Oleh Bpk. Didit I.
Melihat berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia ini kita perlu bersikap bijaksana agar kita mengetahui dengan tepat maksud dan kehendak Tuhan dibalik setiap peristiwa tersebut. Pesan yang saya sampaikan ini tidak bermaksud membenci atau mengancam Bpk. Ahok. Bukan pula berdasarkan kepanikan dan ketakutan demi mencari kepentingan pribadi. Pesan ini saya sampaikan karena dorongan dari Tuhan, yaitu supaya kita dapat melihat keadaan Indonesia dengan bijaksana dan memahami kehendak Tuhan.
Karena itu sebelum membaca pesan profetik ini alangkah baiknya kita berada di posisi netral, menguji, menyelidiki dan mencari kehendak Tuhan.
Menyaksikan peristiwa demo 4 November 2016 beberapa waktu lalu , hati saya hancur melihat sikap para elit politik dan pemerintah. Ketika saya berdoa, Tuhan sampaikan gambaran untuk bapak Bpk. Ahok ini seperti petinju yang kelelahan karena pukulan dari berbagai arah dari para lawannya. Saya terus mempergumulkan Bpk. Ahok dalam doa dan bertanya apa yang terbaik bagi beliau. Dan Tuhan menyampaikan bahwa keputusan yang terbaik bagi beliau adalah mundur dari pencalonan gubernur DKI Jakarta. Mundur yang dimaksud janganlah dipandang sebagai suatu kekalahan namun Tuhan ingin supaya Bpk. Ahok mempersiapkan strategi yang baru dalam menghadapi tantangan dari para elit politik, wakil rakyat, para pejabat dan mantan pejabat yang korup. Tuhan juga menunjukkan bahwa keinginan untuk meneruskan jabatan sebagai calon petahana akan menimbulkan dampak negatif di Indonesia, seperti:
1. Perpecahan dan perselisihan yang disebabkan konflik SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) akan semakin meruncing di berbagai daerah
2. Terjadinya demo, kerusuhan, pengerusakan fasilitas umum ,teror bom yang semakin banyak, dan pemberontakan di berbagai daerah Indonesia yang bertujuan untuk mendesak pemerintah mengikuti keinginan hati dari mereka yang mengatasnamakan rakyat dan agama.
3. Konspirasi dan gerakan-gerakan bawah tanah dari para elit politik, tokoh masyarakat, pemuka agama, ormasĀ², pejabat pemerintah dan mantan pejabat pemerintah yang bertujuan melengserkan presiden.
4. Ormas yang menjalankan sistem korup dan gejolak yang terjadi dalam politik akan terus menekan dan mengubah orang-orang yang semula nasionalis menjadi orang-orang yang egois.
5. Setelah pilkada, parpol pendukung Bpk. Ahok akan membiarkan parpol lainnya mendesak pemerintah untuk menyelesaikan kasus sumber waras dan reklamasi yang bertujuan menjerat beliau. Sebab Parpol yang mendukung pencalonan Bpk. Ahok sebagai gurbernur hanya ingin memanfaatkan popularitas Bpk. Ahok untuk memenangkan pilkada DKI Jakarta.
7. Dengan terus majunya Bpk. Ahok dalam pilkada DKI Jakarta, para wakil rakyat akan terus berupaya untuk menghambat Bpk. Ahok di pemerintahan melalui peraturan dan undang-undang baru yang mereka susun.
Jika kita merenungkan lebih mendalam pesan Tuhan ini, maka dapat dilihat bahwa majunya Bpk. Ahok sebagai calon petahana akan mempersulit posisi presiden dan pejabat pemerintah nasionalis dalam membangun Indonesia yang jujur, adil dan sejahtera. Sebaliknya, bila Bpk. Ahok mundur dari pilkada DKI Jakarta ini maka akan membuat Bpk. Ahok dapat melihat inti permasalahan di Indonesia dengan lebih jelas dan kemudian mempersiapkan strategi baru untuk mengubah sistem yang kotor di Indonesia dan menghadapi para koruptor.
Saya menyadari adanya sanksi berupa tindak pidana dan denda yang akan dikenakan kepada Bpk. Ahok dan parpol pendukung jika mengundurkan diri dari pilkada 2017. Namun saya percaya, Tuhan akan memberikan pertolongan, hikmat dan solusi bagi orang-orang yang mau mengikuti kehendakNya. Sebab Tuhan sampaikan kepada saya bahwa Ia berjanji untuk memberikan hikmat, solusi dan pertolongan kepada Bpk. Presiden, Bpk. Ahok, parpol dan tim suksesnya jika Bpk. Ahok dan para pendukung mau mengambil langkah bijaksana tersebut.
Akhir kata, mari kita semua terus dukung dalam doa agar pemerintah Indonesia dan Bpk. Ahok dimampukan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah ini dengan bijak.
Salam perjuangan dalam Kristus