PERSPEKTIF PROFETIK : TERKAIT KONDISI UMAT TUHAN DI INDONESIA MENJELANG PILPRES 2019

(Cuplikan diskusi di group whatsapp Worship Center Indonesia)
Oleh Didit I.

Selamat sore rekan-rekan yang dikasihi Tuhan, terus terang membaca berbagai postingan dan respon dari pendukung-pendukung tokoh politik di media sosial (mengagungkan idolanya tanpa mau jujur menilai pemimpinnya) membuat saya semakin menyadari bahwa belum ada pemimpin bangsa seperti Soekarno yang memiliki visi besar untuk mengadakan revolusi mental di bangsa ini yang membangkitkan kesadaran, harapan dan tujuan (visi) yang lebih baik di masa depan. Presiden sekarang masih sekedar membangun infrastruktur bangsa ini yang sewaktu-waktu bisa rusak dan berhenti. Oleh karena itu saya semakin menyadari bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin nasionalis yang jujur, tulus, berhikmat dan berani memperjuangkan kepentingan masyarakat Indonesia.

Keberadaan pendukung-pendukung buta di bangsa ini hanya akan menjadi sarana untuk mengaburkan dan menyingkirkan kebenaran dan keadilan di bangsa ini.

Tuhan mengumpamakan kondisi pendukung-pendukung buta di bangsa ini dalam bentuk penglihatan seperti orang-orang buta yang berjalan dengan sebatang kayu berjalan pelan-pelan di tengah hutan yang lebat. Wajah mereka yang putus asa ditambaha lelah, lapar dan haus. Kemudian di tengah perjalanan orang-orang buta tersebut menemukan kolam air bercampur lumpur. Akhirnya orang-orang buta tersebut mencoba untuk berendam di air berlumpur karena merasakan sensasi dingin, bisa minum untuk menghilangkan sedikit rasa haus dan kering di tenggorokannya akhirnya orang-orang buta yang berada di kolam air berlumpur tersebut berteriak memanggil orang-orang buta di sekitarnya, “Ada air bersih…ayo kita mandi dan minum air bersih ini.” Anehnya dalam keadaan lemas, haus dan putus asa akhirnya orang-orang (yang buta dan dapat melihat) berbondong-bondong berenang di kolam berlumpur sambil minum dari air lumpur tersebut. Mereka tertawa (Tuhan menyampaikan hatinya penuh kekuatiran dan ketakutan). Tak lama kolam air berlumpur tersebut menjadi penuh padat dan sesak.

Dan Tuhan memperlihatkan hanya sedikit orang yang dapat melihat (tidak buta) mencari akar pohon-pohon tertentu untuk diminum. Meskipun sudah minum air dari akar tersebut namun hatinya masih menjadi gelisah seperti orang yang tidak tenang dan tertekan melihat orang-orang yang minum dan berendam di lumpur.

Dan di sisi lain, ada sedikit orang yang tidak buta telah menemukan sumber air dan minum dari sumber air yang jernih dan menyegarkan. Air jernih tersebut tersembunyi karena tertutup semak, batu, pohon yang lebat dan jalan yang terjal. Tidak mudah untuk menemukan air jernih ini, tetapi orang-orang yang mengikuti pimpinan Roh Kudus akan menemukan sumber air bersih dan sehat tersebut. Wajah orang-orang tersebut memancarkan sinar putih, tenang, sukacita dan beban kesedihan tampak jelas saat melihat atau mendengar tawa orang-orang yang berendam dan minum di kolam air dan lumpur.

Kemudian orang-orang yang telah minum dari akar-akar dan sumber air jernih kembali ke tempat orang-orang yang berenang di kubangan lumpur. Mereka berteriak memanggil orang-orang buta tersebut (yang mengerikan efek dari lumpur telah mengubah orang-orang yang awalnya tidak buta tapi karena sudah masuk ke kubangan lumpur tersebut, matanya terendam air berlumpur, akhirnya menjadi buta). Mereka (orang yang minum dari akar-akar dan sumber air yang jernih, bersih, sehat) berseru, “Hei…keluarlah dari lumpur tersebut sebab ada air jernih yang lebih segar!!” tetapi tidak banyak orang yang mau mendengarkan. Hanya sedikit orang yang akhirnya keluar dari kolam air berlumpur tersebut untuk minum dari akar-akar dan ada pula yang mencari dan minum dari sumber air yang jernih, bersih, sehat.

Selebihnya, sebagian besar orang lebih senang, menikmati sensasi kelegaan, kenikmatan yang semu di kolam berlumpur. Mereka  berenang dan minum air bercampur lumpur dan menganggap teriakan orang-orang yang memanggilnya keluar dari lumpur adalah orang-orang yang tidak waras (dianggap orang gila) sehingga tidak perlu diperhatikan dan didengarkan.



Melalui penglihatan ini Tuhan hendak menyampaikan kepada kita beberapa hal penting:
1. BANYAK ORANG SULIT ATAU BINGUNG MEMBEDAKAN/MENILAI KUALITAS DAN KARAKTER PEMIMPIN yang baik dan buruk karena kecenderungan hati yang tidak jujur pada diri sendiri, jarang mempelajari, merenung dan mendalami kepemimpinan yang lebih baik. Hal ini diumpamakan Tuhan seperti orang-orang buta rohani yang tidak mampu menguji dan menilai segala sesuatu dengan baik karena hatinya condong mencari rasa aman bagi dirinya sendiri, bukan perkara yang terbaik untuk bangsa ini apalagi kehendak Tuhan. Akhirnya orang-orang demikian terjebak dalam pesona-pesona yang tampak baik semata seperti pembangunan infrastruktur tetapi melupakan bagian penting di bangsa ini, yaitu melakukan revolusi mental masyarakat Indonesia. Inilah gambaran pendukung-pendukung buta yang akhirnya terjebak dalam pembodohan dan ketidakjujuran pada diri sendiri.

2. ADA SEDIKIT JUMLAH ORANG YANG BUKAN KRISTEN TURUT MENYELIDIKI TERKAIT KEPEMIMPINAN DI INDONESIA DAN BERSIKAP JUJUR DENGAN KONDISI BANGSA INI. Meskipun demikian, mereka tidak menemukan solusi yang tepat akhirnya hatinya menjadi gelisah, takut, kuatir. Inilah kualitas kehidupan orang-orang yang hanya mencari pengetahuan kondisi bangsa ini tanpa terang kebenaran firman Tuhan. Bertambahnya pengetahuan mereka akan membuat hati mereka menjadi kuatir, takut dan gelisah karena ada banyak berbagai hal buruk ada di masa depan dan tidak memiliki solusi yang tepat menghadapi masa depan, selain kekuatan sendiri yang terbatas. Tuhan mengumpamakan kategori orang ini seperti orang-orang yang minum air dari akar-akar tanaman tertentu. Airnya sangat terbatas seghingga ia harus mencari akar-akar lainnya supaya bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Inilah kehidupan orang-orang yang menyelidiki segala sesuatu tanpa Tuhan.
3. ADA SANGAT SEDIKIT ORANG KRISTEN YANG MAU MENCARI, MENYELIDIKI KEHENDAK TUHAN DAN MENGIKUTI PIMPINAN TUHAN SEHINGGA DIMAMPUKAN UNTUK MELIHAT DENGAN JELAS KONDISI BANGSA INDONESIA. Dalam kerendahan hati mereka belajar jalan-jalan Tuhan sehingga memperoleh pengertian yang benar, kasih Tuhan yang memenuhi hati mereka membuat mereka terus meratap dan menangis untuk keselamat jiwa-jiwa, damai sejahtera dan sukacita menguasai hatinya, imannya kepada Tuhan makin teguh serta memperoleh pengharapan yang baru terkait masa depan Indonesia dalam pandangan Tuhan. Tuhan mengumpamakan orang demikian seperti orang-orang yang minum air dari sumber air yang jernih, bersih dan sehat. Inilah kehidupan orang-orang yang menyelidiki segala sesuatu sambil mencari dan melakukan kehendak Tuhan. Tuhan akan melimpahkan pengertian dan memimpin langkahnya untuk naik dalam tingkatan rohani yang lebih tinggi di gunung Tuhan.

4. SIKAP TIDAK JUJUR DAN PEMBODOHAN DI BANGSA INI TELAH MEMBENTUK POLA PIKIR, SIKAP HATI DAN KEBIASAAN YANG SUKA MEMBOLAK-BALIK KEBENARAN SEBAGAI KEJAHATAN DAN KEJAHATAN SEBAGAI KEBENARAN TERMASUK KETIDAKADILAN SEBAGAI KEADILAN DAN KEADILAN SEBAGAI KETIDAKADILAN. Hal ini dinyatakan dalam bentuk penglihatan seperti orang-orang buta yang memandang tidak waras orang-orang yang tidak buta. Artinya mereka telah menumpulkan akal sehat demi memuaskan egonya sendiri demi mendapatkan kenyamanan hidup sesuai dengan pengertian mereka sendiri.

Sesungguhnya umat Tuhan di Indonesia (termasuk kita) perlu mengetahui posisi kehidupan rohani diri kita supaya kita dapat menentukan langkah selanjutnya dan memperoleh berkat yang terbaik dari Tuhan serta pimpinan Tuhan dalam kehidupan kita. Hati saya benar-benar hancur karena sebagian besar orang-orang kristen telah memilih mempercayai segala sesuatu (sesuai kehendak hati mereka masing²) tanpa menguji apa pun. Tawa dan olok-olok dari pendukung² buta yang ditujukan kepada orang-orang yang berbeda pandangan dengan mereka menyingkapkan pandangan mereka yang berusaha menurunkan standart keadilan, kebenaran dan nilai² ideologi di bangsa ini. Merasionalkan segala sesuatu demi mendukung tokoh² politiknya.

Peran kita sebagai pengikut Kristus adalah terus meratap dan menangisi jiwa-jiwa mereka yang terhilang dan berusaha menghilangkan akal sehatnya dihadapan Tuhan. Kiranya Tuhan melimpahkan kasih karuniaNya kepada kita dan bangsa ini. Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *