Kita akan membahas Wahyu 17: 7-18, yang selanjutnya menguraikan dan mengidentifikasi “Misteri Babel,” “Pelacur Besar” dan pekerjaannya:
Lalu kata malaikat itu kepadaku: “Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia (misteri) perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu.
Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,
ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.
Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan.
Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.
Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu.
Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.”
Lalu ia berkata kepadaku: “Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.
Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi.
Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi.”
Banyak buku yang telah ditulis tentang “Misteri Babel” – “pelacur besar” – sebagaimana tentang “binatang” dengan sepuluh tanduk dan tujuh kepala. Ketujuh kepala diidentifikasi dalam ayat 9 sebagai “tujuh gunung tempat wanita itu duduk.”
Bagi orang zaman dahulu, termasuk Yohanes dan murid-murid langsungnya, ini dengan jelas mengidentifikasi Roma sebagai tempat di mana wanita itu akan duduk. Roma dikenal sebagai “kota di tujuh bukit” dan juga diidentifikasi pada masa Kitab Wahyu yang ditulis Yohanes sebagai kota yang memerintah atas raja-raja di bumi, sebagaimana dinyatakan dalam ayat 18. Jadi, semua orang tampaknya telah sepakat bahwa identitas Pelacur ini adalah Roma sampai Gerakan Advent tahun 1855. Selama gerakan inilah eskatologi dikembangkan dengan memproyeksikan segala sesuatu dalam Kitab Wahyu dipandang terpenuhi di masa depan.
Sekali lagi, pelacur ini disebut “Misteri Babel” karena cara itu menampilkan model yang sama dengan apa yang terjadi di menara Babel. Orang-orang dengan bodohnya berpikir bahwa mereka dapat membangun menara ke surga dengan kebijaksanaan dan kekuatan mereka sendiri, sehingga Tuhan memecah dan memisah bahasa mereka supaya mereka tidak meneruskan kebodohan ini. Hal yang sama terjadi ketika dunia kekristenan dipersatukan di bawah satu kepala di Roma. Mereka mengira mereka dapat membangun kerajaan Allah di bumi dengan kebijaksanaan, kekuatan, dan kemampuan mereka sendiri, sehingga Tuhan menggagalkan kebodohan ini dengan cara yang sama dengan membuat bahasa mereka berbeda-beda. Kita sekarang memiliki lebih dari sepuluh ribu denominasi berbeda, yang dapat disebut dengan “bahasa” yang berbeda.
Kita harus meninggalkan kebodohan yang mengatakan bahwa kita dapat mewujudkan kerajaan Allah di bumi dengan kebijaksanaan, atau kekuatan kita sendiri.
Kita harus ingat bahwa Tuhan akan memberkati banyak hal yang Ia tak akan tinggali. Karena Abraham adalah bejana pilihan-Nya, Tuhan memberkati Ismael, tetapi bukan maksud-Nya untuk melahirkan Ismael – itu lebih merupakan upaya Abraham untuk “membantu” Allah mencapai tujuan-Nya. Karena itulah, kita harus memutuskan bahwa kita akan mengejar kehadiran dan diri-Nya, bukan hanya berkat-Nya.
Yesus akan membangun gereja-Nya dan akan menjadi satu-satunya Kepala Gereja. Dia adalah satu-satunya dasar bagi kesatuan gereja-Nya. Setiap ajaran atau metode lain yang kita coba gunakan untuk menyatukan umat Allah hanya akan berakhir dengan membuatnya berhamburan lebih jauh. Hanya dengan meninggikan-Nya maka manusia akan benar-benar ditarik secara bersama-sama dalam kesatuan. Inilah sebabnya mengapa injil apostolik “memberitakan Kristus dan kebangkitan dari antara orang mati” (lihat I Korintus 15:12).
Seluruh gereja perlu mengenali dan bertobat dari sejarah kita, mengakuinya sebagai “sejarah kita,” bukan hanya sejarah Katolik. Hampir setiap gerakan gereja lainnya telah jatuh ke hal yang sama di tempat dimana para pemimpin selama Abad Pertengahan jatuh ke dalamnya, dan kita akan terus jatuh juga, jika kita tidak mengenali dan bertobat dari hal-hal yang sama ini. Kita harus kembali ke Injil apostolik, mengkhotbahkan Yesus Kristus dan kebangkitan dan bertekad untuk hidup oleh iman apostolik yang ada di dalam Yesus, bukan diri kita sendiri.
Selanjutnya kita akan membahas Wahyu 18: 1-10, yang berfokus pada kejatuhan “Babel Besar”:
Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.”
Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.
Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.
Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya;
berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.
Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat.”
Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.
Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata: “Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!”
Di seluruh Alkitab, kata yang sering diterjemahkan sebagai “malaikat” dapat diterjemahkan sebagai “utusan.” Terkadang mereka adalah makhluk malaikat, dan kadang-kadang para utusan ini adalah para nabi. Dalam kasus ini, nampaknya bahwa ini merupakan seorang nabi yang diangkat oleh Tuhan dalam level dunia untuk menyatakan bahwa Babel telah jatuh. Meskipun ada nabi-nabi dengan pengaruh tingkat dunia, tetapi tampaknya belum ada satu pun yang tampil dengan pesan ini.
Sisa Bab 18 menggambarkan keruntuhan Babel. Ini memberi petunjuk bagaimana bereaksi terhadapnya, dan juga bagaimana dunia akan bereaksi terhadapnya. Sekali lagi, dosa yang menghancurkan yang membawa kepada konsekuensi yang menghancurkan seperti itu tersirat dalam uraian tentang “pelacur” besar. Gereja dipanggil untuk menjadi murni, perawan suci yang bertunangan dengan Tuhan Yesus, tetapi dia jatuh ke dalam hubungan perzinahan secara rohani dengan kekuatan-kekuatan dunia ini. Kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang di dunia ini dan mencintai dunia seperti yang Tuhan lakukan, tetapi tidak menikah dengan sistem-sistem atau jalan-jalan dunia ini.
Jika kita menghubungkan ini dengan dosa asli dari menara Babel dimana nama Babel berasal, kita mendapatkan wawasan lebih lanjut:
Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”
(Kejadian 11:2-4)
Motif utamanya di sini adalah bahwa mereka ingin
1) membuat nama untuk diri mereka sendiri dan
2) menggunakan proyek untuk mengumpulkan orang serta membuat mereka tetap bersatu.
Berapa banyak proyek, pelayanan, gereja, gerakan, dan denominasi yang didirikan atas dasar motif yang sama ini? Kita dapat mengkhotbahkan Injil dalam nama Yesus tetapi benar-benar menggunakan ini, dan hal-hal lain, untuk membuat nama bagi diri kita sendiri dan untuk membuat orang-orang tertarik, alih-alih membimbing mereka ke hubungan pribadi dengan Tuhan.
Ini mungkin dapat berfungsi untuk sementara waktu, tetapi jika akarnya semacam ini pada akhirnya akan membawa perpecahan dan pemisahan, seperti menara Babel.
Dalam Wahyu 3:20, kita melihat Yesus berdiri di luar pintu gerejanya sendiri dan mengetuk untuk melihat apakah ada yang akan terbuka bagi-Nya.
Apakah Dia benar-benar berdiam di gereja kita? Apakah Dia merupakan Daya Tarik Utama? Jika Tuhan ada di dalam bait-Nya, maka bukan bait suci yang akan menarik perhatian Anda, terlepas dari betapa indahnya bait itu. Apakah orang-orang yang datang meninggalkan kekaguman pada gereja, atau pada Tuhan yang mereka temui di sana?
Sebagaimana Rasul Paulus memperingatkan, “Berhati-hatilah bagaimana kamu membangun” (lihat I Korintus 3:10).
Kita dapat memiliki banyak motif yang baik, tetapi jika akar dari pekerjaan kita benar-benar merupakan upaya untuk membuat nama bagi diri kita sendiri, atau untuk mengumpulkan orang-orang di sekitar apa yang sedang kita bangun, kita hanya membangun apa yang pada akhirnya akan memisahkan orang dan menambah kebingungan merupakan Babel.
Diterjemahkan secara bebas oleh Peter B. dari :
Mystery Babylon—The Book of Revelation
artinya babel besar sistem agama palsu seluas dunia atau sistem agama di suatu wilayah tertentu,mana yang benar.