Oleh: Peter B, MA
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Lukas 4:17-19) ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Lukas 4:21)
Ada satu lagu pujian yang baru akhir-akhir ini saya mengerti dengan benar. Uniknya, lagu ini telah saya dengar, saya pelajari, bahkan berulangkali saya nyanyikan sejak saya masih mengikuti kebaktian anak-anak di gereja (biasanya kita sebut Sekolah Minggu). Lagu apakah gerangan? Anda semua pun pasti mengetahui pujian tersebut. Pujian itu sering kita nyanyikan demikian, “Dengar Dia panggil nama saya. Dengar Dia panggil namaMu. Dengar Dia panggil nama saya, juga Dia panggil namaMu.” Sungguh lagu yang sederhana. Seringkali dan memang adalah kelanjutannya, lagu tersebut biasanya disambung dengan kalimat, “Kujawab ‘ya,ya,ya’. Kujawab ‘ya,ya,ya’. Kujawab ‘ya,ya,ya’. Kujawab ‘ya,Tuhan’. Kujawab ‘ya,ya,ya’.” Sangat pendek dan sederhana. Tetapi bertahun-tahun saya tidak mengerti arti sesungguhnya dari lagu tersebut. Selama jangka waktu yang sangat lama saya merasa bahwa lagu itu merupakan lagu permainan belaka, yang menunjukkan keintiman dan keakraban kita dengan Bapa. Tetapi semakin mendalami kegerakan Tuhan dan rencanaNya, lagu itu justru menjadi satu lagu yang paling berkesan bagi saya. Begitu banyak hal berharga yang terungkap dalam satu lagu sederhana itu. Tetapi sebelum kita membahas lebih jauh mengenai apa maksud sebenarnya dari pujian ini, mari kita sedikit mengingat kembali apa yang telah kita pelajari sebelumnya.
Kekasih-kekasih di dalam Tuhan, minggu lalu kita telah belajar sepenggal makna dari apa yang terjadi di awal pelayanan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebagai teladan bagi para penyembah sejati, Ia menunjukkan kepada kita suatu hal yang seringkali jarang dimiliki dan dilakukan oleh banyak orang. Yesus menunjukkan kepada banyak orang bawah Ia mengetahui segenap keberadaan dan tujuan kehadiranNya di dunia. Kebanyakan orang tampaknya tidak tahu bahkan mungkin tidak pernah tahu untuk apa dan bagaimana seharusnya ia menjalani hidupnya yang singkat di dunia ini. Mereka dengan tepat menjadi seperti yang dikatakan oleh Max Lucado dalam bukunya On the Anvil, “Bagaimana gerangan orang dapat di lahirkan, mengenyam pendidikan, melahirkan, membesarkan anak, melihat kematian, menangis, berteriak, tertawa terkekeh-kekeh, minum, makan, merokok, naik atau turun tangga karier, pensiun dan meninggal tanpa biar sekalipun bertanya mengapa semua itu terjadi? Tidak pernah bertanya,” Mengapa saya di sini?”. Atau lebih buruk lagi, beranya lalu menjadi puas tanpa mendapat jawaban. Sejarah sarat dengan hidup manusia yang mati tanpa tujuan…”
Mau tidak mau haruslah kita akui kenyataan demikian.
Pada saat Kristus menyatakan bahwa nubuatan yang dibacaNya dari kitab Yesaya itu pada hari Ia membacanya menjadi kenyataan, Ia tidak hanya mengakui apa yang telah diperolehNya dari Bapa, yaitu Roh Kuasa yang Kudus itu. Yesus mengetahui benar bahwa Roh Kudus diberikan bukan tanpa tujuan. Roh Kudus dianugerahkan dengan cuma-cuma, tetapi bukan untuk pekerjaan Tanpa hasil dan percuma. Perkataan Yesus tidak berhenti dalam kalimat, “Roh Tuhan ada padaKu…” Tidak, tidak. Nubuatan Yesaya itu masih berbicara lebih panjang lagi, “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Hal ini jelas sekali menunjukkan bahwa Roh Kudus menyertai kita untuk satu dan banyak alasan. Dan alasan-alasan atau sebab-sebab itu adalah kudus.
Yang perlu kita soroti lebih lanjut adalah pernyataan Kristus bahwa setiap pekerjaan yang dinyatakan oleh nats itu tergenapi di dalam diriNya. Hal itu berarti bahwa Yesus tidak hanya mengakui keberadaan Roh Kudus yang diberikan BapaNya. Ya, Yesus sangat mengetahui hal itu. Tetapi lebih daripada itu, Yesus mengetahui serta mengakui bahwa Ia mengemban satu tugas atau panggilan sebagaimana ditetapkan oleh BapaNya. Hal itu nampak dalam kalimat “Ia telah mengurapi Aku….dan Ia telah mengutus Aku….”. Saat Kristus menerima Roh Kudus itu, Ia juga ditetapkan untuk melaksanakan suatu tugas sebagaimana BapaNya telah menetapkan dan mengutusNya! Yesus diurapi dan diutus bagi pekerjaan Bapa, dan Ia mengetahui maupun mengakuinya.
Kebenaran yang sama dapat kita terapkan dalam hidup kita. Jika kita menerima yang sama seperti yang diterima oleh Kristus maka sesungguhnya kita pun sedikit banyak memiliki persamaan. Paling tidak, Roh Tuhan bekerja di dalam kita untuk suatu pekerjaan yang telah ditetapkan Bapa dalam hidup setiap kita masing-masing. Ya, benar. Setiap kita memiliki penggilan dan tujuan hidup kita masing-masing. Itu semua telah dirancang dan ditetapkan Tuhan pada saat Ia membuat kita. Pernyataan Paulus di dalam Surat Efesus 2:10 tentunya sama sekali tidak asing bagi kita sekalian, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Betapa rencana-rencana tersembunyi dan termulia telah disediakan Allah dan setiap dinyatakan dan digenapi dalam hidup kita!
Masalahnya sekarang adalah kita masih jauh dari teladan Kristus. Kita telah mengetahui bahwa tanpa tujuan hidup keberadaan kita di dunia ini adalah sia-sia. Namun, daripada kita mengejar serta kemudian menemukan tujuan hidup kita, banyak kali kita justru berusaha lari dari panggilan yang telah ditetapkanNya dalam hidup kita. Mungkin saja jauh dari dasar hati kita, kita mengetahui panggilan Tuhan dalam hidup kita, tetapi kita lebih suka untuk mengambil jalan dan tujuan-tujuan kita sendiri. Kita mencari apa yang menyenangkan dan memuaskan hasrat manusiawi kita daripada “mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya” Kita mengakui apa yang seharusnya tidak kita akui, dan kita membuang jauh-jauh apa yang sebenarnya adalah rencana terindah dalam hidup kita. Itulah kebebalan dan kebodohan manusia yang tertipu oleh permainan si jahat.
Yesus, Tuhan kita telah diurapi dan diutus untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, pembebasan kepada orang tawanan, pengelihatan kepada orang buta, membebaskan orang yang tertindas, dan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Bapa juga telah menetapkan kita untuk tujuan yang sama: dipilih untuk bergerak, menjadi berkat bagi banyak orang demi kemuliaan Bapa. Ribuan bahkan jutaan orang telah mendengar panggilan ini dan mereka menyambutnya. Charles Finney melepaskan karir pengacaranya dan menyerahkan diri tanpa syarat bagi panggilan Tuhan sebagai penginjil. Wigglesworth memandang Tuhan, menyambut tanganNya dan dibawa menjadi pendemonstrasi kuasa Tuhan terbesar di abad modern ini. Billy Graham menolak jabatan presiden Amerika dan memilih menjadi hamba Tuhan karena menganggap panggilan Tuhan lebih tinggi daripada segalanya. Dan tidak terhitung lagi berapa banyak dokter, pengacara, pengusaha, orang-orang awam, tua maupun yang meraih panggilan Tuhan dan hidup hingga akhir hayatnya di sana.
Masihkah kita tidak mengetahui dan mengakui panggilanNya dalam hidup kita? Para pengikut Kristus sejati, para penyembahNya yang setia, hidup sepenuhnya dan tidak malu untuk mengakui panggilan Tuhan dalam hidupnya. Kenalilah, kejarlah panggilan mulia itu, hai engkau yang berputar-putar dalam arus dunia. Kembalilah, berbaliklah, hai engkau yang lari. Nyatakanlah dengan penuh keberanian dalam hidupmu dihadapan Allah yang telah memanggilmu, hai engkau yang telah menyerahkan diri bagi pangilanNya Hari ini Tuhan memanggil kita. Memanggil nama kita. Nama saya dan nama Anda. Apakah yang akan kita jawab? Adakah kita menjawab Dia? Biarlah jawaban itu adalah jawaban yang dirindukan Tuhan: “Kujawab ya, Tuhan. Kujawab ya,ya,ya.” Amin.
(Diambil dari warta Worship Center edisi 14 – 12 April 2002)