HIKMAT DAN KUTIPAN TERKAIT KESESATAN DAN PENYIMPANGAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA

Memiliki pengetahuan alkitabiah belum menjamin seseorang mengenal Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup pribadi maupun pelayanannya. Kita bisa tampak rohani, saleh dan fasih dalam menyampaikan pengetahuan theologia di depan orang tetapi hati kita jauh dari pikiran dan maksud Tuhan. Musa adalah nabi dan guru bagi Israel, meski begitu ada saat dimana ia gagal mengenali kehendak Tuhan. Dan kurang apakah pengetahuan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, namun mereka pun ditegor dengan sangat keras karena buta rohani.
Tidak terkecuali dengan orang yang merasa dapat mendengar suara Tuhan seperti halnya nabi-nabi. Memang ada karunia ma’rifat, membedakan roh dan bernubuat. Tapi belum juga jaminan mereka benar-benar mengetahui kehendak Tuhan. Nabi-nabi palsu adalah mereka yang mengaku menerima pesan dari Tuhan secara langsung padahal mereka bernubuat palsu dan berkata dusta.

Sejatinya, kita akan mengetahui kehendak Tuhan saat hidup kita terarah kepada-Nya untuk melakukan kehendak-Nya. Kepada orang-orang sedemikianlah Tuhan menyatakan isi hati-Nya. Sebab mengapakah Tuhan akan menyampaikan maksud hati-Nya apabila kita tiada berniat melakukan kehendak-Nya itu dan lebih ingin melakukan maksud-maksud tujuan kita pribadi?

Yang harus diwaspadai adalah bahwa saat kita gagal mengetahui dan melakukan kehendak-Nya maka saat itulah tanpa kita sadari kita mulai mengikuti langkah kita sendiri yang bisa membawa kita kepada jalan yang keliru. Jika ini terus berlangsung dan tidak pernah dikoreksi, kita akan sesat dan jauh dari rencana Tuhan yang seharusnya. Hamba-hamba yang sedemikian tidak akan diakui seberapapun dia telah banyak melayani atas nama Tuhan (Matius. 7:21-23)

#Waspadalah
#CariDanUjiKehendakTuhan
#YangBenarVsYangHampirBenar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *