MEMBAWA INJIL-NYA

Oleh: Peter B, MA


Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 4:17)
Apabila Anda ditanya mengenai apakah yang ada paling dirindukan Allah terhadap orang-orang di dunia, tahukah Anda apa jawabannya? Apakah yang ada di pikiran Bapa setiap hari? Apakah yang paling dinantikanNya dari manusia di bumi? Tahukah Anda? Mari terlebih dahulu kita merenungkan satu nats yang mengatakan: “Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat” (lihat Lukas 15:7). Ayat ini bahkan seluruh pasal 15 dari Injil Lukas memberitahukan kita bahwa Allah Bapa kita yang di Sorga sangat merindukan pertobatan atau berpalingnya jiwa-jiwa kepada Dia sehingga Ia akan mencari (perumpamaan domba yang hilang), terus mencari dan tidak dapat tinggal tenang (perumpamaan dirham yang hilang) dan Bapa akan terus menanti dengan tangan terbuka yang digerakan kasihNya yang tanpa syarat (perumpamaan anak yang hilang). Jadi, benar dugaan Anda. Hal yang paling dirindukan Tuhan setiap hari di Sorga adalah pertobatan jiwa-jiwa.
Oleh karena Bapa mengasihi jiwa-jiwa, Ia tidak tahan mengetahui bahwa jiwa-jiwa itu akan meluncur binasa ke neraka. Ia pun memberikan Anaknya yang tunggal supaya setiap manusia yang percaya diselamatkan dari kematian tetapi beroleh hidup kekal bersama Dia di sorga. Itulah itulah inti dari Injil. Itulah kabar baik: bahwa manusia dapat diselamatkan dan tidak perlu binasa. Dan betapa rindunya Bapa supaya setiap jiwa di muka bumi ini boleh mendengar dan percaya. Masalahnya adalah “…Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia. Jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Roma 10:14).
Saudaraku, sejak awal pelayananNya Yesus tidak pernah berhenti sedikitpun dalam memberitakan Injil kesemalatan itu. Seruan pelayananNya adalah: Bertobatlah sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Tiap-tiap hari Yesus mengajak banyak orang untuk datang kepada Bapa di dalam pertobatan. Itu pula alasan mengapa Yesus dekat dengan para pelacur serta pemungut cukai, yang adalah orang-orang yang ditolak oleh masyarakat karena dianggap sebagai orang-orang berdosa kelas berat. Yesus ada di antara orang-orang itu untuk sedapat mungkin menjangkau dan membawa mereka menerima keselamatan yang dari Tuhan. Dialah Sang Penginjil Agung itu. Tetapi mengapa Yesus terus menerus memberitakan Injil?
Alasan pertama Yesus memberitakan Injil seumur hidupNya adalah karena itu merupakan pelayanan yang diperintahkan oleh Bapa sendiri. Penginjilan selalu ada di hari Bapa. Pertobatan jiwa-jiwa adalah sukacita terbesar dari Sorga. Pelayanan sejati di muka bumi harus selaras seimbang dengan hati Bapa ini: membawa jiwa-jiwa ke dalam pertobatan. Setiap pelayanan yang tidak memiliki tujuan dan digerakan oleh hati yang rindu melihat pertobatan jiwa-jiwa adalah pekerjaan manusia, usaha manusia, lahir dari daging, jauh dari hatiNya. Pelayanan kita bukan mengumpulkan orang-orang atau memobilisasi massa. Pelayanan kita adalah mencelikkan mata mereka yang buta, membebaskan mereka yang tertawan, serta memberitakan tahun pembebasan Tuhan sudah datang oleh kuasa Roh Kudus yang menyertai kita. Oleh sebab itu ukuran dari pelayanan sejati adalah pertobatan, tidak lebih dan tidak kurang.
Setiap penyembah sejati yang rindu menyenangkan hati Bapa wajib hidup bagi pekabaran Injil. Semangat untuk membawa kabar baik harus mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Langkah kaki hidup kita harus disalut dengan kasut kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera yang berarti kesiapan maupun kerelaan menjadi saksi Kristus dimanapun kita pergi, dimanapun kita berada. Hal ini harus mengalir keluar secara alami dari kehidupan penyembah sejati karena seorang penyembah sejati tidak memiliki kesenangan selain mencari hati Tuhan.
Penyembah sejati adalah garam dan terang dunia. Mereka yang mengaku sebagai pengikut Tuhan harus memiliki sifat-sifatNya. Kehidupan Kristus mempengaruhi begitu banyak orang seperti garam (Yohanes 8:12). Ia adalah Terang Dunia. Mereka yang mengikut dan menyembah Dia pasti sehakikat dengan Dia pasti sehakikat dengan Dia. Jika tidak, bagaimana terang dapat bersatu dengan gelap? Atau bagaimana mungkin sesuatu yang bersatu dengan garam tetapi tidak menjadi asin? Setiap kita yang bersatu dalam persekutuan dengan Tuhan akan menyinarkan terangNya pula. Kehidupan kita pun mulai “menggarami” dunia. Hal ini berbicara mengenai pengaruh. Sebagaimana sering dikatakan oleh Pendeta Yakob Nahuway, “Kita di panggil bukan untuk diwarnai oleh dunia melainkan mewarnai dunia.” Sebab itu adalah mustahil kita yang mengikuti Dia tidak memberikan pengaruh apapun bagi dunia. Mustahil untuk kita tidak menjadi saksiNya. Kita harus memberitakan InjilNya.
Penyembah sejati merindukan Tuhan ditinggikan di muka bumi. Daud berseru dengan penuh ketakjuban, “Ya Tuhan, Tuhan kami betapa mulianya namaMu di bumi.” Hanya Dia yang layak menerima kemuliaan yang tertinggi. Iblis telah mengaburkan manusia dari yang terindah. Iblis mencuri kemuliaan Tuhan dan memberikannya kepada dirinya sendiri, kepada manusia yang lain, kepada ciptaan-ciptaan lain di muka bumi, kepada segala yang lain kecuali Tuhan. Manusia puasa dengan apa yang biasa serta murahan karena berpikir itu yang terbaik. Tetapi sebutan “terbaik”, “terindah”, “termulia”, “teragung”, “terbesar”, “tertinggi”,dan “terkuat” adalah milik Tuhan. Semata-mata milik Tuhan. Oleh sebab itu, setiap pemuja dan penyembah Tuhan sejati rindu untuk memuliakan namaNya di muka bumi dengan “memberitakan perbuat-perbuatanNya yang ajaib yang telah memindakan kita dari gelap kepada terangNya yang ajaib” (lihat 1 Petrus 2:9).
Penyembah sejati dipenuhi kasih bagi semua orang. Mengetahui bahwa ada begitu banyak orang yang akan binasa, tidak dapat tidak seorang penyembah sejati tergerak hatinya. Seperti Bapa yang menangisi jiwa-jiwa, demikian penyembah sejati menjerit merindukan jiwa-jiwa. Seperti Bapa yang tidak dapat berdiam diri, demikian pula hamba-hambaNya tidak dapat tinggal tenang sampai kemuliaanNya dinyatakan. Pemberitaan Kabar Baik harus senantiasa didorong oleh kasih. Kasih dari Bapa, juga kasih untuk jiwa-jiwa. Hati para penyembah yang dibuka bagi Bapa akan dialiri kasihNya. Kasih itu mengalir memenuhi seluruh kehidupannya, menggerakan kehidupannya, mendasari setiap tindakannya. Kasih itu akan mengubahkan hidupnya dan terus mengalir sehingga mengubahkan hidup banyak orang.
Love never failed” (Kasih tidak pernah gagal!) demikian kata Rasul Paulus dalam 1 Korintus 13. Ya, pada akhirnya Tuhan akan memiliki orang-orang yang begitu mengasihiNya sehingga rela pergi untuk membagikan kasih Tuhan hingga ujung-ujung bumi. Janji FirmanNya yang berkata: “… bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaugi maut, telah terbit Terang” akan segera digenapi sepenuhnya” Ya, pada akhirnya, berjuta, berpuluh juta, bermilyar manusia akan mendengar kasih Tuhan. Kota-kota bahkan bangsa-bangsa akan dilawat oleh kasihNya. Tidak terkecuali dengan kota kita tercinta, Surabaya. Kasih Tuhan akan menang. Oh, biar kasihMu mengalir, ya Tuhan! Mengalir di dalam hidup kami, mengalir keluar terpancar, mengalir kepada orang-orang, mengaliri kota kami dan bangsa kami, mengaliri seluruh ciptaanMu, mengalir seluruh dunia …dan Engkau saja yang dipermuliakan.
Tuhan, biarlah kerinduanMu menjadi kerinduan kami. Jadikan kami saksi-saksiMu, menjadi garam bagi dunia yang tawar dan terang di tengah kegelapan dunia. Kami mau bergerak bagiMu, sertailah dengan kuasa RohMu. Biar namaMu ditinggikan dan kasihMu mengalir. Maka jiwa-jiwa akan menjadi milikMu. Untuk Selamanya. Amin.”

(Diambil dari warta Worship Center edisi 17 – 3 Mei 2002)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *