Arsip Kategori: R.H. KRISTEN MILITAN

SUDAHKAH ANDA MEMBALAS CINTA TUHAN?

Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA
Presiden AS ke-35, John F Kennedy pernah mengucapkan salah satu kalimat yang paling terkenal dalam sejarah, “Jangan tanyakan apa yang negaramu dapat perbuat kepadamu, tapi tanyakanlah apa yg kamu dapat perbuat bagi negaramu. “Konon, kalimat tersebut menginspirasi Amerika menjadi bangsa yang lebih maju. Salah satunya, pendaratan manusia pertama di bulan dilakukan hanya 6 tahun sejak pidato tersebut disampaikan!

Meski pengaruhnya luar biasa, di dunia dimana tidak pernah ada pemerintahan yang sempurna atau negara ideal, sejatinya pesan tsb kurang berdasar. Orang diminta berkorban untuk suatu lembaga yang acapkali masih berlaku tidak adil kepada rakyatnya. 

Nah, pernahkah kita mengajukan pertanyaan tsb dalam konteks hubungan kita dengan Tuhan? Bukankah pantas apabila Tuhan bertanya seperti ini pada kita, “Jangan tanyakan apa yang Aku dapat perbuat bagimu, tapi tanyakanlah apa yang kamu dapat perbuat bagi-Ku?” Kita tidak perlu pertanyakan apa yang Tuhan dapat perbuat bagi kita: Ia telah melakukan pengorbanan terbesar dan hingga hari ini masih tetap memberikan yang terbaik bagi kita! Justru kitalah yg harus menanyakan terus menerus apa yang telah dan akan kita lakukan bagi Dia, yang sudah begitu kasih kepada kita. 

Orang yang cinta Tuhan tidak banyak menuntut kepada Tuhan. Ia rajin mengucap syukur dan rindu selalu mempersembahkan sesuatu bahkan seluruh hidupnya pada Tuhan. Hari ini, kebanyakan orang Kristen bahkan yg mengaku sebagai hamba Tuhan sekalipun, tidak demikian. Di pikiran mereka masih lebih memikirkan apa yang Tuhan dapat kerjakan bagi hidup atau pelayanan mereka. Pengorbanan diberikan hanya supaya mendapat lebih banyak dari Tuhan. 

Daud tidak demikian. Dengan segala ketulusan, ia mencintai Tuhannya. Itu sebabnya ia bertanya, “Apakah yang dapat aku berikan kepada Tuhan untuk segala hal baik yang telah dilakukan-Nya kepadaku?” (Mzm. 116:12). Persembahan dalam ketulusan. Itu yang dicari Tuhan. Bagaimana dengan Anda dan saya? 
Salam revival! Kemuliaan Tuhan atas Indonesia.

HIDUP DALAM KASIH DAN KEBENARAN

Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA
Kasih & kebenaran. Tidak banyak orang percaya yang memahami bahwa 2 hal ini adalah yang utama harus ada dalam hidup. Dinyatakan dlm Amsal 3:3 “Janganlah kiranya kasih dan setia (Ibr: kebenaran) meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.” Keduanya harus tampak nyata dalam perilaku kita, bagaikan kalung di leher kita, juga harus tertanam di hati kita bagai ukiran pada batu. Sungguh pesan yang tidak main-main! Itu berarti dlm hidup sehari-hari kita, pelayanan, bisnis, keluarga, ibadah dan seluruh hidup kita mesti menyatakan kasih & kebenaran. Keberadaan dua hal ini dalam hidup kita menjadi perbedaan antara kita dengan orang-orang-orang duniawi yang tidak mengenal Tuhan. Kasih dan kebenaran sejati adalah hal-hal yang sangat langka di dunia, tapi itulah yang Tuhan minta untuk ada dalam hidup kita sebagai umat-Nya. 

Sayangnya, hari ini ada sesuatu yang tidak sesuai firman-Nya. Sebagian orang Kristen berpikir bahwa yang menjadi perbedaan antara kita dengan dunia adalah pencapaian-pencapaian kita, kesuksesan-kesuksesan kita, limpahnya berkat-berkat materi dalam hidup kita, atau banyaknya mujizat dalam hidup kita. Allah kita memang Sang Pembuat Mujizat dan sudah seharusnya kita hidup dalam mujizat-Nya. Tapi sejarah Israel seharusnya dapat menjadi pelajaran buat kita. Banyaknya mujizat dan pertolongan tidak membuat mereka menjadi umat yang benar di hadapan Tuhan atau di depan bangsa-bangsa lain. Mereka tidak menjadi kesaksian yang baik meski secara ajaib mereka memperoleh pertolongan Tuhan dan berkat-berkat dilimpahkan atas mereka. Akibatnya mereka pun direndahkan di hadapan bangsa-bangsa asing.
 
Sungguh, betapa kita harus menjadi umat yang benar-benar hidup penuh kasih dalam kebenaran sejati. 
Bukan dalam kemunafikan belaka. Jika kita memahami hal ini dan menjadikan pedoman dalam hidup kita maka janji ini pun pasti menjadi milik kita : “maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia” (Ams. 3:4). 
Salam revival! Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. GBU.

KOMITMEN UNTUK SETIA SAMPAI MATI

Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA
Salah satu hal yang tampak semakin menghilang di antara bangsa kita hari ini dan di antara manusia pada umumnya di era modern yang penuh dengan kemudahan ini adalah komitmen. Tidak terhitung banyaknya pengingkaran komitmen terjadi setiap hari. Di dalam perjanjian bisnis, hutang piutang, di dalam pernikahan, persahabatan, atau dalam perjanjian kerja. Dan apabila terhadap hal-hal yang tampak di depan mata, orang bisa meninggalkan komitmen begitu saja dengan tanpa malu dan tiada takut konsekuensi sosial dan hukum – betapa lebih banyak lagi yang diam-diam telah melupakan komitmennya kepada Tuhan yang tidak nampak itu! 

Ketika seorang pria dan wanita masuk dalam pernikahan kudus, keduanya membuat komitmen seumur hidup. Komitmen untuk setia sampai mati. Namun berapa banyak orang Kristen yang mengerti bahwa perjanjian kita mengikut Kristus adalah perjanjian yang sama kuat dan bahkan lebih kuat daripada itu. Begitu pula dengan komitmen antara kita dengan Tuhan. Karena layakkah komitmen kita dengan pasangan kita yang tak lain manusia biasa melebihi komitmen kita kepada Tuhan yang sudah membuktikan diri sangat mengasihi kita?

Yesus, Kepala Gereja, berfirman kepada jemaat-Nya yang adalah kita, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (Wahyu 2:10). Tuhan memerintahkan kita untuk setia. Dan bukan hanya itu, Ia menginginkan kita setia sampai mati. Betapa mahal harga mengukut Kristus! Namun memang harus demikian. Tanpa komitmen ini, kita akan kehilangan iman kita saat keadaan di sekitar kita memburuk, menekan, semakin sukar dan berat sebagai pengikut Kristus. Lebih lagi di Indonesia yang terus menerus tinggal dalam krisis. 

Saat banyak orang Kristen di Indonesia berseru mencari mujizat, kesembuhan dan berkat, Tuhan mencari orang yang setia hingga akhir. Adakah dia menemukannya dalam hidup Anda dan saya? Akankah mahkota kehidupan itu menjadi milik kita?

Salam revival! Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. GBU.

DOA: JALAN PEMULIHAN DARI KEBOBROKAN

(RENUNGAN DARI MAZMUR 12)
Oleh: Peter B. K.

“Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata
dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.”  
Mazmur 12:3
“Orang-orang fasik berjalan kemana-mana sementara kebusukan muncul
diantara anak-anak manusia”
Mazmur 12:9
“Tolonglah kiranya, Tuhan, sebab orang salah telah habis, telah lenyap
orang-orang yang setia….”
Mazmur 12:2
                Zaman demi zaman berlalu, sedemikian
tua umur dunia tetapi keadaan-keadaan yang mengerikan tidak kunjung sirna. Dari
masa ke masa, umat manusia melalui saat-saat dimana kerusakan dan kebobrokan
total muncul dan merajalela di antara anak–anak manusia.
Mari
kita sedikit belajar sejarah, awal peradaban manusia sungguh menyedihkan. Kitab
pertama dari Alkitab menceritakan pada kita saat–saat itu. Saat–saat dimana
Allah menyesal telah menjadikan manusia (Kej. 6:5-6 ) dan Saat–saat Ia
menghancurleburkan dua kota terkenal itu – 
Sodom dan Gomora. Mengapa? karena kebobrokan total umat manusia. Dan itu
terus berlanjut. Dari zaman Hakim–hakim hingga Yeremia yang meratap, sungguh
sejarah penuh dengan masa–masa kelam kejahatan dan kerusakan manusia.
Melihat
kondisi bangsa kita tercinta seharusnya hati kita tertusuk. Semuanya begitu
jahat dan korup. Tidak ada ketulusan, kejujuran apalagi takut akan Tuhan. Semua
orang berlaku munafik dan menipu. Kesetiaan dan kerendahan hati adalah barang
langka. Berbagai kerusuhan, perampokan, perampasan, penghancuran tempat ibadah
menunjukkan pada kita bahwa bangsa kita semakin “membusuk.” Orang–orang fasik
memenuhi bangsa ini dan membusukkannya. Inikah sebab krisis kita menjadi begitu
panjang? Mengapa pemulihan tidak kunjung tiba? Berapa lamakah kita harus bertahan? Adakah jalan keluar?
Bagaimankah lagi kita dapat dipulihkan ?
                Melihat Mazmur 12, kita dapat
belajar dari Daud. Pada masa hidupnya ia sempat mengalami keadaan krisis moral.
Tanggapannya menjadi penting bagi kita karena itulah kunci pemulihan.
Bagaimanakah itu? Dia datang pada Tuhan dan berseru, “Tolonglah TUHAN….”
Sungguh benar, karena pertolongan dan pemulihan hanya ada pada Tuhan. Kita
tidak dapat berbuat lain untuk pemulihan selain DOA. Doa syafaat, tepatnya.
Sesungguhnya
doa telah menghembuskan kuasa Allah atas Indonesia. Reformasi terjadi karena
doa. Pemerintahan baru muncul karena doa. Penyingkapan segala sistem yang korup
dan busuk adalah karena doa. Doa umat Allah–lah yang memungkinkan semuanya.
Doa, sekali lagi doa. Tepatnya, Doa Syafaat.
Doalah
yang akan menjadi sarana pemulihan. Doa harus dinaikkan hingga krisis berlalu.
Karena krisis masih menjerat dan jalan–jalan bagi kebenaran masih belum
terbuka lebar inilah tugas Gereja Tuhan di Indonesia. Pemulihan negeri ini
hanya dapat digerakkan oleh tangan dan kaki-Nya di bumi: itulah Gereja-Nya.
Firman-Nya telah begitu jelas, “….dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan–jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga . . . . serta memulihkan
negeri mereka.” (2Taw 7:14). Mengapa gereja hanya setengah jalan?  Oh, kita telah terlalu terbiasa dengan yang
sedang – sedang saja.
Ketahuilah
ini : DOA MENGGERAKKAN ALLAH. Ya,
Allah memang berdaulat penuh atas setiap tindakanNya, tetapi jika tidak ada
yang menjerit dan meminta, mengapa Ia harus memberikanNya? Doalah yang mempersilakan
Allah bangkit dan bertindak. Doalah yang membuatNya memberikan kelepasan dan
keselamatan itu (Mzm 12:6) itulah janjiNya – janji yang murni bagai perak
teruji (Mzm 12:7). Bagi mereka yang menghauskan keselamatan dan pemulihan itu
(Mzm 12:6). Apakah engkau menghauskannya?
Lihatlah
sekelilingmu, adakah tanda–tanda kebobrokan dan kerusakan total? Atas
keluargamu? Sekolahmu? Tetangga sekitarmu? Tempat kerjamu? kotamu?  Bangsamu? Jika ya, inilah waktu untuk berseru seperti Daud, “Ya Tuhan, tolonglah. . . pulihkanlah
. . .bertindaklah . . . selamatkanlah!”
Doa – doa kita akan naik. Doa–doa
kita membuka langit. DOA–DOA KITA AKAN
MEMBAWA TURUN PEMULIHAN DAN KESELAMATAN.
Bagi bangsa kita, indonesia.
Apakah engkau menghauskanNya? Mari bergandengan tangan dan hati. Berdoalah.
                                                      
Sebuah Doa:
Tuhan, tanah begitu tandus, sungai begitu kering …. Binatang buas
begitu banyak.
Sampai kapan lagi akan begini, ya Tuhan? Oh, tolonglah kami.
Bangkitkan saleh – salehmu untuk meratap dan menangis! karena dengan
ratapan,
tangisan dan erangan bangsa kami akan dipulihkan. Pada janjiMu dan
namaMu
Kami percaya ….. ( supaya kami dapat berkata ;
Amin, ya Amin )

HILANGNYA KASIH MULA-MULA = DOSA BESAR

Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA
Orang-orang Kristen seringkali berpikiran bahwa dosa-dosa yang menyolok sangat menyakiti hati Tuhan. Ini kemudian menjadi pemahaman bahwa asalkan hidup lurus-lurus saja, tidak menjadi orang yang jahat, ramah dan baik kepada semua orang, rajin datang ke gereja atau sudah aktif dalam kegiatan pelayanan – maka kita baik-baik saja di hadapan Tuhan dan hati-Nya sudah disenangkan. Sayangnya tidak demikian yang dikatakan oleh Yesus sendiri kepada jemaat di Efesus. Dalam Wahyu 2:4-5 dikatakan : “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.” Apakah kita semua mengetahui dan memahami kebenaran ini? Kehilangan kasih yang semula, yang membara, penuh gairah dan cinta, yang menggebu-gebu ingin selalu dekat dan senantiasa memikirkan Tuhan dalam tiap langkah hidup kita – ya, kehilangan kasih yang demikian adalah KEJATUHAN YANG BESAR. TUHAN MENCELA gereja yang kehilangan kasih mula-mula kepada Dia. Yang melakukan banyak acara, program juga ibadah karena rutinitas tanpa kerinduan dan gairah. Rekan-rekan terkasih, marilah kita mengasihi Tuhan dengan kasih yang berkobar pada-Nya. Jangan lagi menyembah, memuji dan beribadah dengan hati yang biasa-biasa karena itu sesuatu yang sudah biasa dan rutin kita lakukan. Ingatlah Tuhan melihat dan mengetahui hati kita. Itulah satu hal yang pasti mendatangkan sukacita di hati-Nya. 
Salam revival! Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. Amin.

TIDAK LELAH MENGIKUT KRISTUS

Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA
“Aku tahu segala pekerjaanmu: … Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah” (Wahyu 2:2-3).
Ada 3 kualitas rohani yang luar biasa dari ayat tsb. Sabar, rela menderita karena nama Tuhan dan tidak kenal lelah dalam mengiring Tuhan. Dimulai dengan sabar, dijalani dengan segala kerelaan, dan diakhiri dengan suatu karakter yang luar biasa : tidak menjadi lelah dalam perjalanan hidup di dunia bersama Tuhan.
Hari ini, berapa banyak orang Kristen yang merasa lelah dalam mengikut Kristus? Meskipun masih mengikuti kegiatan-kegiatan rohani dan beribadah, gairah untuk Tuhan sudah lenyap menguap entah kemana digantikan minat yang tidak kenal lelah untuk uang, kemapanan dan kesenangan hidup, atau pencapaian-pencapaian yang sifatnya duniawi bukannya rohani dan surgawi! Tidak terkecuali ‘kelelahan’ ini pun menerpa para pelayan Tuhan dan pemimpin rohani sekalipun. Akibatnya, orientasi pelayanan menjadi berubah, yang pada awal mulanya dengan penuh kerelaan dan ketulusan menjadi seorang hamba kepada Tuhan tapi kemudian tanpa sadar berubah arah dengan mengarahkan diri mendambakan kemudahan dan kemegahan di hadapan manusia.
Lalu, bagaimana kita bisa tetap kuat, segar dan teguh hingga akhir perjalanan kita sebagai musafir yang menuju surga? Kita harus mengikut Kristus dalam kesabaran dan ketekunan. Bukan saja pada waktu ada mujizat, pertolongan dan kesembuhan saja kita mau percaya kepada Dia. Bukan hanya pada saat-saat keberkatan tapi juga pada saat-saat kita harus menanggung derita karena nama-Nya, saat kita diremehkan, dihina dan dijauhi karena iman kita pada Yesus. Pendeknya, dalam suka dan duka, kita tidak melepaskan Dia. Dan sebagai balasannya, kita beroleh kekuatan dari Tuhan, yang menjadikan kita kuat hingga akhir. Jadi, jangan menyerah dan melemah dalam ikut Yesus. Kiranya Roh keperkasaan dikaruniakan kepada kita. 
Salam Revival! Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. Amin. GBU all.

PERAYAAN SEJATI KENAIKAN YESUS KE SURGA

Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA
Setidaknya ada 3 hal yang tampak jelas dinyatakan kepada murid-murid Yesus pada saat Dia naik ke surga. 
Pertama adalah bahwa Dia tidak mati, melainkan hidup. Yang terangkat ke surga itu alah Dia yang telah bangkit dari kematian, yng bahkan beberapa saat sebelum terangkat pun masih berbicara kepada para murid-Nya (Kis. 1:9). 
Kedua, Dia menunjukkan bahwa Dia berkuasa. Dia naik dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa (Mrk.16:19). Itulah tempat Yesus yang semula. Dia ada bersama dengan Allah Bapa sejak sebelum dunia diciptakan, Dia setara dengan Allah dan Dia memang Allah. Beberapa waktu lamanya Dia mengosongkan diri-Nya untuk mengambil rupa yang kurang dari Allah namun kini Dia kembali pada posisi-Nya yang semula: Allah yang penuh kuasa.
Mengetahui kedua hal di atas saja telah cukup membanggakan bagi kita. Tetapi, ada yang lebih daripada itu. Pribadi yang hidup dan berkuasa itu juga berjanji, “Aku menyertai kamu hingga akhir zaman” (Mat 28:20). Adakah yang lebih besar daripada ini? Disertai oleh Pribadi yang hidup, berkuasa dan tidak akan pernah meninggalkan kita? Kini kita lebih dari bangga. Kita merasa tenang dan aman. Sayangnya, banyak yang berhenti di sini. 
Ketenangan batin hanya sebagian tujuan dari perjalanan kita sebagai orang Kristen di dunia. Kuasa yang besar itu diberikan kepada kita demi satu tujuan:menjadi saksi bagi Tuhan hingga ke ujung-ujung bumi. Itulah tujuan yang harus kita capai sebagai pengikut Kristus. Karena itu, saat kita memperingati kenaikan Kristus ke surga, jangan kita berhenti pada perayaan bahwa Dia hidup dan mampu mengadakan mujizat bagi kita namun kita harus menyadari bahwa kita dipanggil untuk mengerjakan tujuan-Nya, masuk di dalam rencana-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Menjadi saksi-saksi Kristus sepanjang hidup kita. 

Indonesia membutuhkan kesaksian kita supaya bangsa ini mengenal Tuhan sejati. Mari bangkit dan menyatakan kuasa kemuliaan Tuhan bagi bangsa ini. Itulah perayaan kenaikan-Nya yang sesungguhnya.
Salam revival! Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. GBU.

HIDUP SEBAGAI TERANG DUNIA

Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA
Setiap kita dipanggil dan diberi kuasa untuk menjadi terang bagi dunia. Salah satu pernyataan paling tegas dalam pengajaran Yesus adalah ”Kamulah terang dunia” (Mat. 5:14). Tetapi pada saat yang lain, Dia pun bersaksi,”Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”(Yoh 8:12). Itu artinya pada saat kita menjadi pengikut Kristus, sang Terang Dunia Sejati yaitu Kristus, bersinar atas kita dan melalui kita. Kita ditentukan untuk menyinarkan terang kemuliaan Tuhan supaya dunia yang gelap ini boleh mengenal Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan, penguasa segala kehidupan. Kitalah duta-duta Kerajaan Allah untuk memberitahukan kepada dunia yang akan binasa ini bahwa ada suatu tempat yang sangat mulia yang akan didiami bersama-sama orang-orang yang dimuliakan dan Yang Mahamulia itu sendiri. Melalui hidup orang-orang percaya yang menyinarkan terang Tuhan, mereka yang sesat dan terhilang melihat kembali sinar pengharapan.
Tapi bagaimana jika kita tidak hidup dalam identitas tsb? Bagaimana jika kita memilih untuk menjadi perwakilan dunia dan menyinarkan gemerlap dunia daripada terang Tuhan? Firman-Nya berkata, “… Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat” (Wah. 2:5b). Kaki dian yang diambil berarti kita tidak lagi menyinarkan terang. Kita akan tinggal dalam kegelapan dan menjadi sama dengan dunia,mengalami nasib dan takdir yang sama dengan dunia yaitu dihukum bersama dunia ini. Membayangkannya saja sudah terasa mengerikan karena bagaimana kita dapat hidup di luar Tuhan? Betapa gelapnya hidup kita di tengah gelapnya dunia! Betapa ngerinya jika Indonesia tidak lagi memiliki kaki dian karena merekà yang dipanggil menjadi terang bagi bangsa ini memilih hidup dalam ikatan dosa? Masih belum terlambat. Kesadaran bahwa kita telah melepaskan persekutuan dengan Sang Terang kiranya membawa kita pertobatan.
Salam revival! Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. Amin. GBU all.

PERAYAAN SEJATI KENAIKAN YESUS KE SURGA (HARI -3)


Setidaknya ada 3 hal yang tampak jelas dinyatakan kepada murid-murid Yesus pada saat Dia naik ke surga. Pertama adalah bahwa Dia tidak mati, melainkan hidup. Yang terangkat ke surga itu alah Dia yang telah bangkit dari kematian, yng bahkan beberapa saat sebelum terangkat pun masih berbicara kepada para murid-Nya (Kis. 1:9).
Kedua, Dia menunjukkan bahwa Dia berkuasa. Dia naik dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa (Mrk.16:19). Itulah tempat Yesus yang semula. Dia ada bersama dengan Allah Bapa sejak sebelum dunia diciptakan, Dia setara dengan Allah dan Dia memang Allah. Beberapa waktu lamanya Dia mengosongkan diri-Nya untuk mengambil rupa yang kurang dari Allah namun kini Dia kembali pada posisi-Nya yang semula: Allah yang penuh kuasa.
Mengetahui kedua hal di atas saja telah cukup membanggakan bagi kita. Tetapi, ada yang lebih daripada itu. Pribadi yang hidup dan berkuasa itu juga berjanji, “Aku menyertai kamu hingga akhir zaman” (Mat 28:20). Adakah yang lebih besar daripada ini? Disertai oleh Pribadi yang hidup, berkuasa dan tidak akan pernah meninggalkan kita? Kini kita lebih dari bangga. Kita merasa tenang dan aman. Sayangnya, banyak yang berhenti di sini.
Ketenangan batin hanya sebagian tujuan dari perjalanan kita sebagai orang Kristen di dunia. Kuasa yang besar itu diberikan kepada kita demi satu tujuan:menjadi saksi bagi Tuhan hingga ke ujung-ujung bumi. Itulah tujuan yang harus kita capai sebagai pengikut Kristus. Karena itu, saat kita memperingati kenaikan Kristus ke surga, jangan kita berhenti pada perayaan bahwa Dia hidup dan mampu mengadakan mujizat bagi kita namun kita harus menyadari bahwa kita dipanggil untuk mengerjakan tujuan-Nya, masuk di dalam rencana-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Menjadi saksi-saksi Kristus sepanjang hidup kita.
Indonesia membutuhkan kesaksian kita supaya bangsa ini mengenal Tuhan sejati. Mari bangkit dan menyatakan kuasa kemuliaan Tuhan bagi bangsa ini. Itulah perayaan kenaikan-Nya yang sesungguhnya.
Salam revival! Ind penuh kemuliaan Tuhan. GBU.

Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA

HIDUP SEBAGAI TERANG DUNIA (HARI – 2)


Setiap kita dipanggil dan diberi kuasa untuk menjadi terang bagi dunia. Salah satu pernyataan paling tegas dalam pengajaran Yesus adalah ”Kamulah terang dunia” (Mat. 5:14). Tetapi pada saat yang lain, Dia pun bersaksi,”Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”(Yoh 8:12). Itu artinya pada saat kita menjadi pengikut Kristus, sang Terang Dunia Sejati yaitu Kristus, bersinar atas kita dan melalui kita. Kita ditentukan untuk menyinarkan terang kemuliaan Tuhan supaya dunia yang gelap ini boleh mengenal Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan, penguasa segala kehidupan. Kitalah duta-duta Kerajaan Allah untuk memberitahukan kepada dunia yang akan binasa ini bahwa ada suatu tempat yang sangat mulia yang akan didiami bersama-sama orang-orang yang dimuliakan dan Yang Mahamulia itu sendiri. Melalui hidup orang-orang percaya yang menyinarkan terang Tuhan, mereka yang sesat dan terhilang melihat kembali sinar pengharapan.

Tapi bagaimana jika kita tidak hidup dalam identitas tsb? Bagaimana jika kita memilih untuk menjadi perwakilan dunia dan menyinarkan gemerlap dunia daripada terang Tuhan? Firman-Nya berkata, “… Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat” (Wah. 2:5b). Kaki dian yang diambil berarti kita tidak lagi menyinarkan terang. Kita akan tinggal dalam kegelapan dan menjadi sama dengan dunia,mengalami nasib dan takdir yang sama dengan dunia yaitu dihukum bersama dunia ini. Membayangkannya saja sudah terasa mengerikan karena bagaimana kita dapat hidup di luar Tuhan? Betapa gelapnya hidup kita di tengah gelapnya dunia! Betapa ngerinya jika Indonesia tidak lagi memiliki kaki dian karena merekà yang dipanggil menjadi terang bagi bangsa ini memilih hidup dalam ikatan dosa? Masih belum terlambat. Kesadaran bahwa kita telah melepaskan persekutuan dengan Sang Terang kiranya membawa kita pertobatan.
Salam revival! Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. Amin. GBU all.
 Oleh Bpk Peter Bambang Kustiono. MA