DUA KUNCI PENTING DALAM MENCARI TUHAN

Oleh : Peter B

Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
~ Mazmur 119:10 (TB)

Ayat kedua dari Mazmur 119 telah memberitahukan pada kita bahwa setiap orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati itu beruntung. Ia akan diberkati dan beroleh kebahagiaan sejati.
Ayat kesepuluh dari pasal yang sama mengungkapkan suatu niat dan kerinduan untuk hidup dalam kerinduan Tuhan itu. Pemazmur berkata bahwa ia akan mencari Tuhan dengan segenap hatinya. Dan itu dilanjutkan dengan menaikkan suatu doa, suatu permohonan supaya ia tidak dibiarkan menyimpang dari perintah-perintah Tuhan.

Setidaknya, dari nats ini kita dapat menyelami bagaimana semestinya kita mencari Tuhan. Sebab, sia-sialah jika kita beranggapan telah mencari Tuhan dan melakukan ini dan itu untuk menemukan Dia, namun kemajuan kita nyatanya tak jauh berbeda dari sebelumnya.

Pencarian kita seharusnya membuahkan hasil sebab  Yesus berjanji, “Carilah maka kamu akan mendapat” (Matius 7:7). Jika kita mencari dengan suatu cara yang tepat, maka pencarian kita itu tidak akan pernah sia-sia.

Ada dua petunjuk diberikan bagi yang berniat mencari Tuhan:

1) Kita harus mencari Tuhan dengan segenap hati
Segenap hati ialah ukuran Tuhan. Ukuran ini tidak jarang digunakan oleh manusia dengan menuntut begitu banyak kepada manusia yang lain. Para pemimpin, raja-raja, penguasa atau atasan meminta kesetiaan, komitmen, kesungguhan, niat, usaha dan banyak lagi yang lain supaya itu diberikan secara total.

Layakkah Tuhan memperolehkurang dari sepenuhnya?

Pun dalam hal mencari Dia. Meski sebenarnya, Dialah yang lebih dahulu mencari kita. Dia menyerahkan nyawa-Nya bagi kita domba-domba-Nya yang sesat dan hilang. Rasul Paulus mengatakan bahwa Yesus meninggalkan kesetaraan dengan Allah, mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa manusia, dan lalu taat sampai mati di salib. Ia melakukan segala yang perlu Ia lakukan untuk menunjukkan cinta-Nya kepada kita. Dia telah lebih dahulu memberikan teladan dari suatu pencarian.

Adakah kita mencari Dia dengan roh serta hasrat yang sama?

Segenap hati berarti segala niat, sebulat tekad, sebesar-besarnya kerinduan, sesungguh-sungguhnya keinginan. Itu melibatkan suatu gairah yang besar, sikap hati yang tetap dan tidak goyah oleh apapun untuk mengejar pengenalan akan Tuhan, serta minimnya tanda-tanda akan teralihkan demi mengejar hal yang lain. Sudahkah kita mencari Tuhan dengan sikap batin yang demikian?
Bukankah sebagian dari kita masih memprioritaskan Tuhan di urutan yang kedua hingga kesekian, jauh di urutan belakang? Dan sejujurnya, sukar menemukan mereka yang benar-benar ingin terhubung dan tak terlepaskan dengan Tuhan. Yang sering kita temui, Tuhan hanya semacam kebutuhan di jam-jam atau hari-hari tertentu. Ia sering dicari pada saat ada perlu, atau di saat seseorang terdesak keadaan yang sulit atau terbelit krisis. Sebagian lagi hanya kelihatannya saja mencari-Nya padahal yang dicari sebenarnya ialah apa yang bisa Tuhan lakukan dan berikan bagi mereka.

Tetapi orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati melakukannya dalam ketulusan dan kerelaan. Ia akan membayar harga pencarian itu. Menyediakan waktu, menyisihkan hartanya demi tersedianya sarana yang dibutuhkan untuk mengenal Tuhan. Ia menetapkan hati untuk belajar taat pada setiap pimpinan dan petunjuk Tuhan. Berusaha melihat seperti Tuhan melihat, memandang segala sesuatu dalam sudut pandang Tuhan.  Ia rela melepaskan dosa dan rajin mengoreksi diri: adakah pikiran, perkataan dan perbuatannya yang tak berkenan di hadapan Tuhan. Ia rindu melakukan dan menggenapi apa yang disyaratkan Tuhan supaya dapat selalu berada di dekat-Nya: menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Sang Juruselamat kemanapun Ia pergi.

Dari sini seharusnya kita mulai dapat menilai apakah kita telah mencari Tuhan, dan mencari-Nya dengan segenap hati.

2) Kita harus selalu berada dalam arahan dan instruksi-Nya supaya tidak menyimpang ke jalan yang salah. Dan karena itu kita perlu kita kepada Dia mengawal dan menuntun kita agar selalu hidup seturut perintah-perintah-Nya itu
Jika diumpamakan mencari Tuhan seperti kita akan mencari dan menemui seseorang di suatu tempat tertentu, maka bila kita hendak menemui orang itu, kita perlu mengetahui lebih dahulu alamat yang akan dituju itu. Selanjutnya, kita harus memikirkan atau menentukan jalan mana yang akan kita lewati untuk dapat sampai di sana. Kemudian, di sepanjang jalan ke tujuan, penting bagi kita memperhatikan arah serta petunjuk jalan yang ada dan taat pada aturan lalu lintas yang ada. Jika kita melakukan semuanya itu, sangat besar kemungkinan perjalanan akan lancar dan kita akan sampai di tempat tujuan, bertemu dengan orang yang kita cari.
Hampir serupa itu, kita perlu memperhatikan petunjuk dan panduan-Nya supaya sampai kepada tujuan pencarian  kita untuk berjumpa secara pribadi dengan Tuhan.

Mencari Tuhan tidak dimaksudkan sebagai pengembaraan pribadi bermodal tekad dan kemampuan diri sendiri. Manusia yang terbatas mustahil mengenali jalan menuju yang tak terbatas. Itulah sebabnya kita memiliki banyak penolong. Di Perjanjian Lama, kitab Taurat dan nabi-nabi menjadi pedoman dan petunjuk. Di Perjanjian Baru, kita melihat lebih jelas dalam figur yang dirujuk di setiap kita di Wasiat yang Lama: Yesus Kristus. Dialah Sang Jalan. Dialah Sang Kebenaran itu sendiri. Dan di dalam Dia, kita menemukan Kehidupan Sejati.
Pencarian akan Tuhan yang mendatangkan hasil tidak mungkin keluar dari apa yang telah disuratkan melalui tulisan hamba-hamba Tuhan melalui ilham Roh Kudus. Juga itu tak mungkin lepas dari pribadi Kristus itu sendiri. Di atas semuanya, Roh Kudus berkarya sejak semula di belakang layar untjk memimpin orang-orang percaya menemukan dengan kebenaran bahkan Tuhan itu sendiri (1 Korintus 12:3) -itulah sebabnya Ia disebut sebagai Roh Kebenaran (Yohanes 16:13).

Pemazmur memahami hal ini. Itu juga yang mendorongnya menaikkan suatu doa. Doa agar ia tidak dibiarkan mengabaikan perintah-perintah Tuhan, tetapi tetap mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya. Dengan kata lain, jika kita sungguh berniat mencari Tuhan, kita dapat bergantung kepada Tuhan supaya Ia memandu kita. Dengan cara apa? Dengan memperhatikan arahan-Nya langkah demi langkah bagaimana kita dapat menemukan Dia.  Semua arahan itu tersirat maupun tersirat dalam perintah-perintah-Nya.

Dengan cara itulah Daud mencari Tuhan. Ia menulis dalam salah satu mazmurnya: “Hatiku mengikuti firman-Mu: “Carilah wajah-Ku”; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN.” (Mazmur 27:8). Tetapi dimanakah dalam Taurat (kitab suci yang dipelajari Daud sebagai firman Tuhan) ada perintah Tuhan untuk mencari wajah-Nya? Tidak ada perintah eksplisit semacam itu. Tetapi dari yang tersurat, jika direnungkan dalam terang hikmat Roh, kita akan menemukan apa yang tersirat. Daud pastilah menemukan bahwa wajah Tuhan adalah perkenan-Nya, apabila wajah-Nya yang bersinar itu dihadapkan kepada umat-Nya (lihat Bilangan 6:24-26). Itulah yang menjadi petunjuk bagi Daud untuk kemudian mencari wajah Tuhan sebagai yang terutama dari yang lain.
Dan Tuhan tak pernah mengecewakan orang yang mencari Dia dengan segenap hati. Ia pasti menyatakan diri pada setiap jiwa yang penuh harap terhubung dengan Dia.

apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN,
~ Yeremia 29:13-14a

Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
~ Yohanes 14:23

Jika kita mau merenungkan dan meneliti perintah-perintah Tuhan, dengan pertolongan dan pengawalan-Nya, kita akan berada di jalur yang benar, yang mengarah kepada Pribadi-Nya sendiri.

Mengandalkan pikiran serta perkiraan sendiri untuk menempuh jalan menuju Tuhan yang dipenuhi banyak persimpangan, tikungan, kelokan, bahkan jalan buntu, hampir mendekati kemustahilan. Waktu kita tak banyak untuk meneliti setiap agama dan kepercayaan di dunia ini. Daya upaya kita tak cukup, sekalipun dihabiskan untuk menyelami satu persatu setiap ajaran spiritual yang masing-masing mengaku menyembah Tuhan yang menciptakan langit bumi. Tuhan telah memberikan petunjuk-Nya bagi kita melalui kitab suci dan Roh Kudus, yang adalah roh hikmat dan wahyu, yang telah dikaruniakan supaya kita boleh mengenal Dia dengan benar (lihat Efesus 1:17). Jika kita tidak menyimpang dari tuntunan ilahi-Nya, pasti hati kita ditetapkan-Nya untuk mencari-Nya. Oleh kemurahan-Nya, kita akan menemukan Dia.

Seperti Daud, kita bisa mengalami perjumpaan dan persahabatan dengan Tuhan. Makin erat dan makin dalam tiap-tiap hari, jika kita terus mencari dan rindu mengenal Dia (lihat Filipi 3:10).

Oh kiranya firman-Nya menuntun kita. Setiap pembacaan, perenungan dan penyelidikan akan sabda-Nya, biarlah itu menuntun kita mendekat kepada-Nya.

Kiranya tiada yang dapat mencegah dan menghalangi kita berjumpa dengan Yesus, Tuhan kita. Kiranya bimbingan Roh-Nya yang lemah lembut mengajar kita akan kebenaran-kebenaran-Nya dan tangan kita digandeng-Nya hingga tiba di hadirat Tuhan, bersekutu dan bercengkerama dengan Dia lebih lagi.

Hai para pencari Tuhan, carilah Dia dengan segenap hati dan serahkan dirimu untuk dibimbing-Nya mengikuti setiap petunjuk firman-Nya!

Salam revival 
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan

2 komentar pada “DUA KUNCI PENTING DALAM MENCARI TUHAN

  1. Puji Tuhan.Renungan ini saya merasa amat begitu bermakna.Kita harus sadari siapa kita dihadapan Tuhan .Kita sering lupa apa tujuan kehidupan yang Tuhan berikan bagi kita.Tuhan Jesus Kristus adalah Juru selamat kita .Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *