DICARI: MOTIVASI PELAYANAN YANG BENAR

Oleh: Peter B, MA
(Sambungan dari artikel KELEDAI AJAIB?)

“Lalu Bileam mengucapkan sanjaknya, katanya:…Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?”
-(Bil. 23:7-8)-

“Selain dari orang-orang yang mati terbunuh itu, merekapun membunuh juga raja-raja Midian…juga Bileam bin Beor dibunuh mereka dengan pedang.”
-(Bil. 31:8)-

Hal kedua yang dapat kita pelajari dari kisah keberangkatan Bileam ke Moab adalah bahwa seperti Bileam, kita dapat melayani Tuhan dengan hati yang keliru dan sesat. Seperti Bileam, kita dapat mempersembahkan suatu pelayanan kepada Tuhan tetapi hati dan hidup kita melawan Tuhan; kita dapat melakukan pekerjaan seperti seorang hamba Tuhan tetapi motivasi dan isi hati kita sepenuhnya bertentangan dengan kehendak Tuhan. Bileam berangkat untuk menunaikan tugas dan jabatan pekerjaannya sebagai seorang nabi tetapi jauh di dalam hatinya ia tidak melakukan hal itu karena perintah dan kehendak dari pemberi Tugas Agung itu tetapi ia melakukannya semata-mata karena ia hendak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.

Mari kita melihat diri kita masing-masing. Adakah motivasi-motivasi yang tidak sejalan dengan kerinduan dan hati Tuhan memenuhi hati kita saat kita melayani Dia? Atau kita pernah berpikir bahwa tidak akan ada yang tahu apa yang ada di dalam hati kita saat kita melayani Dia? Memang benar tidak ada orang yang tahu tetapi… TUHAN selalu tahu. Bukankah Dia Allah yang menguji batin dan hati? (Yer. 17:10). Bukankah Dia Allah yang cinta ketulusan, bukan sesuatu yang ditutup-tutupi? Dan bukankah Dia juga Allah yang menyukai kemurnian, bukan kepalsuan? Mungkin juga Anda berkata dalam hati, “Ah, tetapi pelayananku berhasil dan aku dipakai Tuhan. Banyak orang merasakan berkat melalui pelayananku ini”. Memang tidak salah. Jika kita mengamati kisah Bileam selanjutnya, kita akan terkejut bahwa ternyata pelayanan Bileam tidak ada yang buruk dan salah dipandangan mata TUHAN.

Keberhasilan Dalam Pelayanan?

Tuhan memerintahkan Bileam supaya hanya menyampaikan apa saja yang disuruhNya untuk disampaikan dan kenyataannya semua perkataan yang diberikan Tuhan itu sepenuhnya diucapkan oleh Bileam. Hasilnya Israel tidak jadi dikutuki melainkan diberkati.

Bileam yang dipanggil dan diminta oleh Balak untuk mengutuki akhirnya mengucapkan berkat sebagaimana yang ditetapkan Tuhan untuk dikatakan atas umat Israel. Dengan kata lain, Bileam menunaikan tugas pelayanannya dengan baik, mungkin juga dengan sangat baik, apalagi jika kita memperhatikan bahwa semua kata-kata nubuatan Bileam itu ditulis dan dimuat sebagai bagian Firman Tuhan dalam Alkitab kita. Tugasnya sebagai seorang nabi dikerjakannya sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip pelayanan kenabian. Sudah berhasilkah Bileam? Dapatkah pelayanannya disebut baik terlebih lagi dianggap sebagai pelayanan yang berhasil?

Mungkin kita harus menilai ulang standard kita mengenai pelayanan yang berhasil dihadapan Tuhan. Bileam melayani dengan baik sekali. Jika Ia melayani sekarang ini, tidak mungkin akan ada yang menyangka bahwa ia melakukan suatu kesalahan. Ini menunjukkan bahwa pelayanan kita bisa saja baik dan memenuhi standard-standard suatu tugas pelayanan di gereja, tetapi seperti Bileam pula kita dapat melayani dengan baik (atau berhasil menurut ukuran manusia) tetapi sesungguhnya TUHAN sama sekali tidak berkenan! Bukankah ini mengherankan? Tetapi … bagaimana kita tahu TUHAN tidak berkenan kepada Bileam? Bukankah ia sudah mengerjakan segala hal yang diperintahkan Tuhan? Untuk mengetahuinya kita harus melihat pada bagian Alkitab yang lain: Bil. 31:8, Bil. 31:16; dan Wahyu. 2:14.

Pada saat bangsa Israel berperang melawan bangsa Midian, kemenangan besar dialami pihak Israel. Sepulang dari perang, mereka membawa jarahan perang, termasuk di dalam jarahan itu adalah perempuan-perempuan dan anak-anak Midian. Sewaktu Musa melihat itu maka ia menjadi gusar dan berkata, “Kamu biarkankah semua perempuan hidup? Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia tehadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN (Bil. 31:15-16). Hal ini dikuatkan dalam perjanjian Baru oleh peringatan Kristus sendiri kepada jemaat di Pergamus mengenai ajaran Bileam ”… yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah” (Wahyu 2:14). Jelas di sini bahwa pada dasarnya memang Bileam melaksanakan tugas kenabian dibebankan Tuhan kepadanya, tetapi sesungguhnya di dalam hati Bileam yang busuk itu tersimpan suatu hati yang merencanakan untuk melawan Allah sendiri. Bileam memang seorang pelayanan dan hamba Tuhan tetapi seluruh hati dan hidupnya sesungguhnya tidak tertuju kepada Tuhan; ia memberikan nasihat sesat kepada Balak yang merupakan siasat untuk dapat menghancurkan umat Tuhan. Apa motivasi Bileam? Tentu saja upah dan harta yang besar sebagaimana yang dapat diberikan Balak.

Pertanyaan yang penting adalah bagaimana mungkin seorang nabi dan hamba Tuhan dapat memiliki pandangan yang tidak sama bahkan bertentangan dengan TUHAN yang adalah tuannya? Memang sulit dimengerti tetapi itulah kenyataannya. Memang tidak dapat dipercaya tetapi tidak sedikit hamba-hamba Tuhan yang seringkali bersikap seperti Bileam. Mereka mengiring dan melayani TUHAN tetapi memiliki maksud, misi dan keinginan tersembunyi yang berbeda bahkan berlawanan dengan kehendak Tuhan. Bagaimana TUHAN akan berkenan kepada seseorang yang memiliki pandangan dan prinsip yang berlawanan dengan kebenaran dan sifat-sifatNya sendiri? Bagaimana mungkin Tuhan setuju dengan saran Bileam yang mengajarkan untuk berzinah dan menyembah berhala? Jadi perlu ditegaskan di sini: TUHAN tidak pernah berkenan akan Bileam. Meskipun pelayanannya dilakukan dengan benar di hadapan Tuhan?

Bukti lain yang tidak terbantahkan tertulis dalam Bil. 31:8. Dalam kejadian yang sama ketika Israel menang atas Midian, Bileam turut terbunuh dengan pedang. Ia mati di tangan umat Tuhan sendiri. Bukan tidak mungkin adalah kehendak Tuhan supaya Israel sendirilah yang menjadi alat Tuhan untuk membalaskan perbuatan Bileam yang telah dengan begitu licik mendatangkan kehancuran atas Israel. Bersambung…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *