Oleh Didit I.
Masalah yang sering terjadi adalah banyak orang membatasi kuasa dan cara Tuhan berkomunikasi kepada umatNya. Tuhan bukan hanya mampu berbicara melalui Alkitab kepada umatNya tetapi Tuhan juga mampu berkomunikasi kepada umatNya dengan berbagai cara termasuk berbicara pribadi kepada umatNya seperti Tuhan berkomunikasi dengan Daud secara pribadi (1Samuel 23:2,4), bukan hanya dari kitab Taurat. Contoh Lainnya Tuhan berbicara dengan Abraham (Kejadian 12:7, 18:23-33). Tuhan juga menampakkan dan bercakap² dengan Musa (Keluaran 3) bahkan yang menarik di perjanjian baru Tuhan masih berkomunikasi langsung dengan murid²Nya
Lukas 24:13-16 (TB)
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
Berbicara dengan Tuhan secara pribadi bukanlah perkara yang aneh. Apalagi Tuhan juga menjanjikan salah satu caraNya berkomunikasi kepada umatNya diakhir zaman dijelaskan dengan sangat jelas dalam Kisah Para Rasul 2:17 yang mengatakan,
Akan terjadi pada hari-hari terakhir— demikianlah firman Allah — bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.
Tuhan mampu berkomunikasi dengan manusia secara pribadi dengan catatan bahwa Tuhan menyembunyikan KemahakuasaanNya supaya siapa pun yang berkomunikasi dengan Tuhan tidak akan mengalami kematian secara fisik. Tidak ada seorang pun yang mampu berdiri, berkomunikasi dihadapanNya dalam KemahakuasaanNya yang sangat dahsyat dan tetap bertahan hidup. Musa yang mendapat kasih karunia melihat Tuhan dengan cara menekan kedahsyatan kuasaNya dihadapan manusia. Kehadiran Kristus di muka bumi merupakan bukti nyata bahwa Tuhan mampu menekan KemahakuasaNya dan menjadi manusia. Hanya Penguasa alam semesta yang mampu mengendalikan kuasaNya sesuai kehendak dan rencanaNya.
Jika Tuhan mampu berkomunikasi dengan manusi secara pribadi dengan berbagai cara maka kita pun seharusnya tidak membatasi cara komunikasi Tuhan dengan pola pikir kita sendiri.
Yang terutama adalah kita tahu cara menguji dan mau menguji segala sesuatu dengan jujur sebagaimana kita menghadapi perkembangan zaman. Di era informasi kita memperoleh banyak informasi, artikel rohani, rekaman audio terkait nubuat, pengajaran, penglihatan dari hamba² Tuhan di media sosial dan internet. Kita tidak bisa menolak limpahnya informasi dan kemajuan teknologi. Yang perlu kita lakukan adalah menguji segala sesuatu dengan alat dan cara yang tepat.
Pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah jika Tuhan mampu berkomunikasi kepada kita melalui bencana alam, nubuat, mimpi, penglihatan, termasuk Kristus yang menjelma menjadi manusia, dll lalu mengapa kita membatasi cara Tuhan berkomunikasi kepada umatNya? Biarlah Roh Kudus tetap bekerja untuk menyatakan, melimpahkan pewahyuan dan pengertian sehingga kita beroleh kasih karunia untuk mengenal Kristus dan beroleh persekutuan yang makin akrab dengan Tuhan.