Arsip Bulanan: Februari 2017

KELEDAI AJAIB ?

Oleh: Peter B, MA

“Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia pergi. Dan berdirilah Malaikat TUHAN di jalan sebagai  lawannya. Bileam mengendarai keledainya yang betina dan dua orang bujangnya ada bersama-sama dengan dia.” (Bil. 22:22).

Ada banyak kisah yang unik di dalam Alkitab. Beberapa dari kisah itu benar-benar sesuatu yang kelihatannya ganjil dan aneh. Tetapi sungguh tidak dapat disangkal bahwa demikianlah Tuhan pernah bekerja. Justru sesungguhnya lewat kisah-kisah yang seperti itulah kita dapat mengerti dan kemudian mampu menjawab berbagai pertanyaan yang sering berkecamuk dalam pikiran kita mengenai beberapa hal yang seringkali bertentangan satu dengan yang lain, yang disebut paradoks.
Sekarang, kita akan mempelajari dan meneliti suatu kisah unik yang lain, yang juga merupakan suatu paradoks. Kisah ini sedemikian unik dan anehnya sehingga hampir tidak mungkin dapat dilupakan oleh anak-anak Sekolah Minggu sekalipun setelah mereka mendengarnya. Kisah ini sering disebut ‘Kisah keledai yang berbicara’. Ya, tepat tebakan Anda: Kisah mengenai Bileam, nabi Tuhan yang diminta secara khusus oleh Balak, raja Moab, untuk mengutuki bangsa Israel karena Balak sangat ketakutan dan gentar melihat pasukan balatentara orang-orang Israel yang mendekat untuk  menumpang sementara waktu di wilayah bangsanya (Bil 22:1-4). Bileam adalah seorang nabi Tuhan. Hal ini terbukti dengan bagaimana ia memiliki hubungan dengan Tuhan, dikuasai oleh Roh Tuhan dan mampu menyampaikan pesan Tuhan kepada orang lain. (lihat Bil 23:5; 24:2-4).
Pada awalnya, Balak mengirim utusan untuk meminta Bileam mengutuki Israel dengan ajakan disertai ‘upah penenung’ yang cukup besar (upah yang biasanya diberikan oleh orang-orang pada umumnya untuk para pemanggil arwah atau penyihir atas usaha  dan jerih payah mereka memberikan ‘pertolongan’). Bileam kemudian meminta jawaban atau peneguhan dari Tuhan, apakah ia berangkat atau tidak. Dan jawaban Tuhan begitu jelas, “Janganlah engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk bangsa itu, sebab mereka telah diberkati.” (Bil 22:12). Intinya, Tuhan sama sekali tidak mengizinkan Bileam datang untuk mengutuki Israel. Adalah bukan kehendak Tuhan untuk Bileam berangkat dan bekerjasama dengan Balak. Tetapi kelanjutan kisah ini sungguh di luar dugaan.
Bileam tetap berangkat ketika utusan Balak yang kedua yang lebih terhormat dan membawa persembahan yang lebih banyak datang dan memohon dengan sangat. Bileam tidak lagi bisa menahan dirinya untuk tidak mengikuti ajakan mereka dan datang bagi Balak. Bileam bersikeras di hadapan Tuhan, dan Tuhan dengan terpaksa mengizinkan Bileam berangkat. Apa artinya? Jika seorang anak Tuhan atau hamba Tuhan memaksakan kemauannya kepada Tuhan, seringkali Tuhan sekalipun tidak dapat mencegah dia! (Tetapi sungguh berbahaya jika kita melawan kehendakNya). Bileam hendak berangkat melayani dalam satu pelayanan yang tidak dikehendaki oleh Tuannya dan ia tidak dapat dicegah lagi. Ia tidak mendapat perkenan dari Tuannya tetapi  ia tetap berangkat; baginya lebih penting pelayanan ini daripada kehendak Tuhannya. Jika Yunus diutus untuk melayani tetapi ia tidak mau, Bileam tidak pernah diutus untuk melakukan pelayanan namun ia tetap ingin berangkat (karena tergiur akan upahnya).
Melihat dan merenungkan nats di atas, kita tahu bahwa Tuhan sangat murka kepada Bileam. Di tengah jalan keledai  Bileam yang telah ditungganginya bertahun-tahun tidak mau meneruskan perjalanannya. Berhenti sama sekali. Bileam sangat kesal dan ia memukul keledai itu berkali-kali. Akhirnya Tuhan membuka mulut keledai itu sehingga keledai itu dapat berbicara dan protes! Kedelai tersebut ternyata melihat penampakan Tuhan yang luar biasa berdiri dan menghunus pedang di tengah jalan. Dan Tuhan menyatakan isi hatinya saat itu, “Apakah sebabnya engkau memukul keledaimu sampai tiga kali? Lihat, Aku keluar sebagai lawanmu, sebab jalan ini pada pemandangan-Ku menuju kepada kebinasaan. Ketika keledai ini melihat Aku, telah tiga kali ia menyimpang dari hadapan-Ku; Jika ia tidak menyimpang dari hadapan-Ku, tentulah engkau yang kubunuh pada waktu itu juga dan dia Kubiarkan hidup.” (Bil 22:32-33). Sungguh suatu pernyataan yang dahsyat. Bukti kemarahan Tuhan begitu nyata: pada saat itu Tuhan lebih memilih keledainya daripada manusia (Bileam) untuk dibiarkan hidup! Hai, hamba-hamba Tuhan, jika TUHAN tidak menghargai dan menyayangkan nyawa Bileam, demikianlah Ia juga tidak akan menyayangkan nyawa dan hidupmu, apabila engkau hidup dan melayani di luar setiap kehendakNya. Janganlah menantang dan mencoba KemurkaanNya; sungguh tidak ada yang akan bertahan melawan Dia.
Beberapa pelajaran yang dapat kita tarik di sini adalah pertama, jika kita memaksakan kehendak dan keinginan pribadi. Seringkali Tuhan sekalipun tidak dapat mencegah kita. Apakah ini kabar baik? Tentu saja bukan, karena itu berarti kita melangkah keluar dari kehendakNya yang sempurna dan secara tidak langsung kita keluar dari kontrol dan perlindunganNya. Tudung rohani (spiritual covering)  yang benar adalah kasih dan ketaatan kita kepada kehendak Tuhan. Sekalipun kita telah menundukkan diri dan menjadi pelayan Tuhan yang aktif dan berguna di satu gereja tetapi penundukan diri kita yang pertama dan terutama jika bukan kepada Tuhan dan setiap kehendakNya maka kita sudah keluar dari covering Allah yang benar. Perlindungan rohani akan kita peroleh saat kita hidup dengan tulus, murni dan taat di hadapan Tuhan. Jika kita memilih untuk tidak taat, bahkan Tuhan sekalipun akan menjadi lawan kita! (Yeh 13:1-9). Bersambung…..

DI MANA SUKACITA ANDA?

Oleh: Peter B, MA

Seolah sudah menjadi sesuatu yang umum apabila orang mengatakan bahwa seandainya ia lebih kaya, memiliki pasangan yang cantik atau tampan dan lebih mencintai, keluarga yang baik, atau memiliki jabatan maupun pekerjaan yang lebih baik dan seterusnya -maka  mereka akan bahagia dan makin bahagia lagi. Sesungguhnya itu semua ialah pemikiran dan prinsip hidup yang melekatkan kebahagiaan, kegembiraan dan sukacita hidup pada segala hal di luar mereka. Jika keadaan-keadaan di luar mereka baik dan menyenangkan, maka hidup mereka pun akan ceria. Jika kebalikannya, maka hancur dan runtuhlah kegirangan hati mereka.

Jika direnungkan dengan jernih, apa yang acap dipikirkan banyak orang di atas menunjukkan betapa rapuh dan rentannya kebahagiaan manusia itu. Jika digantungkan pada hal-hal duniawi yang mudah berubah dan tidak lama keberadaannya, hidup manusia akan serupa pengguna-pengguna narkoba yang kecanduan kebahagiaan semu. Yang kesenangannya sebentar ada ketika ia memakainya, tapi yang segera berganti penderitaan yang pedih setelah hilang efeknya.

Tidak demikian mereka yang tahu rahasia sukacita sejati. Yang disediakan oleh pencipta manusia dan yang ada pada Diri-Nya sendiri. Santo Agustinus berkata, “… hati kami tidak akan tenang sebelum berteduh di dalam-Mu”. Sang pemazmur merenung dan menuliskan lagunya, “Ya, karena DIA hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya” (Mazmur 33:21). Begitupun Paulus, ia menuliskan kepada jemaat Galatia, “Buah roh itu:..sukacita” (Gal. 5:22) dan pada jemaat Filipi, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4). Ya, di dalam Dia ada sukacita. Saat Ia ada di hati kita sungai sukacita akan mengalir. Tak akan pernah kering. Tak akan pernah surut. Malah semakin deras dan keras alirannya. Saat Kristus sungguh-sungguh tinggal di hati, sukacita tak terkatakan itu memenuhi hati kita. Tak terpengaruh oleh apapun. Akan berdiam di sana walaupun dunia bergoncang dan yang terjadi mengecewakan kita. Sebab saat Tuhan bertahta di hati kita, sukacita sorga melimpah dalam kita. Sukacita yang nyata, makin kuat dan sampai kekal.

Haleluya,
Kau ada dalam hatiku
Takkan patah semangatku
Takkan hilang kekuatanku

Haleluya,
kumau bersorak bagi-Mu
Sukacita sorga nyata
di hidupku

Maukah Anda membuka hati bagi Tuhan supaya sukacita sorga itu menjadi milik Anda hari ini dan seterusnya?

#JanganCariSukacitaDunia
#JanganPuasKegembiraanSesaat
#BahagiaItuKarenaTuhan
#KesukaanCeriaItuDalamTuhan

#BenarVsHampirBenar

PERBEDAAN MENDASAR

Oleh: Bpk. Peter B, MA

Kekristenan sejati didasarkan pada iman yang berserah sepenuhnya pada Kristus. Yang percaya dan menaruh harap seluruhnya akan nasib kekekalan kita pada karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus di atas salib dengan menanggung semua dosa dan hukuman kita. Yesus sendiri menyampaikan maksud kedatangan-Nya ke dunia 2000 tahun lampau, “…   sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat. 20:28). Barangsiapa yang percaya bahwa Yesus telah melakukan itu baginya, dosa-dosanya akan diampuni, ia akan diselamatkan dan dilahirkan kembali dalam hidup yang baru.

Lalu apakah dengan itu setiap pengikut Yesus bebas berbuat dosa karena sudah diampuni dan diselamatkan? Tentu saja tidak. Pikirkanlah dengan benar. Bukankah kita ditebus dari dosa dan upahnya yaitu kematian? Bagaimana mungkin kita dibebaskan hanya untuk kembali pada perbudakan dan keadaan dimana kita sebelumnya terancam binasa? Kita ditebus dan diberikan hidup baru supaya dengan hidup yang baru itu KITA HIDUP MENJAUHI DOSA, TIDAK HIDUP DI DALAMNYA SEBAGAI PEMBUAT-PEMBUAT DOSA TETAPI HIDUP DALAM LEVEL MANUSIA-MANUSIA SORGAWI. Seperti Yesus, hidup melaksanakan kasih. Melayani Allah maupun manusia;  mempraktekkan kebenaran, keadilan, kejujuran dan kebaikan; mengerjakan dan menyelesaikan tujuan dan panggilan pemciptaan dan keberadaan kita selama di dunia.

Di sinilah perbedaan mendasar antara iman Kristen sejati dengan semua kepercayaan yang lain. Yang lain mendasarkan diri pada perbuatan, mengandalkan kesalehan dan perbuatan baik (atau yang disangkanya baik), menunjukkan ibadah dan persembahan untuk mencari pengakuan dan penerimaan ilahi. Dengan harapan suatu kali mendapat tempat di sorga. Iman pada Yesus didasarkan pada keyakinan bahwa sorga tak terjangkau OLEH PERBUATAN-PERBUATAN KITA. Melalui KRISTUS SAJA ada jalan ke sana. Dan karena ini adalah perkara rohani, kita harus memiliki iman untuk dapat melihat jalan itu lalu melangkah pada keselamatan. Baru setelah kita menerima keselamatan, perbuatan-perbuatan baik menjadi pertanda bahwa kita adalah pewaris-pewaris Kerajaan Sorga yang karena Allah kita kasih maka kita pun menyatakan kasih dan gemar berbuat baik.

Membawa perbuatan dan kesalehan atau jasa-jasa kita sendiri dengan melakukan hukum dan perintah agama tidak pernah akan menjadikan diri kita dibenarkan Allah. Kebenaran kita TIDAK LAKU dan TIDAK MAMPU membayar tiket masuk ke sorga. Itu harus dibayarkan oleh Allah sendiri melalui pengorbanan Yesus yang membuka pintu bagi siapa saja yang percaya untuk masuk ke dalam kebahagiaan kekal itu.

Hanya manusia-manusia yang diubahkan menjadi baru akan melakukan lerbuatan baik dalam ketulusan kasih yang semurni-murninya sebab mereka tak lagi berpamrih ingin memperoleh sesuatu dari Tuhan melalui perbuatan-perbuatan mereka. Mereka berbuat baik karena memang mereka telah diubah menjadi pribadi-pribadi yang baik dan diajar selalu untuk mengasihi dengan kasih yang tak bersyarat.

Oh betapa indahnya mengikut Yesus. Ada jaminan masa depan yang kekal lagi mulia. Bukan karena gagah dan hebat kita tapi oleh kasih karunia dan Roh Kudus yang bekerja dalam kita. Suatu kali dalam keabadian, saat bertemu muka dengan muka di hadapan hadirat Tuhan, kita akan tersungkur menyembah. Sebab Dia telah menjadi perancang, pelaksana dan pemelihara keselamatan kita. Alih-alih membanggakan perbuatan dan amal kita, kita akan memuliakan Dia yang telah berbuat baik dan menyatakan kasih setia-Nya pada kita.
Terpujilah Bapa, Anak dan Roh Kudus selama-lamanya.
Untuk seterusnya dan selamanya hormat, kagum dan sembah kami pada-Mu!

Selagi kesempatan masih diberikan dan nafas masih dapat ditarik, maukah Anda membuka hati Anda membawa iman Anda untuk menerima Yesus yang sedang mengetok pintu hati Anda supaya Ia masuk dan beroleh persekutuan dengan Anda?

#TerimaKasihBuatSalibMu
#YesusTuhanDanPenebusku
#SelamanyaKamiMenyembahMu

#BenarVsHampirBenar

PERBANDINGAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA

Berpikiran buruk & negatif itu mudah, berpikiran positif dan berbaik sangka itu sukar.
Membenci itu semua orang bisa, mengasihi dengan tulus itu tidak banyak yang bisa.
Menilai orang lain itu mudah, memeriksa diri itu sulit.
Menilai dan menemukan kesalahan orang itu gampang, jujur pada diri sendiri jika salah itu susah sekali.
Omong besar, ceroboh dan ngawur itu tidak perlu diajari, berkomunikasi dengan bijak dan berkata-kata yang menjadi berkat itu perlu disiplin dan penguasaan diri.

Menguji dan menyelidiki untuk memahami sesuatu itu butuh proses yang terkadang lama dan berat, kalau MENGHAKIMI semua orang mahir melakukannya.

Apakah Anda memilih yang mudah atau yang rumit?

Kebanyakan manusia menghindari kesukaran dan merangkul kemudahan. Tidak mengherankan jika orang menjadi dangkal dan bodoh. Contohnya sudah tak terhitung lagi di media sosial-media sosial kita.

Mana yang Anda pilih dan kerjakan menentukan kualitas diri dan rohani Anda.

Tidak selalu kita harus mencari jalan yang sukar dalam hidup.
NAMUN UNTUK MENEMUKAN DAN MEMILIKI HIKMAT SERTA KEBENARAN, JALAN YANG SUKAR PATUT UNTUK DIJALANI.

Bagaimana dengan Anda?

#IntrospeksiDiri
#JadilahBijak
#UjiDanNilailahDenganAdil
#JanganMudahMenghakimi
#BerkomentarlahDenganBijak

#BenarVsHampirBenar

PADA AKHIRNYA, BODOH ADALAH PILIHAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA

Hidup di masa dimana informasi disajikan secara masif dan hampir tanpa batas, kita seolah dapat melihat makin jelas bagaimana hati manusia itu sebenarnya.

Dahulu orang berpikir bahwa orang menjadi bodoh karena kurang pendidikan dan pengetahuan. Karena tidak mampu bersekolah dan kurang biaya untuk menuntut ilmu. Sekolah, hanya dapat diakses oleh sebagian orang yang punya kesempatan dan sumber daya. Ternyata itu hanya sebagian benar.

Hari ini, dimana seorang anak Papua direkrut menjadi staf di Badan Angkasa Luar AS, kesempatan untuk belajar dan menimba ilmu sesungguhnya terbuka sangat lebar. Jika ADA KEMAUAN. Seseorang tidak perlu menyeberangi benua untuk memperoleh pengetahuan. Asalkan ia memiliki akses internet, informasi apa saja ditemukan dengan mudah. Begitu pula dengan berbagai pendapat, opini, ulasan, analisa serta pandangan dalam berbagai bidang ilmu. Mulai dari teori hingga ilmu praktis. Mulai dari pengetahuan duniawi sampai rohani. Mulai dari cara memasak dan membersihkan noda hingga merakit bahan peledak. Dari dunia maya, kita bukan saja mendapat informasi tetapi bahkan kebanjiran berbagai data yang dapat dibuktikan menjadi fakta.

Begitu pula dengan kondisi bangsa kita yang sedang diharubiru dengan berbagai isu. Dengan berbagai data dan fakta yang terbentang di depan mata, beberapa kebenaran sebenarnya dapat ditemukan dan disimpulkan dengan mudah. Tapi, mengapa suara² sumbang, kritik yang tidak proporsional, pernyataan² yang ngawur, dan komentar² yang jelas² menunjukkan kebodohan, kecerobohan dan kecongkakan diri?

Dari semua ini, kita seharusnya tahu bahwa menjadi bodoh itu adalah pilihan, bukan karena sifat bawaan atau kurangnya kesempatan.
Yesus Kristus, tidak dikenal sebagai alumni bahkan sekedsr lulusan dari suatu sekolah bergengsi. Yesus belajar dari alam, budaya bangsa dan Bapa-Nya. Dari sana Ia menjadi manusia berhikmat yang melebihi Salomo, pangeran yang kemudian menjadi raja dari sebuah negara adidaya di zamannya (Mat. 12:42; Luk. 11:31). Yesus menunjukkan bahwa hikmat dapat diperoleh darimanapun asalkan kita memiliki kerinduan untuk menjadi bijak dalam kehidupan.

Jika kita mau membuka hati untuk hikmat sejati, maka kita akan memperolehnya. Untuk itu kita harus jujur dan rendah hati. Sebab hanya hati yang demikianlah akan belajar dan berubah secara terus menerus. Berpindah dari kebodohan kepada pengertian dan kebijaksanaan. Dari kesesatan kepada pengenalan akan Allah dan kehendak-Nya.

#IntrospeksiDiri
#JanganTinggalDalamKebodohan
#JadilahBijak
#KenaliKehendakTuhan

#BenarVsHampirBenar

SELALU MENGUJI DAN MENCARI KEHENDAK TUHAN

Oleh: Bpk. Peter B, MA

“TERKADANG TUHAN MENENANGKAN BADAI…
  TERKADANG IA MEMBIARKAN BADAI MENGAMUK DAN MENENANGKAN ANAK-NYA”

Tuhan TIDAK BERTINDAK DALAM SATU CARA dalam situasi yang sama. Kitalah yang suka Tuhan bertindak seperti itu.

KEMAMPUAN MEMBEDAKAN MANA YANG HENDAK TUHAN KERJAKAN DAN YANG BUKAN adalah HIKMAT dan KETAJAMAN ROHANI.

#UjiDanCariKehendakTuhan
#JanganMemaksaTuhan
#BiarkanTuhanBekerjaMenurutCaranya

#BenarVsHampirBenar

BERTINDAK DENGAN HIKMAT

Oleh: Bpk. Peter B, MA

“Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya.
Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.
Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?”
Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah Dia.” Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Ketika Ia berkata kepada mereka: “Akulah Dia,” MUNDURLAH MEREKA DAN JATUH KE TANAH.
Maka Ia bertanya pula: “Siapakah yang kamu cari?” Kata mereka: “Yesus dari Nazaret.”
Jawab Yesus: “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.”
Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: “Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorang pun yang Kubiarkan binasa.”
Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.”~Yohanes 18:1-10 

“Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya.
Tetapi Yesus berkata: “Sudahlah itu.” Lalu IA MENJAMAH TELINGA ORANG ITU DAN MENYEMBUHKANNYA.” ~Lukas 22:50-51

INILAH HIKMAT TUHAN….
Bukan sekedar unjuk kekuatan dan kuasa tapi BERTINDAK DENGAN HIKMAT…

“Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.” ~1 Korintus 1:22-24

TIDAK SELALU MUNDUR, TIDAK HARUS SELALU MAJU

Oleh: Bpk. Peter B, MA

Tuhan yang maha kuasa dan sanggup melakukan segalanya TIDAK PETENTENGAN, TIDAK PECICILAN dan TIDAK SOK PAMER KEKUATAN seakan-akan TIDAK ADA YANG TIDAK DAPAT DIA LAKUKAN dan APAPUN YANG DIA LAKUKAN HARUS TAMPAK BERHASIL. Dia menggunakan hikmat-Nya untuk mengatur, memproses dan memimpin anak-anak dan hamba-hamba-Nya BAGI KEBAIKAN DAN HASIL YANG TERBAIK SUPAYA TERJADI ATAS MEREKA.

Saya rasa kita punya Alkitab yang sama.
1 Samuel 23:1-13

#MundurTidakSelaluKalah
#HikmatTuhanYangUtama
#UjiDanCariKehendakTuhan

#BenarVsHampirBenar