tidak menghilang keselamatannya, namun itu tetap mengandung suatu risiko yang besar.  Mengapa? Karena dalam setiap dosa itu mengandung tipu daya  (Ibr. 3:13) yang dapat menegarkan hati sehingga kemudian membuat kita akhirnya terikat dan pada akhirnya memilih jalan hidup dosa daripada hidup bagi Tuhan.  Mereka yang hidup dalam dosa merisikokan keselamatannya apabila pada saat terakhir ia tetap menolak Kristus.

3- Itulah sebabnya terhadap saudara seiman yang terikat dosa, kita wajib mendoakannya supaya dengan segera Roh Tuhan dibebaskan untuk bekerja sepenuhnya atas saudara seiman tsb sehingga ia beroleh roh pertobatan dan kembali kepada kehidupan yang kudus, yang berkenan di hadapan Tuhan dan bahkan lebih daripada itu, supaya akhirnya saudara kita tsb menyerahkan diri menjadi hamba kebenaran : 
“Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.”(Rom 6:18-19)

dan juga senjata kebenaran untuk mengalahkan pekerjaan si jahat :
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.  Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran (Roma 6:12-13).

4- Apakah mungkin saudara seiman melakukan dosa yang mendatangkan maut? Dari konteks ayat-ayat yang dibahas di atas dalam 1 Yohanes 5:16-21 bisa disimpulkan bahwa orang yang telah percaya dapat pula melangkah melampaui batas sehingga ia jatuh sedemikian dalam sehingga ia melakukan dosa yang mendatangkan maut: ia tidak lagi percaya dalam hatinya bahwa Yesus itu Tuhan. 
Yang perlu diketahui di sini, tidak semua orang  yang  melayani dan aktif di kegiatan rohani atau gerejawi termasuk sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan.  Mulut mereka bisa jadi mengakui Yesus sebagai Tuhan namun di dalam hati dan melalui hidup mereka tidak nampak tanda-tanda penyembahan yang sejati kepada Yesus Tuhan.

Demikian komentar saya mengenai pertanyaan ini.  Kiranya bahan yang sedikit dan sederhana ini dapat diterima sebagai berkat oleh pekerjaan kuasa Roh Kudus di dalam hidup kita masing-masing. Amin.

MENGAPA KEBANGUNAN ROHANI TERTUNDA ?

Leonard Ravenhill

Harnack mendefinisikan Kekristenan sebagai “suatu hal yang sangat sederhana tetapi mahamulia: Hidup dalam waktu dan untuk kekekalan di bawah pengawasan mata Allah dan oleh pertolongan-Nya” 

Oh kalau saja orang-orang percaya menjadi senantiasa sadar akan kekekalan! Bila kita dapat hidup tiap saat di setiap hari di bawah pengawasan mata Allah, bila kita melakukan setiap tindakan dalam terang takhta penghakiman, bila kita memanjatkan setiap doa dalam terang takhta pengadilan, bila kita memberikan perpuluhan dari segala harta milik kita dalam takhta pengadilan, bila kita para pengkhotbah mempersiapkan setiap khotbah dengan satu mata pada kemanusiaan yang telah terkutuk dan mata yang lain pada takhta pengadilan-maka kita akan mengalami kebangunan rohani oleh Roh Kudus yang akan menggoncangkan bumi ini dan yang dalam sekejap mata, akan membebaskan berjuta-juta jiwa yang berharga. 

Pelanggar gencatan senjata yang tidak dapat menahan nafsu, beringas, dan congkak pada jaman ini, takhta-takhta yang bergoncang, api Komunisme yang mengepul, dan usaha-usaha agama palsu untuk menguasai dunia seharusnya membuat kita dipenuhi kegelisahan. Ada ungkapan yang sangat baik yang menyatakan bahwa ada 3 jenis orang di dunia sekarang: mereka yang takut, mereka yang tidak cukup tahu untuk merasa takut, dan mereka yang mengenal Alkitab mereka. Sodom, yang tidak punya Alkitab, tidak ada pendeta, tidak traktat, tidak ada persekutuan doa, tidak ada gereja, telah binasa. Kalau begitu, menurut anda, bagaimanakah Indonesia, Amerika, dan Inggris akan dibebaskan dari murka Yang Mahakuasa? Kita punya berjuta-juta Alkitab, beribu-ribu gereja, tak berbilang pengkhotbah-tetapi betapa besar dosanya! 
Orang-orang membangun gereja-gereja kita tetapi tidak memasukinya, mencetak Alkitab kita tetapi tidak membacanya, mempercakapkan tentang Allah tetapi tidak percaya kepada-Nya berbicara tentang Kristus tetapi tidak mempercayai Dia dalam hal keselamatan, menyanyikan kidung-kidung kita dan kemudian melupakannya. Bagaimana caranya supaya kita keluar dari semua kemelut ini?
Hampir setiap konferensi Alkitab mengutamakan pokok bahasan gereja masa kini yang dianalogikan dengan Gereja Efesus. Kita diberitahukan bahwa, walaupun kita berdosa dan bersifat duniawi, kita didudukkan bersama Dia. Celaka, dusta besar! Kita memang orang-orang Efesus; tetapi, seperti Gereja Efesus dalam kitab Wahyu, kita telah “meninggalkan kasih kita yang mula-mula!” Kita memuaskan keinginan dosa-bukannya menentangnya. Kepada gereja yang dikuasai kekuatiran dunia, dingin, duniawi, dan doyan mengkritik ini, generasi santai yang lalai, lepas kendali, dan penuh nafsu berahi jaman ini tidak akan pernah tunduk. Marilah kita berhenti mencari-cari kambing hitam. Kesalahan kemerosotan moralitas bukanlah karena radio atau televisi. Seluruh tanggung jawab degenerasi dan korupsi internasional saat ini terletak pada pintu gereja! Gereja bukan lagi duri dalam daging dunia. Justru, bukan pada masa popularitas, melainkan pada masa kesukaranlah gereja sejati selalu berkemenangan. Lebih dari aneh bahwa kita ini begitu “lugu” sampai-sampai mempercayai bahwa gereja sedang menyajikan kepada manusia standar Perjanjian Baru tentang Yesus dengan ukuran yang begitu di bawah standar kehidupan Kristen.  
Mengapa kebangunan rohani tertunda? Jawabannya cukup sederhana-karena penginjilan telah sangat dikomersilkan. Perpuluhan janda-janda dan orang-orang miskin dihabiskan untuk hidup mewah para penginjil. Masyarakat banyak, deretan panjang jemaat yang sungguh-sungguh mencari, penghargaan besar dari walikota dan seterusnya, diagung-agungkan sampai ke langit. Semuanya mendapatkan publikasi—kecuali persembahan kasih! Para korban penipuan yang malang yang suka memberi itu “mengira bahwa mereka berbuat bakti kepada Allah,” sementara itu yang mereka lakukan hanyalah membuat seorang pengkhotbah berhati-kerdil, bereputasi-besar, hidup dalam gaya hidup Hollywood. Pengkhotbah-pengkhotbah yang memiliki beberapa rumah dan villa-villa di tepi danau, sebuah perahu, dan rekening bank yang besar, masih mengemis lebih banyak lagi. Dengan pemeras dan orang-orang yang tidak adil semacam itu, dapatkah Allah memepercayakan suatu gerakan yang dibangkitkan oleh Roh Kudus? Pengkhotbah-pengkhotbah muda yang tersayang dan seperti boneka ini tidak lagi mengganti setelan mereka sekali sehari, tetapi dua, tiga kali sehari. Mereka menkhotbahkan Yesus yang lahir di kandang, tetapi mereka sendiri tinggal di hotel-hotel megah. Demi hawa nafsu mereka sendiri, mereka memeras para pemirsa secara finansial dalam nama Dia yang harus meminjam satu dinar untuk menyajikan ilustrasi khotbah-Nya. Mereka mengenakan setelan Hollywood demi kehormatan Dia yang mengenakan jubah petani. Mereka berpesta dengan daging bistik tiga-puluh-ribu untuk mengenang Dia yang berpuasa sendirian di padang gurun. Jaman sekarang seorang penginjil tidak hanya layak menerima upahnya (begitulah anggapannya), tetapi juga menerima bunga bergandanya. Betapa menakutkannya pada saat hal-hal ini diungkapkan pada Hari Penghakiman!                              
Kebangunan Rohani tertunda karena Injil dipermurahkan. Kita sekarang mempunyai kidung-kidung gereja yang dimainkan menurut irama dansa pada kase-kaset rohani dan di radio, maupun di gereja-gereja. Darah Yesus yang berharga dimainkan dalam tempo “boogie woogie.” Bayangkan Irama Roh Kudus diimprovisasikan! Mimbar telah menjadi kaca etalase untuk memajang karunia-karunia kita, dan “tim bezoek” nampak seperti parade wayang. Saya lebih baik mengharapkan seekor katak untuk duduk dan memainkan Moonlight Sonata karya Beethoven daripada mengharapkan pengkhotbah-pengkhotbah licik masa kini berkhotbah dengan suatu pengurapan yang akan menimbulkan ketakutan yang kudus di antara umat.penginjil hari ini sangat sering siap sedia menjadi apa saja untuk siapa saja selama mereka dapat membuat seseorang maju ke altar untuk sesuatu. Dengan fasih mereka memanggil: “Siapa yang memerlukan pertolongan? Siapa yang ingin lebih banyak kuasa? Siapa yang ingin berjalan lebih dekat dengan Allah?” Pertobatan “kepercayaan gampangan” yang sebenarnya berdosa semacam altar. Kita harus mengubah altar, karena altar itu adalah suatu tempat untuk mati. Biarlah yang tidak mau membayar harga ini tidak mengusik altar itu!
Kebangunan rohani tertunda karena kecerobohan. Di altar, terlalu sedikit waktu yang dipakai bagi jiwa-jiwa yang datang untuk urusan kekekalan. Penginjil senang bertemu dengan teman-temannya; sementara para pendosa mengerang di altar, dia sedang menikmati krim minuman dengan berlimpah dari pujian manusia. Jadi Indonesia, Amerika, dan Inggris sedang dirundung oleh ketelantaran rohani yang berserakan dimana-mana, yang membuat mereka menjadi bingung dan kaget. 
Kebangunan rohani tertunda karena ketakutan. Sebagai penginjil, kita mengatupkan bibir erat-erat terhadap agama-agama palsu jaman ini, seakan-akan ada lebih dari satu nama yang olehnya manusia harus diselamatkan. Tetapi Kisah Para Rasul 4 : 12 masih ada di Kitab Suci—“di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain.” Bagi pengkhotbah-pengkhotbah modern, apakah hal ini kelihatannya seperti suatu kefanatikan? Elia memperolok nabi-nabi Baal dan mencemooh ketidakmampuan mereka dengan sindiran menghina. Lebih baik lari dalam kegelapan (seperti yang dilakukan Gideon) dan memberantas hutan belukar ilah-ilah palsu—daripada gagal melaksanakan kehendak Allah. Ajaran-ajaran sesat yang tanpa Kristus dan agama-agama yang mempermalukan keilahian menjamur di tengah malam ini mencobai Tuhan Allah. Tidak adakah seseorang yang akan membunyikan tanda bahaya? Kita bukan lagi orang Protestan—hanya “kristen”! Tentang apa dan terhadap siapakah kita memprotes? Bila kita hanya setengah panas saja daripada yang kita sangka. Dan kekuatan kita hanya sepersepuluh dari yang kita sebutkan, orang-orang Kristen tidak hanya akan dibaptis dalam air dan api, tetapi juga dalam darah. 
Wesley melihat pintu-pintu gereja-gereja Inggris ditutup di depannya, dan Rowland Hill mengatakan tentang dia, “Dia dan jemaat awamnya yang canggung—legiun pengkhotbah compang-camping yang terdiri dari tukang patri, tukang sampah, penarik gerobak, dan pembersih cerobong asap, dan lain-lain.—telah maju untuk meracuni pikiran manusia.” Betapa kasar bahasanya! Tetapi Wesley tidak takut kepada manusia maupun iblis. Jika Whitefield dijadikan bahan tertawaan dalam komedi di pentas-pentas Inggris dengan cara yang paling kasar, dan jika dalam Perjanjiaan Baru, orang-orang Kristen dilempari batu dan menderita setiap penghinaan, maka bagaimana mungkin, dengan masih adanya dosa dan para pendoa yang tidak pernah berubah, bahwa kita para pengkhotbah tidak lagi membangkitkan murka neraka? Mengapa kita begitu biasa-biasa saja, dingin, dan begitu hampa?. Kita dapat mengalami huru hara tanpa kebangunan rohani. Tetapi dalam terang Alkitab dan Sejarah Gereja, di manakah kita mendapatkan kebangunan rohani tanpa huru hara? 
Kebangunan rohani tertunda karena kita tidak merasakan kebutuhan yang mendesak untuk berdoa. Seorang pengkhotbah terkenal memasuki sebuah konferensi beberapa waktu yang lalu dengan kata-kata ini, “Saya datang ke konferensi ini dengan beban doa yang berat di hati saya. Siapa yang mau berbagi beban ini dengan saya, harap mengangkat tangan; dan jangan seorangpun dari kita bersifat munafik.” Ada anggapan yang baik waktu itu. Tetapi kemudian, dalam minggu itu, ketika disampaikan undangan untuk berdoa semalam suntuk, pengkhotbah besar itu pergi tidur. Tidak munafik, bukan?! Integritas telah lenyap! Semua hanya kulitnya saja! Faktor tunggal terbesar yang menyebabkan tertundanya kebangunan rohani oleh Roh Kudus adalah hilangnya sakit bersalin jiwani. Kita menukar pelipatgandaan dengan propaganda. Betapa gilanya! Perjanjian Baru menambahkan sebuah catatan tambahan mengenai Elia ketika Yakobus 5 : 17 mengatakan “dia berdoa!” Kalau bukan karena itu , kita sudah merenggut kisah Perjanjian lama itu dan, menyadari dengan tidak disebutnya hal doa, kita menyatakan: “Elia bernubuat!” 
Kita belum sampai menguncurkan darah dalam hal berdoa; sama sekali tidak, “malah berkeringat dalam jiwa pun tidak,” seperti yang diungkapkan Luther. Kita berdoa dengan sikap “dijawab syukur tidak dijawab ya tidak apa-apa”: kita berdoa dengan sikap untung-untungan; kita mempersembahkan sesuatu yang kita dapatkan dengan cuma-cuma! Kita bahkan tidak mempunyai “kemauan yang kuat.” Sebaliknya kita plin-plan, kemauan kita tidak tetap, dan perasaan kita tidak menentu. 
Satu-satunya kuasa yang membuat Allah menyerah adalah kuasa doa. Kita akan menulis tentang kuasa-doa, tetapi tidak mau bertempur dalam doa. Sebuah julukan yang tepat-dan tidak dapat disangkal lagi—mengenai Gereja masa kini adalah “Kita tidak Berjuang!” Kita akan memamerkan karunia-karunia kita, yang alami maupun rohani; kita akan mengudarakan pandangan-pandangan kita, yang politis maupun rohani; kita akan mengkhotbahkan sebuah kotbah atau menulis sebuah buku untuk mengkoreksi seorang saudara dalam hal doktrin. Tetapi siapa yang akan menyerbu perbentengan neraka? Siapa yang akan menyangkal iblis? Siapa yang akan menyangkal diri dalam hal makanan yang enak, atau waktu senggang bersama teman-teman, atau tidur nyenyak, supaya neraka tahu bahwa dia bergumul, bahwa dia mempermalukan iblis, membebaskan tawanan-tawanan, mengurangi populasi neraka, dan menyelesaikan doanya dengan jawaban atas penderitaan jiwanya, yaitu sekelompok jiwa yang telah dicuci dengan darah? 
Akhirnya, kebangunan rohani tertunda karena kita mencuri kemuliaan Allah. Dengarlah ini dan merasa heranlah: Yesus berkata, “Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.” dan, “Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang esa saja?” (Yohanes 5:41, 44). Lenyapkan penghiburan-penghiburan kedagingan dan rayuan-rayuan mimbar! Enyahkan sikap mengagung-agungkan “Program radio Saya,” “Gereja Saya,” Buku Saya!” Oh, betapa memuakkan pawai kedagingan kita di mimbar-mimbar; “Kami sungguh mendapatkan kehormatan, dan seterusnya.” Para pembicara (yang sesungguhnya ada disana hanya oleh kasih karunia) menerima semua ini, bukan hanya itu- bahkan mengharapkanya! Faktanya adalah bahwa setelah kita mendengarkan kebanyakan orang ini, kita tidak akan tahu bahwa mereka adalah orang-orang besar apabila tidak diumumkan demikian! KASIHAN TUHAN Dia hampir tidak mendapatkan apa-apa dari semua ini! Jadi mengapa Allah tidak menggenapi janji-Nya yang agung tetapi menakutkan itu tidak memuntahkan kita dari mulut-Nya? Kita telah gagal. Kita najis. Kita menyukai pujian manusia. Kita “mencari kepentingan diri sendiri.” Oh Tuhan, lepaskan kami dari hawa nafsu dan kebejatan ini! Berkati kami dengan meremukkan kami! Penghakiman haru dimulai dari kami para pengkhotbah! 

Di ambil dari buku : Mengapa kebangunan rohani tertunda Leonard Ravenhill