PERSEMBAHAN YANG TIDAK BERKENAN – BAGIAN 1 (Oleh John Bevere)


Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
– 1 Pet. 1:15-16
Waktu telah berlalu sejak hari Pentakosta. Gereja telah diberkati oleh hadirat Allah dan kuasa-Nya. Banyak orang diselamatkan, disembuhkan dan dibebaskan. Tak seorang pun yang kekurangan karena setiap orang membagikan apa yang mereka miliki. Mereka yang memiliki harta benda menjualnya dan membawa hasilnya kepada para rasul untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
PERSEMBAHAN DARI ORANG ASING
Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
– Kis. 4:36-37
Siprus adalah sebuah pulau  yang diberkati dengan kekayaan alamnya, terkenal dengan bunga-bunga dan buah-buahnya. Anggur dan minyak dihasilkan secara berlimpah. Ada penyimpanan terhadap bermacam-macam batu berharga. Tetapi, sumber kekayaan utamanya terletak pada pertambangan dan hutan. Ada banyak pertambangan perak, tembaga dan besi. Itu adalah negara yang berlimpah dengan kekayaan alamnya. Jika Anda memiliki tanah di Siprus, mungkin Anda orang kaya.
Coba bayangkan: Seorang Lewi kaya bernama Barnabas yang datang dari negeri lain membawa sejumlah uang sebagai hasil penjualan tanahnya. Jumlah uang itu mungkin sangat besar dan diserahkan kepada para rasul untuk dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sekarang baca ayat selanjutnya dengan baik.
Tetapi ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
– Kis. 5:1

Perhatikan kata pertama dalam kalimat ini, “Tetapi.” Dalam Alkitab, tidak ada gagasan baru yang didahului dengan kata, “tetapi.” Ingat penerjemah adalah orang-orang yang memisahkan setiap kitab dalam Alkitab dengan pasal dan ayat. Pada awalnya kitab Kisah Para Rasul hanyalah sebuah surat yang panjang yang ditulis oleh seorang dokter bernama Lukas.

Dengan penggunaan kata “tetapi,” jelas bahwa apa yang telah terjadi di pasal empat Kisah Para Rasul berkaitan dengan catatan tentang Ananias dan Safira pada pasal lima. Bahkan, saya cukup berani untuk mengatakan bahwa Anda tidak dapat mengerti sepenuhnya apa yang akan terjadi tanpa mengetahui masalah sebelumnya. Ini akan menjelaskan penggunaan kata “tetapi” pada awal kalimat.
Mari kita pikirkan bersama-sama. Seorang pendatang baru yang sangat kaya datang ke gereja dan membawa persembahan yang banyak dari hasil menjual tanahnya. Persembahan orang ini membuat Ananias dan Safira memberikan reaksi dengan menjual sesuatu yang mereka miliki. Perhatikan beberapa ayat berikutnya dengan baik.
Dengan setahu istrinya, ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi, Petrus berkata: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.”
– Kis. 5:2-4
Sampai pada titik ini, Ananias dan istrinya mungkin memiliki reputasi sebagai pemberi terbanyak dalam gerejanya. Mungkin mereka mendapat perhatian dari banyak orang untuk kemurahan mereka. Melihat respon mereka, saya yakin bahwa mereka menikmati posisi mereka yang mendapatkan hormat dan pengakuan melalui pemberian mereka.

Sekarang mereka telah dikalahkan. Perhatian orang-orang telah beralih kepada orang baru ini, orang Lewi dari Siprus. Setiap orang mengagumi kebaikan dari orang baru ini. Orang-orang membicarakan pemberiannya yang besar dan akan menolong banyak orang yang sedang membutuhkannya. Itulah pembicaraan di dalam gereja. Perhatian orang banyak telah beralih dari Ananias dan Safira, dan menciptakan kekosongan yang tidak dapat mereka hadapi.
Mereka segera bertindak dengan menjual sebidang tanah. Harganya juga mahal dan mereka menerima sejumlah uang yang banyak. Mungkin itu adalah harta miliknya yang paling berharga. Dengan sehati, mungkin mereka telah mengambil keputusan, “Ini sejumlah uang yang terlalu banyak untuk diberikan. Kita tidak dapat memberikannya semua. Tetapi kita ingin tampak seolah-olah kita memberikan semuanya. Jadi, mari kita beri sebagian saja dari jumlah ini dan mengatakan bahwa inilah semua yang telah kita terima.”
Mereka bersama-sama setuju untuk menyembunyikan sebagain dari hasil penjualan tanah bagi diri mereka sendiri. Tetapi, mereka tetap ingin tampak seolah-olah mereka telah memberikan seluruh hasil penjualannya. Penipuan adalah dosa mereka. Tidaklah salah untuk menahan sebagian dari hasil penjualan. Uang itu adalah milik mereka yang dapat mereka gunakan menurut keinginan mereka. Tetapi adalah salah untuk mengatakan mereka telah memberikan semua yang mereka peroleh, padahal sebenarnya itu merupakan kebohongan. Mereka menginginkan pujian manusia lebih daripada kebenaran dan integritas. Reputasi penting bagi mereka.
Jika Anda menginginkan pujian dari manusia, Anda akan takut pada manusia. Jika Anda takut pada manusia, Anda akan melayani manusia – karena Anda akan melayani apa yang Anda takuti. Mereka lebih takut pada manusia, bukan pada Allah. Hal ini mendorong mereka untuk melakukan tindakan itu dan berdiri dalam hadirat Allah tanpa rasa takut yang kudus. Jika mereka takut akan Allah, mereka tidak akan pernah berbohong di dalam hadirat-Nya.


Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu. Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.

– Kis. 5:5-6
Orang ini membawa persembahan untuk orang-orang yang membutuhkan dan akhirnya mati! Penghakiman terjadi saat itu juga. Ketakutan menguasai semua orang yang melihat atau mendengar peristiwa ini. Kita lanjutkan dengan ayat-ayat berikutnya:
Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Kata Petrus kepadanya: “Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” Jawab perempuan itu: “Betul sekian.” Kata Petrus: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.” Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.
– Kis 5 : 7-11
Adalah suatu hal yang mungkin bahwa Ananias dan istrinya merupakan orang yang pertama dari sekian banyak orang yang akan menerima keselamatan melalui kasih karunia. MEREKA MUNGKIN PEMBERI TERBESAR DI DALAM GEREJA MEREKA. MEREKA  MUNGKIN TELAH MENGORBANKAN STATUS SOSIAL MEREKA DAN JAMINAN KEUANGAN DALAM PELAYANAN KEPADA ALLAH. TETAPI, PENGORBANAN TIDAK ADA GUNANYA APABILA TIDAK DISERTAI DENGAN HATI YANG MENGASIHI DAN TAKUT AKAN ALLAH.
Perhatikan ayat terakhir dari bagian itu: “Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat.” Ingat peringatan Allah kepada Harun ketika dua anak lelakinya mati dalam hadirat Allah ketika mempersembahkan korban tanpa rasa hormat.
Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku
– Im. 10:3
Selama berabad-abad, Allah tidak berubah. FirmanNya dan tingkat kekudusan-Nya tidak bervariasi. FirmanNya tidak terputus-putus sejak diberikan kira-kira 2000 tahun yang lalu. Allah adalah Raja yang besar dari dulu sampai selama-lamanya, dan Dia harus dihormati seperti itu. Kita tidak dapat memperlakukan dengan sepele apa yang Dia anggap kudus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *