MENGGUNAKAN KASIH KARUNIA ALLAH DENGAN HIKMAT

Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
1 Korintus 15: 8-10

Rasul Paulus adalah rasul tidak termasuk dalam 12 rasul yang dibimbing langsung oleh Yesus pada masa Yesus hidup di dunia. Hasrat Paulus begitu besar untuk mengejar pengenalan akan Tuhan dan kerinduannya berkarya nyata bagi Tuhan dan mencapai target-target Tuhan dalam hidupnya. Dia menyadari dirinya anak prematur secara rohani tetapi tidak membuatnya pesimis, malahan membuat dia mendisplin dirinya untuk belajar dengan cepat dan mengejar ketinggalannya untuk dapat memenuhi panggilan pelayanannya yang besar seperti yang Tuhan tetapkan dalam kapasitas/ target/ kualias yang tidak kalah dibandingkan rasul-rasul lainnya yang terdahulu.

Paulus bukan seorang yang manja dan cengeng minta dikurangi tugas dan tanggung jawabnya oleh Tuhan agar dapat bersenang-senang dan bermalas-malasan menikmati hidup. Paulus juga bukan orang yang menghidar dari tugas dan tanggung jawab yang Tuhan tanggungkan dalam hidupnya, walaupun dia punya alasan yang cukup kuat. Paulus buktikan bahwa pilihan panggilan Allah dalam hidupnya tidak salah dengan begitu banyak karya nyata bagi Tuhan oleh kasih karunia Allah, dia melakukan perjalanan lebih luas dari Yesus, merintis banyak jemaat di banyak kota, menulis surat yang menjadi sebagian besar kitab perjanjian baru kita, memuridkan banyak orang dll.

Sangat berbeda dengan kondisi gereja masa kini yang mengunakan kasih karunia Allah untuk berlambat-lambat, bermalas-malasan, menikmati hidup yang sementara di dunia, menghasilkan buah yang kecil, masam dan sedikit. Seharusnya kita meneladani Paulus untuk mengunakan kasih karunia Allah dengan hikmat sebagai KESEMPATAN besar dalam waktu yang Singkat sementara di dunia dengan memberikan Sumbangan Terbesar (efektif) bagi Kerajaan Allah bahkan dampaknya sampai generasi yang akan datang. Gbu

Bangkitlah Pekerja-Pekerja Kebangunan Rohani Yang Radikal. Amin.

(Oleh: Faith Ruddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *