bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang
Farisi?”…
Biarkanlah mereka itu. MEREKA ORANG BUTA YANG MENUNTUN
ORANG BUTA. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke
dalam lobang.”~Matius 15:12,14
Yesus menyatakan bahwa ada
pemimpin² yang buta. Juga pengikut² atau pendukung yang buta. Mereka
bagaikan orang buta menuntun orang buta. Tuhan menghendaki baik pemimpin
atau pendukungnya bukan pribadi² yang buta. Buta yang dimaksud di sini
ialah tidak dapat melihat jalan mereka sehingga mereka tidak dapat
melangkah dengan baik dan mencapai tujuan yang benar.
Pemimpin yang buta dan diikuti pendukung yang buta akan sama² celaka nasibnya.
Pemimpin yang buta hanya akan diikuti pengikut yang sama butanya. Tetapi ia tidak akan diikuti pendukung yang mampu melihat.
Pemimpin yang mampu melihat akan menjadi pemimpin yang sukar mencapai
apapun jika pengikut²nya orang² yang buta, yang mengindikasikan mereka
sebagai pengikut² yang lemah dan hanya menambah beban bagi perjalanan
mencapai tujuan.
Mengingat kelemahan dan keterbatasan manusia,
mustahil ada pemimpin yang mampu melihat segala sesuatu bahkan untuk
melihat satu hal dengan pengertian yang sangat terang. Seorang pemimpin
yang terbaik sekalipun, hanya melihat sebagian saja dari apa yang akan
terjadi. Hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatunya, baik segala
sesuatu dari masa lampau, masa kini dan masa depan -oleh karena Ia
mahatahu adanya. Itu sebabnya Yesus berkata bahwa satu-satunya pemimpin
yang perlu kita ikuti sepenuh hati dan hidup hanya Dia:
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.”~Matius 23:9-10
Namun, jika demikian, tidak adakah pemimpin yang perlu kita ikuti?
Secara ideal, kita semestinya mencari pemimpin yang mengikuti teladan
Sang Pemimpin Agung yaitu Kristus. Terhadap pemimpin yang demikian, kita
semestinya memberikan dukungan dan mengikuti teladannya. Bagi sang
pemimpin, ia pun dapat dengan yakin mengajak para pengikutnya mengikut
dia oleh sebab ia meniru teladan Pemimpin terbaik yang pernah ada,
sebagaimana yang dinyatakan oleh Paulus, sebagai rasul, guru dan
pemimpin rohani waktu itu:
Dengan ukuran sedemikianlah kita semestinya mencari dan memilih
pemimpin yang akan kita dukung dan ikuti. Meskipun mungkin sangat sukar
menemukan yang setara dengan Kristus, kita dapat melihat seberapa dari
kehidupannya melaksanakan nilai² yang sesuai dengan ajaran Tuhan kita.
Dengan demikian kita tidak menjadi pengikut² atau pendukung² yang buta.
Pendukung buta tidak dapat oleh karena mereka kerap dibutakan.
Dibutakan oleh kharisma atau kepribadian si manusia pemimpin. Ditutup
matanya oleh pemikiran² dan ajaran Sang panutan. Disilaukan oleh
kekayaan, jabatan dan prestasi² sosok idolanya.
Pendukung buta menaruh harapan sepenuhnya pada pemimpin yang sama² manusianya dengan dia, bukan pada Tuhan.
Mereka menyerahkan hidup dan mati bagi pribadi² yang dipandang besar
dan berpengaruh ini. Mereka siap melakukan apa dan demi pemimpinnya
-yang sebenarnya tidak lepas dari kesalahan maupun dosa.
Itu
sebabnya pendukung² buta akan menyerang membabi buta. Mengejek.
Membully. Merendahkan dan menistakan siapa saja yang menyinggung
pemimpinnya. Mereka merasa berada dalam pihak yang benar karena
kekaguman pada pemimpin mereka sehingga apapun yang sepertinya
menghalangi pemimpin mereka meraih kejayaan akan dibabat habis dengan
segala cara. Bagi mereka, pemimpin mereka adalah hidup mereka. Makna
bagi keberadaan mereka. Sumber energi bagi kehidupan yang mereka jalani.
Bagi sebagian pendukung buta, pemimpin mereka adalah segala-galanya
bagi mereka.
Pendukung² buta siap berperang saat pemimpinnya
diserang. Pendukung² buta begitu terpesona dengan eksistensi
pemimpinnya. Tanpa sadar, mereka menjadikan pemimpin mereka lebih dari
Tuhan, hingga mereka tidak lebih dahulu mencari kehendak dan maksud
Tuhan yang lebih layak menjadi pemimpin mereka.
Mereka lupa bahwa
pemimpin yang perlu dijaga, diagungkan dan dimuliakan namanya, yang
olehnya hidup mereka harus diserahkan dan dipersembahkan bukanlah
pemimpin yang ada di dan dari dunia ini.
Pendukung² buta ada di
mana-mana. Di gereja. Di pemerintahan. Di partai² dan ormas². Di rumah²
maupun di jalan-jalan. Tidak terkecuali di dunia maya dan media sosial.
Mereka hanya tahu satu dan hanya satu. Pemimpin mereka harus diakui,
dipuji² dan dihormati setinggi-tingginya. Tak terpikirkan yang lain.
Apalagi yang namanya mencari kehendak Pemimpin di atas segala pemimpin
itu.
Setiap orang harus mengalami perjumpaan dengan Tuhan
sebagai pemimpin hidupnya. Faktanya, tidak seindah itu. Karena pemimpin
buta yang memperoleh dukungan penuh pendukungnya yang juga buta,
kerusuhan maupun peperangan tidak akan pernah berakhir.
Yang
dikatakan rasul Yakobus terbukti benar dalam setiap situasi yang rusuh,
kacau, penuh pertentangan, huru hara, perselisihan dan keributan:
sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan
kebenaran!
Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada
kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.”~Yakobus 3:14-16
Sebagai pemimpin, kiranya kita tidak menjadi buta lalu menyesatkan banyak orang.
Sebagai pengikut, jauhlah kiranya kita memberikan dukungan yang buta
sehingga tanpa kita sadari kita melawan Pemimpin Sejati itu sendiri.
Sebagai pemimpin kita memerlukan hikmat dan pimpinan Tuhan serta
firman-Nya yang hidup supaya kepemimpinan kita jelas dan menuju pada
arah yang tepat dan terbaik sebagaimana yang dikehendaki Allah.
Sebagai pengikut, kita wajib menjadi rekan sepenanggungan dan sahabat
baginya. Yang menunjukkan kasih dengan lengkap bukan dengan mendukung
apapun keinginan hati pemimpinnya tapi memberikan masukan dan pandangan
yang terbaik bagi pemimpin yang penuh keterbatasan sebagai manusia.
Di atas semuanya, hanya satu pemimpin kita yang wajib kita turuti.
Kehendak-Nya adalah hukum dan perintah bagi kita. Sebelum kita terpesona
dan tunduk kepada Dia untuk melaksanakan kehendak-Nya, kita akan selalu
rentan mengikuti pemimpin yang buta dan menjadi pendukung buta.
Sebab itu, carilah Dia hingga Anda menemukan Dia (atau ditemukan-Nya).
Pada Dia ada arah dan tujuan yang benar, jalan terbaik dan sejati dalam kehidupan.
Mata Anda akan dibukakan melihat jalan²Nya. Dan Anda akan dipenuhi
syukur sepanjang hidup Anda karena tidak ada lagi yang buta. Baik
pemimpin atau pendukungnya…
Salam revival!
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan..