HAMBA UANG (2)

Oleh : Peter B
SEMAKIN MENDEKATI AKHIR DARI SEGALA ZAMAN, MANUSIA MAKIN DIPERBUDAK OLEH UANG
Ada dua karakter yang disebutkan rasul Paulus sebagai yang terdepan untuk menggambarkan keadaan manusia di akhir zaman. 
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. 
~ 2 Timotius 3:1-2 
Ya, yang pertama manusia mencintai dirinya sendiri dan kedua, mereka menjadi hamba uang. 
Akhir zaman sudah dimulai sejak zaman para rasul. Dan jika pada saat itu saja, manusia telah mencintai dirinya sendiri dan juga cinta akan uang, bayangkanlah manusia-manusia di masa kini, 2000 tahun setelah surat-surat rasuli ini dituliskan!
Paulus tidak sedang mengatakan bahwa di zamannya manusia tidak mementingkan dirinya sendiri. Sejak kejatuhan manusia dalam dosa mula-mula, manusia telah menjadi makhluk yang lebih mempedulikan dirinya sendiri daripada yang lainnya.
Paulus juga tidak sedang mengatakan bahwa di masa ia hidup tidak ada manusia yang diperhamba uang. Malah sejak Yesus melayani, Ia memperingatkan pendengar-Nya supaya berhati-hati untuk tidak menyembah Mamon, istilah yang digunakan Yesus untuk merujuk pada kekayaan, harta benda atau keuntungan yang sifatnya materi. 
“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.… Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
~ Matius 6:24
Yang dimaksud Paulus di akhir zaman, manusia akan menjadi hamba uang, sesungguhnya berbicara mengenai semakin berlipatgandanya orang yang menghamba kepada uang, dengan intensitas yang semakin besar yaitu dengan menjadikan uang sebagai yang utama dalam segala segi kehidupan. 
Segala sesuatu diukur dengan dan berdasarkan materi. Bahkan keberhasilan sebagai orang-orang yang beribadah pun dinilai dari seberapa banyak materi yang diperoleh karena ibadah itu. 
Mereka yang memiliki patokan bahwa ibadah serta pelayanan yang berhasil itu limpah dalam hal materi, TANPA SADAR telah menggenapi munculnya orang-orang akhir zaman yang menghamba kepada uang. 
Sebagian penafsir serta penterjemah Alkitab meyakini bahwa yang disebut Mamon oleh Yesus bukan semata-mata merujuk pada kekayaan atau harta sebagai benda mati, namun juga sebagai sosok pribadi yang disembah, semacam dewa atau ilah yang sebenarnya adalah roh jahat yang bekerja melalui godaan atau tipuan yang menggunakan kekayaan sebagai alatnya. 
Ini didasarkan pada perkataan Yesus yang membandingkan Allah dengan Mamon, yang menyiratkan perbandingan antara pribadi-pribadi yang disembah oleh orang. Yang satu merujuk pada Tuhan sedangkan Mamon merujuk pada kekuatan yang kontra dengan Tuhan, yang tak lain dan tak bukan ialah roh-roh jahat atau iblis. 
Dan yang seperti itu sudah umum berlaku di dunia. Cobalah mencari di dunia maya. Dan Anda akan menemukan betapa di tiap kebudayaan kuno atau tradisi di belahan dunia manapun, selalu ada dewa-dewa atau berhala-berhala yang disembah karena diyakini dapat memberikan kekayaan serta kemakmuran materi. Jepang memiliki 7 Dewa Keberuntungan. China terkenal dengan banyak dewa (yang pada dasarnya semula merupakan sosok manusia atau legenda yang didewakan). Mereka disembah supaya memberikan berkat kemakmuran bagi para pemujanya. Belum lagi legenda Yunani atau bangsa-bangsa Timur Tengah yang berhalanya sering menyimpangkan umat Tuhan dari penyembahan mereka pada Yahweh. Kebanyakan dari berhala itu disembah karena diyakini dapat dengan segera mendatangkan panen, kemenangan dalam perang, cuaca yang baik hingga kemakmuran dalam hidup. 
Jadi, sudah bukan merupakan rahasia lagi bahwa sejak dulu kala, manusia telah mencintai kemakmuran, yang pada masa kini diwakili secara sempurna melalui UANG, sesuatu yang barangsiapa memilikinya akan dipandang sebagai orang yang terpandang, mampu membeli atau memperoleh apa saja yang menjadi keinginannya.
Kecintaan manusia kepada uang atau kekayaan telah diketahui dan dimanfaatkan oleh kuasa gelap untuk mengendalikan hidup sangat banyak manusia. Tanpa benar-benar disadari, oleh karena ketergantungan dan keterikatannya pada uang, manusia sesungguhnya diperbudak oleh pribadi yang bukan Tuhan. 
Dan itulah mengapa, Tuhan dan rasul-rasul-Nya mengingatkan supaya pengikut Kristus tidak menjadi hamba uang. Menghamba pada uang sebenarnya sama dengan menghamba pada tuhan yang lain. Itu sama dengan menduakan Tuhan. Dan seperti yang Yesus katakan, siapa yang menyembah Mamon TIDAK MUNGKIN menyembah Tuhan. 
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
~ Matius 6:24
Mereka yang mencintai Tuhan, dan memilih menghamba kepada Tuhan akan bebas dari penghambaan pada uang. Begitu pula sebaliknya, mereka yang mencintai harta, walau tidak menyadari dan mau mengakuinya, orang-orang ini telah mengingkari penyembahannya pada Tuhan. 
Ada anekdot beberapa dekade lalu ketika seseorang dirampok di tengah jalan dan ditanya, “Pilih harta atau nyawa?” Pada saat seperti itu, hampir semua orang memilih nyawa daripada harta. Nyawa tidak bisa dicari walau ada harta tapi harta masih bisa diperoleh asalkan nyawa masih di badan. 
Sesungguhnya di hidup kita sekarang, Yesus bertanya kepada kita melalui pernyataan-Nya di mata di atas : “Pilih Tuhan atau harta?”
Itu artinya Anda tidak bisa memilih keduanya. Hanya boleh pilih salah satunya saja. Dan di hidup yang sekarang dan singkat ini, Anda harus memilih dan pasti membuat pilihan entah Anda sadar atau tidak, entah Anda bersedia maupun tidak . 
Siapa yang Anda pilih untuk hidup Anda?  
TUHAN atau harta benda. 
Anda tidak bisa memilih mengejar keduanya. Sebab Tuhan sudah mengatakan jika Anda mengejar salah satunya, Anda akan mengabaikan lainnya. 
Mengejar Tuhan berarti HARUS MELEPASKAN PENGEJARAN AKAN HARTA DUNIA. 
Sebaliknya, MENGEJAR HARTA DUNIA AKAN MENINGGALKAN PENGEJARAN AKAN TUHAN. 
Mana yang Anda pilih? 
Hanya kejujuran dalam diri yang dapat menjawabnya. 
Dan Anda tahu Anda sedang mengejar yang mana ketika Anda memeriksa hidup Anda sehari-hari : apakah yang PALING Anda cari dan dambakan sepanjang hari-hari dalam hidup Anda? 
Apakah itu untuk mencari, mengenal Tuhan dan menyerahkan hidup Anda pada-Nya dengan keyakinan bahwa Dia yang akan menyediakan kebutuhan hidup Anda? Atau, Anda fokus mencari penghasilan atau harta kekayaan sampai-sampai Anda berdoa serta berbakti pada Tuhan supaya dimudahkan beroleh berkat-berkat jasmani serta harta dunia itu? 
Saya tidak sedang mengatakan bahwa kita tidak boleh berharap akan menerima berkat jasmani dari Tuhan. Sama sekali bukan. Berkat-berkat jasmani bahkan Tuhan janjikan untuk “ditambahkan kepada kita” jika kita mencari dahulu Kerajaan dan kebenaran-Nya (Matius 6:33)
Yang saya maksudkan adalah APA YANG ANDA HARAPKAN TERJADI, PEROLEH DAN ALAMI BAGI HIDUP ANDA? 
Untuk mengenal, mengasihi dan memuliakan Tuhan dalam dan melalui hidup Anda atau untuk mencari kehidupan yang nyaman, sukses dan makmur secara materi? 
Hanya dengan kejujuran di hati sajalah, Anda akan mulai tahu siapa yang menjadi tuan Anda. 
(Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *