Oleh Didit I.
menunjukkan betapa banyak orang yang bangga dengan hasil kinerja presiden
seperti membangun infrastruktur jalan tol, menjaga stabilitas ekonomi di dalam
negeri, menjaga hubungan baik dengan negara-negara lain. Tak hanya itu kerendahan
hatinya juga menjadi perhatian banyak orang. Meskipun demikian tetap ada pihak lainnya
yang mencari-cari kesalahan presiden dan kelemahan Presiden. Saya pribadi bersyukur memiliki seorang pemimpin
bangsa seperti beliau, namun Tuhan tidak ingin saya dan Anda menjadi terlena,
merasa nyaman dan akhirnya puas diri. Sebab masih banyak yang perlu diperbaiki
dan dikerjakan untuk pemulihan
Indonesia. Pada Pertengahan Juli 2017 saat saya berdoa Tuhan sampaikan, “Gereja-gerejaKu telah tertidur kembali karena merasa nyaman dengan
keadaan Indonesia saat ini!”. Tuhan
mengumpamakan gereja-gereja seperti orang yang bangun dari tidur karena
terkejut dengan suara tikus yang membuat keributan di atap rumahnya. Tanpa memeriksa keadaan ia yakin tampak aman kemudian kembali tidur. Padahal di saat yang sama pencuri juga
mencuri dan hendak membinasakan pemilik rumah tersebut. Maksud perumpamaan tersebut menunjukkan bahwa tidur secara rohani menggambarkan tidak berjaga-berjaga (kurang menguji
segala sesuatu) sehingga iblis berhasil masuk dalam kehidupan umat Tuhan. Sedangkan keributan yang terjadi
di atap rumahnya menggambarkan peringatan yang
Tuhan berikan melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi
di Indonesia. Tuhan menunjukkan betapa sedikit umat Tuhan yang mengerti peringatanNya terlebih lagi bertobat dan berubah. Akibatnya, iblis berhasil mengalihkan gereja-gereja
dari tujuan/panggilan utamanya, mengeroposi komitmen kita dan menyusup melalui pesan-pesan
pengajaran, nubuat, mimpi dan penglihatan yang menurunkan standart prinsip-prinsip kebenaran yang sejati. Sehingga
pesan-pesan pengajaran, nubuat, mimpi dan penglihatan tidak lagi murni namun
tercampur dengan kehendak iblis, imajinasi manusia dan ajaran-ajaran dunia.
Mengetahui semua ini, apakah
kita dapat berdiam diri
melihat penyimpangan yang membinasakan umat Tuhan? Dapatkah kita mengaku sebagai umat Tuhan namun
tidak mengetahui kehendak Tuhan? Dan bukankah sebagai murid-murid Kristus kita harus melakukan kehendakNya? Bukankah
perselisihan, perpecahan yang terjadi di bangsa ini menjadi tanda profetik
bahwa gereja-gereja belum berfungsi sepenuhnya sebagai garam dan terang bagi
dunia?
mencari dan mendukung program/rencana Tuhan. Kita hanya terfokus pada
kebijakan-kebijakan presiden namun tidak mencari kehendak Tuhan dalam hidup
kita, gereja, kota dan bangsa kita
Indonesia.
ROHANI UMAT TUHAN DI INDONESIA
dengan para balita di dalamnya, mungkin tampak lucu bagi kita melihat anak-anak
balita yang bermain namun bagaimana jika itu kondisi rohani umat Tuhan yang
tidak mengalami pertumbuhan? Akankah Tuhan bersuka melihat kondisi umatNya yang
tiada bertumbuh dan tetap seperti kanak-kanak rohani bahkan balita-balita
rohani? Namun itulah keadaan umatNya di Indonesia yang Tuhan tunjukkan. Keadaan
umat Tuhan di Indonesia seperti kumpulan anak-anak balita yang
ingin maju berperang dengan remaja sebagai pemimpinnya. Mereka
mengenakan perlengkapan perang mini mainan dari plastik (berwarna-warni).
Sebagian besar dari perlengkapan perang plastik itu juga tidak dikenakan
sebagaimana mestinya seperti ketopong dijadikan alas kaki atau penutup pantat
atau diikat di perut, dan sebagainya. Beberapa anak bergabung
dalam barisan dan beberapa anak lagi yang berada di luar barisan. Mereka yang
bergabung dalam barisan, berdiri, mendengarkan intruksi
dari anak-anak remaja di depannya sambil menangis karena takut kabar-kabar
bahwa akan ada peperangan rohani yang besar. Balita-balita
dalam barisan itu panik, kuatir, takut, putus asa bahkan ada yang
melamun (tidak tahu apa maksud pemimpinnya), namun juga ada yang
menyambut dengan berani. Mereka yang menyambut dengan berani akhirnya keluar
dari barisannya, membuat kelompok sendiri lalu maju
tanpa adanya persiapan yang matang. Sedangkan mereka yang tidak
ingin ikut berperang berada di luar barisan berkelahi dengan sesama
remaja dan balita, bahkan ada yang tidur-tiduran dan ada yang
asyik bermain koin emas, album foto, tanah, dan lain-lain.
remaja yang memimpin menggambarkan tingkat pertumbuhan kepemimpinan rohani di
Indonesia yang belum matang dalam pengalaman, karakter, pikiran dan sikap hati
sehingga tindakan dan perkataannya sering menimbulkan masalah-masalah yang
fatal secara rohani. Contoh yang Tuhan tunjukkan adalah: para pemimpin yang
mendesak jemaat meminta mujizat Tuhan tanpa ingin mengetahui maksud hatiNya,
mendesak jemaat menjadi kreatif dalam berpikir dan berkarya tanpa mencari tahu
cara Tuhan bekerja, mendesak jemaat melayani Tuhan tanpa membimbing mereka
supaya memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Akibatnya salah menafsirkan dan
memahami kehendak/maksud/tujuan Tuhan, sehingga menurunkan standart kebenaran
Tuhan yang sejati yang pada akhirnya menghambat kegerakan Tuhan.
balita menggambarkan tingkat pertumbuhan rohani umat Tuhan yang pikiran dan
hatinya masih terfokus pada berkat-berkat materi, mujizat, kesembuhan. Mereka
belum mengetahui dasar-dasar dalam mengikuti Tuhan dan belum memiliki hubungan
pribadi yang kuat dengan Tuhan sehingga rentan
ditipu, dimanfaatkan, disesatkan oleh nabi-nabi palsu, pengajar-pengajar palsu,
penginjil-penginjil palsu, gembala-gembala palsu. Contoh balita-balita rohani:
Sering mengeluh saat menghadapi penderitaan, tidak mau menerima nasehat atau
masukan dari orang lain, antusias mengejar berkat-berkat Tuhan tapi lambat
dalam mencari dan memahami kehendak Tuhan.
Perlengkapan perang yang dikenakan tidak sesuai dengan yang
seharusnya, ini menggambarkan bahwa mereka hanya mengetahui
prinsip-prinsip dasar dalam Alkitab namun
tidak tahu cara mempraktekkan prinsip-prinsip tersebut dalam hidup sehari-harinya.
Hal ini dikarenakan
kurang merenung, menyelidiki dan mendalami maksud Tuhan. Contohnya: Orang yang
sering mengikuti acara-acara seminar, pengajaran, pendalaman alkitab namun hidupnya
tidak mengalami perubahan sebab ia tidak tahu bagaimana mempraktekkan semua pengetahuan rohani yang diterimanya.
yang berada dalam barisan menggambarkan orang-orang yang SEKEDAR BERIBADAH DAN
MELAYANI Tuhan karena dorongan keluarga, teman, pasangan, perusahaan, dan
lain-lain. Namun hatinya
BELUM SUNGGUH-SUNGGUH MAU BERKOMITMEN MENGIKUTI KEHENDAK TUHAN. Contohnya:
Mendengarkan khotbah namun tidak mau tahu maksud dan tujuan Tuhan dalam
hidupnya. Mau melayani Tuhan namun tidak mau mengetahui lebih mendalam terkait
tujuan hidup dari Tuhan. Menerima berbagai pesan profetik namun tidak ingin
menguji kemurniannya.
balita dan remaja yang berada di dalam barisan lalu keluar dari barisan dan
maju berperang tanpa persiapan yang matang menggambarkan orang-orang yang
BERIBADAH, MELAYANI DAN MENGIKUTI KEHENDAK TUHAN DENGAN DORONGAN
EMOSI. Oleh karena kurang pengetahuan maka ibadah dan pelayanannya berdasarkan
PIKIRANNYA SENDIRI. Mereka berusaha mencari berbagai penafsiran Alkitab,
nubuat, ajaran-ajaran dan berbagai data yang mendukung pemikiran mereka
sendiri. Orang seperti ini tampaknya sibuk melakukan berbagai pelayanan namun pelayanannya
tidak berdampak besar bagi kekalahan iblis di alam
rohani. Contohnya: Mengadakan acara-acara dengan mencontoh
program-program rohani di negara-negara lain yang bertujuan
menarik perhatian banyak orang supaya banyak jiwa datang
ke dalam gereja-gereja. Mereka membuat berbagai gerakan namun tidak
mengetahui kehendak Tuhan.
balita dan remaja yang berada di luar barisan menggambarkan umat Tuhan yang
TIDAK PEDULI terhadap kehendak Tuhan. Sebab mereka hanya fokus pada keinginan
dan tujuannya sendiri seperti ingin dihormati, dipuji, diterima, menjadi pusat
perhatian, dan lain-lain. Mereka hanya fokus untuk
mengejar kekayaan, jabatan, pendidikan, pasangan, karir, karya yang
menyenangkan hati manusia. Semuanya dilakukan hanya untuk memuaskan keinginan
hatinya sendiri atau orang lain.
anak-anak balita ini menunjukkan 3 tipe
umat Tuhan di Indonesia: Pertama, orang-orang yang ikut Tuhan dan mengejar
kenyamanan hidup di dunia (suam-suam kuku), kedua, orang-orang yang
sungguh-sungguh ingin mengikuti Tuhan karena dorongan emosi sesaat (aktif
melakukan berbagai pelayanan tanpa tahu harga mengikut Yesus dan kehendak
Tuhan), orang-orang yang tidak peduli dengan kehendak Tuhan
sebab hatinya hanya peduli dengan kehendaknya sendiri.
semua ini hal utama yang Tuhan soroti dan tunjukkan adalah kondisi pertumbuhan rohani umat Tuhan di Indonesia
yang TIDAK WAJAR. Mereka yang Tuhan
panggil sebagai nabi seharusnya sudah menjadi nabi
dan menyampaikan pesan nubuat
– sesuai dengan hati Tuhan – namun karena belum bertumbuh dalam karakter,
pesan-pesan profetik yang diterimanya bercampur dengan
imajinasi dan motif-motif yang tersembunyi dalam hati. Demikian
juga dengan mereka yang dipanggil sebagai pengajar seharusnya menyampaikan
pandangan-pandangan yang tajam untuk membuat umat Tuhan
melihat dan memahami sudut pandang prinsip-prinsip kebenaran dalam menanggapi
peristiwa yang terjadi di gereja serta keadaan Indonesia, yang dipanggil
sebagai penginjil seharusnya menyampaikan tidak hanya kasih
karunia Tuhan namun juga pesan-pesan pertobatan yang
mendatangkan kegentaran Ilahi. Serta mereka yang dipanggil sebagai gembala seharusnya
sudah membantu jemaat bukan hanya untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar
mengikut Tuhan, tetapi juga mengetahui karunia-karunia rohani, tujuan hidup dan
berkemenangan dalam menghadapi berbagai masalah. Seharusnya
gereja-gereja membangkitkan para pemimpin serta pendoa militan yang menggagalkan
rencana besar iblis di Indonesia dan menangkap gelombang pemulihan dari Tuhan. Namun semua itu belum tampak, sebab umat Tuhan bertumbuh sebagai balita-balita rohani
yang manja, yang puas hanya dengan mendengarkan
pesan-pesan rohani yang menyenangkan hati sendiri daripada menyenangkan hati
Tuhan. Para pengkhotbah puas menyampaikan khotbah-khotbah yang menyenangkan
jemaat, tetapi kurang memperhatikan kerinduan Tuhan melihat pertumbuhan rohani
jemaatNya. Beberapa kali Tuhan menyampaikan bahwa kondisi rohani umat Tuhan di
Indonesia rata-rata masih balita-balita rohani. Oh bagaimana mungkin kita
bertahun-tahun beribadah di gereja, mendengarkan khotbah-khotbah, aktif dalam
pelayanan, kegiatan sosial, dan
lain-lain tetapi masih dalam keadaan balita-balita rohani? Tuhan menegaskan
“karena kita telah PUAS DIRI” sehingga tidak lagi menyelami
maksud hati dan pikiran Tuhan dalam hidup Anda, keluarga, kota juga atas Indonesia. Bahkan seorang anak balita merasa telah dewasa ketika mereka menggunakan
sepatu, make up, topi, baju dan berbagai asesoris orang-orang dewasa.
Akibat ketiadaan pertumbuhan rohani adalah keinginan hati yang
liar dan tidak terkendali seperti
halnya seorang anak manja yang
menginginkan sesuatu (memaksa orang tuanya dengan cara berteriak, menangis
histeris, hingga melakukan tindakan-tindakan di luar akal sehat) – semua itu
dilakukan untuk mempermalukan orang tuanya agar keinginannya dipenuhi. Mereka belum bertumbuh dalam karakter
dan belum memiliki hubungan dengan Tuhan namun ingin memikul tanggung jawab
pelayanan yang besar. Hal ini seperti memberikan bayi-bayi ke mulut singa yang lapar. Sehingga anak-anak
Tuhan dengan mudah dijerat, dilumpuhkan dan kehilangan fungsinya untuk menjadi
garam dan terang bagi dunia. Tuhan ingin gereja-garejaNya bertumbuh menjadi semakin
dewasa rohani supaya menjangkau jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan dan
memberikan dampak bagi pemerintahan.
dan bertumbuh dewasa supaya dapat mempersiapkan diri maju dalam peperangan yang
besar?