MURKA TUHAN BAGI YANG MENYIASATI HUKUM DAN AGAMA

Oleh : Peter B, MA
7 Kata Izebel, isterinya, kepadanya:
“Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah,
makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur
Nabot, orang Yizreel itu.”
8 Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab,
memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan
pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot.
9 Dalam surat itu ditulisnya demikian:
“Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara
rakyat.
10 Suruh jugalah dua orang dursila duduk
menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan:
Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan
lemparilah dia dengan batu sampai mati.”
~ 1 Raja-raja 21:7-10 (TB)
Masa itu adalah rezim raja Ahab di Israel.
Raja yang pendiam, lemah dan manja. Suatu kali sang raja, yang disebut Tuhan
sebagai orang yang memperbudak diri untuk melakukan kejahatan di mata Tuhan
ini, terpesona dengan satu kebun anggur yang subur dan indah. Kebun milik
seseorang bernama Nabot. Ia ingin membelinya tapi Nabot menolaknya. Tidak suka
ditolak, raja menjadi murung. Istrinya, seorang wanita fasik dan suka memegang
kendali atas segala sesuatu mencoba menghibur hati suaminya. Bahkan lebih dari
itu. Dia berjanji hendak memenuhi keinginan suaminya itu. Maka ia mengatur
suatu rencana. Rencana yang sangat jahat karena bermaksud menumpahkan darah
orang tak bersalah. Rencana yang membuat Tuhan murka tiada tara.
Karena memegang kekuasaan dan menjadi istri
orang paling berkuasa di Israel, tanpa ragu Izebel pun memakai otoritas sebagai
istri raja untuk memperoleh apapun yang diinginkannya. Dan kali ini ia
menginginkan kebun anggur Nabot, salah satu rakyatnya. Dengan kekuasaan yang ia
miliki, ia mengatur kerja sama dengan tokoh-tokoh bangsa lainnya. Mereka
mengadakan konspirasi jahat. Membuat maklumat atau pengumuman. Untuk berkabung
secara nasional. Seolah ada kejahatan yang besar dilakukan seseorang di
tengah-tengah bangsa itu. Mereka mengatur suatu hari puasa massal sambil
menyidang seorang tersangka kejahatan besar. Orang itu adalah Nabot. Yang
hendak dituduh menghujat atau mengutuki Tuhan dan raja. Tujuannya supaya Nabot
dilenyapkan dari muka bumi. Yang dibutuhkan cukup dua orang saksi saja. Untuk
itu dicarilah dua orang dursila. Yaitu orang-orang yang bersedia melakukan
apapun, yang mematikan nuraninya demi mendapatkan uang maupun kedudukan sosial
yang lebih baik. Kong kalikong itu kemudian dilaksanakan dengan mulus. Nabot
dituduh sama sekali bersalah. Ia dijatuhi hukuman mati untuk sesuatu kejahatan
yang tak pernah dilakukannya. Izebel telah TEGA MENGORBANKAN orang yang tak
bersalah. Demi tujuan-tujuan pribadinya.
Yang dilakukan Izebel sebenarnya adalah :
(1) Menyalahgunakan kekuasaan. Sebagai
pemimpin yang kepadanya diberikan otoritas atas banyak orang, kekuasaan justru
digunakan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi yang egois. Panggilan dan amanat
untuk melindungi dan membela rakyat atau yang dipimpinnya malah digunakan untuk
memperalat, menindas bahkan tega membinasakan orang yang bernaung di bawah
kepemimpinannya itu. Inilah pemimpin yang jahat dan brutal. Jauh dari nilai-nilai
kepemimpinan yang bermoral menurut ukuran-ukuran kemanusiaan yang semestinya,
apalagi kepemimpinan ilahi. Siapapun yang menyalahgunakan kekuasaan, baik di
pemerintahan maupun di tengah-tengah umat Tuhan pasti akan
mempertanggungjawabkan itu di hadapan Tuhan suatu hari kelak. Ia tidak akan
memberikan keringanan hukuman bagi pemimpin-pemimpin demikian.
(2) Menyiasati hukum. Pada masa itu,
kejahatan seseorang dianggap terbukti dan dapat dihukum mati saat ada dua orang
yang bersaksi melihat orang itu melakukan kejahatan tersebut, sebagaimana yang
disuratkan dalam Taurat :
Atas keterangan dua atau tiga orang saksi
haruslah mati dibunuh orang yang dihukum mati; 
atas keterangan satu orang
saksi saja janganlah ia dihukum mati.
~ Ulangan 17:6 (TB)
Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat
seseorang mengenai perkara kesalahan apa pun atau dosa apa pun yang mungkin
dilakukannya; baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak
disangsikan.
~ Ulangan 19:15 (TB)
Izebel mencari orang-orang yang mau bersaksi
dusta. Orang-orang yang hatinya jahat. Orang-orang yang tidak peduli akan nyawa
dan hidup orang lain tetapi yang memang suka berlaku fasik. Dengan menyediakan
para saksi dusta ini, hukum telah diakali oleh Izebel. Seolah sah dan sesuai
dengan hukum. Dengan merancang kisah bohong yang diceritakan para saksi itu
(yang sebutan bekennya hoax), ratu jahat ini berniat membelokkan hukum.
Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak
benar.
Janganlah engkau turut-turut kebanyakan
orang melakukan kejahatan
, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu
perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.
~ Keluaran 23:1-2 (TB)
Allah Israel adalah Allah yang mencintai hukum
(Maz. 37:28). Ia Tuhan yang menjalankan keadilan dan hukum (Maz. 103:6).
Hukum-hukumnya adil dan benar (Maz. 119:75,137). Bahkan hukum-hukum-Nya, jika
ditaati dengan sepenuh hati akan memberikan kehidupan (Maz. 119:149).
Hukum yang Tuhan jalankan jelas bertolak
belakang 180 derajat dengan hukum yang dijalankan oleh Izebel yang menjalankan
hukum untuk kepentingannya sendiri, demi meraih maksud dan tujuan pribadinya.
Hukum yang dirancang demi keadilan dan kehidupan, dibelokkan untuk memihak dan
berjalan tidak adil bahkan untuk membinasakan orang. Hal yang sama kejinya
terjadi saat para pemimpin rohani membelokkan hukum Tuhan demi memperoleh
keuntungan pribadi. Inilah sebabnya betapa Allah menjadi murka sangat.
(3) Menggunakan agama sebagai kedok perbuatan
jahat dan keji.
 Jika hari ini Indonesia telah melihat berbagai tuduhan dengan
menggunakan dalil atau alasan agama untuk mempersalahkan seseorang, hal ini
bukan barang yang baru. Izebel membuat even puasa nasional -suatu program
semacam pertobatan serta perkabungan karena diduga ada kejahatan yang besar di
tengah-tengah bangsa. Padahal, kejahatan itu ada pada Izebel sendiri. Ia
menutupi kejahatannya dengan kedok perbuatan yang tampak saleh dan beribadah.
Sesuatu yang membolak-balikkan kejahatan menjadi kebenaran dan sebaliknya.
Sesuatu yang ternyata bisa dilakukan dengan kedok ajaran atau perintah agama.
Jelas ini sesuatu yang tidak pernah timbul di
hati Tuhan. Untuk menegakkan keadilan, kebenaran dan pemerintahan Allah yang
kudus di bumi, Ia memberikan ketetapan-ketetapan-Nya. Ya, supaya manusia boleh
memahami apa yang benar dan yang salah, yang jahat dan yang baik, yang kudus
dan yang cemar, yang dikehendaki-Nya dan yang bukan. Menggunakan hal-hal rohani
dan menyebut nama Tuhan hanya untuk tujuan-tujuan pribadi membuat amarah Yang
Mahakudus meluap. Ia tidak akan meluputkan orang-orang yang melakukan ini, baik
di gereja-Nya atau dalam pemerintahan suatu bangsa luput dari hukuman.
(4) Menyusun suatu konspirasi jahat untuk
merampas, merampok, dan membunuh orang yang tak bersalah,
Amsal 6:16-19 mengatakan, “Enam perkara
ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi
hati-Nya:
 mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang
tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat,
 kaki yang segera
lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan
kebohongan
 dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Dari nats itu, Izebel setidaknya melakukan
tiga hal yang sangat keji, yang dibenci oleh Tuhan (yang diberi huruf tebal).
Jika satu hal saja susah sangat menggusarkan
hati Tuhan, betapa tiga hal tentu sangat menyesakkan hati-Nya. Lebih-lebih, itu
dilakukan bukan hanya oleh Izebel sendiri tetapi sekelompok orang yang memiliki
pengaruh dan kuasa. Keadaan ini sedikit banyak telah mengindikasikan seberapa
parah kondisi moral kerohanian suatu bangsa. Kefasikan sekelompok orang sebagai
rakyat suatu bangsa dapat ditangani dan dituntaskan oleh kebijaksanaan
pemimpinnya. Namun jika para pemegang kekuasaan yang melakukan kejahatan ini,
siapakah yang bisa mengadilinya?
 Betapa
busuknya keadaan bangsa itu karena kefasikan dari pemimpin menjalar dengan
cepat ke bawahan dan seluruh rakyatnya!
Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang
mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat.
 Bupati-bupati itu mengambil
dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur.
Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat
demikian karena takut akan Allah.
~ Nehemia 5:15 (TB)
KUTUK SERTA HUKUMAN TUHAN
Sebagaimana sebelumnya telah disampaikan,
murka Tuhan bangkit atas kematian Nabot. Melalui Elia, Tuhan menubuatkan
kematian yang sangat ngeri dan hina bagi Ahab, Izebel dan keluarganya :
Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan
malapetaka kepadamu, Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang
laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya
di Israel.
Dan Aku akan memperlakukan keluargamu sama
seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia, oleh
karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan
orang Israel berbuat dosa.
Juga mengenai Izebel TUHAN telah berfirman:
Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel.
Siapa dari keluarga Ahab yang mati di kota
akan dimakan anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di
udara.”
~ 1 Raja-raja 21:21-24 (TB)
Suatu malapetaka ditetapkan Tuhan atas
keluarga Ahab. Keluarga mereka akan dipunahkan dengan cara kematian yang tak
terbayangkan sebelumnya.
Dan sesungguhnya yang dilakukan Ahab dan
Izebel bukan hanya membuka pintu-pintu kutuk dan bencana bagi diri serta
keluarga mereka. Oleh sebab kedudukan mereka, kejahatan yang mereka lakukan
telah membawa kutuk itu turun atas seluruh bangsa, seperti dosa Yerobeam yang
menjadikan seluruh Israel sesat dan busuk di hadapan Tuhan. Sesuatu yang
sebelumnya telah ditetapkan oleh Tuhan dalam Taurat, pun terjadi dalam
perjalanan sejarah umat Tuhan : 
Terkutuklah orang yang menerima suap untuk
membunuh seseorang yang tidak bersalah. Dan seluruh bangsa itu harus berkata:
Amin!
~ Ulangan 27:25 (TB)
Adakanlah pendamaian bagi umat-Mu Israel yang
telah Kautebus itu, TUHAN, dan janganlah timpakan darah orang yang tidak
bersalah ke tengah-tengah umat-Mu Israel. Maka karena darah itu telah diadakan
pendamaian bagi mereka.
Demikianlah engkau harus menghapuskan darah
orang yang tidak bersalah itu dari tengah-tengahmu, sebab dengan demikian
engkau melakukan apa yang benar di mata TUHAN.”
~ Ulangan 21:8-9 (TB)
Sungguh, hal itu terjadi kepada Yehuda (yaitu berbagai malapetaka yang membawa kebinasaan bagi Yehuda sebagaimana dinyatakan
dalam ayati 1 dan 2) sesuai dengan titah TUHAN untuk menjauhkan mereka dari
hadapan-Nya oleh karena dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang
dilakukannya,
dan juga oleh karena darah orang yang tidak
bersalah yang telah ditumpahkannya, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh
dengan darah orang yang tidak bersalah, dan TUHAN tidak mau mengampuninya.
~ 2 Raja-raja 24:3-4 (TB)
PERENUNGAN DAN PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL
•Ketika melihat hal-hal keji, yang dibenci dan
menjijikkan di hadapan Tuhan dilakukan tanpa malu dan merasa bersalah oleh
tokoh-tokoh bangsa, maka bangsa itu telah dekat bahkan mungkin telab jatuh
dalam murka dan kutuk Tuhan.
•Tindakan menghukum dan mengorbankan orang
yang tak bersalah atau menghukum orang tidak setimpal dengan kejahatannya
merupakan suatu pertanda bahwa hati suatu bangsa telah menjadi keras. Tanpa
pemberesan dan pendamaian terhadap orang-orang yang tak bersalah itu, seluruh
bangsa ada di bawah kutuk dan bukan berkat. Gereja Tuhan wajib membawa dan menarik
roh pertobatan turun sampai seluruh bangsa akhirnya sadar akan kejahatannya dan
berbalik kepada Tuhan. Adakah itu kita temui keluar dari umat Tuhan hari-hari
ini?
•Gereja dan umat Tuhan harus memberikan
teladan dan spirit kebenaran dengan tidak mempermainkan hukum-hukum Tuhan,
tidak menggunakan kedok-kedok rohani, pemimpin-pemimpin rohani berhenti
menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan diri dan tak lagi bermain politik
maupun menyebarkan fitnah-fitnah di gereja. Dengan demikian terang itu kembali bersinar
dan garam itu tetap asin. Tanpa hal ini, pada waktunya, gereja akan menjadi
salah satu korban dari kemerosotan bangsa di segala bidang.
Tuhan sedang mencari roh pertobatan di tengah
kefasikan yang amat sangat.
Akankah itu ditemukan dalam diri Anda?
SALAM REVIVAL
Indonesia dipenuhi kemuliaan Tuhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *