(untuk kesekian kalinya…)
Oleh: Peter B, MA
Melihat fakta bahwa Jakarta perlahan kembali berubah pada kondisinya yang lama sebelum Ahok menjabat Gubernur, banyak yang berpikir dan merasa semakin yakin bahwa Ahok pantas diperjuangkan, dibela dan dipertahankan posisinya sebagai pejabat khususnya sebagai Gubernur Jakarta. Semua percaya, hanya Ahok yang bisa mengubah Jakarta menjadi lebih baik. Tirak heran jika kini dengan kekalahan Ahok, kekecewaan, ketakutan, kepanikan dan emosi negatif lainnya merebak luar biasa. Mau tidak mau haruslah diakui, sangat banyak yang menyandarkan harapan akan masa depan yang lebih baik pada Ahok.
Saya berpikir sedikit berbeda. Kondisi Jakarta yang kembali mundur pasca Ahok non aktif Gubernur menunjukkan bahwa SEMANGAT LERUBAHAN YANG DIUSUNG SANG GUBERNUR masih sebatas diyakini dan diperjuangkannya sendiri. Banyak sekali sebenarnya yang menolak perubahan itu. Puncaknya dibuktikan dengan mereka mengganti Gubernur mereka itu.
Bagi saya, ini justru menunjukkan betapa SANGAT SEDIKIT anak-anak bangsa yang ingin melihat kemajuan dan kejayaan Indonesia seperti bangsa-bangsa lain. Banyak sekali yang hingga hari ini, dalam pemikiran kebodohannya, CUKUP SENANG dan MERASA BAHAGIA asalkan bisa memperoleh uang penghasilan sehari-hari walaupun bekerja dengan kondisi yang minim, tidak layak, kumuh dan sebenarnya memalukan dibandingkan dengan kondisi negara-negara lain yang lebih maju. Mereka menolak ditata, diarahkan, dikoordinasikan dan dibimbing lebih lanjut. Lebih suka kondisi-kondisi lama yang menurut mereka sudah nyaman dan memberikan keuntungan.
Dan jika sangat sedikit orang-orang Indonesia yang merindukan perubahan menjadi bangsa yang maju dan lebih terhormat, perjuangan Jokowi atau Ahok (dan orang-orang seperti mereka yang masih sedikit itu) selalu akan mentah dan terhenti di tengah jalan. Perubahan terjadi bukan hanya dengan memberikan dukungan suara, dana, bunga, balon, makanan dan sebagainya. Perubahan akan terjadi jika DUKUNGAN KITA IALAH TURUT MENGUBAH MENTAL DAN CARA-CARA KITA SEBAGAI WARGA BANGSA SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN PERUBAHAN MENTAL YANG DIHARAPKAN PARA PEMIMPIN YANG BERNIAT TULUS INI.
Sebagai pengikut Kristus, saya fokus pada pada peran mereka yang mengaku sebagai orang-orang Kristen. Banyak non-muslim yang ketakutab dengan kondisi negara kita sekarang ini. Termasuk orang-orang Nasrani. Memperjuangkan Ahok merupakan salah satu harapan besar bahwa minoritas masih dapat bernafas dan berbicara di Indonesia. Masalahnya, sudahkah memperjuangkan perubahan itu dengan tidak hanya mendukung dalam euphoria demonstrasi dan aksi-aksi turun ke jalan?
Contohnya:
Apakah pejabat atau pegawai pemerintahan yang Kristen tidak lagi memungut pungli dan menyalahgunakan jabatannya untuk memperoleh uang?
Adakah pendeta dan yang mengaku hamba Tuhan tidak berpolitik lagi di gereja? Dan tidak lagi menggunakan ayat firman atau pengaruhnya demi kepentingan pribadi dan pelayanannya?
Sudahkah polisi dan tentara Kristen tidak ikut bermain intrik dan tidak turut serta membuat agenda-agenda sendiri dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya?
Sadarkah para pebisnis Kristen untuk tidak menggunakan cara-cara di luar hukum demi kelancaran bisnisnya? Dan sudahkah mereka mencerminkan nilai-nilai Kekristenan dan ajaran Kristus sebagai pengusaha atau pendiri/pengurus partai?
Juga, jika diteliti, akankah beberapa orang PKL yang Kristen menolak kembali meramaikan tempat yang lama saat mengetahui bahwa pemindahan mereka demi kebaikan bersama?
Sebagai anak-anak Tuhan, apakah gaya hidup kita menunjukkan kita sebagai pribadi yang berdisiplin pada aturan sederhana seperti aturan lalu lintas? Dan apakah hidup kita menyatakan kasih, pengampunan, perhatian pada orang lain dan sesama anak bangsa? Kata-kata seperti apakah yang kita pakai untuk berkomunikasi dengan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air atau sekedar dengan tetangga kita?
Masih banyak lagi perubahan yang bisa kita lakukan dan dimulai dari diri kita sendiri.
Jika saja setiap anak Tuhan di Indonesia hiduo dalam kebenaran NISCAYA Indonesia penuh dengan orang-orang benar. Yang akan menolak berlaku curang, melawan korupsi, bersikap adil dan penuh kasih kepada saudara-saudaranya, yang mengerjakan tugas dan bagiannya sebaik-baiknya sehingga perubahan tak lagi teramat sukar diwujudkan dan orang-orang seperti Jokowi dan Ahok tidak berjuang sendirian.
Saat anak-anak Tuhan berpaling pada Tuhan dan minta Tuhan menjadikannya alat bagi perubahan Indonesia dan hidup dalam perubahan yang Tuhan kerjakan atas hidupnya, ITULAH SAATNYA TUHAN AKAN MENYATAKAN KUASA-NYA DAN MEMPERMALUKAN ORANG-ORANG FASIK. DIBUKA-NYA JALAN UNTUK PEMULIHAN INDONESIA. MELALUI SEKIAN BANYAK ANAK-ANAK-NYA YANG HIDUP SALEH, KUDUS, ADIL, BENAR DAN PENUH KASIH.
Tidak cukup dengan kumpulan-kumpulan doa dan deklarasi.
Perubahan yang kita inginkan pertama-tama menuntut perubahan dari diri kita. Tidak ada perubahan tanpa bayar harga. Dan tidak ada kemajuan yang akan kita nikmati terjadi begitu saja. Harus ada peran serta dan bagian dari kita sebagai warga Indonesia dalam perubahan itu, BUKAN HANYA MENGHARAPKAN SATU DUA ORANG PEMIMPIN YANG MENGADAKAN PERUBAHAN BAGI KITA.
Gerakan ini seharusnya adalah GERAKAN PERTOBATAN MASSAL DARI ANAK-ANAK TUHAN. Bukan sekedar gerakan doa atau unjuk rasa pernyataan sikap. PERTOBATAN dari segala ketidakacuhan kita akan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Pertobatan dari kebodohan dan kemalasan kita. Pertobatan dari penolakan kita mencari Tuhan. Pertobatan dari keengganan kita mendisiplin diri, dari rasa puas diri, dari sikap mengandalkan yang lain daripada bergantung pada Tuhan.
ADAKAH KITA MAU MENGAMBIL BAGIAN DALAM GERAKAN PERUBAHAN INDONESIA INI DENGAN SEKUAT TENAGA DAN SEPENUH HATI?
#IntrospeksiDiri
#IndonesiaPerluPertobatan
#PerubahanDimulaiDariDiriSendiri
#BenarVsHampirBenar
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1585345451477549&id=100000063291732