PANGGILAN TUHAN DALAM HIDUP KITA

Oleh Peter B, MA
Hingga kini sangat umum terjadi salah kaprah dalam hal mengikut Kristus. Itu terlihat dalam segala aspek rohani dalam hidup kita. Puncaknya ialah suatu kehidupan yang sering saya sebut sebagai kehidupan agamawi. Inti sebenarnya, agamawi itu berarti berusaha menyenangkan hati Tuhan dengan kekuatan dan cara kita sendiri. Tepat seperti yang diumpamakan Yesus melalui figur anak sulung, dalam perumpamaan anak yang hilang di Lukas 15. Prakteknya ialah kita mengandalkan ketekunan, kesetiaan, kesalehan, perkataan, dan perbuatan yang kita rasa benar dan baik yang diusahakan semampu kekuatan yang ada pada kita sebagai manusia. 
Ini sebenarnya kekeliruan fatal. 
Kita dipanggil untuk menyatakan Kristus yang telah kita inginkan menguasai dan mengendalikan seluruh hidup kita : pikiran, perasaan dan kehendak kita. 
Kita juga dipanggil untuk taat pada tuntunan dan pimpinan Roh Kudus, yang akhirnya tanpa kita sadari, hidup kita berubah dan berbuahkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kesetiaan, kemurahan, kebaikan dan kelemahlembutan dan penguasaan diri.
Terutama kita dipanggil bukan untuk bekerja dan melakukan ini dan itu DENGAN KEBERADAAN DAN KEKUATAN KITA YANG DIDASARKAN SIFAT ASLI KITA. 
Kita dipanggil pertama² untuk berserah, menyatakan bersedia untuk tunduk pada perintah, petunjuk dan pimpinan Tuhan. Sisanya, kekuatan untuk taat dan kerelaan yang besar akan Tuhan kerjakan, garap dan munculkan dalam hidup kita. 
Tanpa berserah pada Tuhan, akhirnya kita sendirilah yang akan selalu merasa baik, benar, berjasa, berbuat banyak bagi Tuhan, bagi hidup kita atau hidup sesama. Padahal itu terbatas sekali dan hanya benar dan tepat di pandangan/ ukuran kita sendiri. 
Jika kita hendak menggenapkan dan mencapai target/ukuran Tuhan, kita harus membiarkan Tuhan mengubah kita menjadi manusia yang baru, dengan hati baru, pikiran baru, menjalani hidup baru dengan tujuan baru sambil waktu demi waktu rupa Kristus itu nyata dalam hidup kita. 
Jadi, jangan pernah berpikir diri kita sanggup memenuhi standar Tuhan. Itu mustahil. Kecuali… Kristus telah berkarya bebas dalam hidup kita, mengendalikan kita sepenuhnya, menjadikan kita mampu menjadi pelaksana² apa yang mustahil sehingga kita dapat memperagakan hidup yang mustahil di mata dunia. Hidup seperti Yesus Kristus Tuhan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *