Dalam kitab Wahyu 21:8 tertulis demikian : Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.”
Singkatnya, itu adalah sebuah daftar. Daftar dari mereka yang mengalami kebinasaan kekal. Kematian kedua, begitu tulis rasul Yohanes. Merekalah orang-orang yang dikutuk. Terpisah dari Tuhan dan kehidupan. Selama-lamanya.
Dari daftar dalam nats, ada yang mengejutkan. Kita tidak heran bila disebutkan antara lain : orang-orang tidak percaya, orang keji, pembunuh, para sundal, tukang-tukang sihir, penyembah berhala bahkan para pendusta. Tapi jenis orang pertama dalam daftar itu, siapa yang akan paham dan tidak terkejut membacanya? Yang pertama-tama disebut di antara semua, mereka disebut ORANG-ORANG PENAKUT.
Siapakah yang dimaksud? Mengapa orang-orang penakut mendapat hukuman abadi? Mengapa di urutan pertama dalam daftar? Mungkinkah Anda atau saya masih termasuk di dalamnya? Beberapa terjemahan Alkitab lain (khususnya sebagian besar Alkitab berbahasa Inggris), menggunakan istilah “ORANG-ORANG YANG PENGECUT” (cowards) dan sebagian lagi menyebutkan “KURANG BERANI ATAU KURANG BERTEKAD/TETAP HATI (timid).
Siapa sebenarnya orang-orang yang dimaksud?
Singkatnya, inilah orang-orang yang tidak berani mengambil risiko untuk mengikut Kristus.
Bisa saja, mereka adalah orang-orang yang pernah mendengar tentang Yesus, mengetahui bahwa Dia jalan keselamatan satu-satunya, lalu dipanggil secara pribadi untuk percaya dan mengiring Kristus TETAPI mereka menolak. Mereka lebih memilih tinggal dalam keadaan semula, yaitu keyakinan atau kepercayaannya semula. Yang (dipikirnya) aman dan nyaman. Daripada menempuh babak kehidupan yang baru bersama Tuhan.
Mungkin saja mereka juga orang-orang yang telah dilahirkan dalam keluarga Kristen. Orang Kristen dari lahir. Agamanya Kristen. Tak lupa ke gereja. Selalu memberikan persembahan. Menaikkan nyanyian pujian dan penyembahan. Ambil bagian dalam tim pelayanan. Tapi saat Roh Tuhan berbisik kepada mereka untuk melangkah lebih jauh bersama Tuhan, mereka banyak pertimbangan. Sayangnya, waktu tidak berhenti bersama pertimbangan mereka. Kehidupan pun tak berjalan selalu mulus. Tanpa sadar hatinya makin jauh dari Tuhan. Semakin dingin dan tak mau tahu akan Tuhan dan rencana-Nya. Saat ajal menjemput, tidak pernah jelas apakah ia benar-benar punya komitmen pada Kristus. Ia telah memilih menjadi orang yang tidak bersungguh hati pada Tuhan. Tak pernah mau merisikokan hidupnya bagi Tuhan. Kini, keselamatannya berada dalam risiko besar.
Contoh nyata dalam Injil mengenai orang semacam ini adalah yang digambarkan dalam perjumpaan Yesus dengan anak muda yang kaya. Ketika Yesus memintanya untuk mengambil langkah penentu yang memastikan keselamatan jiwanya di kekekalan (yaitu meninggalkan hartanya lalu mengikut Yesus dengan menjadi murid-Nya) ia pergi dengan sedihnya.
Ia takut kehilangan hartanya.
Ia kuatir jika hidup sekedar mengikut Yesus tanpa memegang kekayaan materi.
Ia ngeri membayangkan hidup di luar kenyamanan yang dinikmatinya selama ini.
Ia berkecil hati melihat kehidupan sebagai murid Kristus yang serupa rakyat jelata dan biasa.
Dalam kekuasaan dan kekuatan fisik serta kemampuan otaknya yang masih segar nyatanya IA HANYA SEORANG PENGECUT SAJA.
Apakah ia akhirnya diselamatkan dan memperoleh hidup kekal yang dicarinya? Kita tidak tahu. Dan memang demikianlah keadaan setiap orang yang tidak berani mengambil keputusan tegas dan berani membayar harga hidup bagi Tuhan. Keselamatannya tidak jelas dan dalam posisi yang tidak meyakinkan.
Kasih karunia Tuhan itu besar dan pasti sanggup menyelamatkan kita. Bagian kita adalah menjadikannya suatu milik yang benarĀ² pasti dan menjadi hak kita sepenuhnya (lihat 2 Petrus 1:10-11). Dengan cara apa? Dengan menetapkan diri hidup bagi Tuhan APAPUN RISIKONYA dan BERAPAPUN PENGORBANAN YANG HARUS KITA LAKUKAN BAGI TUHAN.
HAL MENGIKUT YESUS
Dalam Injil, kita membaca tentang orang-orang yang datang kepada Yesus, yang ingin mengikut Dia.
Adegan itu diberi perikop oleh Alkitab Terjemahan Baru sebagai “Hal Mengikut Yesus” sebagaimana dituliskan dalam Lukas 9:57-62.
Kepada ketiga orang itu, Yesus memberikan jawaban yang lugas. Kepada yang menyatakan diri secara terbuka ingin mengikut Dia, Yesus berkata bahwa jika serigala mempunyai liang untuk tidur dan burung ada sarangnya, maka Ia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepalanya. Suatu gambaran mengenai penolakan akan Dia di manapun di dunia ini. Mengikut Yesus artinya harus siap ditolak dimana-mana. Apakah masih mau?
Kepada orang kedua, yang ingin menguburkan ayahnya lebih dulu (suatu alasan untuk menunggu ayahnya meninggal lebih dulu karena ia merasa harus menuntaskan kewajiban lebih dahulu pada orang tuanya), Yesus menjawab “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Gambaran bahwa dalam mengikut Yesus, kepentingan Kerajaan Allah adalah yang utama dan harus siap melepaskan segala urusan pribadi maupun keluarga jika Tuhan sudah memanggil.
Kepada orang ketiga, yang ingin berpamitan dengan keluarganya (yang maksudnya ingin minta pertimbangan lebih dahulu pada keluarganya), Yesus menjawabnya : “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Gambaran bahwa untuk mengikut Tuhan, haruslah tetap hati karena hatinya memang terpanggil mengiring Tuhan. Pertimbangan manusia lain tidak ada artinya jika itu terkait keputusan untuk melangkah bersama Tuhan.
Melalui ketiga bentuk percakapan itu, tak pelak menyiratkan pesan yang jelas bahwa mengikut Yesus memerlukan keberanian, tekad, kesungguhan, keseriusan, kerelaan meninggalkan zona nyaman, bahkan terkadang harus menentang kebiasaan atau tradisi dan kelaziman pada umumnya.
Dalam kaitannya dengan ini, bahkan Yesus memperingatkan bahwa kehadiran-Nya di tengah-tengah keluarga bisa membawa pertentangan daripada kedamaian (lihat Matius 10:34-36) sehingga yang mengasihi keluarganya lebih dari mengasihi Dia, tidak layak menjadi pengikut-pengikut-Nya (lihat Matius 10:37). Pula, mengikut Yesus, telah kita tahu, serupa memikul salib dan harus menyangkal diri. Lalu harus siap mengikut kemanapun Dia pergi. Ini sama sekali bahkan sesuatu yang mudah dan nyaman. Ini membutuhkan tekad dan keberanian. Yang sangat besar.
Untunglah, kita tidak melangkah sendiri dengan kekuatan manusiawi kita. Roh Kudus diberikan untuk menjadikan kita kuat dalam kekuatan kuasa dan kasih-Nya. Melalui persekutuan kita dengan Roh Kudus itulah kita akan dimampukan mengalahkan kedagingan lalu berbuah banyak.
Meski demikian, mengikut Yesus tetap merupakan suatu keputusan yang membutuhkan keberanian dan merupakan perjalanan yang memerlukan keberanian lebih besar lagi. Ini bukan untuk para pengecut. Yang hanya ingin mengambil keuntungan dari hubungan dengan Tuhan. Tapi tidak pernah bersedia membayar harga sebagai murid dan hamba untuk hidup bagi kemuliaan Tuhan.
Ikut Tuhan tanpa meninggalkan wilayah-wilayah aman dalam hidup adalah cara orang-orang pengecut. Bukan seperti itu mengikut Kristus. Yesus yang meninggalkan segala sesuatu di sorga demi kita, layak menerima kita yang meninggalkan segala sesuatu demi Dia. Dia menghargai cinta dan pengorbanan yang sama. Yang akan diganjar-Nya dengan kekekalan abadi di sorga.
Jangan setengah-setengah iring Yesus. Atau tangung-tanggung. Jangan menunggu segalanya terasa aman baru Anda berjalan. Jangan banyak menimbang untung rugi berjalan dalam iman dan ketaatan pada Tuhan.
Melangkahlah dengan segala keyakinan dan keberanian untuk berjalan dalam kehendak-Nya setiap hari. Jangan biarkan rasa takut karena kehilangan kenyamanan hidup Anda membuat Anda menjauh dari Sumber dari segala rasa aman sehingga Anda kehilangan tempat aman nan abadi kelak.
Ambillah keputusan menjadi berani untuk Kristus.
Masuklah dalam rencana-Nya.
Ambillah bagian dalam kegerakan-Nya.
Saya yakin Anda tidak akan pernah menyesalinya.
Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! ~ 1 Korintus 16:13 (TB)
SALAM REVIVAL!
Indonesia bagi kemuliaan Tuhan.