IBADAH YANG MENDATANGKAN MURKA


1.      Mereka tidak mengenal Tuhan (ayat 3)
Mereka datang beribadah tetapi tidak dengan hati yang sungguh-sungguh rindu untuk mengenal Dia, kerinduan-Nya, jalan-jalan-Nya serta kehendak dan rencana-Nya. Mereka datang untuk banyak motif-motif pribadi. Mereka datang ke gereja tetapi sesungguhnya hati dan pikiran mereka tidak sungguh-sungguh menginginkan Dia.
2.      Mereka dihajar namun tidak ada pertobatan (ayat 5-6)
Mereka datang ke gereja atau acara-acara ibadah dengan hati yang keras dan tegar tengkuk. Roh yang miskin di hadapan Allah tidak didapati di dalam hati mereka. Mereka menghadap Tuhan dengan sikap hati yang sombong dan merasa benar sehingga tidak perlu untuk merendahkan diri dan bertobat. Inilah perbedaan antara sikap hati seorang pemungut cukai dengan orang farisi seperti yang dikatakan oleh Yesus, yang sama-sama sedang berdoa kepada Tuhan. Pemungut cukai datang dengan roh pertobatan dan hati yang hancur sedangkan orang farisi datang dengan kesombongan dan merasa dirinya suci dan saleh. Manakah di antara keduanya yang pulang sebagai orang yang telah dibenarkan oleh Tuhan? Yesus berkata dengan jelas bahwa si pemungut cukailah orangnya. (Luk. 18:9-14) 
3

.    Mereka membawa persembahan namun persembahan yang palsu / penuh kebohongan (ayat 13)

Dalam beberapa terjemahan bahasa inggris, persembahan yang tidak sungguh diartikan sebagai persembahan yang palsu atau tidak tulus. Seorang hamba Tuhan pernah menulis sebuah buku yang mengatakan bahwa hari ini banyak orang-orang Kristen yang berusaha menyuap Tuhan dan berinvestasi di dalam gereja. Mereka rajin dalam memberikan persembahan perpuluhan kepada gereja, persembahan pembangunan gedung gereja, persembahan diakonia, persembahan kepada orang-orang miskin, dsb. Tetapi mereka melakukan semuanya itu tidak dengan ketulusan untuk menyenangkan hati Tuhan melainkan diwarnai dengan banyak motif-motif kepentingan pribadi didalamnya, antara lain: ingin mendapatkan balasan berkali lipat dari Tuhan, ingin bertambah kaya, ingin mendapat pujian dan hormat dari manusia, supaya dapat mengendalikan atau mengatur semua keputusan-keputusan gereja, takut hartanya habis atau berkurang jika tidak memberi perpuluhan, malu dengan sesama orang kristen kalau tidak memberi persembahan, menuruti keinginan atau perintah dari pemimpin rohani, dan sebagainya. Mereka kelihatan seperti memberikan persembahan kepada Tuhan tetapi sesungguhnya di dalam hati mereka menginginkan sesuatu yang lebih besar bagi dirinya. Tuhan muak dengan pemberian-pemberian yang palsu dan penuh kebohongan seperti ini.
4.      Mereka beribadah namun juga berbuat jahat (ayat 15-17; 22-23)
Mereka rajin beribadah tetapi hanya sampai di tahap ini saja. Mereka cukup puas hanya dengan mendengar firman tanpa keinginan atau kerinduan untuk menerapkan atau mempraktekkannya. Gaya hidup, tindakan, kata-kata mereka melawan Tuhan dan sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip firman Tuhan. Mereka rajin beribadah tetapi gaya hidup, perbuatan dan kebiasaan lama yang jahat dan menyakiti hati Tuhan tetap mereka lakukan. Mereka datang  kepada Tuhan tetapi tetap berbuat jahat.  
5.      Mereka tidak memiliki pandangan, pikiran, dan hati yang sama dengan Tuhan (ayat 21-22)
Mereka adalah orang-orang yang masih ingin hidup menurut keinginan, kehendak, kebiasaan, cara pandang, cara bertindak, cara berkata-kata, pola pikir dan prinsip-prinsip mereka sendiri. Mereka yang tidak mau menyerahkan hati dan pikirannya untuk diselaraskan dengan hati dan pikiran Tuhan akan kesulitan untuk menemukan Dia. Seperti layaknya dua orang yang sedang dalam kondisi bermusuhan karena banyak ketidakcocokkan dan perbedaan pikiran, cara pandang, keinginan, dsb. Hanya karena kasih karunia, Tuhan berkenan untuk ditemui, berbicara dan menyambut kita yang masih banyak dosa, kelemahan dan kekurangan saat menghadap Dia.
Inilah yang Terutama……
1.    Bukan sekedar dengan acara-acara ibadah atau perbuatan-perbuatan yang berkesan rohani
Jangan cuma sekedar datang ke acara-acara ibadah tetapi datanglah dengan sikap hati dan hidup yang benar di hadapan Tuhan.
2.      Dengan mengenal isi hati dan pribadi-Nya (ayat 3; Yer. 4:22; 9:23-24).
Tuhan senang ketika kita datang menyembah Dia dengan pengenalan yang benar tentang Dia. Kita mencari Dia setiap hari dan berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal Dia lebih lagi dan tidak puas pada tahap-tahap tertentu.
3.      Dengan senantiasa membawa hati yang hancur, bukan yang keras dan tegar tengkuk (ayat 19-20; Maz. 51:19)
Datang kepada Tuhan dengan hati yang siap untuk ditegur, siap untuk mengakui kesalahan dan meminta pengampunan dari Tuhan, siap untuk memperbaiki diri, tidak membantah ketika Tuhan menunjukkan kesalahan dan dosa-dosa kita.
4.      Memperhatikan setiap pengajaran Tuhan dalam hidup kita (ayat 10; Yer. 8:7)
Berapa banyak khotbah-khotbah yang sudah kita dengar? Dan berapa banyak yang sudah kita praktekkan? Kita sering mendengar khotbah atau pengajaran tetapi tidak sungguh-sungguh memperhatikannya. Kita lebih suka memperhatikan kata-kata atau pendapat orang lain, berita di TV, para pakar, keluarga dan teman-teman pergaulan kita dari pada firman Tuhan. Jika kita mau memperhatikan semuanya ini maka kita dapat menghadap Dia dan masuk dalam persekutuan yang intim dengan Dia.  
5.      Bertobat dari jalan-jalan kita yang salah dan jahat dan hidup dalam cara hidup yang baru sesuai ajaran Tuhan (ayat 16-17; Yeh. 3:11-16)
Ketika Tuhan menegur kita, kita harus segera merendahkan diri, bertobat dan mengakui kesalahan kita, meminta pengampunan dan berkomitmen untuk mengubahnya. Ini harus selalu menjadi tekad di hati kita saat kita datang kepada Dia.
6.      Dengan menyerah kepada proses dan program pemulihan yang Tuhan adakan (ayat 25)
Kata “bertindak” di dalam bahasa aslinya berarti “turn back” atau mengembalikan. Yang juga berarti bahwa Tuhan akan memurnikan kita, menyingkirkan noda kita, memproses kita. Jika kita menolak proses Tuhan maka kita sesungguhnya sedang memberontak kepada Dia dan kita tidak mungkin dapat mendekat kepada-Nya. Oleh sebab itu relakan diri sepenuhnya untuk diproses dan dibentuk oleh-Nya.
7.   Dengan menyerahkan hidup kita semata untuk mencari dan melaksanakan kehendak Tuhan (Amos 5:4,6,14; Roma 12:1-3)
Ini adalah bagian yang terpenting. Ibadah atau persembahan yang sejati bukan hanya persembahan uang, waktu, tenaga, tetapi persembahan tubuh kita yang hidup. Kehidupan yang diserahkan seluruhnya untuk Tuhan. Inilah ibadah yang paling dicari dan dirindukan Tuhan. Inilah ibadah yang pasti akan diterima oleh Tuhan.
KESIMPULAN
Ketika kita berhubungan dengan Tuhan, hal terutama yang paling Tuhan cari adalah hati dan hidup kita yang benar dihadapan-Nya bukan tata cara ibadah dan persembahan kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *