JANGAN SEPERTI ESAU

Oleh : Peter B, MA
Ayat hari ini :
Ibrani 12:16 (FAYH) Jagalah supaya jangan
seorang pun melibatkan diri dalam dosa seksual, atau bersikap masa bodoh
terhadap Allah
 seperti Esau, yang melepaskan hak kesulungannya untuk sepiring
makanan.
Ibrani 12:16 (BIMK)  Jagalah supaya jangan ada yang hidup cabul
atau tidak menghargai hal-hal rohani, seperti yang dilakukan oleh Esau. Ia
menjual haknya sebagai anak sulung, hanya untuk satu mangkuk makanan.
Ibrani 12:16 (VMD)  Hati-hatilah supaya tidak ada seperti Esau,
yang melakukan dosa percabulan dan tidak pernah berpikir tentang Allah. Esau
adalah anak sulung dan akan mewarisi sesuatu dari ayahnya, tetapi Esau menjual
semuanya untuk sekali makan.
Ibrani 12:16 (TMV)  Janganlah sesiapa pun lakukan perbuatan cabul
atau tidak hargai perkara rohani seperti yang dilakukan oleh Esau. Dia
menjual haknya sebagai anak sulung, hanya untuk mendapat semangkuk makanan.
Ibrani 12:16 (KSZI)
Janganlah ada di antaramu penzina atau
pencinta dunia seperti Esau, yang menjualkan hak warisannya untuk sesuap
makanan.
Kepada kita diberikan peringatan supaya tidak
menjadi seperti Esau.
Ada dua hal yang menggambarkan apa Esau
lakukan. Pertama, ia dipandang sebagai orang yang cabul (mengenai ini tidak
akan saya bahas sekarang). Kedua, Esau dikatakan sebagai orang yang memiliki
nafsu rendah (dalam Alkitab Terjemahan Baru) yang dimaknai oleh banyak
terjemahan di atas sebagai gambaran seseorang YANG TIDAK MENGHARGAI HAL²
ROHANI. Esau dianggap sebagai orang yang bersikap acuh tak acuh pada Tuhan.
Tidak pernah berpikir tentang Allah, lebih mencintai dunia ini daripada
perkara² rohani yang ada pada Tuhan.
Sikap Esau terhadap hak kesulungannya, yang
meremehkan dan merendahkan hak istimewa itu hanya demi sepiring makanan tanpa
disadari merupakan gambaran dari sikap hati manusia selama hidup di dunia.
Banyak yang lebih menghargai apa yang di bumi ini, padahal itu sementara dan
semu saja adanya, dibandingkan perkara² mulia dan kekal yang ada pada Tuhan
setelah berakhirnya hidup manusia di dunia ini.
Ketika hal² duniawi menjadi segala²nya, itulah
seseorang menjadi seperti Esau. Lebih-lebih jika bahkan hal² rohani
dipelintir dan dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan duniawi dan
membesarkan kenyamanan hidup duniawi. Mereka yang berhubungan dengan Tuhan
dengan motif² memperoleh hal² duniawi lebih banyak lagi, sudah tersesat. Mereka
bukan saja telah melepas dan membuang HAK KESULUNGAN MEREKA, yaitu menjalin
hubungan intim, erat dan penuh kasih dengan Tuhan di dalam Kristus, tetapi
telah mengecilkan dan merendahkan hak istimewa itu sebatas untuk mencari
kemudahan hidup di dunia.
Kepada kita yang TELAH MENDENGAR BAHKAN
PERCAYA AKAN NAMA KRISTUS, sejatinya, telah diberikan hak istimewa. Suatu hak
yang tidak diberikan kepada semua orang di dunia ini. Kepada kita diberikan
kesempatan untuk berhubungan dekat serta menikmati kesempatan hidup berjalan
bersama Tuhan selama di bumi. Suatu hak untuk bergaul dengan Dia. Untuk
beribadah dan mengenal Dia lebih lagi. Untuk mengiring dan melayani Dia,
mengabdi pada-Nya dengan seluruh hidup kita. Menikmati hidup dalam kasih
karunia dan berkat² terbaik Tuhan dalam hidup. Kesempatan yang tidak dialami
oleh sebagian orang lainnya yang lahir dan dibesarkan dalam budaya, tradisi dan
agama yang tidak mengakui ketuhanan Kristus.
Ini seharusnya memicu dan memacu kita
bertumbuh menjadi manusia² rohani, manusia² Allah, yang JIKA KITA MENGHARGAI
HAK² ISTIMEWA KITA INI,  seharusnya lebih
lagi mencari tahu apa maksud Tuhan di balik hak istimewa ini. Kita seharusnya
bertumbuh dengan pesat dalam hal² rohani dan menjadi pecinta² Tuhan dan hal²
yang dari pada-Nya ketimbang turut larut dan terlena kehidupan yang mencari
kesenangan² duniawi belaka.
Kolose 3:1-2 (TB)
1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama
dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di
sebelah kanan Allah.
2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan
yang di bumi.
Itu sebabnya Yesus memanggil kita untuk
menyangkal diri lalu memikul salib dan mengikut Dia kemanapun Dia pergi. Itulah
tanda murid sejati. Dan itu pula yang dilakukan orang² yang menghargai hak
kesulungannya dalam Kristus. Mereka tidak fokus kepada apa yang diperoleh dan
dinikmati di dunia ini tetapi melihat jauh ke depan, kepada kehidupan setelah
yang sekarang ini, apa yang akan mereka terima sebagai kemuliaan yang kekal.
Mereka hidup bukan untuk memperolehnya sekarang tetapi lebih kepada
mengumpulkan harta yang dapat dinikmati di keabadian.
Mereka rela menanggung hidup yang bagi orang²
duniawi merupakan suatu penderitaan atau kesengsaraan (mungkinkah memikul salib
itu sesuatu yang enak?) supaya mereka dapat mengambil bagian dalam hak istimewa
mereka berjalan dan bergaul dengan Tuhan sepanjang hidup mereka. Mereka rela
mengorbankan kesenangan pribadi bahkan hak² pribadi yang seharusnya mereka
dapat nikmati di dunia ini hanya supaya mereka dapat menjadi bagian dari
penggenapan rencana dan penyelesaian tugas ilahi yang dipercayakan Tuhan kepada
mereka.
2 Korintus 4:17-18 (TB)
17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih
besar dari pada penderitaan kami.
18 Sebab kami tidak memperhatikan yang
kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara,
sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
2 Timotius 2:3-4 (TB)
3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit
yang baik dari Kristus Yesus.
4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak
memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya.
Yakub, yang mengakali kakaknya, Esau, mungkin
bisa disebut sebagai seorang penipu. Tetapi Allah memuji penghargaannya akan
suatu hak kesulungan. Yakub sendiri belum tahu akan jadi seperti apa wujud hak
kesulungan itu tetapi ia memandangnya berharga dan menginginkannya. Ia bahkan
melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Sikap Yakub dinilai baik oleh
Tuhan. Dan kasih karunia-Nya menjadikan Yakub salah satu dari bapa² dari
umat-Nya dan nama-Nya disebutkan sebagai nama bangsa pilihan-Nya, Israel.
Hari ini, apabila Tuhan menilik hati kita.
Hati siapakah yang akan ditemukan-Nya? Hati Esau atau hati Yakub? Hati yang
menghargai dan memperjuangkan hak kesulungan atau yang merendahkan dan
memandangnya tidak berarti? Hati yang rela kehilangan kesempatan sementara
untuk mendapatkan kemuliaan kekal atau hati yang pokoknya ingin hidup senang
selama di dunia ini walaupun tanpa peduli dengan Tuhan? 
Hati yang memandang berharga akan hubungannya
dengan Tuhan atau hati yang memandang dunia ini lebih memikat dan patut dikejar
sekuat tenaga seumur hidupnya?
Ingatlah selalu, Tuhan berkenan pada orang
yang memandang berharga akan diri-Nya dan perkara-perkara yang
daripada-Nya.  Yang MENCARI DAHULU
KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARAN-NYA. Yang mengutamakan Dia dan hidup kekal sebagai
prioritas utama.
Andakah orangnya?
Salam revival!
Tuhan Yesus memberkati kita semua…




Bagi saudara-saudari yang berminat bergabung
dalam group whatsapp dapat menghubungi no whatsapp 
082299968682 atau 081803895744 atau
08980858661
Dengan bersedia mengikuti persyaratan di bawah
ini:

https://worshipcenterindonesia.blogspot.com/2017/06/belajar-bersama-bertumbuh-bersama-di.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *