Di tahun ini, sudah ke berapa kalikah Anda merayakan Natal? Apakah yang Anda rasakan di hati Anda Natal tahun ini? Adakah suatu makna yang baru dari Natal yang Anda rayakan? Atau sudahkah Natal menjadi suatu rutinitas belaka, yang terasa semakin membosankan tahun demi tahun?
Tahukah Anda bahwa Tuhan senantiasa memberikan pewahyuan yang baru kepada kita sebab Ia ingin dikenal dan menyatakan diri pada kita. Dan sudah seharusnya, pengenalan kita akan Dia terus bertumbuh dan bertambah hari demi hari dan tahun demi tahun. Dan tidakkah semestinya Natal tahun ini kita rayakan dalam suatu pengalaman yang lebih mendalam dibandingkan Natal yang pertama kali kita rayakan sebagai orang percaya? Tidakkah kita merasa jemu dan hampa ketika perayaan kita telah menjadi sesuatu “biasa-biasa” serta minim makna, yang pada akhirnya membuat kita semakin kurang bergairah akan Tuhan dan mulai mengalihkan perhatian kepada perkara-perkara duniawi yang sia-sia.
Yang Merayakan Natal Pertama
Berbeda dengan ribuan tahun sesudahnya, Natal yang pertama dilalui dalam sunyi. Tidak semua merayakannya. Alkitab mencatat hanya sekelompok orang saja yang mengetahui dan merayakan Natal pertama. Siapakah mereka itu?
Menurut catatan Matius dan Lukas, mereka adalah pasangan suami istri Yusuf dan Maria, Zakharia dan Elizabeth yang merupakan kerabat Maria, para gembala di padang Efrata, dan orang-orang majus dari timur. Yang menarik, semuanya mempunyai satu persamaan. Mereka semua telah mendengar Tuhan berbicara kepada mereka. Mereka telah menerima pesan itu secara pribadi meskipun dengan cara yang berbeda-beda.
Maria menerima berita Natal melalui penglihatan pada waktu ia merenung dan berdoa. Malaikat Gabriel menghampirinya dan menyampaikan pesan Tuhan kepadanya. Bahwa ia akan mengandung oleh kuasa Roh Kudus dan melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamakan Yesus, yang akan menyelamatkan umat manusia dari dosa mereka (Lukas 1:26-35).
Yusuf, seorang tukang kayu miskin, yang kemudian menjadi suami Maria menangkap rencana Tuhan mengenai Natal melalui mimpi. Saat ia bermaksud diam-diam menceraikan Maria yang telah mengandung sebelum dinikahinya, malaikat menjumpainya dalam mimpi. Mengatakan bahwa anak yang dikandung Maria berasal dari kuasa Allah Roh Kudus, yang akan menjadi juruselamat dunia. Pada momen-momen selanjutnya selanjutnya, secara berkelanjutan dan ajaib, Yusuf menerima mimpi demi mimpi untuk menjaga bayi Yesus dari ancaman pembunuhan Herodes (Matius 1:20-21; 2:13-15,19-23)
Elisabeth, yang sebenarnya merupakan bibi dari Maria, merasakan suatu lonjakan di dalam rahimnya ketika Maria berkunjung ke rumahnya. Saya yakin, waktu yang menyampaikan ini, pastilah Tuhan sudah berbicara kepadanya, bahwa yang sedang datang kepadanya adalah ibu dari Tuhan yang sedang turun ke dunia menjadi seorang manusia (Lukas 1:39-45).
Zakharia menerima berita Natal dengan cara yang berbeda dengan istrinya. Semula ia berjumpa dengan malaikat Gabriel yang menyampaikan bahwa ia akan memiliki keturunan. Seorang anak laki-laki yang “akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” (Lukas 1:17). Dan ketika anak itu lahir, dia bukan saja menerima pesan dari Tuhan, Zakharia bahkan bernubuat mengenai kedatangan juruselamat dan pembebas manusia dari dosa, maut dan musuh-musuh Tuhan (Lukas 1:67-75)
Lalu orang-orang majus dari timur. Sukacita Natal mereka berawal dari tanda ajaib di langit. Sebuah bintang besar menarik perhatian mereka, sehingga mereka memulai perjalanan mereka segala susah payahnya demi menyembah sang raja yang mereka yakini telah lahir ke dunia. Setelah berjumpa dengan bayi Yesus dan menyembah, mereka dipimpin Tuhan melalui mimpi untuk mengambil jalan yang lain agar tidak berjumpa dengan Herodes yang berniat membunuh bayi Yesus (Matius 2:12-12).
Berkebalikan dengan orang-orang majus, para gembala yang bekerja di padang nan terpencil, menerima pesan Natal jauh lebih terang terangan daripada orang-orang berhikmat itu. Di malam yang spesial itu, seorang malaikat mendatangi mereka dengan sinar yang sangat terang, yang sempat membuat mereka sangat ketakutan. Kepada mereka disampaikan bahwa itu juga telah lahir bagi mereka, seorang juru selamat yaitu Kristus Tuhan di kota Daud. Kemudian penampakan itu disusul dengan paduan suara tidak akan pernah mereka lihat setelah itu: bala tentara sorga dalam jumlah yang sangat besar memuji Tuhan dalam suatu pujian Natal pertama yang pernah dinyanyikan (Lukas 2:8-17).
Ya, kepada mereka lah Tuhan menyingkapkan dan membawa mereka mengalami Natal yang pertama. Pertanyaannya, mengapa kepada mereka? Mengapa Tuhan berbicara secara pribadi kepada orang-orang tertentu sedangkan yang lainnya tidak? Kepada yang sebagian, Tuhan menyatakan maksud hatinya dalam peristiwa Natal dimana tahun demi tahun mereka merasakan kehadiran Tuhan dan kasih-Nya melalui Natal. Tapi tidak bag sebagian yang lain yang hanya sekedar memperingatinya sebagai salah satu hari raya yang paling semarak di dunia atau yang cuma melaluinya sebagai salah satu musim liburan lainnya.
Terbukti tidak banyak yang sungguh-sungguh memahami makna Natal. Hingga kini Natal dipandang sebagai saat bersukaria, berpesta pora, menerima hadiah dan momen-momen berkumpul bersama keluarga. Dirayakan seperti itu, nama Tuhan hanya akan disebut sekilas saja saat lagu-lagu Natal dinaikkan. Selebihnya, orang berfokus pada hadiah, makanan dan minuman, ornamen indah dan dekorasi spektakuler, pakaian-pakaian baru, bahkan program-program serta acara-acara yang meriah di gereja. Tidak banyak yang benar-benar mengalami persekutuan dengan Tuhan yang dalam Natal yang pertama, telah datang mendekati manusia. Dan itu terkonfirmasi dengan fakta akan minimnya orang-orang Kristen yang hidup dan berjalan bersama Tuhan sepanjang tahun setelah Natal itu hingga Natal berikutnya
Yang Kehilangan Natal Pertama
Alkitab mencatat sangat sedikit yang tahu akan Natal yang pertama. Tetapi diantara yang tidak tahu itu, ada yang mengetahuinya namun tidak pernah turut merayakannya. Kedatangan orang majus di hadapan Herodes yang bermaksud menanyakan tentang lahirnya seorang raja baru, telah memicu suatu penyelidikan singkat akan kelahiran Kristus. Imam kepala dan ahli-ahli taurat didatangkan dan ditanyai mengenai tempat kelahiran Sang Mesias. Mereka memberikan jawabannya tepat sesuai kitab para nabi. Dan hanya itu saja. Mereka tidak berusaha sedikitpun untuk menyelidiki serta mencari mengapa tiba-tiba pimpinan wilayah mereka bertanya-tanya mengenai masalah itu. Dan Tuhanpun tak repot-repot memberitahu mereka.
Begitupun terhadap Herodes, keberadaan sang bayi tetaplah tersembunyi baginya. Meski ia mencari bayi itu, ia tak pernah menemukannya. Tidak akan pernah ada Natal sejati bagi mereka yang mencari Yesus demi kepentingan-kepentingan politik.
Natal tertutup bagi orang-orang yang berjiwa seperti ahli Taurat dan Herodes. Mereka mengetahuinya dan bersentuhan dengannya namun tidak pernah mengalami kuasa atau sukacitanya.
Natal membuat orang berbondong-bondong ke gereja. Namun, apakah orang banyak itu mencari Tuhan dan seberapa banyak yang benar-benar mengalamai perjumpaan dengan Tuhan? Mereka merayakan kelahiran bayi yang adalah Tuhan sendiri yang turun ke dunia, sayangnya tahun demi tahun mereka tidak pernah mengalami pertemuan dan jamahan pribadi dari Tuhan itu. Hanya hati yang bersedia merendahkan diri dan rindu sentuhan Tuhan yang akan mengalami Natal yang sejati.
Akankah Pesan Natal Dari Hati Tuhan Disingkapkan Pada Anda Secara Pribadi?
Dari apa yang dituturkan Alkitab mengenai kepada siapa Tuhan memilih untuk berbicara dan menyatakan isi hatinya di Natal yang pertama, setidaknya kita bisa menyelami mengapa ada orang yang tampak mudah mendengar suara Tuhan sedangkan yang lain terasa begitu jauh dengan Tuhan dan tidak pernah mengalami Tuhan berbicara kepada mereka.
Yang dapat menangkap isi hati Tuhan tak lain tak bukan ialah pribadi-pribadi yang memiliki hati seperti Yusuf dan Maria, Elizabeth dan Zakharia, orang-orang majus bahkan gembala-gembala miskin dan sederhana.
Dari kisah mereka, kita bisa belajar memahami bagaimana Tuhan berbicara dan terhadap siapa saja Tuhan memilih untuk berbicara.
Perhatikan dan renungkan:
1) Tuhan berbicara melalui berbagai macam cara.
Melalui mimpi. Penglihatan. Tanda-tanda. Petunjuk-petunjuk.
Dengan perantaraan malaikat atau kitab sucinya. Melalui alam atau peristiwa-peristiwa. Secara natural maupun supranatural.
Tuhan telah melakukannya dahulu dan masih melakukannya hingga kini. Meskipun Ia terasa jauh namun sesungguhnya Dia selalu dekat. Selalu rindu berhubungan dan berkomunikasi dengan kita. Ia selalu akan berbicara pada manusia. Hanya adakah manusia yang mau mendengarkan dia, yang tersedia membuka hatinya menyendengkan telinganya pada apa yang ingin disampaikannya?
Jika orang-orang di masa Perjanjian Lama ini beroleh kesempatan mendengar suara Tuhan, tidakkah kesempatan itu terlebih besar di masa Perjanjian Baru dimana kita hidup sekarang ini?
Tepatkah yang berpendapat bahwa Tuhan tidak lagi berbicara secara pribadi dan langsung kepada kita melalui cara-cara yang ajaib dan supranatural?
Tidakkah merupakan suatu kemunduran bagi kita yang hidup di masa dimana Roh Kudus dicurahkan secara melimpah beserta karunia karunia-Nya yang ajaib itu?
2) Tuhan menyingkapkan kehendak dan isi hati-Nya pada pribadi-pribadi yang tulus dengan segenap hati mencari Dia.
Maria menerima tugas suci itu berawal dari kehidupan doa dan pengabdiannya pada Tuhan. Yusuf menerima kejelasan tuntunan Allah saat ia memilih untuk tak terburu-buru namun menimbang-nimbang untuk mencari pimpinan Tuhan sebelum membuat keputusan memperistri Maria dan menjadi bapa dari bayi juruselamat. Orang-orang Majus tak mau dihentikan oleh apapun untuk bertemu dengan raja yang baru lahir itu. Pun Elizabeth dan Zakharia adalah orang-orang yang seumur hidup melayani Tuhan dan hidup bagi Tuhan. Akhirnya, gembala-gembala memperoleh penyingkapan rencana Allah dalam Natal karena dengan iman yang sesederhana kehidupan mereka, mereka menyambut dan mempercayai pesan itu.
Suara Tuhan mudah ditangkap dan dikenali oleh hati yang terbuka dan tertuju pada-Nya. Hati yang mencari-Nya dan rindu menyenangkan hati-Nya. Yang mengasihi Dia sejak di bagian diri mereka yang terdalam. Yang selalu berhasrat untuk dekat dan erat dengan Dia. Yang memandang berharga hubungannya dengan Tuhan sehingga menyisihkan pengejaran dan pencarian bahkan percintaan yang lain supaya mendapatkan Tuhan.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
~ Filipi 3:8 (TB)
Kepada jiwa-jiwa yang demikianlah, yang digambarkan dengan indah oleh Paulus dalam suratnya itu, Tuhan tidak akan menahan diri membagikan isi hati-Nya.
Sebab Ia tahu, saat Ia melakukan-Nya, sahabat-sahabat-Nya itu akan mendengar, memperhatikan, menyambut, menyelidikinya lebih lagi, memegangnya apabila itu merupakan kebenaran, mendoakan itu bila itu merupakan suatu jeritan dan kerinduan Tuhan, dan MELAKUKANNYA jika itu adalah perintah kehendak-Nya dalam hidup mereka. Bagai tanah yang subur yang merupakan kesukaan para penabur benih, demikian Tuhan mencari hati yang akan merespon secara benar akan perkataan-Nya itu lalu menaburkan setiap penyingkapan rahasia-rahasia-Nya di hati mereka.
Periksalah hari ini apabila Anda sukar mengenali pimpinan Tuhan. Mungkinkah itu karena hati Anda belum benar-benar tertuju pada-Nya? Yang acuh tak acuh dan kerap meremehkan nasihat-Nya? Mungkinkah keinginan-keinginan pribadi Anda masih acapkali lebih kuat mengalahkan tarikan lembut Tuhan untuk taat pada kerinduan-Nya? Lalu, selidikilah apakah Tuhan menemukan seruan kuat yang tulus dari hati Anda yang semata-mata ingin mengenal Dia dan terhubung dengan Dia, lebih dari sekedar memperoleh berkat-berkat jasmani di hidup Anda?
Ketika hati kita tertuju pada yang duniawi dan bendawi maka dunia akan semakin jelas dan memikat hati kita. Kita pun secara kurang ajar, sadar maupun tidak, memperalat Tuhan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan hidup duniawi. Yang sekalipun merupakan janji Tuhan namun sebenarnya bukan itu tujuan suci kita terhubung dengan Tuhan.
Ketika kita mencari yang ilahi dan sorgawi, Ia akan menyatakan diri kepada kita. Makin terang waktu demi waktu.
Suara-Nya. Hikmat-Nya. Pikirannya. Hati-Nya. Hadirat-Nya. Cinta-Nya.
Kita akan dijadikan-Nya kekasih-kekasih-Nya:
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
~ Yohanes 14:21, 23 (TB)
Tidakkah sangat jelas bunyi janji terbaik Yesus ini bagi kita?
Orang yang mengasihi Dia dan tulus hidup dalam ketaatan melakukan firman-Nya akan DIKASIHI-NYA, ALLAH SENDIRI MENYATAKAN DIRI KEPADANYA DAN BERDIAM BERSAMA-SAMA DENGAN DIA!
Rindukah Anda menerima penyingkapan Tuhan untuk Natal tahun ini?
Pilihlah untuk mencari dan mengasihi Tuhan di atas segalanya.
3) Asalkan hati kita tetap mencari Tuhan, Ia pasti menyatakan diri lebih jelas dan lebih jelas lagi bagi kita.
Ketika Tuhan berbicara, Ia akan terus memberikan peneguhan demi peneguhan bagi kita yang mencari-Nya dalam ketulusan. Sampai kehendak-Nya jelas dan nyata bagi kita untuk kita lakukan dan hidupi. Kita akan terus merasakan tuntunan-Nya makin jelas dan terang jalan kita dalam rencana-Nya sebab Ialah gembala yang baik yang pasti menuntun kita di jalan yang benar. Bagian kita ialah menjadi domba-domba yangpeka akan suara-Nya dan bergerak sesuai perintah-Nya.
Perhatikanlah kembali. Maria diteguhkan oleh apa yang diterima dari Tuhan dan disampaikan Elizabeth dan Zakharia. Yusuf dikuatkan hatinya oleh karena ketulusan Maria dan kehadiran tamu-tamu yang tak disangka-sangka yang datang secara ajaib menjumpai keluarga kecilnya yang baru dimana mereka sekaligus memberikan persembahan yang penting sebagai bukti pemeliharaan Allah atas bayi suci itu. Orang majus dipimpin oleh bintang dan petunjuk-petunjuk lain yang mereka temukan selanjutnya hingga tepat sampai pada tujuan mereka. Gembala-gembala pun diteguhkan setelah melihat bayi itu sendiri sesuai pernyataan malaikat yang telah mereka terima.
Sejatinya, kehendak Tuhan dan petunjuk-Nya secara pribadi bukan merupakan sesuatu yang mustahil dijangkau. Ia yang berjanji menyatakan diri PASTI akan menyatakan diri bagi mereka yang benar-benar merindukan-Nya.
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.
~ Hosea 6:3 (TB)
Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
~ Yeremia 29:12-13 (TB)
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.
~ Yeremia 33:3 (TB)
Jadi siapakah yang berkata bahwa Tuhan itu jauh dan tidak mungkin berbicara pribadi dengan kita? Ia hanya sejauh hati yang berkobar dengan kerinduan untuk mengenal Dia dan jalan-jalan-Nya di hidup kita. Ia tak jauh dari hati yang tulus dan mau diarahkan-Nya pada jalan yang benar. Ia jauh lebih dekat dari yang kita dapat perkirakan. Ia di hati kita dan selalu akan berbicara pada kita. Bagian kita ialah menujukan hati semata-mata kepada-Nya.
Jadi apakah makna Natal yang Anda terima di hati Anda secara pribadi di tahun ini? Rindukah Anda menerimanya sendiri sebagai suatu pesan yang mengubah hati dan hidup Anda di tahun-tahun selanjutnya?
Oh betapa Tuhan merindukan Anda tahun ini untuk merayakan dan memperingati Natal penuh makna melalui hati yang Anda yang terbuka dan siap bagi Tuhan. Jadikanlah Natal tahun ini suatu titik balik bagi Anda untuk berpegang dan bergantung pada Tuhan lebih lagi dari sebelumnya.
SELAMAT NATAL 2017 DARI SAYA SEKELUARGA.
“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
AMIN.
SALAM REVIVAL!
INDONESIA PENUH KEMULIAAN TUHAN