HAL KAYANYA ANAK-ANAK TUHAN (BAGIAN 1)

Oleh : Peter B, MA
Ada suatu pertanyaan yang muncul atau bahkan
yang menjadi diskusi hingga kini mengenai apakah orang-orang percaya atau
anak-anak Tuhan, boleh menjadi kaya. Mengenai hal ini harus diakui bahwa
ayat-ayat Alkitab seolah-olah saling bertentangan satu dengan yang lain. Di
satu sisi, Yesus mengatakan bahwa “orang kaya sukar masuk kerajaan
sorga” tetapi di sisi lain, beberapa teladan iman hidup dalam kekayaan
yang berlimpah-limpah. Kenyataan ini kemudian ditafsirkan dalam pandangan
masing-masing, yang acapkali, menurut kesimpulan saya, didasarkan lebih kepada
kecenderungan-kecenderungan hati pribadi dalam memandang dan menilai kekayaan
materi.
Yang memandang harta benda yang bersifat
materi itu jahat, lebih condong menafsir supaya anak-anak Tuhan menjauhi
pencarian harta kekayaan, menjalani hidup sederhana dan secukupnya saja.
Sebaliknya, yang menilai kepemilikan materi sebagai semacam alalt atau sarana,
melihat bahwa uang dan segala yang bernilai ekonomi di dunia ini dapat dipakai
untuk kepentingan pelayanan atau pekerjaan Tuhan.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu
kembali menelisik Alkitab.
Sebelumnya, perlu kita ketahui bahwa tugas
menafsir Alkitab bukan pekerjaan sembarangan. Ini bukan sekedar mencoba
menebak-nebak maksud Tuhan apalagi kemudian dengan suka-suka menerangkannya
sesuai keinginan hati kita.  Menjelaskan
perkataan-perkataan yang diilhamkan TUHAN sebagai pribadi yang berdaulat penuh
atas segalanya, tidak bisa didasarkan preferensi manusiawi kita maupun bertitik
tolak dari pikiran kita yang terbatas atau yang mungkin bisa jadi sangat picik.
Ini belum lagi berbicara mengenai sifat manusia yang masih diwarnai ego atau
sikap mementingkan diri sendiri. Tanpa kita sadari, alam bawah sadar kita
cenderung menafsirkan banyak hal dengan terlebih dahulu menyesuaikannya dengan
tujuan dan harapan pribadi kita sendiri. Itu sebabnya saat kita menafsirkan
suatu ayat Alkitab, kita tidak boleh tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Itu
harus diukur, dinilai, diuji, dibandingkan dan dipertimbangkan dengan
bagian-bagian Alkitab yang lain, supaya kita akhirnya memperoleh gambaran yang
lengkap, jelas dan seimbang sebagaimana hikmat Tuhan yang murni, penuh
kebenaran, dan tidak memihak (Yakobus 3:17-18). Dan yang terutama, hati dan
pikiran kita haruslah DITERANGI oleh Tuhan sendiri.
Lebih dari segala bahan-bahan pendukung
penafsiran Alkitab, kita memerlukan Roh dari Tuhan sendiri yang telah
dijanjikan memimpin kita dalam seluruh kebenaran. Bagian kita ialah membuka diri
untuk diajar, dituntun, dan dipimpin oleh-Nya. Hati yang tulus mencari Dia
adalah modal utama kepekaan kita menerima penyingkapan kebenaran sejati dari
Tuhan.
Untuk memperjelas penyelidikan kita, mari kita
memulainya dengan definisi ‘kaya’ itu sendiri.
KAYA, DALAM PENGERTIAN PADA UMUMNYA
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan
‘kaya’ sebagai “mempunyai banyak harta (uang dsb)” atau
“memiliki (dalam pengertian mengandung/memnyai kandungan yang)
banyak”.
Kamus Webster, dalam definisi yang berhubungan
dengan harta benda, memberikan definisi ‘kaya’ sebagai “memiliki banyak
uang serta kepemilikan, misalnya: memiliki dan mampu menyediakan sejumlah besar
sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan”, dan juga “mempunyai harta
milik yang berlimpah, khususnya kekayaan secara materi”.
Dalam pengertian yang lebih abstrak dan luas,
‘kaya’ didefinisikan sebagai “mempunyai kualitas dan nilai yang
tinggi”, “mengesankan secara luar biasa”, “penuh dan kuat
(dalam pengertian warna atau bau), “sangat produktif atau mengandung
banyak keuntungan maupun manfaat” atau “sarat dengan makna atau
hal-hal yang signifikan”
Dari dua definisi kita setidaknya bisa
mengambil beberapa kesimpulan tentang apa yang disebut sebagai ‘kaya’
Definisi pertama, adalah keadaan memiliki
harta benda atau materi yang berlimpah atau berkelebihan, yang diukur dengan
tidak hanya bisa memenuhi yang dibutuhkan sehari-hari tetapi mampu memenuhi apa
yang diinginkan hati (yaitu lebih bebas dalam menentukan pilihan kesukaannya).
Suatu kondisi kepemilikan harta benda melebihi dari yang dibutuhkan untuk
dipakai dalam hidup sehari-hari.
Definisi kedua, adalah suatu keadaan yang
tidak kekurangan melainkan penuh dengan kualitas atau mutu terbaik, yang di
dalamnya mengandung banyak hal yang bisa dinikmati dan mendatangkan manfaat
bagi yang bersentuhan atau berinteraksi dengannya.
Perbedaan keduanya adalah yang pertama lebih
kepada hal-hal yang nyata, yang kedua berkaitan dengan hal-hal yang lebih luas.
Pengertian pertama lebih kepada hal-hal kebendaan atau bersifat materi yang
dimiliki seseorang, sedangkan makna kedua lebih kepada hal-hal yang lebih luas
yang bercirikan kualitas atau mutu yang tinggi, mengandung banyak hal yang
mengesankan maupun sarat manfaat (entah itu berhubungan dengan orang maupun
ciptaan-ciptaan Tuhan lain di alam semesta, termasuk hasil buah karya pikiran
manusia itu sendiri).
Bertolak dari dua definisi di atas, harus kita
akui dengan jujur, bahwa kebanyakan orang (yang dalam hal ini tentu dapat
diperdebatkan adalah mayoritas orang-orang Indonesia) mendambakan untuk menjadi
orang-orang kaya dengan definisi yang pertama. Berharap untuk menjadi kaya
dengan beroleh kelimpahan secara materi. Dan dalam pengertian kekayaan yang
bersifat materi inilah, pokok pembahasan ini akan didasarkan.
“Apakah seorang anak Tuhan boleh dan bisa
kaya secara materi? Benarkah Tuhan menjanjikan kekayaan bagi anak-anak-Nya?
Lalu, jika Tuhan menjanjikan kekayaan, mengapa Dia mengatakan orang kaya sukar
masuk kerajaan sorga? Bagaimana sesungguhnya kejelasan dari dua hal yang tampak
bertentangan ini?”
SUNGGUH ADA JANJI TUHAN TENTANG KEKAYAAN BAGI
UMAT-NYA
Sementara beberapa orang beranggapan bahwa
Tuhan tidak menjanjikan kekayaan (melainkan hanya kecukupan) bagi umat-Nya,
sukar menyangkal bahwa ayat-ayat Alkitab berikut ini bukan merupakan janji
Tuhan mengenai kekayaan yang bersifat materi :
Di rumah orang benar ada banyak harta
benda,
Amsal 15:6 (TB)
(Keterangan tambahan untuk ayat di atas: bukan
sekedar ada tetapi banyak harta benda. Seperti sudah dibahasa sebelumnya,
ukuran ‘banyak’ masuk dalam ciri kaya)
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan
TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya.
Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada
orang miskin;
 kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi
dalam kemuliaan.
Mazmur 112:1, 3, 9 (TB)
(Keterangan tambahan untuk ayat di atas:
adanya harta kekayaan di dalam rumah ditambah kemampuan membagi-bagikannya
kepada pihak lain maupun kepada orang-orang miskin merupakan suatu keadaan yang
lebih daripada sekedar cukup, Ini janji Tuhan bahwa orang benar dapat menjadi
kaya)
Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan
mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke
suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan
madunya,
 ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang
Hewi dan orang Yebus.
Keluaran 3:8 (TB)
(Keterangan tambahan untuk ayat di atas: susu
dan madu bukan sesuatu yang tidak nyata, keduanya adalah benda atau materi
sifatnya. Janji akan kelimpahan susu dan madu, tidak lain adalah janji untuk
menjadikan umat Tuhan kaya secara materi)
TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di
dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di
negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
Juga TUHAN akan melimpahi engkaudengan
kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu — di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk
memberikannya kepadamu.
TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya
yang melimpah,
 yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan
memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak
bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman.
Ulangan 28:8, 11-12 (TB)
(Keterangan tambahan untuk ayat di atas:
perbendaharaan Tuhan yang dibuka dengan limpah atas hasil ternak dan hasil bumi
serta setiap pekerjaan diberkati sampai sanggup memberikan pinjaman kepada
bangsa-bangsa yang adalah keadaan lebih daripada sekedar cukup, merupakan janji
kekayaan jasmani atas umat Tuhan, asalkan mereka taat kepada perintah dan
kehendak-Nya)
Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu:
Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN,
Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh
kekayaan,
 dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan
sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
Ulangan 8:17-18 (TB)
(Keterangan tambahan untuk ayat di atas: Jika
Tuhan memberikan kekuatan untuk memperoleh kekayaan, sudah pasti kekayaan itu
sendiri akan diberikan kepada anak-anak-Nya yang sanggup menanggung dan
menanganinya)
TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia
merendahkan, dan meninggikan juga.
1 Samuel 2:7 (TB)
Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang
membuat mereka semua ialah TUHAN.
Amsal 22:2 (TB)  
(Keterangan tambahan untuk kedua ayat di atas:
kuasa untuk menjadikan kaya ada pada Tuhan, dan dalam kuasa-Nya itu Ia
menjanjikan kekayaan bagi anak-anak-Nya)
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua,
tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya
meminta-minta roti;
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan
memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
Mazmur 37:25-26 (TB)
(Keterangan tambahan untuk ayat di atas: Daud
bersaksi dari pengamatannya sendiri akan kehidupan orang-orang benar yang
ternyata cocok sebagaimana yang dijanjikan oleh Tuhan yaitu bahwa orang-orang
benar bukan saja tidak kekurangan tetapi mereka berkelebihan sehingga bisa
memberikan pinjaman kepada pihak lain dan anak cucunya tidak menjadi beban
melainkan menjadi berkat. Berkelebihan merupakan tanda adanya kekayaan)
Sesungguhnya, jika dicermati, masih banyak
lagi janji Tuhan untuk memberikan kekayaan bagi anak-anak-Nya. Allah kita
digambarkan sebagai bapa yang kaya, misalnya dalam perumpamaan anak yang
hilang. Dia memiliki kekayaan yang tak terbatas oleh karena Ia empunya segala
sesuatu, di alam semesta ini hingga di sorga sana. Adalah tidak mungkin Ia
tidak rindu anak-anak-Nya turut menikmati dan merasakan kekayaan-Nya yang amat
sangat berkelimpahan itu. Atau mustahil jika sebaliknya yang terjadi yaitu Ia
ingin anak-anak-Nya tenggelam dalam kemiskinan dan hidup serba kekurangan.
Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia datang supaya kita mempunyai hidup dan
mempunyainya dalam kelimpahan (yaitu kelimpahan segala sesuatu).
Dan bukankah sang bapa dalam perumpamaan itu
berkata bahwa “… segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu” (lihat
Lukas 15:31)? Untuk siapakah kekayaan orang tua jika bukan untuk anak-anak-Na
untuk dipakai dan dinikmati dalam hidup?
YA, MEMANG BENAR, ADA ANAK-ANAK TUHAN YANG
DIANUGERAHI HARTA KEKAYAAN YANG BESAR DALAM HIDUPNYA
Abraham
Meskipun Abraham telah lahir dari keluarga
yang cukup berada, tetapi Tuhan masih menambahkan kepadanya harta kekayaan yang
sangat besar sehingga ia disebut sangat kaya.
Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak,
perak dan emasnya.
Kejadian 13:2 (TB)
TUHAN sangat memberkati tuanku itu, sehingga
ia telah menjadi kaya; TUHAN telah memberikan kepadanya kambing domba dan lembu
sapi, emas dan perak, budak laki-laki dan perempuan, unta dan keledai.
Kejadian 24:35 (TB)
Ishak
Serupa dengan Abraham, sebagai ahli waris
kekayaan ayahnya yang sudah demikian kaya, masih ditambahkan lagi oleh Tuhan
kekayaan yang semakin lama semakin besar. Ia pun disebut sangat kaya -sama
dengan Abraham
Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam
tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.
Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama
kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
Kejadian 26:12-13 (TB)
Yusuf
Sebelumnya sebagai seorang napi yang tidak tahu
kapan masa hukumannya berakhir, dalam sehari saja Yusuf berubah menjadi orang
kedua di seluruh tanah Mesir. Seluruh fasilitas kerajaan dan kuasa yang besar
diberikan kepadanya. Selama kepemimpinan dan kepengurusan Yusuf, Mesir menjadi
sangat kaya. Tidak terkecuali tentunya dengan Yusuf, yang adalah raja kedua di
sana
Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan
kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku
dari padamu.”
Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf:
“Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah
Mesir.”
Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin
meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah
kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada
lehernya.
Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam
keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf:
“Hormat!” Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas
seluruh tanah Mesir.
Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta
memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya.
Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Kejadian 41:40-43, 45 (TB)
Yabes
Yabes bukanlah tokoh yang ternama dalam
Alkitab namun oleh karena kisah pembalikan dalam hidupnya saat ia menaruh harap
kepada Tuhan, menjadikannya tercatat dalam Kitab Suci. Dia yang semula
‘dikutuki” oleh ibunya, berpaling kepada Tuhan untuk suatu kehidupan yang
baru, yang dibebaskan dari segala kutuk. Tuhan pun mengabulkan doa Yabes. Salah
satunya, Tuhan menjadikan Yabes sebagai pribadi yang kaya dan berpengaruh.
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya:
“Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku,
dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka,
sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Dan Allah mengabulkan permintaannya
itu.
1 Tawarikh 4:10 (TB)
Daud
Yang semula berasal dari keluarga kelas
menengah ke atas di Betlehem, Daud naik tahta menjadi raja dengan segala
kejayaan dan kehormatannya. Tuhan menjadikan Daud raja yang kaya. Beginilah
yang dituliskan mengenai keadaan Daud di akhir hidupnya : 
Kemudian matilah ia pada waktu telah putih
rambutnya, lanjut umurnya, penuh kekayaan dan kemuliaan, kemudian naik rajalah
Salomo, anaknya, menggantikan dia.
1 Tawarikh 29:28 (TB)
Salomo
Kekayaan Salomo sudah bukan rahasia lagi.
Sejarah dunia mengakuinya. Yang digambarkan di bawah ini hanya sebagian kecil
serta gambaran umum dari kekayaan Salomo yang disebutkan dalam Alkitab. Sungguh
Tuhan menjadikan Salomo tak tertandingi oleh siapapun yang pernah ada dalam hal
kekayaan.
Adapun berat emas, yang dibawa kepada Salomo
dalam satu tahun ialah seberat enam ratus enam puluh enam talenta,
belum terhitung yang dibawa oleh
saudagar-saudagar dan pedagang-pedagang; juga semua raja Arab dan bupati-bupati
di negeri itu membawa emas dan perak kepada Salomo.
Raja Salomo membuat dua ratus perisai besar
dari emas tempaan, enam ratus syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap
perisai besar;
ia membuat juga tiga ratus perisai kecil dari
emas tempaan, tiga ratus syikal emas dipakainya untuk setiap perisai kecil;
lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung “Hutan Libanon”.
Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam
hal kekayaan dan hikmat.
Raja membuat banyaknya perak di Yerusalem
sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang
tumbuh di Daerah Bukit.
2 Tawarikh 9:13-16, 22, 27 (TB)
Yosafat
Raja-raja Yehuda keturunan Daud, selama mereka
hidup sejalan dengan perintah dan kehendak Tuhan, menerima penggenapan janji
sebagaimana kesaksian Daud, bahwa anak cucu orang benar tidak akan kekurangan
melainkan berkelebihan dan menjadi berkat. Yosafat adalah salah satu contoh
nyata dari hal itu.
Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan
yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada
Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat.
2 Tawarikh 17:5 (TB)
Daniel
Hampir sama dengan Yusuf di Mesir,Daniel di
Babel menjadi kepercayaan raja-raja hingga zaman kerajaan-kerajaan selanjutnya.
Ia menjadi perdana menteri, memiliki kedudukan terhormat dan tentunya Tuhan
membuatnya menjadi kaya secara materi.
Lalu raja memuliakan Daniel:
dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi
penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di
Babel.
Daniel 2:48 (TB)
Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi
pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia
itu.
Daniel 6:29 (TB)
Sampai di titik ini, pertanyaan yang muncul
tetap belum terjawab. Misalnya, bagaimana mungkin Yesus yang mengajarkan bahwa
sukar bagi orang kaya masuk sorga tetapi justru Allah sendiri yang membuat
anak-anak-Nya menjadi kaya dan semakin kaya?
Jawaban untuk pertanyaan ini dapat kita
temukan pada PERBEDAAN ANTARA YANG KAYA DI LUAR TUHAN DENGAN YANG KAYA DI DALAM
TUHAN.
(Bersambung ke Bagian 2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *