Oleh: Bpk. Didit I.
Suatu kali saya bertemu dengan seorang pemuda di salah satu persekutuan doa di Surabaya. Pemuda ini memiliki sikap yang ramah, murah senyum dan suka berdiskusi mengenai jalan-jalan Tuhan. Setelah acara persekutuan selesai tiba-tiba ia menghampiri saya dan menyampaikan keinginannya berdiskusi mengenai kehendak Tuhan dalam kehidupannya. Ia kemudian menceritakan apa yang dialaminya saat menyembah dan mendengarkan suara dalam hati. Saya berdiam diri sementara di dalam hati saya bertanya “Apa yang Tuhan ingin saya sampaikan kepadanya?” dan “Apakah pemuda ini siap mendengarkan kehendak Tuhan dalam kehidupannya?” Sebab seringkali banyak orang ingin mengetahui kehendak Tuhan namun pada akhirnya terkejut dengan jawaban Tuhan yang disampaikan. Ini seperti orang muda kaya yang datang dan bertanya kepada Yesus namun tidak siap dengan jawaban Yesus (Mat. 19:16-26). Pemuda ini terus bercerita dan saat saya berbicara, matanya memperhatikan dengan tajam seakan-akan ingin mencari kehendak Tuhan dan sikapnya menunjukkan mau mendengarkan. Lalu Tuhan berkata dengan jelas di kedua telinga saya bahwa hati pemuda ini malas dan hanya ingin mengetahui kehendak Tuhan namun tidak bermaksud melakukannya. Kemudian saya mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya untuk menguji pewahyuan yang saya terima dari Tuhan. Pemuda ini pun spontan menyampaikan kalau dirinya ingin berjalan dalam kehendak Tuhan. Ia pun menceritakan dirinya yang sudah berdoa dan membaca alkitab hanya untuk mencari kehendak Tuhan. Lalu Tuhan menunjukkan dalam bentuk penglihatan detail aktivitasnya di rumah, ia lebih banyak menghabiskan waktu bersantai di depan TV, tidur dan mengobrol dengan teman-temannya. Kemudian Tuhan memperlihatkan di dalam hatinya terdapat pintu dimana daun pintunya terbuka sedikit saja. Tak lama Tuhan memerintahkan saya untuk menyampaikan pesan tersebut. Saat saya menyampaikan apa yang Tuhan sampaikan, ia terkejut dan bingung! Sebab ia merasa dirinya seorang yang radikal dalam Tuhan. Ia menolak dengan halus bahwa keadaan dirinya tidak seperti pewahyuan yang saya sampaikan. Ketidak-jujuran pemuda ini menunjukkan sikap hatinya yang belum siap untuk menerima rahasia Tuhan dalam kehidupannya. Akhirnya saya meninggalkan pemuda itu hanya dengan pesan pertobatan dan bukan diskusi yang mendalam mengenai panggilan Tuhan dalam kehidupannya. Keesokan harinya seorang teman yang lain yang kenal dengan pemuda ini dan mengetahui kebiasaannya di rumah, menceritakan kebiasaan pemuda ini yang suka bersantai dan berbicara dengan teman-temannya daripada berdoa dan menyembah Tuhan. Orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri tidak akan pernah melihat kebenaran sejati.
INDONESIA MEMASUKI ZONA KRISIS: KEJUJURAN UNTUK MENILAI DIRINYA SENDIRI
Di awal bulan September 2016 saat saya berdoa syafaat untuk Indonesia, Tuhan mengatakan dengan jelas, “Indonesia akan memasuki masa krisis kejujuran untuk menilai dirinya sendiri. Sebab Aku mendapati hati mereka (umat Tuhan) lebih menyukai dusta daripada kebenaran. Mereka mendustai dirinya sendiri demi mendapatkan (tujuan pribadi seperti) kenyamanan dan kenikmatan hidup di dunia.” (bandingkan dengan Yer. 7:8-10). Saat fokus hidup kita hanya mengejar kenyamanan dan kenikmatan hidup di dunia, maka pintu hati kita mulai tertutup untuk pimpinan Roh Kudus yang menuntun kita membayar harga dalam mengikut Tuhan. Kita lebih menyukai pujian daripada koreksi.
Orang yang menipu dirinya sendiri seumpama anak usia 10 tahun yang ingin mengendarai sepeda motor untuk ditunjukkan kepada teman-temannya. Ego yang sangat kuat membuat anak ini berpikir bahwa “jika aku meminjam sepeda motor orang tuaku secara diam-diam dan memakainya sebentar untuk menunjukkan kepada teman-temanku, maka orang tuaku tidak akan mengetahuinya.” Anak ini berpikir sejenak, berusaha mencari alasan-alasan yang mendukung dan membenarkan pemikiran dan maksud hatinya. Akhirnya anak muda ini secara diam-diam mengeluarkan sepeda motor dari rumah dan mengemudikan sepeda motor di jalan raya untuk menunjukkan kemampuannya berkendaraan. Kita bisa membayangkan dampak buruk bahkan fatal yang akan terjadi pada anak 10 tahun ini sebab ia belum belajar bagaimana cara mengemudikan motor yang benar. Demikianlah keadaan orang-orang Indonesia menginginkan hasil namun tidak ingin melewati prosesnya. Akhirnya menipu diri sendiri menjadi salah satu cara untuk menutupi kekurangan dalam dirinya.
Tuhan memberikan dua pengertian utama bahwa:
1. Orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri memiliki berbagai alasan untuk membenarkan dirinya.
Kita akan melihat semakin banyak orang yang rajin mengumpulkan berbagai alasan, penjelasan dan bukti-bukti untuk menunjukkan dirinya sudah lebih baik daripada orang lain. Tuhan mengumpamakan orang yang tidak jujur dalam penglihatan seperti tawanan perang Iblis yang buta dan terikat dengan tali pengendali seperti tali pengendali untuk kuda di bagian kepala dan dadanya (Maz. 32:9). Tali pengendali ini dipegang oleh roh yang bernama Kesombongan. Tali pengendali ini ditutupi oleh baju zirah tiruan dari roh yang bernama kemunafikan dalam rupa badut. Setiap perlengkapan perang tiruan di bagian dalamnya terdapat banyak jarum sehingga perlengkapan perang ini tertancap kuat di tubuh para tawanan Iblis. Selain itu baju zirah juga berfungsi menyembunyikan tali pengendali roh Kesombongan di bagian dada. Hal ini menunjukkan keadaan rohani seperti:
Kebutaan menggambarkan keadaan hati dan pikiran yang tidak peka terhadap pimpinan Tuhan.
Tali pengendali di bagian kepala dan dada menggambarkan pikiran dan hati yang diarahkan pada tujuan-tujuan atau prinsip-prinsip yang bersifat duniawi, bukan dari Tuhan.
Baju zirah tiruan dan segala perlengkapannya menggambarkan kehidupan yang dibangun dari dusta (perkataan yang disampaikan nabi-nabi palsu dan pengajar-pengajar palsu) atau kebenaran yang disalahgunakan untuk kepentingan ego pribadi.
Jika digabungkan menjadi satu bagian maka inilah orang yang hatinya sejak semula tidak ingin melekat dengan Tuhan, tetapi memanfaatkan Tuhan. Untuk menutupi rasa bersalah dalam dirinya atau penilaian buruk dari orang lain, maka orang tersebut akan menipu dirinya dengan berbagai dusta atau mencari ayat-ayat firman atau kutipan perkataan dari hamba-hamba Tuhan untuk membenarkan dirinya. Mereka akan menyalahgunakan agama, hukum dan undang-undang untuk menutupi kejahatannya. Inilah titik awal orang-orang akan menghalalkan segala cara untuk menutupi segala kejahatannya.
2. Orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri pada akhirnya suka mencari-cari kesalahan orang lain
Mereka selalu menghubungkan ayat-ayat dari kitab suci, hukum dan undang-undang untuk mencari-cari kesalahan dan mengendalikan orang lain sesuai kehendak hatinya. Tuhan mengumpamakan mereka seperti tawanan perang yang bukan hanya memiliki perlengkapan perang tiruan, tetapi juga persenjataan tiruan dari roh Kemunafikan. Persenjataan yang sudah diberi cairan yang lengket dan berbau busuk dari mulut roh kemunafikan (Bandingkan Mazmur 38:13). Demikianlah fokus dari para tawanan adalah menggunakan senjata untuk menyerang orang-orang yang menghalangi tujuan dirinya. Hal ini menunjukkan keadaan rohani:
Orang-orang yang terfokus mencari-cari kesalahan orang lain untuk menunjukkan dirinya yang lebih baik menurut ukurannya sendiri dan merasa berhak untuk merendahkan serta menghakimi orang lain.
Mereka menggunakan berbagai prinsip kebenaran untuk mengoreksi hati, pikiran, perkataan dan tindakan orang lain bukan dirinya sendiri. Hatinya yang kejam selalu menginginkan orang lain mengikuti kehendak hatinya.
Motif terdalam dari orang yang tidak jujur terhadap dirinya sendiri ialah merencanakan strategi yang menyalahgunakan prinsip-prinsip kebenaran, hukum dan undang-undang untuk memuaskan egonya. Hal ini mengingatkan saya dalam 2 Tesalonika 9-12:
“Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.”
Orang yang pendurhaka sejak awal sudah menetapkan hatinya mengasihi kejahatan dan tidak percaya akan kebenaran. Inilah keadaan orang-orang beribadah dan berdoa tetapi hati dan pikirannya tidak sepenuhnya tertuju kepada Tuhan. Mereka menjadikan ibadah untuk menutupi segala kejahatannya. Mereka membuka telinga kepada segala hal yang sesuai dengan kehendaknya sendiri. Bahkan mereka akan mempercayai berita dusta yang menyampaikan: “kamu selalu diberkati dan kamu akan diselamatkan” padahal hati dan pikirannya jauh dari Tuhan.
Di masa krisis kejujuran menilai diri sendiri, orang akan lebih mempercayai dusta daripada kebenaran. Mereka memilih merenungkan dusta yang lahir dari pikiran atau imajinasi manusia dan melupakan firman Tuhan yang lahir dari pikiran dan hati Tuhan. Bapa dari pendusta adalah Iblis. Inilah keadaan orang-orang Indonesia yang lebih mempercayai pesan yang disampaikan oleh nabi-nabi palsu dan para pengajar palsu yang mendukung keinginan hatinya lalu membuat ajaran-ajaran baru, sekte-sekte dan alkitab yang baru sesuai dengan keinginan atau pandangan mereka sendiri.
Kita juga akan mendapati banyak orang Indonesia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan, kekuasaan, popularitas, pujian dan pengakuan dari manusia. Berani memberikan kesaksian palsu, berita palsu, pengajaran palsu, nubuat palsu dan nasehat yang tidak tulus. Inilah keadaan orang-orang Indonesia sekarang ini.
Mereka berpikir bahwa “Tuhan tidak akan mengetahui” semua rencana atau motif mereka yang egois dan jahat. Bahkan sekalipun mereka menyadari bahwa Tuhan tahu, mereka tetap berkata dalam hatinya bahwa “Tuhan tidak akan bertindak” karena mereka telah beribadah, memberikan perpuluhan di gereja, membantu orang-orang miskin, dsb. Sebab itu, Tuhan akan membuka semua motif, rencana dan konspirasi jahat mereka yang tersembunyi supaya mereka sadar dan mengakui keadaan hati dan pikirannya yang jahat di hadapan Tuhan.
Oleh sebab itu, Tuhan menyampaikan bahwa Ia akan menyingkapkan keadaan hati dan pikiran orang-orang di Indonesia seperti radio nasional yang menyiarkan lagu-lagu sepanjang hari secara terus-menerus. Ya, Tuhan akan menunjukkan secara terus-menerus keadaan pikiran dan hati orang-orang Indonesia melalui khotbah, artikel rohani (pengajaran dan nubuatan), berbagai berita nasional dan Roh Kudus yang akan memberikan hikmatNya saat kita merenung dan berdoa.
AKAR KETIDAK-JUJURAN
Ketidak-jujuran dalam menilai diri sendiri berakar dari sikap hati yang sombong. Suatu sikap hati yang merasa sudah baik sehingga tidak membutuhkan koreksi maupun introspeksi diri. Ketidak-jujuran dan ketidak-pedulian untuk memahami keadaan hati dan pikiran yang nyata membuat Tuhan menyingkapkan dengan cara yang keras, yaitu melalui berbagai peristiwa dan masalah yang terjadi di Indonesia. Khususnya peristiwa yang menunjukkan perbandingan antara orang yang sombong dan orang yang rendah hati.
Contohnya, di tengah kondisi perdebatan dan perebutan kekuasaan menjelang pilkada 2017 di Indonesia, Tuhan akan menyingkapkan berbagai motif, rencana dan konspirasi dari para pemuka agama, pemimpin organisasi masyarakat, pejabat pemerintah, calon pemimpin daerah, mantan pejabat pemerintah, elit politik dan tokoh masyarakat di seluruh Indonesia. Sebagian kecil diantara mereka memperjuangkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun sebagian besar lainnya ingin mendapatkan kekuasaan untuk mengendalikan orang lain, menyalahgunakan kekayaan, agama, pengetahuan tentang hukum dan undang-undang, maupun hubungan baik dengan para pejabat pemerintah hanya untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri. Mereka menutupi dan melindungi semua motif, rencana dan konspirasi tersebut dengan mencari pembenaran di balik undang-undang, hukum dan agama yang sesuai dengan keinginan hati mereka.
Tuhan menunjukkan bagaimana kondisi sesungguhnya sikap hati dan pikiran orang-orang di Indonesia ini saat saya berdoa syafaat. Dalam penglihatan, saya melihat kepulauan Indonesia lalu terdengar jelas di kedua telinga saya suara nyanyian yang menggema di seluruh Indonesia. Saat diamati nyanyian ini berasal dari dua golongan yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu:
A. Nyanyian dari orang yang sombong
Beberapa tokoh masyarakat, elit politik, mantan pejabat pemerintah, pejabat pemerintah menyanyikan nyanyian yang sama dalam hatinya, “Akulah pemimpin yang baik dan ramah. Tidak ada seorangpun yang mengetahui keserakahan dan dendam dalam hatiku. Aku selalu menunjukkan sikap yang ramah dan menyampaikan ide untuk kemajuan bangsa.”
Beberapa kelompok mayoritas menyanyikan dalam hatinya, “Aku menutupi kemalasanku dengan rajin beribadah dan berdoa, tanpa ingin mengetahui kehendak Tuhan. Aku selalu mencari kenyamanan dan kesenangan dalam hidup. Kiranya Tuhan memberkatiku, ya Tuhan maha penyayang…”
Beberapa pemuka agama dan orang-orang Kristen menyanyikan nyanyian yang sama dalam hatinya seperti, “Akulah orang yang saleh dan kudus. Setiap hari aku mempelajari kitab suci, berdoa dan mendengarkan pengajaran hanya untuk membenarkan diriku dan menghakimi orang lain. Aku tidak pernah memperhatikan keadaan hatiku dan pikiranku sebab aku orang yang saleh dan kudus.”
Mayoritas generasi muda menyanyikan, “Aku membutuhkan kekayaan dan kesenangan di dunia. Jika Engkau (Tuhan) tidak bisa memberikan kekayaan dan kesenangan hidup, maka aku akan meninggalkanMu dan mengutukMu….”
B. Nyanyian dari orang yang rendah hati
Beberapa pejabat pemerintah menyanyikan dalam hatinya, “Ya Tuhan, pimpinlah hambaMu dan lepaskanlah hambaMu dari jerat orang-orang yang sombong sebab engkaulah gunung batuku dan kota bentengku. Hatiku selalu terbuka mengikuti kehendakMU.”
Kelompok minoritas yang sedikit itu menyanyikan dalam hatinya, “Aku hanyalah budak belian yang bergantung pada kemurahanMu. Biarlah hatiku dan jiwaku melekat kepadaMu. Segenap jiwa dan ragaku mengabdi kepadamu. Sebab Engkaulah Tuhan yang mengasihiku……”
Beberapa pemimpin rohani menyanyikan dalam hatinya, “Ya Tuhan, biarlah aku memperoleh perkenanan untuk semakin mengenalMu dan mengerjakan panggilanMu, khususnya di mana tidak banyak orang menginginkannya. Biarlah kehendakMu yang sempurna terjadi di Indonesia. Oh Tuhanku, Kekasihku…..”
Minoritas generasi muda menyanyikan, “Ya Tuhan ampunilah, orang-orang yang berusaha mencari-cari kesalahan kami. Mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat. Kasih karuniaMu melepaskan mereka dari jerat dosa. Engkaulah Tuhan, Maha Pengasih, Maha Kuasa dan Maha Adil…..”
Kedua nyanyian ini begitu jelas menunjukkan sikap hati dan pikiran dari orang-orang yang rendah hati dan orang-orang yang sombong. Orang sombong akan membanggakan perbuatannya, menutupi kejahatannya dan merendahkan orang lain sedangkan orang yang rendah hati akan selalu bergantung pada kemurahan Tuhan, meminta pimpinan Tuhan, ingin mengenal Tuhan, memiliki belas kasihan dan beban untuk pertobatan jiwa-jiwa.
Ciri-Ciri Orang Yang Menyanyikan Nyanyian Kesombongan
Salah satu cara Iblis yang efektif menghalangi orang masuk dalam rencana Tuhan melalui kesombongan. Orang yang sombong selalu memandang dirinya sudah lebih baik dari orang lain dan berhak menghakimi orang lain tanpa instropeksi diri. Orang-orang yang menyanyikan nyanyian kesombongan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menyalahgunakan ayat-ayat firman Tuhan untuk membenarkan dirinya dan mengendalikan orang lain sesuai keinginan hati.
Orang-orang yang sombong tanpa segan-segan akan menyalahgunakan pengetahuan firman atau pewahyuan yang sesuai dengan keinginan hati untuk mendesak orang lain mengikuti kehendaknya. Seperti menggunakan ayat-ayat firman Tuhan atau nubuat untuk mendesak jemaat memberikan perpuluhan dan melayani Tuhan.
2. Menolak pengujian atau koreksi dari orang lain.
Sikap hati yang penuh kemarahan, kecewa dan putus asa adalah awal dari sikap menolak untuk dikoreksi. Dan berlanjut dengan menghindari pengujian, pertanyaan serta masukan dari orang lain. Iblis akan membuat orang-orang yang sombong merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Sebab orang-orang demikian hanya mendengarkan kata hatinya sendiri dan perkataan orang-orang yang sesuai dengan kata hatinya. Akibatnya, hatinya menjadi semakin bebal dan egois. Seperti orang yang merasa menerima pewahyuan dari Tuhan namun menolak pertanyaan pengujian dari orang lain.
3. Mengumbar perkataannya untuk mencari pujian dan perhatian dari manusia.
Orang yang sombong akan mengumbar perkataannya yang menunjukkan seakan-akan dirinya adalah orang yang hebat dan lebih baik dari orang lain. Saat diuji seringkali mereka tidak memahami banyak hal atau hanya mengetahui sedikit pemahaman mengenai jalan Tuhan. Mereka bermaksud menceritakan berbagai hal untuk menarik perhatian dan mendapatkan pujian dari orang lain.
4. Suka meninggikan dirinya dan merendahkan orang lain.
Kita akan melihat semakin lama perkataan dan perbuatan orang yang sombong benar-benar memuakkan karena memuji dirinya begitu tinggi dan merendahkan orang lain. Mereka tidak mempertimbangkan kuasa Tuhan yang Mahatahu dan Maha adil. Kesombongannya akan membuat hatinya menjadi semakin keras.
Iblis akan menggunakan berbagai tipu daya agar orang-orang yang sombong fokus hanya kepada keinginan hatinya yang egois. Iblis menggunakan kesombongan untuk menekan, mengendalikan dan merendahkan golongan orang rendah hati hingga melahirkan krisis kejujuran untuk menilai dirinya sendiri.
CARA MELEPASKAN DIRI DARI KESOMBONGAN
Menghadapi krisis kejujuran menilai diri sendiri yang disebabkan oleh kesombongan, Tuhan memberikan beberapa langkah untuk melepaskan diri kita dari kesombongan, sebagai berikut:
1. Mengoreksi diri dan mengakui kesalahan di hadapan Tuhan.
Selalu terbuka untuk menerima masukan dan koreksi dari Tuhan. Keterbukaan ini ditandai dengan menyediakan waktu meminta koreksi dan petunjuk dari Tuhan secara pribadi lalu dilanjutkan dengan minta koreksi dan masukan dari hamba-hamba Tuhan yang telah teruji berkomitmen hidup dalam kehendak Tuhan. Tuhan akan menunjukkan poin-poin penting yang menunjukkan jebakan-jebakan Iblis dan langkah-langkah untuk perubahan.
2. Menerima nasehat dari orang lain dengan sukacita.
Sikap hati yang selalu terbuka dan menerima dengan sukacita (tanpa emosi, kecewa, putus asa) saat mendengarkan koreksi dari Tuhan dan hamba-hamba Tuhan. Bukti dari kita menerima dengan sukacita adalah merenungkan dan memperhatikan langkah hidupnya. Tidak memberikan alasan apa pun untuk membenarkan diri.
3. Selalu mempelajari dan menyelidiki kehendak Tuhan.
Orang yang rendah hati tidak akan berhenti untuk terus mencari, mempelajari dan menyelidiki kehendak Tuhan sekalipun Tuhan telah memberikan sebagian kecil rahasiaNya. Pikirannya selalu mencari inti dari kehendak Tuhan dalam kehidupannya. Gairah untuk mengenal Tuhan membuat orang yang rendah hati selalu mempelajari dan menyelidiki kehendak Tuhan serta berdiskusi dengan hamba-hamba Tuhan yang telah teruji hidup dalam jalan-jalan Tuhan.
4. Suka merendahkan diri saat menerima pujian.
Orang yang rendah hati akan mengembalikan pujian kepada Tuhan. Sebab dirinya merasa tidak layak menerima pujian dari orang lain. Orang-orang yang rendah hati menyadari bahwa dirinya begitu lemah dan kecil sehingga membutuhkan kasih karunia Tuhan.
NASIB ORANG YANG TIDAK JUJUR MENILAI DIRINYA SENDIRI
Tuhan mengumpamakan penghajaranNya kepada orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri seperti petir yang menyambar batang pohon yang penuh rayap. Kehadiran Petir akan mendatangkan shock, kerusakan dan menyingkapkan segala motif dan rencana dalam hati dan pikiran kita yang sebenarnya (Yer. 13:24-27). Penghajaran Tuhan akan mengejutkan dan tidak bisa dihalangi oleh siapa pun. Tuhan akan mendatangkan kejutan besar melalui berbagai masalah dan musibah yang terjadi di Indonesia. Tuhan memberikan beberapa poin yang menjadi dampak dalam kehidupan orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri, antara lain:
A. Kehilangan kepekaan rohani dalam membedakan kehendak Tuhan, kehendak Iblis atau kehendak pribadi.
Kesalahan dalam menguji diri sendiri akan berakibat salah dalam menguji orang lain. Tuhan mengumpamakan ini seperti penggaris yang telah kehilangan tulisan angkanya, yang tak lagi dapat digunakan sebagai pengukur yang benar dan tepat. Akibatnya kebenaran dipandang sebagai dusta dan dusta sebagai kebenaran. Inilah orang yang mendukung orang fasik dan menentang orang benar. Sebab hati mereka telah diserahkan kepada dosa. Seringnya menyalahgunakan ayat-ayat firman Tuhan sesuai dengan keinginan hati sehingga sulit membedakan orang yang berjalan dalam kehendak Tuhan dengan orang yang berjalan dalam kehendak pribadi atau kehendak Iblis.
B. Mengalami kebingungan dan depresi saat menghadapi berbagai tekanan dari masalah yang menekan hati dan pikiran.
Orang yang terbiasa tidak-jujur menilai dirinya sendiri tidak akan menerima solusi dari Tuhan. Di titik inilah Tuhan mengijinkan berbagai masalah menekan dalam kehidupannya. Inilah orang yang tidak akan menemukan inti masalah dan tidak menemukan solusi dari berbagai masalah dalam kehidupannya. Saat menghadapi masalah mereka seringkali mengambil keputusan untuk menumpuk masalah dan menipu dirinya sendiri bahwa masalah telah berlalu. Akibatnya masalah-masalah yang menumpuk akan menekan pikiran mereka.
C. Perasaan malu dan terkejut saat Tuhan membongkar satu persatu dari perbuatan dan perkataan yang menyingkapkan berbagai ketidak-jujuran dalam menilai diri sendiri
Tuhan mengungkapkan secara tiba-tiba berbagai fakta, bukti dan peristiwa dari orang sombong yang mengaku tidak memerlukan perubahan. Tuhan akan mengungkapkan berbagai perbandingan nyata antara orang yang rendah hati dengan orang yang sombong, berbagai tekanan dari masalah-masalah, dan lain-lain untuk menunjukkan keadaan hati dan pikiran kita yang sebenarnya. Tuhan akan membuka ketidak-jujuran di bangsa ini bagaikan membuka lembaran buku halaman demi halaman sampai kita muak dan jijik melihat orang-orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri.
D. Dicemooh dan kehilangan kepercayaan dalam pekerjaan, keuangan, harta benda, dan hubungan relasi bisnis yang memiliki jaringan lebih luas.
Tuhan akan mengijinkan orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri menerima cemooh, direndahkan, dilepaskan dari jabatannya dan kehilangan pekerjaan serta segala hal yang berharga dalam kehidupan mereka seperti pekerjaan, uang, jabatan dan segala materi yang membuat dirinya semula merasa nyaman hidup dalam ketidak-jujuran. Sebab Tuhan akan membongkar ketidaktulusan mereka dan segala motif-motif egois yang dalam berbagai peristiwa. Peristiwa ini akan menggoncang pribadi dan orang-orang disekitarnya.
E. Melahirkan generasi baru yang gemar menipu orang lain dan melakukan kejahatan dalam tingkat yang lebih besar.
Tuhan menyampaikan bahwa orang tua yang tidak jujur menilai dirinya sendiri akan melahirkan anak-anak yang juga tidak jujur menilai dirinya sendiri! Penipuan ini akan berkembang dalam bentuk menipu orang lain dalam tingkat kejahatan yang lebih besar. Hal ini akan terjadi minimal di dalam keluarganya lalu mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Iblis akan memasukkan dalam pikiran orang-orang bahwa semua yang jahat bisa ditutupi dengan perbuatan baik dan beribadah di gereja.
Ketidak-jujuran menilai diri sendiri membuat kita mengalami berbagai trauma dan depresi. Tuhan akan mengejutkan orang yang menyukai dusta dalam berbagai peristiwa yang membuat dirinya tidak melupakan penghajaran Tuhan. Sebab Tuhan sedang membuat perhitungan dengan orang-orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri di bangsa ini. Pilihan yang terbaik adalah merendahkan diri dan bertobat dihadapan Tuhan serta memilih jujur menilai diri sendiri supaya Tuhan memulihkan kehidupan kita.
BERKAT BAGI ORANG YANG MEMILIH JUJUR MENILAI DIRINYA SENDIRI
Orang yang jujur menilai dirinya sendiri akan menerima berkat yang besar dalam kehidupannya. Tuhan mengumpakan berkat dalam kehidupan mereka yang jujur menilai dirinya sendiri seperti anugerah yang diberikan oleh seorang Raja kepada rakyat biasa untuk menjadi sahabat Raja (Mrk. 4:11). Inilah anugerah dan panggilan kepada orang-orang yang jujur menilai dirinya sendiri atau orang yang rendah hati menjadi sahabat-sahabat Tuhan. Demikianlah Tuhan akan membagikan rahasia hati dan pikiranNya kepada orang yang jujur menilai dirinya sendiri. Tuhan memberikan beberapa poin berkat bagi orang yang jujur menilai dirinya sendiri, sebagai berikut:
A. Menerima pimpinanan Tuhan dalam bentuk hikmat dan pewahyuan setiap hari.
Orang yang hatinya jujur menilai dirinya sendiri akan selalu merendahkan diri dihadapan Tuhan. Karena itu tangan Tuhan akan menunjukkan langkah-langkah dalam menghadapi berbagai masalah dan proses Tuhan dalam kehidupannya hingga menjadikan kelemahan dalam diri mereka sebagai kekuatan.
B. Memahami tujuan hidup dan panggilan Tuhan dalam kehidupannya.
Pencarian akan Tuhan dan koreksi diri akan membuat dirinya menemukan berbagai rangkaian hikmat dan pewahyuan Tuhan yang memberikan titik terang mengenai tujuan hidup dan panggilan Tuhan dalam kehidupannya. Tuhan akan menunjukkan berbagai rencanaNya dalam kehidupan mereka.
C. Ketajaman dalam membedakan kehendak Tuhan, kehendak Iblis dan kehendak pribadi.
Saat kita berjalan dalam kehendak Tuhan, maka kita akan menemukan berbagai persimpangan jalan. Disinilah Tuhan akan menunjukkan berbagai perbedaan antara jalan Tuhan dan yang bukan jalan Tuhan supaya kita tidak tertipu dan tersesat. Tuhan akan melatih kepekaan dan menguji kemurnian hati kita dalam mengikut Tuhan. Ketekunan dalam mengikut Tuhan akan mempertajam kita dalam membedakan antara kehendak Tuhan, kehendak Iblis dan kehendak pribadi.
D. Hati yang penuh dengan belas kasihan, lemah lembut, sukacita, damai sejahtera dan keberanian berjalan dalam pimpinan Roh Kudus.
Keterbukaan kita untuk mau dikoreksi dan diubahkan menjadikan hati kita dipenuhi dengan kasih, buah-buah Roh dan keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan dalam mengikut Tuhan. Hati mereka akan diubahkan menjadi selaras dengan hati Tuhan. Tuhan mengumpamakan seperti sepasang kekasih yang sehati berjalan bersama. Inilah hati yang melekat kepada Tuhan yang akan membuat semakin serupa dengan Tuhan.
E. Menerima kepercayaan yang lebih besar dari Tuhan dan manusia.
Tuhan akan memberikan kepercayaan yang semakin besar kepada orang-orang yang jujur menilai dirinya sendiri. Tuhan akan membuat karyanya memberkati dan mempengaruhi banyak orang. Oleh karena sikap hatinya yang selalu belajar dari Tuhan dan mengikuti petunjuk Tuhan. Tuhan akan mengijinkan mereka memegang jabatan atau memiliki pengaruh dalam pelayanan, perusahaan dan pemerintahan untuk membuat terobosan rohani dan jasmani atas Indonesia sesuai kehendak Tuhan.
Tuhan yang memelihara, memberkati, memimpin dan mengubahkan kehidupan mereka yang jujur menilai dirinya sendiri. Bahkan Tuhan akan menjadikan mereka beserta keluarganya menjadi orang-orang yang mempengaruhi satu bangsa. Tuhan akan melimpahkan belas kasihan dan pembelaanNya kepada orang-orang yang jujur menilai dirinya sendiri.
Tuhan tidak akan membiarkan Indonesia tenggelam dalam krisis kejujuran menilai diri sendiri. Roh Kudus akan menunjukkan berbagai peristiwa dan masalah di sekitar kita untuk membandingkan kehidupan orang yang jujur menilai dirinya sendiri dengan orang yang tidak jujur menilai dirinya sendiri. Semuanya ini akan menghasilkan buah yang muncul secara bersamaan. Dua kekuatan ini akan berusaha mengubah karakter bangsa Indonesia. Tuhan menyampaikan bahwa rencana terbesar Iblis adalah mengubah karakter Indonesia yang ramah dan tulus menjadi bangsa yang munafik dan egois sedangkan rencana terbesar Tuhan adalah menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang tulus dan penuh kasih! Apa yang iblis rencanakan akan tampak dalam bentuk penipuan yang mengatasnamakan Tuhan, agama dan rakyat namun faktanya itu hanya demi kepentingan dirinya sendiri atau kelompok tertentu. Sedangkan apa yang Tuhan kerjakan atas bangsa ini akan tampak melalui orang-orang yang berani menegakkan dan menyuarakan kebenaran, serta menunjukkan kasih yang nyata dalam perbuatan. Jika kita tidak mengambil bagian dalam perubahan di bangsa ini maka Indonesia akan jatuh dalam kemunafikan dan semata-mata memperjuangkan kepentingan pribadi. Sebaliknya, jika kita mengambil bagian perubahan dalam kehidupan kita maka Indonesia aka mengalami perubahan drastis yang lebih baik.
BAGIAN TERPENTING KITA ADALAH MENYEDIAKAN HATI YANG RELA DIKOREKSI. Saya berdoa kiranya Tuhan menunjukkan ketidak-tulusan yang ada dalam pikiran dan hati kita supaya semuanya dimurnikan dan diubahkan menjadi lebih baik.
Jadi marilah kita berdoa supaya Tuhan menunjukkan keadaan hati dan pikiran kita yang sebenarnya dan membalikkan keadaan Indonesia untuk lebih jujur dalam menilai dirinya sendiri. Biarlah Roh Kudus memulihkan keadaan kita dan membawa Indonesia keluar dari krisis kejujuran menilai dirinya sendiri. Amin….