Oleh Rick Joyner
(diambil dari buku “50 Day for a Firm Foundation” atau “50 hari untuk MEMBANGUN DASAR YANG TEGUH”)
¹³Kata Kain kepada TUHAN: “Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung.
¹⁴Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.”
¹⁵Firman TUHAN kepadanya: “Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat.” Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapa pun yang bertemu dengan dia.
¹⁶Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.
~ Kejadian 4:13-16
Ketika Tuhan memberitahu Kain bagaimana ia dapat dilepaskan dari depresi, ia tidak mendengarkan. Ketika kita tidak mendengarkan Tuhan, biasanya akan membuat kita gagal bahkan lebih jauh lagi melakukan dosa, sama seperti yang terjadi pada Kain. Kain masih dapat berpaling kepada Tuhan, merendahkan dirinya dan bertobat, dan ia akan menerima pertolongan. Tuhan memperingatkan dia bahwa ia harus mengalahkan dosa, tetapi ia terus membiarkan dirinya dikalahkan oleh dosa.
Adalah menarik bahwa kemudian Kain mengerti hukum tabur-tuai, seperti yang diuraikan oeh Paulus di dalam Galatia 6:7: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nyn dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Ia mengerti bahwa karena ia telah membunuh adiknya, ia ada dałam bahaya untuk membunuh dirinya sendiri. Ini merupakan hukum yang sepasti hukum gaya gravitasi. Oleh sebab itu, bila kita ingin menerima kasih karunia, kita harus belajar menabur kasih karunia dalam setiap kesempatan yang kita peroleh. Bila kita ingin menerima anugerah, kita harus belajar menabur anugerah dalam setiap kesempatan. Bila kita melakukan kebaikan, kita akan menuai kebaikan. Bila kita melakukan hal yang jahat, kita akan menuai hal yang sama.
Ketika membaca tentang ketakutan Kain bahwa ia akan dibunuh, orang mungkin berpikir, “Siapa yang akan membunuh dia?” Adam dan Hawa hidup hampir seribu tahun. Mereka mulai melakukan tugas mereka untuk bertambah-tambah dan memenuhi bumi dengan mempunyai banyak anak laki-laki dan perempuan lainnya. Jelas, sudah ada penduduk di bumi pada saat Kain membunuh Habel. Jelas mereka merupakan keluarga dekat Kain, tetapi ia masih takut terhadap mereka. Ia telah membunuh adiknya sendiri, sehingga ia tahu betul bahwa seorang saudara laki-laki dapat membunuhnya. Ini cukup tepat, karena wałaupun semua laki-laki pada akhimya mendapatkan nama dari keluarga yang sama, tetapi tidak dapat mencegah mereka untuk tdak saling menyerang satu sama lain.
Walaupun demikian, Tuhan berkemurahan kepada Kain. Ia memberi dia tanda yang akan melindunginya. Sepanjang sejarah dalam Allah berurusan dengan umat manusia, Ia cepat menyatakan kasih karunia dan anugerah yang tak terhingga kepada kita. Kasih karunia dan anugerah-Nya bahkan cukup bagi-Nya untuk meniadakan hukum tabur-tuai. Di dalam Alkitab, kita mempunyai banyak contoh tentang Tuhan meluaskan panen kegagalan sebagai akibat benih jahat yang ditaburkan oleh manusia. Namun demikian, kita juga mempunyai contoh-contoh tentang penghukuman yang cepat bagi mereka yang telah mengeraskan hati dan menyalahgunakan kasih karunia dan anugerah-Nya.
Akibat yang lebih buruk dari dosa Kain membunuh adiknya yaitu ia “pergi dari hadapan TUHAN.” Perkelahian yang terjadi antara saudara-saudara di dalam gereja, atau antara gereja satu dengan yang lainnya sering membawa akibat yang paling buruk. Banyak yang akhirnya meninggalkan Tuhan. Itulah sebabnya, sejak semula strategi musuh yang utama adalah membuat sesama saudara saling bertengkar. Ia disebut “pendakwa saudara-saudara kita” (Wahyu 12:10), sebab salah satu senjatanya yang paling efektif untuk melawan kita adalah membuat kita saling menuduh satu sama lain.
Entah bagaimana Kain berpikir bahwa Habel merupakan alasan dari penolakannya. Penolakan terhadap persembahan Kain tidak ada kaitannya dengan persembahan Habel. Jawaban dari masalah Kain tidak ada hubungannya dengan Habel, melainkan dengan dirinya. Namun demikian, sejak semula, menyalahkan orang lain atas masalah kita merupakan sałah satu penipuan utama yang telah menjauhkan manusia dari kasih karunia Allah. Hał ini juga telah membawa manusia maupun gereja-gereja kepada peperangan yang paling menghancurkan dalam sejarah.
Pertama, musuh akan mencoba membuat kita cemburu terhadap yang lain. Kemudian ia akan membuat kita menuduh mereka sebagai penyebab dari masalah-masalah kita. Itulah sebabnya bangsa-bangsa yang mempunyai kesulitan serius menjadi sangat berbahaya. Kelihatannya jauh lebih mudah menyalahkan orang lain dan menyerang mereka daripada menghadapi masalah kita sendiri. Orang akan cenderung menolong kita bila kita menggambarkan musuh umum yang menjadi penyebab masalah kita. Gereja-gereja dan orang-orang dapat menjadi berbahaya ketika mereka mengalami masalah serius. Bila Anda melihat mereka mulai menyerang dan menyalahkan orang lain, itulah saatnya untuk meninggalkan mereka. Jangan terus terperangkap di dalam perangkap musuh yang kelihatannya merupakan pelarian yang mudah daripada menghadapi kekurangan-kekurangan kita sendiri. Hal ini akan membuat kita melukai orang lain yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Bahkan lebih buruk dari itu, ia juga membawa kita “meninggalkan hadirat Tuhan.”