MENERIMA 100 KALI LIPAT

Oleh :
Peter B
Berkatalah Petrus kepada Yesus:
“Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!”
Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan
rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya,
anak-anaknya atau ladangnya,
orang itu sekarang pada masa ini juga
akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara
perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan
pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.
~ Markus 10:28-30
Bagi
yang tidak memahami yang dikatakan Yesus ini, akan berpikir bahwa ini hanyalah
sebuah retorika pemanis pembicaraan atau janji-janji kosong untuk menghibur
telinga para murid saja.
Membaca
ini, sempat dahulu membuat saya berpikir, “Bagaimana bisa, mengikut Yesus
dan meninggalkan segala sesuatu kemudian mendapat 100 kali lipat dari yang kita
tinggalkan? Bukankah itu berarti memiliki rumah 100 kali lebih banyak atau
memiliki keluarga 100 kali lebih banyak dari keluarga kita sendiri.”
Mungkinkah
hal seperti ini?
Adakah
buktinya?
Benarkah
pernah terjadi yang demikian?
Sesungguhnya
ketika sebuah perkataan itu keluar dari mulut Tuhan sendiri, lebih-lebih sebuah
janji, adalah mustahil jika itu merupakan suatu kebohongan. Janji Tuhan adalah
yang paling murni dan paling teguh, yang pasti digenapi. Itu bukan janji-janji
manis nan kosong yang hanya enak didengar tetapi tidak pernah terwujud dalam
suatu kenyataan.
Jika
Yesus menyampaikan suatu janji dari Tuhan, itu berarti Allah memang bermaksud
melakukannya dan menggenapinya. IA PASTI AKAN MEMBERIKAN 100 KALI LIPAT dari
apa yang ditinggalkan seseorang oleh sebab memilih untuk mengikut Dia.
Percayakah
Anda akan hal ini?
Sesungguhnya
salah satu bukti penggenapan ayat ini ada dalam kitab Kisah Para Rasul. Ya, itu
terjadi saat orang-orang yang menjadi anggota gereja mula-mula meninggalkan
keluarga dan harta milik mereka untuk membentuk suatu komunitas baru dimana
harta milik mereka diserahkan menjadi milik bersama dan mereka hidup dalam
kasih yang begitu besar -JAUH MELEBIHI KASIH DI DALAM KELUARGA DAN KERABAT
SEDARAH MEREKA SENDIRI. Mereka hidup sebagai suatu keluarga yang sangat
mengasihi satu sama lain melebih kasih karena hubungan darah atau pertemanan
biasa.
Dan semua orang yang telah menjadi
percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
dan selalu ada dari mereka yang menjual
harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan
keperluan masing-masing.
~ Kisah Para Rasul 2:44-45 (TB)
Bukankah
itu serupa dengan menerima 100 kali lipat daripada yang mereka tinggalkan?
Memperoleh keluarga-keluarga baru, hubungan-hubungan baru, rumah-rumah baru
dimana mereka saling memberi tumpangan atau bahkan harta yang lebih banyak
daripada mereka bayangkan oleh karena hidup mereka tidak tergantung pada harta keluarga
mereka sendiri tetapi dari seberapa banyak yang Tuhan gerakkan untuk dibagikan
di antara sesama keluarga Tuhan?
Janji
Tuhan ini, hari-hari ini tampak aneh dan mustahil, oleh karena banyak di antara
kita tidak hidup sebagaimana jemaat mula-mula. Kita ini Kristen , mengaku
sebagai pengikut Kristus tetapi hidup hanya sebagai orang-orang beragama yang
sehari-hari dikendalikan seperangkat hukum dan aturan agama, yang mengukur baik
tidaknya hidup kita berdasarkan hukum-hukum itu.
Ukuran
hidup kita sehari-hari bukanlah aturan agama, doktrin atau ajaran gereja.
Ukuran
hidup kita sehari-hari adalah seberapa
jauh kita mengikuti cara hidup Yesus,
berpikiran, berperasaan, berbicara
dan bertindak sebagaimana Yesus Kristus pernah lakukan dan contohkan bagi kita.
Yesus bukanlah orang agamawi yang saleh, yang memuji diri karena telah berbuat
baik dan mentaati hukum Taurat. Banyak kali Yesus justru bertentangan dengan
orang-orang agamawi semacam itu.
Perbedaannya,
Yesus hidup bagi Allah. Bukan untuk melakukan hukum-hukum agama saja!
Yesus
hidup dalam hukum kasih. Adakah kita hidup sedemikian?
Yesus
hidup bagi kepentingan Kerajaan Sorga dan untuk menyelesaikan pekerjaan
Bapa-Nya. Apakah kita menjalani kehidupan yang serupa dengan itu?
Yesus
membawa pengaruh dan memuridkan banyak orang menjadi orang-orang yang membawa
terang kepada dunia yang gelap ini. Apakah kita sedang mengerjakan pekerjaan
yang sama?
Sesungguhnya
ketika kita menjalankan hidup sepenuhnya dalam kuasa dan kasih yang Tuhan
berikan sebagai anak-anak Allah, kita akan membawa suasana sorga ke atas bumi.
“Datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga”
Bukankah
demikian yang Tuhan ingin kita doakan dan demi menghadirkan itu pulalah hidup
ini Tuhan karuniakan kepada kita?
Itulah sebabnya dikatakan:
“Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan
Kristus akan bercahaya atas kamu.”
~ Efesus 5:14
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab
terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.
Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi
bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu,
dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.
~ Yesaya 60:1-2
Kumpulan
anak-anak Tuhan serta murid-murid Tuhan sejati akan menjadi suatu kesaksian
bagi dunia bahwa kasih sejati melebihi hubungan darah dan tidak dapat dinilai
dengan harta benda. Itu dapat dilipat gandakan 100 kali lipat -jika Tuhan
bertahta di setiap hati kita, yang adalah jemaat-Nya.
Kita
dipanggil Tuhan untuk bukan sekedar mengharapkan dan menerima penggenapan janji
langit dan bumi yang baru namun juga untuk menghadirkan suasana sorga, atmosfir
kekekalan itu di sini, selagi kita masih ada di dunia. Itu dimaksudkan sebagai
suatu “iming-iming ilahi” bagi orang-orang yang mencari kepuasan dan
kedamaian dari dunia ini namun mereka menjadi semakin haus karena tidak akan
pernah memperoleh yang diinginkannya itu. Dunia ini seperti air laut, siapa
yang meminumnya akan semakin haus. Tetapi air kehidupan ada pada Tuhan Yesus
Kristus!
Anak-anak
Tuhan, pada akhirnya, akan Tuhan bawa masuk pada level yang sama dengan jemaat
mula-mula, sebagai pembuktian bahwa janji-Nya “Ya” dan
“Amin”, dan bukan suatu janji kosong. Bahkan lebih dari itu. Generasi
terakhir di akhir zaman akan bersinar lebih terang dari jemaat mula-mula
sebagai Pengantin Perempuan bagi Anak Domba -yang telah sehati dan sepikir
dengan Kristus, Sang Mempelai Pria. Dan pada masa-masa inilah Mempelai Wanita
itu dipanggil untuk dirias dan dipersiapkan. Waktunya telah semakin dekat.
Jangan
sekedar menjadi “orang Kristen” dengan segala aktivitas ibadah dan
pelayanannya.
Jadilah
pengikut Kristus. Jadilah pewaris serta penerima penggenapan janji-janji-Nya.
Itu
terlihat KETIKA ANDA BERSEDIA MENINGGALKAN SEGALA SESUATU UNTUK MENGIKUT DIA
DAN MENGERJAKAN PEKERJAAN-NYA!
SALAM REVIVAL
Indonesia penuh kemuliaan-Nya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *