Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam dari Daud, ketika Saul menyuruh orang mengawasi rumahnya untuk membunuh dia. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan aku. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang melakukan kejahatan dan selamatkanlah aku dari pada penumpah-penumpah darah. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya TUHAN, aku tidak bersalah, merekalah yang lari dan bersiap-siap. Marilah mendapatkan aku, dan lihatlah! Engkau, TUHAN, Allah semesta alam, adalah Allah Israel. Bangunlah untuk menghukum segala bangsa; janganlah mengasihani mereka yang melakukan kejahatan dengan berkhianat! Sela
(Mazmur 59: 1-6)
Daud berdoa pada malam terakhir karir pelayanannya dalam mendukung visi Saul. Malam itu ujian kelulusan Daud untuk memulai visi pelayanannya sendiri. Daud datang ke istana Saul tanpa membawa apa-apa dan keluar juga tanpa membawa apa-apa, bahkan tidak bisa membawa istrinya. Daud keluar dari istana bukan dengan pesta perpisahan tetapi melarikan diri sebagai buronan istana, walau dia baik, setia dan prestasinya gilang-gemilang sebagai kepala pasukan dan menantu raja. Daud tidak pernah berambisi mengejar jabatan tapi rindu memberi terbaik sebagai baktinya kepada Allah dan tanggung jawabnya kepada tugas yang dipercayakan. Oleh sebab itu Allah berkenan dan memberkati apa yang Daud lakukan serta meninggikannya (dipromosikan kepada tanggung jawab lebih besar).
Daud di istana Saul mendapat pelajaran berharga yaitu hidup di bawah kepemimpinan pemimpin yang buruk dan telah ditolak Tuhan sebagai bekal kelak Daud sebagai raja agar tidak mengulangi kesalahan yang sama tetapi berlaku sebaliknya. Beban dan visi serta proses Tuhan bagi Daud semakin jelas di masa persiapan itu yaitu sebagai raja/ gembala Israel yang baik sesuai kehendak Tuhan sebagai kebalikan kepemimpinan Saul. Dalam doanya Daud mengadukan perkaranya kepada Tuhan dan mohon perlindungan untuk dilepaskan dari maut yang mengancamnya. Cara Daud sangat bijak menyerahkan segalanya termasuk sakit hati, kecewaan, kemarahannya kepada Tuhan, Allah semesta alam. Daud keluar tidak dengan kepahitan atau membawa dendam dan kebencian tetapi Daud keluar dengan hati yang mengampuni dan roh yang manis sebab Tuhan telah memulihkan hatinya. Sehingga Daud tidak mengumpulkan pendukungnya untuk menggulingkan Saul dan membalas dendam malah membantu memerangi lawan-lawan Israel. Oleh sebab itu Tuhan meluputkan Daud dan melindunginya bahkan meneguhkan Daud menjadi raja penerus Saul sesuai janji-Nya.
Dari kisah Daud kita belajar penundukan diri kepada kehendak Allah dan menghormati otoritas pemimpin rohani yang dipakai Allah untuk mempersiapkan kita menjadi pemimpin rohani sesuai kehendak Tuhan. Adalah hal yang luar biasa bila dibimbing pemimpin rohani yang buruk tetapi kita menjadi pemimpin rohani yang kualitasnya sebaik Daud. Hanya dari proses yang berat dan panjang menghasilkan kualitas yang terbaik jika kita tidak menyerah dan menjadi putus asa serta kecewa terhadap proses Tuhan dalam hidup kita. Terlebih lagi jika kita berkesempatan mendapat mentor pemimpin rohani yang baik seharusnya kita lebih cepat bertumbuh karena situasi yang mendukung.
Bangkitlah pemimpin rohani yang RADIKAL Amin.
(Oleh: Faith Ruddy)