TUJUAN PENCIPTAAN KITA

Oleh: Bpk. Peter B, MA

Jika kita pernah bertanya mengapa Tuhan menciptakan manusia, Jonathan Edwards, theolog Amerika abad ke-18, sepertinya telah menemukan sekilas jawaban.
Dalam studi dan penelitiannya yang mendalam atas Alkitab dan ilmu pengetahuan, Edwards menyimpulkan bahwa Tuhan bermaksud menjadikan kita makhluk-makhluk yang tidak hanya serupa dengan diri-Nya namun juga menikmati hubungan serta persekutuan yang intim dalam Tuhan.
Itu sebabnya ia mengatakan bahwa tujuan Tuhan di hidup kita ialah supaya kita akhirnya menginginkan Dia dan kemuliaan-Nya sekaligus mengalami sukacita dalam kemuliaan-Nya itu. Itu artinya, sebagai makhluk rohani, keberadaan kita tidak akan pernah sampai pada pemenuhan dan pemuasan sejati sebelum kita sampai pada tujuan yang Tuhan tetapkan itu: kita memiliki persekutuan dan menikmati hubungan kita itu di dalam Tuhan. Inilah yang disebut Yesus sebagai “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.… dan “kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,… ” (Yoh. 15:4,7). Sebagaimana yang dikatakan pemazmur sebagai “… bergembiralah akan TUHAN… ” (Maz. 37:4).

Sayangnya, tidak banyak yang memahami ini dalam kehidupan rohaninya. Percaya dan menjadi pengikut Yesus didasarkan pada kepentingan² pribadi yang egois, yang hanya berpusat pada pemuasan kebutuhan² dan kenyamanan² hidup yang sifatnya bendawi dan duniawi, jauh dari kekudusan dan kemuliaan Tuhan.

Jika motif-motif hati kita tak segera diluruskan, maka kita akan sama seperti kerumunan orang banyak yang mengikuti Yesus karena mencari mujizat dan berkat-berkat jasmani semata yang kemudian meninggalkan Yesus ketika Ia menyampaikan pengajaran yang keras pada mereka (Yoh. 6:26,66). Oleh sebab itu carilah Tuhan karena suatu kesadaran bahwa kita tak mampu hidup tanpa Dia dan hidup kita tiada berarti tanpa terhubung dengan Dia.

Tidak banyak yang memahami hal ini. Kejadian 6 memberitahu kita bahwa diantara sejumlah besar penduduk bumi waktu itu, hanya Nuh seorang yang hidup bergaul dengan Allah. Dan kita semua tahu bagaimana akhir dari hidup Nuh yang bergaul dengan Allah dengan peradaban manusia yang tidak hidup bergaul dengan Allah.

Hanya orang yang memilih menjalin hubungan dengan Tuhan dan menikmati hubungan itu hingga tak melepaskannya sampai kapanpun -pada dialah Tuhan menyediakan tempat yang abadi untuk mempersatukan persekutuan itu untuk selama-lamanya.
Mereka yang memilih bergaul dengan yang lain daripada dengan Tuhan akan menerima sesuai keinginan mereka yaitu terpisah selama-lamanya dengan Tuhan.

Tuhan yang melihat hati mengetahui setiap hati kita.
Ia akan memuaskan setiap jiwa yang sungguh-sungguh merindukan-Nya.

Bagaimana dengan Anda?

#RinduKemuliaanTuhan
#BersukaDalamHubunganDenganTuhan
#RinduMengenalTuhanSecaraPribadi
#BenarVsHampirBenar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *