Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa kita itu kepada kesempurnaan. – Ibrani 12 : 2
Apakah anda pernah bertanya-tanya mengapa begitu banyak orang keluar dari gereja?
Mereka keluar, Anda tahu.
Dalam jumlah yang besar.
Suatu hari saya makan bersama seorang pendeta terkenal yang belum pernah saya temui sebelumnya. Dalam percakapan kami, saya menanyakan kepadanya berapa besar jumlah jemaatnya. Ketika ia berkata, “Sekitar empat ribu,” saya terkejut. Saya telah melihat fasilitas gerejanya, dan tidak tampak cukup besar untuk menampung orang sebanyak itu, bahkan jika diadakan kebaktian beberapa kali. Ketika saya berkomentar tentang hal itu, ia dengan cepat menjawab, “Oh, maksud saya bukan kami memiliki empat ribu orang pengunjung. Maksud saya adalah kami memiliki empat ribu anggota.” Ia kemudian menjelaskan bahwa mereka hanya memiliki sekitar seribu lima ratus orang pengunjung pada kebanyakan hari Minggu.
Tidak heran?
Begitu dugaan saya.
Hampir setiap gereja di dunia memiliki jumlah pengunjung mingguan yang lebih sedikit dibanding jumlah anggotanya. Biasanya jauh lebih sedikit. dan, Anda dapat percaya kepada saya ketika saya mengatakan
kepada Anda bahwa perbedaannya bukanlah sekadar dampak dari orang-orang yang keluar dari daftar keanggotaan karena mereka telah meninggal atau pindah rumah. Lebih dari apapun, itu adalah dampak dari orang-orang yang terhanyut atau keluar setelah kehilangan ketertarikan, menjadi frustasi, atau terluka.
Bayangkan apa yang akan terjadi jika kita benar-benar jujur tentang hal ini dalam materi promosi kita. Barangkali iklan koran kita akan menampilkan tajuk utama sebagai berikut :
– Hanya ada kemungkinan 50-50 Anda akan bertahan dalam tahun pertama Anda di gereja kami, namun kami sangat senang jika Anda tetap mau mencobanya!
– Gereja kami hebat! Tanyakan saja pada 40 persen anggota kami yang belum pindah!
– Jangan biarkan mantan anggota-anggota kami yang tidak puas membodohi Anda. Kami sesungguhnya adalah jemaat yang sangat ramah!
Ini adalah rahasia kecil gereja yang memalukan… satu-satunya topik pembicaraan yang dijamin akan
membuat seorang pengkhotbah merah padam dan gagap. saya tahu, karena itu adalah efeknya bagi diri saya. Ketika saya mendengar orang mulai berbicara tentang semua orang dulu menghadiri kebaktian gereja kami namun sejak lama menghilang, saya dikenal akan dengan segera mengalihkan pembicaraan ke skor pertandingan bola kemarin malam.Atau, barangkali tren terkini di Bursa Saham Dow Jones.
Namun, sudah saatnya kita berhenti mengelak dari pokok persoalan ini. Gereja memiliki masalah, dan kita benar-benar perlu menghadapinya.
Dan memperbaikinya.
MASALAHNYA
kita tidak boleh terkejut ketika terjadi pembelotan di antara pengikut Tuhan. Atau panik. Lagipula, Yesus tidak memiliki tingkat retensi 100 persen. Bahkan, meskipun kita tidak tahu berapa tingkat retensi Yesus, agaknya nilainya sama sekali tidaklah terlalu bagus. Yohanes 6:66 mengatakan, “Mulai saat itu banyak murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.” Bahkan, pernyataan itu menjadi lebih mengejutkan ketika Anda berhenti menyadari bahwa pembelotan itu dimulai segera setelah Yesus mengadakan mukjizat memberi makan lima ribu orang dan berjalan di atas air.
Benar-benar pengikut yang sulit!
Dan tidak banyak yang telah berubah. Murid-murid masih berkemas dan menuju bukit. Yang tragis adalah, dalam beberapa kasus, itu bukanlah kesalahan kita. Tidak, kita tidak bisa dianggap bertanggung jawab atas orang-orang yang tak pernah serius dari awalnya, memiliki motif sampingan, atau sekadar memutuskan bahwa kehidupan lama mereka lebih menyenangkan. Namun, kita harus memikul tanggung jawab atas banyak orang yang telah menjadi kecewa karena kita menyesatkan mereka untuk berpikir bahwa gereja merupakan jawaban dari semua masalah mereka–bahwa gereja akan menyelamatkan mereka, mengubah hidup mereka, dan memenuhi semua kebutuhan mereka. Bayangkanlah kekecewaan yang sangat besar dari seseorang yang dapat tergopoh-gopoh ke gereja penuh dengan antusiasme, yang berpikir bahwa ia akhirnya telah menemukan rahasia kebahagiaan, hanya untuk dihadapkan dengan konflik interpersonal yang sama, sikap-sikap negatif, dan persaingan picik yang berusaha ia hindari. Siapa pun akan tergoda untuk membelot dalam keadaan seperti itu!
Saya menyadari Anda barangkali mengangkat bahu dan berkata, “Tetapi, Mark, saya belum pernah melakukan apa yang Anda bicarakan!
Dalam hidup saya tidak pernah memberikan respresentasi yang salah atau melebih-lebihkan gereja!”
Apa Anda yakin?
Saya menyebutkan dalam bab terakhir bahwa tidak cukup banyak orang kristiani yang membanggakan gereja mereka. Namun, di antara orang-orang yang melakukannya, ada kecenderungan yang tidak dapat disangkali untuk membuat gereja, bukan Yesus, terdengar seperti sumber keselamatan mereka. Para pengunjung gereja yang bahagia dan bermaksud baik sering kali memberitahukan kepada orang bahwa mereka memiliki pendeta yang hebat. Mereka suka membanggakan kepada teman-teman mereka yang menyukai musik tentang tim pemuji atau paduan suara. mereka suka memberi tahu tetangga dan rekan kerja mereka yang memiliki anak kecil tentang pelayanan anak di gereja mereka yang bagus. Mereka berbicara tanpa henti tentang semua teman baik yang mereka dapatkan dalam kelompok kecil. Mereka menyombongkan perayaan Paskah dan pohon Natal yang sungguh-sungguh hidup. Dan mereka memohon agar teman-teman mereka yang suka berolahraga untuk terlibat dalam program sofball atau liga bola basket yang telah terbukti menyenangkan.
Dan itu hanyalah permulaannya.
Setelah menyanyikan pujian tentang gereja, mereka kemudian beralih pada kesaksian pribadi yang terdengar menakutkan seperti infomercial larut malam:
Saya tidak dapat percaya beberapa hidup saya telah berubah sejak saya mulai menghadiri gereja. selama bertahun-tahun, saya berpikir bahwa gereja membosankan, namun ternyata, saya salah! saya telah belajar begitu banyak pendeta kami, dan saya telah mendapatkan beberapa teman yang menyenangkan. Semua orang mengenal saya mengatakan saya telah berubah secara dramatis. yang saya tahu adalah saya jauh lebih bahagia dibandingkan dengan kebahagiaan lain dalam kehidupan saya selama ini. Saya berharap menghadiri gereja sejak lama! Maukah Anda datang bersama saya?
Mungkin kita bersaksi tanpa pernah menyebut Yesus kepada teman-teman kita dan membuat bersemangat dan mulai bergereja. Hasilnya, mereka dimenangkan untuk gereja daripada untuk Tuhan. Mereka datang pada tubuh kristus dengan segala macam asumsi yang salah dan pengharapan yang tidak realitas. Mereka memulai pengalama iman dengan harapan dan mimpi yang digantungkan kepada sekelompok orang yang tidak sempurna daripada kepada Tuhan semesta alam. Bagaimana mungkin mereka dapat memberikan bantuan selain daripada kekecewaan? Bagaimana mungkin kita terkejut saat mereka meninggalkan gereja?