Oleh : Peter B, MA
Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,
~ Mazmur 119:2 (TB)
Berbahagialah mereka itu sekalian yang memeliharakan kesaksian-Nya serta mencari akan Dia dengan segenap hatinya.
~ Mazmur 119:2 (TL)
Berbahagialah orang-orang yang menjaga kesaksian-kesaksian-Nya, yang mencari-Nya dengan segenap hati,
~ Mazmur 119:2 (AYT)
Blessed are they that keep his testimonies, and that seek him with the whole heart.
Psalms (Mazmur) 119:2 (KJV)
Ayat 2 dari Mazmur 119 masih berbicara tentang berkat dan kebahagiaan yang akan diberikan kepada orang yang disebutkan di sana sebagai yang “memelihara kesaksian-kesaksian Tuhan dan yang mencari Dia dengan segenap hati”.
Jika ayat pertama memberitahukan kita bahwa Tuhan berkenan pada orang yang mau tulus ikhlas hidup taat menurut firman-Nya, pada ayat ini Ia mencari suatu kualitas yang lain. Suatu kualitas di dalam diri. Pikiran dan hati. Dimana saat Ia melihat ke bagian diri manusia yang tidak tampak oleh manusia lainnya, Ia menemukan apa yang menyenangkan hati-Nya.
Ada dua yang disebutkan di dalam nats.
Pertama, orang yang memelihara kesaksian-kesaksian-Nya.
Dalam Alkitab Terjemahan Baru, ini disebut peringatan-peringatan Tuhan. Namun bahasa aslinya sesungguhnya ialah “kesaksian-kesaksian Tuhan”. Apa sebenarnya yang dimaksud? Kesaksian-kesaksian Tuhan sederhananya ialah apa yang disampaikan dari mulut Tuhan sendiri, sebagaimana yang juga ditulis Musa dalam Taurat. Istilah ini banyak dipakai dalam Mazmur dan seringkali diterjemahkan sebagai peringatan-peringatan Tuhan. Tentunya yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang harus terus menerus diingat dan direnungkan sebagai suatu pesan-pesan yang berharga yang menjadi tuntunan dan petunjuk dalam hidup, mengenai apa yang baik, bijak dan benar.
Dengan demikian, memelihara kesaksian-kesaksian Tuhan berbicara mengenai mengamat-amati, menyelidiki, menyelami, mendalami dan merenungkan apa yang telah dinasihatkan atau dipesankan Tuhan bagi kita! Tidak melupakannya. Tidak melalaikannya. Tidak menganggapnya sepi. Tidak meremehkannya dengan mengabaikannya begitu saja. Namun, menjadikannya pedoman dalam kehidupan, pertimbangan dan petunjuk dalam bertindak, suatu panduan dalam menyikapi segala hal dalam hidup.
Inilah pikiran yang tertuju pada Tuhan, untuk menyelami pikiran dan hati-Nya, pada sesuatu yang dinasihatkan, diperintahkan, diarahkan dan diajarkan-Nya. Terhadap sika yang demikian, Tuhan sangat berkenan. Hati yang semacam itu menghargai perkataan-Nya sangat tinggi jauh, lebih daripada nasihat siapapun dan apapun yang lain.
Kedua, orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati
Inilah sisi lain dalam berhubungan dengan Tuhan. Memegang peringtaan-peringatan Tuhan mengandung makna proses memikirkan atau merenungkan. Tetapi mencari Tuhan adalah suatu proses dalam batin. Sesuatu yang mendorong untuk orang tidak berhenti pada apa yang telah diketahuinya atau untuk menjadi puas dengan rahasia kebenaran yang telah diperolehnya. Ia merindukan lebih lagi dari Tuhan. Ia ingin merasakan Tuhan dan pengalaman bersama-Nya. Memahami Tuhan bukan dalam pemahaman dan pengertian tetapi dalam suatu kehadiran. Merenungkan perkataan-perkataan-Nya terasa tidak lengkap tanpa sentuhan pribadi-Nya kita rasakan lebih lagi di dalam kita. Ini suatu hati yang telah sampai pada seberapa tingkat kedalaman pengenalan akan Tuhan tetapi hatinya masih terus mencari. Yang sekalipun pernah dipuaskan tetapi masih terus lapar dan haus akan kebenaran.
Dan untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Dia, kita harus mencari Dia DENGAN SEGENAP HATI. Jika kita tak benar-benar rindu, pencarian kita akan menjadi lelah dan tak menarik lagi. Apabila tak sepenuh hati ditujukan demi Dia, kita akan terpikat atau tergoda akan yang lain. Bukankah mencari dengan kesungguhan niat dan tekad jauh lebih berhasil daripada melakukannya secara sambil lalu dan sekenanya saja?
Terhadap hati yang demikian, juga hati Tuhan disenangkan. Mencari Tuhan tidak akan pernah sia-sia.
Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat
Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!
Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
~ Yesaya 55:2-3, 6-7 (TB)
Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup,
~ Amos 5:4,6 (TB)
Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,
ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian,
jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,
maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.
Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.
~ Amsal 2:1-6 (TB)
Sekali lagi, Tuhan menjanjikan berkat dan hidup penuh bahagia bagi orang yang memegang setiap perkataan yang merupakan petunjuk dan nasihat daripada-Nya. Juga bagi orang yang menujukan hati sepenuhnya untuk menemukan dan mengenal Dia. Pribadi-Nya. Jalan-jalan-Nya. Kehendak-Nya.
Mengarahkan hati pada perkara-perkara dari Tuhan dan untuk mengejar pengalaman pribadi dalam perjumpaan rohani dengan Dia ialah hidup penuh berkat.
Kebahagiaan bukan sekedar memperoleh harta dunia. Atau sensasi dan kegembiraan pesta pora. Kebahagiaan yang menetap berasal pikiran yang memandang hidup dari sudut panduan ilahi, yang mengetahui apa yang terbaik yang harus dijalani. Juga dari ketenteraman karena mengetahui dan mengalami Tuhan secara pribadi melalui suatu pencarian yang layak, yang tidak mengecewakan tetapi senantiasa berujung pada berkat-berkat yang lebih besar dan lebih banyak dari yang dapat kita perkirakan.
Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
~ 1 Korintus 2:9 (TB)
Perenungan yang mulia. Pencarian yang manis. Semuanya membuat hati yang melakukannya dipenuhi bahagia. Sebab hikmat dan pencerahan akan menjadi bagian kita. Perspektif atau sudut pandang baru menatap hidup menjadi milik kita. Dan Tuhan yang memberikannya pada kita pun hadir dan menyatakan diri pada kita. Kita diteguhkan. Dikuatkan. Diyakinkan. Bahwa jalan-jalan-Nya baik bagi kita, jalan terbaik yang dapat kita tempuh, perjalanan termanis karena kita tapaki dalam kesadaran akan kehadiran-Nya yang bersama kita saat kita mencari-Nya.
Adakah yang lebih menenteramkan hati selain mengetahui bahwa kita berada dalam jalan kebenaran dan berjalan bersama Tuhan sendiri?
Walau sempit dan sesak, tapi berjalan bersama Tuhan di jalan-Nya pastilah bahagia dan senang!
Daripada terus menerus berpikir bahwa kesaksian-kesaksian orang-orang dunia itu hebat, mengapa Anda tidak membuktikan hari ini bahwa merenungkan pernyataan-pernyataan Tuhan dan berjalan bersama-Nya itu penuh berkat?
Salam revival
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan