HAL-HAL PALING UTAMA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN TUHAN (Oleh Peter Bambang)

Dari beberapa fakta dalam hidup sehari-hari kita dapat
menemukan bahwa untuk datang dan
mendekat kepada seseorang maupun ke
tempat-tempat tertentu ada tata cara atau persyaratan khusus yang telah diatur
dan ditetapkan sebelumnya. Tanpa mematuhi persyaratan tersebut mungkin kita
tidak dapat bertemu orang tersebut atau diperbolehkan memasuki tempat tersebut.
Setidaknya, kalau kita masih beruntung kita mungkin akan ditemui tetapi dengan
sikap hati yang tidak senang. Sebagai contoh: ketika kita sedang bertamu ke
rumah seseorang tentunya kita harus mengikuti tata cara sang tuan rumah (jam
sekian harus pulang, dsb), saat menghadap ratu Inggris orang harus
membungkukkan badannya, orang-orang Spanyol yang sangat menghormati Paus
(pemimpin tertinggi Katolik) sehingga mereka membungkukkan badannya sedemikian
rendah saat bertemu dan berjabat tangan dengannya (APABILA SEORANG HAMBA TUHAN
DIHORMATI DENGAN TATA CARA SEDEMIKIAN…BETAPA JAUH LEBIH LAGI KITA
MENGHORMATI DIA SAAT KITA DATANG KEPADA-NYA!
)   



KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
pro·to·kol n
1 surat-surat resmi yg
memuat hasil perundingan (persetujuan dsb);
  2
peraturan upacara di istana kepala negara atau berkenaan dng penyambutan
tamu-tamu negara dsb;
 3 tata cara (upacara dsb)
yg secara internasional berlaku dl hubungan diplomatik;
 4 cak orang yg bertugas mengatur jalannya upacara
Melalui kitab nabi Yesaya pasal pertama kita
dapat belajar beberapa hal penting atau yang utama dalam berhubungan dengan
Tuhan yang mungkin sering kali banyak disalahpahami atau tidak dimengerti oleh
kebanyakan orang Kristen saat ini. Kita akan belajar apa yang sesungguhnya
diinginkan Tuhan saat kita datang kepada-Nya. Apa yang berkenan dan
menyenangkan hati-Nya dan juga hal-hal apa yang kita lakukan yang mungkin tanpa
kita sadari telah membuat Dia muak, jijik dan murka. Pengertian kita akan hal
ini akan sangat mempengaruhi bagaimana sesungguhnya hubungan kita dengan-Nya.
Hal ini juga akan sangat menentukan sejauh mana kita akan menerima
berkat-berkat dari Tuhan karena ketika kita datang dengan sikap yang tidak
tepat atau keliru maka kita tidak akan menemukan Dia dan kehilangan
berkat-berkat-Nya.
Pertama, kita melihat bahwa dari keseluruhan
atau sebagian besar ayat yang akan kita pelajari dalam perikop ini menunjukkan
bahwa Tuhan tidak berkenan atau bahkan murka terhadap apa yang sedang dilakukan
oleh bangsa Israel. Berikut ini adalah beberapa bukti kemarahan Tuhan kepada
umat-nya :
1.      Yesaya 1 : 4, “ Celakalah bangsa yang berdosa,….
2.      Yesaya 1 : 5, “ Dimana kamu mau dipukul lagi,….
3.    Yesaya 1 : 6, “Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada
yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut
dan tidak ditaruh minyak.
4. Yesaya 1 : 10, “ Dengarlah firman Tuhan, hai
pemimpin-pemimpin manusia Sodom!, Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai
rakyat, manusia Gomora!
Pertanyaan pentingnya adalah hal-hal apakah
yang telah dilakukan oleh bangsa Israel sehingga Tuhan demikian muak dan murka
kepada mereka? Semua yang dikerjakan oleh bangsa Israel adalah hal-hal yang
tampaknya baik dan menurut mereka akan menyenangkan hati Tuhan. TETAPI APA
YANG DISANGKA OLEH
 BANGSA ISRAEL MENYENANGKAN HATI TUHAN JUSTRU
MALAH MEMBUAT TUHAN MURKA. 
Mari kita pelajari lebih lanjut apa yang
dilakukan oleh bangsa Isarel:   
1.  Mereka bukannya tidak mempersembahkan korban bahkan
korban mereka itu banyak (ayat 11)
Bertentangan dengan prinsip yang banyak
didengung-dengungkan di gereja hari ini yang menyatakan bahwa semakin banyak
kita berkorban untuk gereja maka Tuhan akan semakin senang, semakin banyak
menyumbang gereja maka Tuhan akan semakin bersukacita. Tetapi ayat ini
membuktikan tidak demikian. Hati Tuhan tidak bisa disenangkan hanya dengan
memberikan persembahan korban-korban. Jika dihubungkan dengan keadaan sekarang
ini korban merupakan gambaran dari mereka atau orang-orang Kristen yang
memberikan persembahan keuangan kepada gereja, aktif pelayanan bahkan mungkin
mengikuti setiap acara di gereja, rajin memberikan perpuluhan, dsb
2.      Mereka bukannya berpaling dan tidak datang kepada Tuhan
(ayat 12)
Banyak orang Kristen hari ini yang berpikir
atau beranggapan bahwa hal yang paling penting dalam kewajiban sebagai orang
Kristen adalah datang ke gereja. Tetapi ayat ini membuktikan bahwa datang
menghadap Tuhan di gereja atau acara-acara ibadah saja tidak akan membuat Tuhan
berkenan.
3.      Mereka bukannya tidak mengadakan ibadah raya atau
pertemuan-pertemuan ibadah yang tetap (ayat 13-14)
Ini gambaran dari perayaan-perayaan tetap
yang diadakan oleh gereja. Antara lain: perayaan Natal, Paskah, jadwal-jadwal
ibadah rutin gereja, dsb. Bukanlah suatu hal yang salah
untuk  mengadakan atau mengikuti semua acara-acara atau
perayaan-perayaan ini, tetapi jika kita hanya mengadakan perayaan-perayaan itu
saja, tentunya melalui ayat ini kita mengetahui bahwa Tuhan tidak senang. 
4.      Mereka bukannya tidak berdoa bahkan mereka sering berdoa
(ayat 15)
Di masa kekristenan sekarang ini, mereka
mungkin termasuk bilangan orang-orang yang rajin berdoa. Mereka mungkin berdoa
bahkan lebih dari satu jam sehari. Tetapi banyaknya atau lamanya kita berdoa
bahkan berpuasa tidak menjamin itu merupakan persembahan yang menyenangkan hati
Tuhan.
Semua hal yang disampaikan di atas mungkin
adalah sesuatu yang disangka, ditanamkan di pikiran,  dipercayai
sungguh-sungguh oleh kebanyakan orang-orang Kristen saat ini. Bahkan sesuatu
yang diajarkan di mimbar-mimbar gereja sekarang tetapi bertentangan dengan
kebenaran. Kita sering mendengar pendeta berkhotbah bahwa yang terutama adalah
datang ke gereja, memberikan persembahan atau perpuluhan, ikut seluruh acara di
gereja, semakin banyak memberi persembahan Tuhan akan semakin senang, semakin
aktif pelayanan Tuhan semakin berkenan, semakin lama kita berdoa Tuhan semakin
cepat menjawab, dsb. Tetapi kebenarannya adalah TUHAN TIDAK PERNAH
DAPAT DIPUASKAN ATAU DISENANGKAN HANYA DENGAN PERSEMBAHAN KORBAN, PERAYAAN ATAU
ACARA-ACARA IBADAH, PERTEMUAN ATAU ACARA-ACARA RUTIN DAN DOA-DOA KITA.
 Semua
hal-hal ini belum cukup untuk menyenangkan hati Tuhan bahkan dapat membuat
Tuhan murka.
Dari apa yang telah kita pelajari di atas
maka ini dapat menjadi peringatan keras bagi kita yang menyangka bahwa apa pun
perbuatan yang tampaknya rohani yang kita lakukan untuk Tuhan pasti akan
menyenangkan hati-Nya. Mungkin sekarang kita bertanya-tanya dalam hati dan pikiran,
perbuatan atau ibadah yang bagaimana yang mungkin telah kita lakukan dan hal
itu mendatangkan kemarahan Tuhan? Kita akan membahas lebih lanjut untuk
mengetahui hal-hal apakah yang kita lakukan saat kita datang kepada Dia yang
justru membuat Tuhan muak dan murka, sikap hati yang seperti bagaimana yang
membuat Tuhan jijik, muak, marah bahkan murka kepada kita meskipun kita telah
melakukan semua aktivitas atau perbuatan yang berkesan rohani. Semuanya ini
harus sungguh-sungguh kita perhatikan dan hindari serta buang jauh-jauh dari
kehidupan rohani kita saat kita datang kepada-Nya jika kita masih ingin terus
melekat kepada Pokok Anggur itu.
IBADAH YANG MENDATANGKAN MURKA
1.      Mereka tidak mengenal Tuhan (ayat 3)
Mereka datang beribadah tetapi tidak dengan
hati yang sungguh-sungguh rindu untuk mengenal Dia, kerinduan-Nya,
jalan-jalan-Nya serta kehendak dan rencana-Nya. Mereka datang untuk banyak
motif-motif pribadi. Mereka datang ke gereja tetapi sesungguhnya hati dan
pikiran mereka tidak sungguh-sungguh menginginkan Dia.
2.      Mereka dihajar namun tidak ada pertobatan (ayat 5-6)
Mereka datang ke gereja atau acara-acara
ibadah dengan hati yang keras dan tegar tengkuk. Roh yang miskin di hadapan
Allah tidak didapati di dalam hati mereka. Mereka menghadap Tuhan dengan sikap
hati yang sombong dan merasa benar sehingga tidak perlu untuk merendahkan diri
dan bertobat. Inilah perbedaan antara sikap hati seorang pemungut cukai dengan
orang farisi seperti yang dikatakan oleh Yesus, yang sama-sama sedang berdoa kepada
Tuhan. Pemungut cukai datang dengan roh pertobatan dan hati yang hancur
sedangkan orang farisi datang dengan kesombongan dan merasa dirinya suci dan
saleh. Manakah di antara keduanya yang pulang sebagai orang yang telah
dibenarkan oleh Tuhan? Yesus berkata dengan jelas bahwa si pemungut cukailah
orangnya. (Luk. 18:9-14) 
3.    Mereka membawa persembahan namun persembahan yang palsu /
penuh kebohongan (ayat 13)
Dalam beberapa terjemahan bahasa inggris,
persembahan yang tidak sungguh diartikan sebagai persembahan yang palsu atau
tidak tulus. Seorang hamba Tuhan pernah menulis sebuah buku yang mengatakan
bahwa hari ini banyak orang-orang Kristen yang berusaha menyuap Tuhan dan
berinvestasi di dalam gereja. Mereka rajin dalam memberikan persembahan perpuluhan
kepada gereja, persembahan pembangunan gedung gereja, persembahan diakonia,
persembahan kepada orang-orang miskin, dsb. Tetapi mereka melakukan semuanya
itu tidak dengan ketulusan untuk menyenangkan hati Tuhan melainkan diwarnai
dengan banyak motif-motif kepentingan pribadi didalamnya, antara lain: ingin
mendapatkan balasan berkali lipat dari Tuhan, ingin bertambah kaya, ingin
mendapat pujian dan hormat dari manusia, supaya dapat mengendalikan atau
mengatur semua keputusan-keputusan gereja, takut hartanya habis atau berkurang
jika tidak memberi perpuluhan, malu dengan sesama orang kristen kalau tidak
memberi persembahan, menuruti keinginan atau perintah dari pemimpin rohani, dan
sebagainya. Mereka kelihatan seperti memberikan persembahan kepada Tuhan tetapi
sesungguhnya di dalam hati mereka menginginkan sesuatu yang lebih besar bagi
dirinya. Tuhan muak dengan pemberian-pemberian yang palsu dan penuh kebohongan
seperti ini.
4.      Mereka beribadah namun juga berbuat jahat (ayat 15-17;
22-23)
Mereka rajin beribadah tetapi hanya sampai di
tahap ini saja. Mereka cukup puas hanya dengan mendengar firman tanpa keinginan
atau kerinduan untuk menerapkan atau mempraktekkannya. Gaya hidup, tindakan,
kata-kata mereka melawan Tuhan dan sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip
firman Tuhan. Mereka rajin beribadah tetapi gaya hidup, perbuatan dan kebiasaan
lama yang jahat dan menyakiti hati Tuhan tetap mereka lakukan. Mereka
datang  kepada Tuhan tetapi tetap berbuat jahat.  
5.      Mereka tidak memiliki pandangan, pikiran, dan hati yang
sama dengan Tuhan (ayat 21-22)
Mereka adalah orang-orang yang masih ingin
hidup menurut keinginan, kehendak, kebiasaan, cara pandang, cara bertindak,
cara berkata-kata, pola pikir dan prinsip-prinsip mereka sendiri. Mereka yang
tidak mau menyerahkan hati dan pikirannya untuk diselaraskan dengan hati dan
pikiran Tuhan akan kesulitan untuk menemukan Dia. Seperti layaknya dua orang
yang sedang dalam kondisi bermusuhan karena banyak ketidakcocokkan dan
perbedaan pikiran, cara pandang, keinginan, dsb. Hanya karena kasih karunia,
Tuhan berkenan untuk ditemui, berbicara dan menyambut kita yang masih banyak
dosa, kelemahan dan kekurangan saat menghadap Dia.
Inilah yang Terutama……
1.    Bukan sekedar dengan acara-acara ibadah atau
perbuatan-perbuatan yang berkesan rohani
Jangan cuma sekedar datang ke acara-acara
ibadah tetapi datanglah dengan sikap hati dan hidup yang benar di hadapan
Tuhan.
2.      Dengan mengenal isi hati dan pribadi-Nya (ayat 3; Yer.
4:22; 9:23-24).
Tuhan senang ketika kita datang menyembah Dia
dengan pengenalan yang benar tentang Dia. Kita mencari Dia setiap hari dan
berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal Dia lebih lagi dan tidak puas pada
tahap-tahap tertentu.
3.      Dengan senantiasa membawa hati yang hancur, bukan yang
keras dan tegar tengkuk (ayat 19-20; Maz. 51:19)
Datang kepada Tuhan dengan hati yang siap
untuk ditegur, siap untuk mengakui kesalahan dan meminta pengampunan dari
Tuhan, siap untuk memperbaiki diri, tidak membantah ketika Tuhan menunjukkan
kesalahan dan dosa-dosa kita.
4.      Memperhatikan setiap pengajaran Tuhan dalam hidup kita
(ayat 10; Yer. 8:7)
Berapa banyak khotbah-khotbah yang sudah kita
dengar? Dan berapa banyak yang sudah kita praktekkan? Kita sering mendengar
khotbah atau pengajaran tetapi tidak sungguh-sungguh memperhatikannya. Kita
lebih suka memperhatikan kata-kata atau pendapat orang lain, berita di TV, para
pakar, keluarga dan teman-teman pergaulan kita dari pada firman Tuhan. Jika
kita mau memperhatikan semuanya ini maka kita dapat menghadap Dia dan masuk
dalam persekutuan yang intim dengan Dia.  
5.      Bertobat dari jalan-jalan kita yang salah dan jahat dan
hidup dalam cara hidup yang baru sesuai ajaran Tuhan (ayat 16-17; Yeh. 3:11-16)
Ketika Tuhan menegur kita, kita harus segera
merendahkan diri, bertobat dan mengakui kesalahan kita, meminta pengampunan dan
berkomitmen untuk mengubahnya. Ini harus selalu menjadi tekad di hati kita saat
kita datang kepada Dia.
6.      Dengan menyerah kepada proses dan program pemulihan yang
Tuhan adakan (ayat 25)
Kata “bertindak” di dalam bahasa aslinya
berarti “turn back” atau mengembalikan. Yang juga berarti bahwa Tuhan akan
memurnikan kita, menyingkirkan noda kita, memproses kita. Jika kita menolak
proses Tuhan maka kita sesungguhnya sedang memberontak kepada Dia dan kita
tidak mungkin dapat mendekat kepada-Nya. Oleh sebab itu relakan diri sepenuhnya
untuk diproses dan dibentuk oleh-Nya.
7.   Dengan menyerahkan hidup kita semata untuk mencari dan
melaksanakan kehendak Tuhan (Amos 5:4,6,14; Roma 12:1-3)
Ini adalah bagian yang terpenting. Ibadah
atau persembahan yang sejati bukan hanya persembahan uang, waktu, tenaga,
tetapi persembahan tubuh kita yang hidup. Kehidupan yang diserahkan seluruhnya
untuk Tuhan. Inilah ibadah yang paling dicari dan dirindukan Tuhan. Inilah
ibadah yang pasti akan diterima oleh Tuhan.
KESIMPULAN
Ketika
kita berhubungan dengan Tuhan, hal terutama yang paling Tuhan cari adalah
hati dan hidup kita yang benar dihadapan-Nya bukan tata cara ibadah dan
persembahan kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *