MENYIMPAN FIRMAN DI DALAM HATI

Oleh : Peter B, MA
Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
~ Mazmur 119:11 (TB)
Maka segala firman-Mu telah kutaruh dalam hatiku, supaya jangan aku berdosa kepada-Mu.
~ Mazmur 119:11 (TL)
Ajaran-Mu kusimpan dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa terhadap-Mu.
~ Mazmur 119:11 (BIMK)
Di dalam hatiku, aku menyimpan firman-Mu, sehingga aku tidak akan berdosa terhadap-Mu.
~ Mazmur 119:11 (AYT)
Dosa adalah apa yang tidak tepat sesuai dengan kehendak Allah. Dosa menyedihkan hati Tuhan bukan saja karena itu melawan kekudusan-Nya, tetapi juga karena dosa membawa akibat buruk bahkan fatal bagi kita, yang sangat dikasihi-Nya. Dosa merusak roh, jiwa dan tubuh kita. Dosa juga menyakiti dan membawa kehancuran bagi hidup kita. Ujung dari dosa adalah perbudakan dosa yang menjadikan kita tak mau mengenal Tuhan sehingga kita akhirnya dipisahkan selamanya dari Dia. Tuhan ingin kita bersama-sama dengan-Nya di kekekalan penuh bahagia. Ia tidak ingin kita mengikuti jalan kebinasaan yang dirancang oleh penguasa kegelapan. Sama seperti orang tua yang berduka jika anaknya menjalin hidup sebagai seorang yang bejat, menempuh jalan yang jahat dan merusak diri, begitu pula Tuhan tak rela melihat kita berakhir dalam kehancuran.
Dibebaskannya kita dari dosa merupakan salah satu kerinduan Tuhan yang terbesar atas kita. Melalui kedatangan dan pengorbanan Kristus, kita diberi kuasa untuk mengalahkan dosa. Tidak hanya itu. Kepada kita diberi petunjuk supaya dosa tak lagi menjadi sesuatu yang kita lakukan waktu demi waktu tetapi kita mulai hidup kudus, yang adalah cara hidup terbaik, suatu kehidupan yang akan diberkati-Nya dan yang akan dijadikan-Nya sebagai suatu kesaksian yang memuliakan-Nya.
Hati Harus Dipenuhi Firman
Mazmur 119:11 memberikan salah satu cara terbaik mencegah dan meminimalkan kita dari berbuat dosa. Jika kita mengikuti pesan yang tersirat di dalamnya, kita dimampukan menanggulangi dan mengalahkan dosa.
Dengan cara apa?
Dengan cara menyimpan firman Tuhan di dalam hati kita.
Hati berbicara mengenai kerinduan dan keinginan kita. Hasrat kita yang terdalam tersimpan di sana. Apa yang tersimpan di hati kita menunjukkan sesungguh-sungguhnya siapa kita ini. Dan itulah yang dilihat dan dinilai oleh Tuhan.
Yesus berkata, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” (Markus 7:20-23)
Dosa yang keluar dan tampak dalam perkataan dan perbuatan adalah karena di dalam hati sebelumnya telah menginginkan hal-hal yang jahat dan salah di pandangan Tuhan. Dosa muncul dari hati yang penuh perkara-perkara yang jahat. Itu sebabnya hati kita harus diisi banyak hal yang benar, yang berasal dari Allah, yang akan membawa kemuliaan bagi nama-Nya serta kemudian terbukti membawa kebaikan bagi kita maupun sesama. Hati kita harus diisi perkataan-perkataan-Nya. Hati yang diisi dan dipenuhi dengan firman-Nya, cepat atau lambat akan terlihat dari luar dalam kata-kata yang penuh hikmat, yang mengandung kebenaran yang penuh berkat (Efesus 4:29; 5:19) dan juga dalam berbagai perbuatan baik yang membangkitkan pujian bagi Tuhan (Matius 5:16).
Renungkanlah berapa banyak firman Tuhan ada di hati Anda? Apa yang selama ini telah menjadi keinginan terdalam kita? Apakah itu hal-hal duniawi yang cenderung pada dosa atau suatu sikap yang lapar dan haus akan kebenaran?
Absennya firman di hati kita, menjadikan dosa berkembang biak di hidup kita.
Sikap Hati Kita Terhadap Firman Tuhan
Melalui perumpamaan tentang berbagai macam tanah, yang menggambarkan hati manusia, Yesus menunjukkan berbagai sikap batin manusia terhadap firman Tuhan.
Tiga jenis tanah yang disebutkan lebih awal (yaitu tanah pinggir jalan, tanah yang berbatu-batu dan tanah yang bersemak duri) menggambarkan sikap hati yang keliru akan firman Tuhan. Tipe tanah yang terakhir disebutkan ialah tanah hati yang baik. Benih firman Tuhan jatuh di atasnya lalu tumbuh hingga berbuah banyak. Tanah hati yang seperti ini yang disiratkan dalam Mazmur 119:11.
Dikatakan, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu… “.
Apa sebenarnya yang dimaksud sebagai ‘menyimpan’ itu?
Jika kita mengetahuinya, kita memperoleh keuntungan untuk mengetahui dan mengusahakan bagian kita yaitu dalam menyediakan tanah hati yang siap, tepat dan layak untuk firman Tuhan bekerja dalam hidup kita.
1. “Menyimpan di dalam hati” berarti menerima dengan segala sukacita, tidak membiarkannya berlalu, mengingat-ingatnya lalu menjadikannya petunjuk saat melangkah dalam kehidupan sehari-hari
Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
~ Yakobus 1:25 (TB)
Salah satu sikap yang merupakan kesalahan fatal banyak orang Kristen terhadap firman Tuhan adalah bukan dengan menolak mendengarkannya tetapi menolak untuk merenungkannya lebih lanjut dan mempraktekkannya menjadi suatu kebiasaan dan gaya hidup sehari-hari.
Tak sedikit jemaat Tuhan yang rajin beribadah dan menghadiri acara-acara doa. Di sana hampir selalu disampaikan khotbah atau renungan firman. Belum lagi ulasan firman dari berbagai sumber baik bacaan, audio maupun video yang mudah diperoleh dari dunia maya dengan hampir tak terbatas. Sangat mungkin, di zaman ini, sepanjang hari kita dikelilingi oleh firman yang didengungkan di sekitar kita. Masalahnya, seberapa banyak yang kita ingat dan lakukan? Bukan diingat sebagai pengetahuan rohani, tetapi sebagai prinsip hidup. Bukan diamalkan ala kadarnya atau jika ingat saja tetapi dijadikan suatu pedoman dan petunjuk utama dalam hidup sehari-hari.
Banyak pendengar firman, sedikit yang mengingat-ingatnya. Banyak penggemar pengajaran dari Tuhan, namun sedikit yang sungguh-sungguh menghayati dan menghidupinya.
Kita harus berhati-hati dengan kebiasaan kita mendengar dan mengoleksi pesan-pesan rohani. Tidak sedikit yang tertipu dengan berpikir telah menjalani hidup saleh hanya dengan mendengar, mengumpulkan, menyimak, bahkan rajin menulis dan membagi-bagikan pesan-pesan firman. Itu semua tidak cukup!
Firman Tuhan harus kita simpan dalam hati. Menjadi hasrat dan kerinduan kita demi menyenangkan Tuhan. Untuk diikuti dan dilakukan sepanjang keberadaan kita di dunia. Dari sana jalan kita tak lagi sesat. Tak akan dilemahkan oleh pengaruh-pengaruh dunia atau dihanyutkan oleh dosa.
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
~ Matius 7:24-25 (TB)
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
~ Mazmur 119:105 (TB)
2. “Menyimpan perkataan Tuhan dalam hati” juga berarti memandangnya sebagai sesuatu yang berharga, serupa harta terpendam yang bernilai tinggi
Mereka yang mengasihi Tuhan selalu memandang firman-Nya sebagai sesuatu yang sangat berharga.
Mereka mengejarnya seperti mengejar emas dan perak (Amsal 2:1-5). Menghargainya melebihi emas tua (Ayub 28:12-19; Mazmur 19:10b-11a)
Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua.
~ Mazmur 119:127
Bagi dunia ini, firman Tuhan itu sesuatu yang membosankan dan melelahkan jiwa. Uang, kedudukan, petualangan, kegemaran dan gaya hidup mewah lebih memikat hati orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dan firman-Nya. Membaca berita dan informasi terbaru atau kabar tentang bisnis terasa lebih menarik daripada membuka dan meneliti ayat demi ayat dalam Alkitab.
Tidak begitu dengan mereka yang hidupnya terarah kepada Tuhan. Selagi mereka harus bergumul dengan urusan-urusan sehari-hari, hati mereka terpaut pada firman-Nya. Itu menjadi perenungan mereka, ya, sesuatu yang mereka harapkan dan imani, bahwa jika mereka percaya dan melangkah dalam ketaatan akan petunjuk-petunjuk Tuhan itu maka hidup mereka sungguh berbahagia dan diberkati. Dan pencarian serta pengharapan mereka tidak pernah dikecewakan. Tanyakanlah kepada mereka yang selama ini telah menghidupi perintah-perintah Tuhan itu.
Oh, betapa berharga dan berartinya perkataan dan sabda Tuhan. Manis didengar dan menyegarkan jiwa. Memberikan kekuatan dan penghiburan di kala hati susah. Memberikan secercah cahaya dan sepercik air bagi hati yang rindu merasakan dan mengalami yang baik dan sejati di dunia penuh kepalsuan dan kegersangan ini.
Apa yang dituliskan dalam kitab suci, ketika dihidupkan kembali oleh urapan Roh Kudus yang memberikan hikmat dan wahyu, sungguh lebih berharga daripada kabar terbaik atau suara terindah yang pernah orang dengar.
Semakin kita memandang tinggi ketetapan dan kehendak Tuhan, Ia akan menyatakan dan membukakan lebih banyak lagi rahasia isi hati-Nya bagi kita. Tetapi Ia tidak akan memberikan yang mahal dan berharga dari-Nya kepada anjing dan babi, gambaran mereka yang lebih menyukai perkara-perkara yang rendah dan hina daripada yang berharga (Matius 7:6).
Jadi, seberapa berhargakah firman Allah bagi Anda?
3. “Menyimpan perintah Tuhan di hati” menyiratkan makna supaya kita tak melepaskannya, tetapi mempertahankannya dengan segenap jiwa
Budaya Barat mendalami ilmu pengetahuan dengan membiasakan diri mencatat, merekam, meneliti, mendokumentasikan hampir segala sesuatu untuk dipelajari dan dianalisis lebih lanjut.
Hampir semua anak sekolah pernah ditugaskan membuat kliping, yaitu tugas mengumpulkan artikel atau tulisan dengan topik-topik tertentu. Para kolektor mengoleksi berbagai hewan, spesimen, barang antik, perak pernik dan lain sebagainya demi kesenangan dan kebanggaan. Tak terkecuali, beberapa orang gemar mengumpulkan kata-kata bijak atau artikel dan ilustrasi yang penuh pesan moral lalu menyimpannya sebagai pelajaran yang akan diingat-ingat kembali.
Tetapi, adakah yang mengoleksi kebenaran firman di dalam hati? Memenuhi jiwanya sehingga sarat bukan saja dengan pengetahuan rohani tetapi dengan pemahaman akan jalan-jalan dan kehendak Tuhan? Seberapa banyakkah di antara kita mengumpulkan nasihat-nasihat-Nya dan menghidupi hikmat dan pengertian dari Yang Ilahi, yang berniat membimbing dan menuntun kita di jalan kebenaran sejati (Mazmur 23:3; Yesaya 48:17)? Akankah kita mempertahankan kebenaran-kebenaran itu supaya tidak diambil dan lepas daripada kita tetapi menjadikan kebenaran-kebenaran itu sebagai bagian paling utama untuk membentuk jiwa dan hidup kita makin berkenan dan serupa dengan karakter teladan dan Tuhan kita, Yesus Kristus?
Itu sebabnya kita harus merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Memikir-mikirkannya. Mencari pencerahan dan penyingkapan lebih lagi atasnya. Menghubungkannya dengan setiap tantangan, persoalan, masalah yang harus kita hadapi. Meminta hikmat dari Sang Pembuat Ketetapan supaya kita tahu bagaimana menjadi pelaksana-pelaksana perintah-perintah-Nya itu sehingga kita menjadi anak-anak Allah sejati, melampaui segala klaim dan sebutan yang kerap dibangga-banggakan itu.
Firman Tuhan, jika ia merupakan harta yang besar, layak kita jaga dan amankan dalam hati dan hidup kita. Jangan biarkan apapun yang lain menggantikannya di urutan pertama : kata-kata motivasi, nasihat atau petuah bijak, tradisi dan ajaran leluhur maupun pengetahuan termutakhir dalam berbagai bidang ilmu. Kita harus memandang firman melebihi itu semua. Menjadikannya hal paling akhir yang akan kita pertahankan dalam hidup. Langit dan bumi berlalu, tetapi firman-Nya tinggal tetap. Demikian pula dengan orang-orang yang melakukan kehendak firman-Nya itu! (Matius 24:35; Lukas 21:33; 1 Yohanes 2:17)
Jauh lebih baik kita menghabiskan waktu untuk mengamat-amati firman, merawatnya, menguburkannya, menumbuhkan bunga dan buah-buahnya dalam berbagai perbuatan yang baik, salah dan sesuai kehendak Tuhan. Menjadikan hidup kita sebagai perwujudan nyata akan kebenaran yang Tuhan sudah tanamkan dalam diri kita. Suatu kesaksian bagi dunia bahwa oleh karena firman-Nya tersimpan dalam kita, maka kita tegak berdiri tak goyah terhadap pengaruh dan kuasa yang bekerja di dunia ini.
Serupa pohon yang kuat, demikian benih firman yang kecil itu yang sudah tersimpan begitu lama di dalam tanah hati yang menyambutnya dengan segala kerinduan dan kerelaan.
Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;
~ Mazmur 92:13 (TB)
Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Yesaya 5:7 (TB)
untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
~ Yesaya 61:3 (TB)
Biarlah hari ini kita menetapkan hati sebagai pemelihara dan penjunjung firman kehendak Tuhan dengan menjadi pelaksana dan pelakunya yang tekun dan setia.
Dosa setiap waktu membanjir dan siap melanda. Tetapi yang hatinya dipenuhi dengan firman tak memiliki tempat bagi dosa dan kejahatan. Mereka siap melakukan kebenaran dan perintah Tuhan daripada melanggar dan menentangnya.
Isilah hati Anda dengan harta karun hikmat, kebenaran, pengertian dan pemahaman akan jalan-jalan Tuhan. Anda akan dibawa-Nya selalu dalam jalan yang menuntun pada akhir yang sangat bahagia. Keberuntungan bahkan kebahagiaan kekal menanti barangsiapa yang mau menyimpan perkataan-Nya di dalam hati dan menjadikan-Nya pegangan dalam hidup.
Jadi, maukah Anda memeriksa hati Anda, melihatnya apa yang tersimpan di sana? Akankah Anda mengisinya dengan kebenaran-kebenaran yang dari atas supaya hidup Anda menyukakan hati Tuhan?
Salam revival
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *