MEMBAYAR HARGA REVIVAL

Disampaikan
oleh Peter B, MA

“Berkatalah Daud kepada Ornan: “Berikanlah kepadaku
tempat pengirikan ini. Supaya aku mendirikan di sini mezbah bagi TUHAN; baiklah
berikan itu kepadaku dengan harga penuh, supaya tulah ini berhenti menimpa
rakyat.” Jawaban Ornan kepada Daud: “Ambilah, dan baiklah tuanku raja melakukan
apa yang dipandangnya baik…. Tetapi berkatalah raja Daud kepada Ornan: “Bukan
begitu, melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh, sebab aku tidak mau
mengambil milikmu untuk TUHAN dan tidak mau mempersembahkan korban bakaran
dengan tidak membayar apa-apa.”
(1 Tawarikh 21:22-24)
Apa yang menarik
manusia untuk datang dan apa yang menarik Tuhan untuk datang?  Manusia tertarik pada barang-barang yang
berharga dan bernilai tinggi, Tuhan
tertarik pada hati yang hancur
. Meski begitu… ada hal lain yang membuat
manusia tertarik dan kemudian datang berbondong-bondong. Apakah itu? Jawabannya
adalah barang-barang murah atau gratisan.
Tidak percaya? Jika
begitu, mulai sekarang cobalah perhatikan. Apabila ada suatu acara atau even
yang mengandung unsur-unsur ‘harga murah’,
‘discount besar’, ‘big sale’, ‘free bonus’ dan sebagainya, cobalah perhatikan bagaimana minat
masyarakat atau orang-orang pada umumnya. Menurut pengalaman saya pribadi,
acara-acara tersebut tidak pernah sepi pengunjung. Kata yang tepat untuk
menggambarkan situasi banyaknya peminat pada acara-acara tersebut adalah: membludak!
Setiap akhir tahun
menjelang Natal, di salah satu toko buku Kristen terbesar di Surabaya adalah
saat-saat tersibuk bagi mereka. Selama satu minggu penuh karyawan dan seluruh
stafnya begitu sibuk bahkan bekerja lembur. Setiap bulan sekali saya berkunjung
ke sana melihat-lihat dan membeli buku-buku rohani dan keperluan lainnya,
tetapi tidak pernah saya melihat kesibukan dan padatnya pengunjung di toko buku
itu seperti pada saat-saat menjelang Natal tersebut.
Ada apa sebenarnya?
Mengapa orang-orang berbondong-bondong memenuhi toko buku tersebut pada
hari-hari itu? Bukan, bukan karena berbelanja keperluan Natal. Juga bukan
karena pada sekitar tanggal tersebut toko buku tersebut berulang tahun dan
pengunjung berebut memberikan selamat. Bukan pula karena minat rohani yang
besar dari orang-orang Kristen saat itu. Jadi karena apa? Tentunya Anda sudah
menebak jawabannya. Ya, karena pada hari-hari itu, toko buku tersebut
memberikan discount sekian persen untuk pembelian di sana dan ada hadiah
langsung yang menarik bagi pembeli dengan jumlah tertentu. Hampir dapat
dipastikan, tidak ada yang tidak  senang
dengan hal-hal yang murah dan gratisan. Itu semua menarik banyak orang. Semua
orang senang mendapatkannya. Sulit sekali menolak barang-barang gratisan,
apalagi jika kesempatan tersebut jarang didapat.
Menjelang akhir masa
pemerintahannya di Israel, Daud menghadapi satu bencana yang menimpa segenap
Israel yaitu bala penyakit sampar (1 Tawarikh 21). Sesungguhnya semuanya adalah
akibat kesalahan Daud sendiri. Ia telah jatuh dalam kesombongan. Hukuman
terhadap kesombongannya itu menyebabkan 70.000 orang tewas akibat bala sampar
selama 3 hari. Ini bukti nyata bahwa pengikut turut menanggung kesalahan
pemimpinnya! (1 Tawarikh 21:17)
Puncaknya, Daud
diperintahkan untuk mempersembahkan korban bakaran dan membangun mezbah di atas
tanah tempat pengirikan milik Ornan, orang Yebus itu sebagai suatu tanda
pertobatan (1 Tawarikh 21:18). Suatu fakta yang menarik adalah bahwa di atas tanah milik Ornan itulah nantinya
akan dibangun Bait Suci termegah yang pernah ada
yang didirikan pada masa
Salomo. Demikian keputusan Daud, “Di
sinilah rumah TUHAN Allah kita, dan di sinilah mezbah untuk korban bakaran
orang Israel.”
(1 Tawarikh 22:1).
Satu hal yang
mengagumkan dari Daud saat ia diperintahkan untuk membangun mezbah di tanah
milik Ornan itu adalah bahwa ia bisa saja mendapatkan fasilitas tanah tersebut
secara gratis tetapi ia memilih untuk tidak menerimanya. Ornan dengan sukarela
memberikan tanah, kayu-kayu bakar, bahkan gandum untuk semua kelengkapan korban
persembahan bagi Tuhan kepada Daud secara cuma-cuma tetapi Daud meminta harga
penuh untuk semua itu. Dan memang benar, Daud membayar 600 syikal emas itu
sekitar 7 kg emas atau Rp. 3,5 milyar (dihitung dengan kurs sekarang). Daud
membeli tanah Ornan dengan harga yang tidak murah. Ia menyediakan tanah dan
tempat untuk Bait Suci itu dengan membayar suatu harga. Tujuh kilogram emas
hanya sedikit dari apa yang Daud sediakan dan berikan bagi pembangunan Bait
Suci Tuhan.
Jika banyak orang
pada umumnya menyukai untuk ‘menerima’
dan ‘mendapatkan’; Daud suka untuk memberi. Bila sebagian besar orang senang
dan mencari perkara-perkara yang cuma-cuma, instan dan tanpa usaha apapun; Daud
memilih untuk membayar harga. Tidak seperti kebanyakan orang, Daud memiliki
hati yang lain di hadapan Tuhan. Ia sepenuh hati mengikut Tuhan.
Mari kita melihat
diri kita masing-masing. Apa yang memotivasi kita untuk menjalin hubungan
dengan Tuhan? Banyak dari antara mereka yang mengaku pengikut Kristus tetapi
sesungguhnya hanya merupakan ‘parasit-parasit’ Kristus. Mereka mengikut Kristus
hanya karena keuntungan-keuntungan dan berkat-berkat (khususnya jasmani) di
dalam Kristus. Tidak ada salahnya dengan itu semua, tetapi semuanya harus
sejajar dan seimbang. Setiap orang Kristen dipanggil untuk “mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan
berkenan di hadapan Tuhan: itulah ibadahmu yang sejati”
(Roma 12:1).
Kebanyakan orang Kristen tidak terlalu menyukai bagian ini. Mempersembahkan
hidup dan membayar harga dalam mengikut Tuhan pastilah sesuatu yang
memberatkan, suatu beban dan kedengarannya asing bagi mereka. Padahal syarat
wajib dan layak bagi pengikut Kristus adalah “menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku” (Matius 16:24). Kurang daripada itu merupakan
standar manusia dan tidak ada standar manusia yang diterima oleh Tuhan.
Mengapa Daud
memperkenan hati Tuhan? Ia memiliki hati seorang penyembah. Seorang penyembah
pastilah seorang pemberi. Seorang penyembah adalah orang yang suka berkorban.
Tidak ada yang terlalu mahal yang tidak dapat diberikan oleh seorang penyembah
sejati kepada Tuhan yang begitu dikagumi, dihormati, disegani dan dikasihinya
dengan sepenuh hati dan jiwa. Daud selalu rela dan rindu memberikan sesuatu
bagi Tuhan. Ia tahu bagaimana mempersembahkan korban yang benar: dengan membayar harga dan dengan pengorbanan.

Di kemudian hari, di
tanah tersebut berdirilah bangunan megah nan dahsyat bagi Tuhan. Dan di
tengah-tengah  pentahbisannya, TUHAN
hadir dengan manifestasi yang tak terkatakan. Bagaimana Revival terjadi? Dengan membayar harga penyembahan: hati yang
mengasihi Dia dan hidup yang menyenangkan Dia saja. Amin…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *