Arsip Bulanan: Maret 2019

Berserah VS Tidak Peduli

Oleh : Ratih.
A
Suatu
saat dokter yang menangani anak saya di ruang isolasi memberikan kabar bahwa
anak saya akan segera diechocardiologhy untuk mengetahui kondisi dan fungsi
jantungnya. Saat itu saya tidak memikirkan apapun selain bayi kami akan
baik-baik saja. Sampai suami saya berkata, “kita
harus siap dengan dua kemungkinan, pertama tidak ada masalah pada fungsi
jantungnya, kedua hal yang terburuk fungsi jantungnya terbalik”.

Mendengar itu saya seperti jatuh dari tebing membayangkan kemungkinan terburuk
akan terjadi pada bayi kami. Sepanjang perjalanan pulang tak hentinya saya
menangis dan berserah. Dalam doa saya sampaikan “jika Tuhan ijinkan anak saya bertahan, akan saya rawat sepenuh
hati, namun jika Tuhan berkehendak lain, saya relakan, saya ikhlas”.

Sampai di rumah saya sudah tidak memikirkannya lagi dan saya langsung istirahat
sebab sudah larut malam dan besok harus kembali lagi ke rumah sakit.
Pagi-pagi
saya terbangun dan Tuhan ingatkan saya tentang bayi kami di rumah sakit yang
akan diechocardiologhy pagi itu. Namun saya katakan, “Tuhan aku sudah serahkan dan aku tidak ingin kuatir lagi
tentangnya.”
Lalu Tuhan sampaikan bahwa Dia memang ingin saya berserah
namun Dia ingin saya tetap peduli (tidak cuek atau bersikap apatis), yaitu
dengan tetap berdoa bagi bayi kami sesuai apa kehendakNya. Satu pelajaran
melalui peristiwa ini bahwa penyerahan kita bukan dengan bersikap
“terserah Tuhan, aku ikut saja dan melihat apa yang Tuhan mau
lalukan” (wait and see) tapi sebaliknya Tuhan ingin kita berserah dan mencari tahu apa kehendakNya dan turut
bekerjasama melakukan apa yang jadi kehendakNya.
Saya berdoa dan serahkan
bayi kami dalam tanganNya sambil meminta kehendakNya yang terbaik yang terjadi
atas bayi kami.
Pagi itu
kami berangkat ke rumah sakit dengan hati yang lega, tenang dan damai. Bahkan
ketika sampai di rumah sakit, dokter minta saya menggendong bayi saya untuk
dibawa ke ruang echocardiologhy, saya menggendongnya dan mendampinginya dengan
hati yang tenang. Hingga satu jam setelah pemeriksaan hasilnya dinyatakan bahwa
fungsi jantung bayi kami normal sekalipun terletak di sebelah kanan dan tidak
ada bocor/lubang pada jantung bayi kami.
Puji
Tuhan, saya sungguh terharu, sekali lagi Tuhan tunjukkan bahwa di dalam
penyerahan kita kepadaNya, tidak ada yang sia-sia. Dia pegang sepenuhnya
seperti janjiNya. Saat kita berserah, mencari dan meminta kehendakNya saja yang
jadi, percayalah yang terbaik akan Tuhan berikan.
Jika
kita melihat kondisi Indonesia hari-hari ini, Tuhan tidak ingin kita diam saja.
Tuhan ingin kita peduli akan masa depan
Indonesia, rencanaNya atas Indonesia.
Jangan katakan bahwa kita peduli atas
Indonesia namun kita hanya sebagai penonton saja yang menunggu apa yang bisa
Tuhan kerjakan atas Indonesia sambil beralasan “aku sudah serahkan pada Tuhan”, namun tidak mencari tahu
apa kehendakNya. Sebaliknya jika kita sungguh peduli, kita akan menyerahkan
Indonesia di dalam tanganNya dan mencari apa kehendakNya untuk akhirnya turut ambil bagian dalam strategiNya,
rencanaNya atas Indonesia.
Mari kita lakukan bagian kita dan Tuhan akan
melakukan bagianNya.
Tuhan
memberkati.

YANG DILIMPAHI KASIH DAN KEBAIKAN TUHAN

Oleh:
Peter B, MA
“Jadi, hendaknya kamu menyadari
bahwa TUHAN Allahmu adalah Allah yang
setia, yang memegang janji-Nya dan
terus-menerus mengasihi orang-orang yang mengasihi Dia dan yang menaati
perintah-perintah-Nya.
~ Ulangan 7:9 (FAYH)
Jelas
sekali ayat di atas. Tuhan akan menunjukkan kasih-Nya, kebaikan-Nya kepada
siapapun orang yang mengasihi Dia.
Ya. YANG
MENGASIHI DIA. Bukan yang menjalankan perintah agama atau hukum-hukum-Nya atau
rajin beribadah kepada-Nya. Bukan juga kepada orang yang baik kelakuannya. Atau
yang suka beramal baik kepada orang lain. Tidak juga kepada orang yang
terhormat atau kaya serta terpandang di bumi. Pun kepada mereka yang miskin dan
rendah.
Di
antara semua tipe manusia yang pernah ada, yang pernah hidup di bumi, Ia
mencurahkan kasih dan perhatian-Nya kepada satu macam orang : Orang yang mengasihi Dia.
Ini
bukan berarti Tuhan tidak mencintai tipe lainnya. Sudah kodrat-Nya bahwa Ia
selalu mengasihi karena Ia itu kasih adanya. Tapi mereka yang mengasihi Dia
bukan saja dikasihi tapi juga MEMPEROLEH PERJANJIAN YANG DARIPADANYA-NYA SERTA
MENADAPAT LIMPAHAN KASIH SETIA-NYA, SAMPAI RIBUAN KETURUNAN.
Ini
bukan pernyataan omong kosong. Ini telah dibuktikan dengan perjanjian Tuhan
maupun kesetiaan Tuhan kepada Israel -keturunan dari Abraham, orang yang sangat
mengasihi Dia lebih daripada apapun di dunia ini. Keturunannya yang bagaikan
pasir di laut dan bintang di langit itu telah dipelihara dan dilimpahi kebaikan
serta cinta dari Tuhan semesta alam itu. Baik Israel jasmani maupun Israel
rohani, termasuk kita semua hari ini yang telah melewati ribuan keturunan sejak
Nuh dan Abaraham, telah menikmati berkat dari perjanjian Tuhan dengan orang
yang mengasihi-Nya.
Dan itu
masih berlaku hingga sekarang. Jika ada seseorang yang mengasihi Tuhan, maka Ia
pun akan menyatakan kasih-Nya lebih lagi. Ia masih akan mengadakan perjanjian
dengannya serta keturunannya.
Paulus
menuliskan dalam suratnya, “Tetapi
orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” (1 Korintus 8:3).
Betapa
beruntungnya orang yang mengasihi Tuhan itu! “Dikenal” berarti
sebelumnya ia telah dipilih dan diingat. Lalu dijadikan orang yang dekat di
hati-Nya. Bukankah ini suatu kehormatan, kebanggaan dan kemuliaan tiada tara?
Merupakan
suatu kebanggaan tersendiri (sampai-sampai beberapa orang tak segan-segan untuk
memamerkannya) jika kita dikenal serta merupakan teman dari seorang pejabat
berkedudukan atau berpangkat tinggi atau seorang selebritis terkenal atau
bahkan seorang raja atau pemimpin bangsa. itu adalah suatu kesempatan yang
langka untuk memiliki hubungan sedemikian. Suatu hak istimewa jika
berkesempatan mengalaminya dalam kehidupan ini.
DAN
BETAPA LEBIHNYA JIKA KITA DIKENAL OLEH TUHAN, PENGUASA TERTINGGI, RAJA DIRAJA
YANG BERDAULAT MUTLAK ATAS JAGAD RAYA ITU!
Dan kita
semua memiliki kesempatan untuk dikenal oleh Dia, untuk menjalin hubungan dan
memiliki persahabatan dengan Dia, untuk merasakan perhatian dan cinta-Nya
setiap waktu. Semuanya itu HANYA DENGAN SATU SYARAT : kita memilih untuk
mengasihi Dia dalam hidup sekarang ini.
Banyak
orang ingin merasakan kebaikan Tuhan, menjadi penerima curahan kasih sayang-Nya,
menjadi orang-orang yang menerima banyak berkat dalam hidup, serta suatu kali
mendapat tempat abadi di sorga. Namun, berapa banyak yang memutuskan untuk
MENGASIHI DIA DI ATAS SEGALANYA?
Perhatian,
berkat, kasih sayang, bahkan persahabatan dengan Tuhan hanya mungkin kita
terima dan rasakan apabila kita mengasihi Dia dan YANG OLEH KARENA CINTA KITA
PADA-NYA ITU kita mempersembahkan hidup kita untuk menaati perintah dan
ketetapan-Nya, mengerjakan kehendak-Nya atas hidup kita sebagai pernyataan
kasih kepada Dia.
Perhatikanlah,
bahwa bukan yang menginginkan berkat yang
diberkati Tuhan. Tapi yang menginginkan Tuhan dengan cinta, yang tidak
menginginkan apapun selain mengasihi dan memperkenan-Nya -mereka yang tidak
mencari dan tidak memikirkan berkat justru yang akan dilimpahi-Nya segala
kemurahan dan kebaikan.
Berkat Tuhan akan dimeteraikan atas hidup orang
yang demikian. Ia akan menerima pembelaan Tuhan, perlindungan dan
penyertaan-Nya. Bahkan itu akan diberikan turun temurun. Tidakkah ini luar
biasa, saudara-saudaraku?
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku,
maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal
nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan
menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan
memuliakannya.
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan
dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.”
~ Mazmur 91:14-16 (TB)
Pertanyaannya
sekarang, ADAKAH ANDA MENGASIHI DIA?
Salam revival

12 PERTANYAAN UTAMA UNTUK MENILAI DIRI Apakah Anda menghidupi kerohanian sejati atau agamawi semata?

Oleh : Peter B, MA
1)
Apakah secara mental, Anda lebih sering menilai orang lain / segala sesuatu di
luar diri Anda daripada menilai dan memeriksa diri Anda sendiri?
2)
Apakah Anda mengalami pertumbuhan rohani setelah sekian lama menjadi orang
Kristen? Dapatkah Anda mengukur apakah Anda seorang kanak-kanak rohani, orang
muda rohani atau dewasa rohani saat ini? 
3)
Dapatkah Anda menjawab dengan lugas dan tegas apa makna mengikut Yesus Kristus
itu?
4)
Apakah Anda secara konstan berkomunikasi dua arah dengan Tuhan? Apakah hubungan
Anda dapat secara yakin Anda gambarkan sebagai hubungan yang hidup, hangat,
intim dan personal dengan Tuhan? 
5)
Apakah kegiatan ibadah dan pelayanan yang Anda lakukan lebih merupakan
prakterk-praktek rutin serta suatu bentuk kewajiban moral daripada suatu
aktifitas-aktifitas penuh gairah dan semangat kudus karena rasa cinta dan
karena kehormatan melayani Sang Raja?
6)
Apakah Anda telah cukup jelas dan lancar (tidak gagap atau kebingungan)
mengaplikasikan prinsip-prinsip firman Tuhan yang Anda baca, terima dan
dengarkan melalui berbagai sumber dengan masalah, tantangan dan urusan Anda
sehari-hari (atau sewaktu hendak menyikapi kasus atau persoalan yang sedang
dihadapi orang lain maupun yang terjadi di sekitar Anda)?
7)
Apakah Anda cukup memahami ukuran-ukuran rohani yang benar dan jelas sesuai
prinsip-prinsip Alkitab dalam kaitannya dengan berbagai bidang kehidupan?
8)
Apakah gairah dan hasrat Anda sehari-hari lebih banyak tertuju kepada Tuhan dan
kepada apa yang berasal dari-Nya sehingga Anda dimampukan lebih berkenan
kepada-Nya daripada menggunakan waktu, tenaga dan sumber daya Anda lainnya
untuk tersita dan sibuk tertuju pada urusan-urusan sehari-hari yang ada di
dunia ini saja?
Apakah
Anda benar-benar rindu mengenal Tuhan lebih lagi dan mengusahakannya dengan
sekuat tenaga setiap hari?
9)
Apakah Anda mencari kejelasan petunjuk hikmat dan kehendak Tuhan dalam
memutuskan pilihan-pilihan Anda sehari-hari?
10)
Apakah Anda lebih merasa malu melakukan kesalahan di hadapan Tuhan daripada di
hadapan orang / manusia?  
11)
Apakah di dasar hati Anda, Anda yakin sepenuhnya, ditilik berdasarkan hubungan
Anda saat ini dengan Tuhan dan kehidupan yang Anda jalani sekarang, bahwa Anda
pasti diselamatkan, beroleh tempat di sorga dan telah mengumpulkan banyak harta
di sorga?
12)
Tahukah Anda tujuan hidup Anda secara pribadi di dalam Tuhan, lebih dari
sekedar mengetahui tujuan umum Kristen seperti hidup untuk memuliakan dan
mengasihi Tuhan atau menjadi serupa dengan Kristus?
KETERANGAN :
– Pertanyaan-pertanyaan di atas hanya akan
memberikan hasil yang akurat mengenai
kerohanian Anda jika Anda menjawabnya dengan jujur di hadapan Tuhan
yang
mengetahui segala sesuatu tentang hidup Anda, bahkan yang mengetahui yang
tersembunyi begitu dalam di hati Anda.
– Jika jawaban Anda
adalah “tidak” atas pertanyaan-pertanyaan tersebut mencapai 7 poin
pertanyaan atau lebih maka itu menunjukkan Anda masih menjalani kerohanian semu
dan palsu. 
Anda masih seorang agamawi daripada
seorang yang benar-benar terhubung dengan Tuhan.
– Segera apabila Anda mengetahui bahwa
Anda seorang agamawi, Anda harus segera
bertobat dengan datang pada Tuhan melalui doa: 
meminta Dia
memperbarui hidup Anda, mengubah Anda dan membawa Anda dalam persekutuan dan
hubungan pribadi dengan Anda.
Jangan puas dan menipu diri dalam
kepura-puraan rohani yang menyesatkan Anda di “jalan yang disangka lurus
namun ujungnya menuju maut”. Jangan biarkan iblis mempermainkan hidup
Anda.
Jangan pasif dan tidak berbuat apa-apa
terhadap keagamawian Anda karena tidak akan ada kebenaran, kehidupan dan
keselamatan dari Tuhan bagi orang-orang agamawi.
DALAM HUBUNGAN YANG BENAR DENGAN TUHAN
ADA KESELAMATAN, PERTUMBUHAN, DAN KEHIDUPAN TETAPI DALAM KEAGAMAWIAN HANYA ADA
KEKERINGAN, KESESATAN SERTA KEMATIAN.
Salam revival

KESELAMATAN MENURUT IMAN KRISTEN

Oleh : Peter B, MA
Menanggapi
diskusi yang pernah dibahas sebelumnya terkait pandangan bahwa tiap agama
memiliki kapling sorganya sendiri sekaligus mengomentari pandangan seseorang beberapa waktu yang lalu, berikut pendapat saya berdasarkan sudut pandang
Alkitab yang saya telah pelajari dan pahami sejauh ini :
1) Iman
kita, sebagai orang Kristen atau lebih mendalam lagi sebagai anak-anak Allah,
didasarkan pada keyakinan yang dapat diringkas dalam istilah yang mungkin kita
sering dengar : Sola Gratia, Sola Fide, Sola Scriptura, Solus Christus dan Soli
Deo Gloria. Hanya oleh kasih karunia. Hanya oleh iman. Hanya Alkitab sebagai
sumber kebenaran tertinggi. Hanya melalui Kristus. Dan hanya Tuhan saja yang
layak menerima segala kemuliaan.
Ini
adalah hal-hal yang sangat mendasar.
Keyakinan
atau pandangan di luar ini bisa jadi bukan merupakan iman Kristen yang murni.
Selain
itu, pengakuan iman rasuli juga merupakan pokok-pokok mendasar mengenai
keimanan kita, yang sebenarnya merupakan kristalisasi dari apa yang dinyatakan
dalam kitab suci kita.
2)
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada
ajaran kebenaran sejati selain dalam ajaran Kristus dan Alkitab serta tidak ada
jalan lain ke surga selain melalui iman kepada Allah yang penuh kasih karunia,
yang rindu membawa manusia ke sorga, bahkan yang merancang keselamatan atas
manusia itu sendiri sejak manusia pertama Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa.
3) Saya
tidak sependapat bahwa ada perbedaan antara keselamatan di PL dengan
keselamatan di PB.
Logikanya,
jika hanya ada satu Allah sejati (bahkan yang kemudian kita kenal dalam konsep
yang sepertinya tidak Tunggal/Satu Pribadi saja atau yang biasa disebut sebagai
Trinitas) tetap saja ilah yang lain sesungguhnya bukan tuhan yang setara dengan
yang sejati itu.
Dalam
PL, konsep satu-satunya Allah yang sejati dan benar ini disebut berulangkali.
Dia tidak bandingannya. Itu sebabnya Dia sesunggguhnya tidak bernama dan
memerlukan sebuah nama. YHWH atau Yahweh yang hari ini sering disebut-sebut
sebagai nama Allah Israel, sesungguhnya hanya berasal dari huruf-huruf depan
dari apa yang diterjemahkan sebagai “I Am (That) I Am” atau “Aku
Adalah Aku Yang Ada” atau dapat dipahami sebagai “Aku adalah Aku
(Adanya) “, yang sama sekali bukan merupakan suatu nama khusus tetapi
menjelaskan keberadaan-Nya sebagai satu-satunya Allah yang patut disembah,
tidak ada yang lain, yang tidak perlu dibedakan dengan nama atau sebutan
tertentu karena tidak ada yang sejenis, sehakikat dan setara dengan Dia.
Yesaya
43:11 (TB)
Aku,
Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat
selain dari pada-Ku.
Yesaya
44:6-8 (TB)
Beginilah
firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada
Allah selain dari pada-Ku.
Siapakah
seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan
membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal
yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada
kami!
Janganlah
gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan
Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain,
tidak ada Kukenal!”
Yesaya
45:5-6 (TB)
Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain;
kecuali Aku tidak ada Allah.
 Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau
tidak mengenal Aku,
supaya orang tahu dari terbitnya matahari
sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan
tidak ada yang lain,
Yesaya
42:8 (TB)
Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau
kemasyhuran-Ku kepada patung.
4) Dan
karena tidak ada Allah yang sejati selain yang satu itu yaitu Allah Israel,
maka tentu tidak ada pemerintahan dan tatanan lain yang berlaku, yang sama,
setara dan seimbang dengan Dia. Hanya ada satu tatanan alam semesta, alam
jasmaniah maupun alam roh, yaitu yang telah Ia tetapkan. Dari sini kita dapat
dengan berani menyimpulkan tidak ada sistem kedaulatan lain di alam semesta ini
termasuk adanya alam roh masing² sebagaimana yang digambarkan oleh masing²
ajaran agama/kepercayaan di muka bumi ini.
Jadi
tidak ada surga yang lain maupun neraka yang lain. Tidak ada siklus reinkarnasi
atau nirvana atau surga dengan banyak bidadari penghibur menurut Iman Kristen.
Hanya ada SATU SAJA surga dan neraka. Dan itu seperti yang digambarkan dalam
Alkitab. Segala penjelasan dan ajaran yang lain dari ini dapat kita anggap
sebagai pemikiran² yang berasal dari sumber² lain yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan, yang bertujuan menyesatkan manusia dari apa yang benar
dan sejati.
5)
Sekarang mengenai keselamatan. Apabila kita meneliti Alkitab dengan lebih
seksama, sesungguhnya tidak ada perbedaan prinsip mengenai bagaimana
keselamatan tsb diterima, baik dalam PL maupun PB. Perbedaannya hanya pada PL,
Yesus Kristus belum turun menyatakan dan mengerjakan karya keselamatan di kayu
salib, yang merupakan kebalikan dari PB yang merupakan masa setelah karya
Kristus sebagai manusia telah selesai di bumi. Meskipun demikian keselamatan
sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, ajaran Kristus maupun rasul² semuanya
diajarkan sebagai melalui cara yang serupa : yaitu melalui iman, bukan perbuatan.
Ini
dapat kita lihat bahkan sebelum Allah menyatakan diri sebagai Allah Israel dan
menurunkan hukum Taurat melalui Musa. Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa,
Tuhan telah menyatakan bahwa mereka dan keturunan mereka telah jatuh dalam
kutuk dan kematian. Hanya melalui pengorbanan makhluk hidup yang lain mereka
bertahan hidup, yang pertama² disimbolkan melalui pakaian dari kulit binatang
dan pengorbanan hewan untuk makanan penyambung hidup mereka. Semuanya merupakan
lambang yang merujuk kepada Anak Domba Allah yang dikorbankan untuk menjadi
penebus/pengganti nyawa manusia yang seharusnya menanggung hukuman dan
kebinasaan kekal. Siapa saja yang mengarahkan pandangan dan menaruh percaya
kepada Allah yang sanggup memberikan keselamatan itu, dia akan menerima
keselamatan.
Itu
sebabnya persembahan Habel diterima dan berkenan di hadapan Tuhan karena
dipersembahkan dalam iman :
Ibrani
11:4 (TB)
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah
korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar,
karena Allah berkenan akan persembahannya itu
dan karena iman ia masih
berbicara, sesudah ia mati.
Pada
sisi lain, persembahan Kain tidak diterima Tuhan oleh karena merupakan suatu
usaha mencari perkenan Tuhan melalui perbuatan dan pembenaran diri.
Ini
terus berlanjut di zaman Abraham, jauh sebelum bangsa Israel, yang disebut umat
pilihan Tuhan lahir.
Terhadap
Abraham demikian kesaksian rasul² :
Roma
4:3, 5-8 (TB)
Sebab
apakah dikatakan nas Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan,
dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”
Kalau
ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi
sebagai haknya.
Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun
percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan
menjadi kebenaran.
Seperti
juga Daud menyebut berbahagia orang yang
dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:
“Berbahagialah
orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;
berbahagialah
manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.”
Roma
4:13-14, 16 (TB)  Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan
janji kepada Abraham dan keturunannya,
bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.
Sebab
jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang
dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
Karena
itulah kebenaran berdasarkan iman
supaya merupakan kasih karunia, 
sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang
hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham.

Sebab Abraham adalah bapa kita semua, —
Abraham
dibenarkan (dan oleh karenanya beroleh keselamatan) berdasarkan iman. Bukan perbuatan.
Bukan berdasarkan melakukan hukum Taurat sekalipun, karena tidak ada seorangpun
yang ternyata mampu memenuhi tuntutan taurat sehingga layak dan berkenan di
hadapan Tuhan. Jadi taurat hanya merupakan petunjuk dan penginsyaf manusia
(khususnya orang Israel) bahwa mereka pasti gagal mencapai perkenan Tuhan
dengan perbuatan² mereka.
Lalu,
bagaimana dengan bangsa² lain di luar Israel? Terhadap mereka Tuhan tidak
memberikan taurat secara tertulis tapi taurat dalam hati, yang menuntut mereka
memenuhi standar-standar ilahi yang disuarakan hati nurani mereka :
Roma
2:14-16 (TB)
Apabila
bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri
melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum
Taurat bagi diri mereka sendiri.
Sebab
dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi
hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut
bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Hal itu
akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan,
akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh
Kristus Yesus.
Dengan
kata lain, tidak ada keselamatan yang dapat diperoleh melalui perbuatan tapi
hanya melalui iman. INI BERLAKU ATAS SEMUA MANUSIA SEJAK MANUSIA PERTAMA DI
ZAMAN ADAM HINGGA MANUSIA TERAKHIR YANG DILAHIRKAN DI BUMI. Keselamatan telah
diperhitungkan HANYA MELALUI IMAN, bukan melalui jalan apapun yang lain
termasuk perbuatan sesuci dan sesaleh apapun yang bisa dilakukan manusia.
Tetapi,
iman kepada siapa? IMAN KEPADA ALLAH YANG PENUH BELAS KASIHAN DAN YANG SANGGUP
MENGAMPUNI DAN MENYELAMATKAN MANUSIA DARI KEBINASAAN.
Roma
3:21-22 (TB)
Tetapi
sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran
Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan
Kitab-kitab para nabi,
yaitu kebenaran Allah karena iman dalam
Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya.
Sebab tidak ada perbedaan.
Roma
3:28-30 (TB)
Karena
kami yakin, bahwa manusia dibenarkan
karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Atau
adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah
Allah bangsa-bangsa lain!
Artinya,
kalau ada satu Allah, yang akan
membenarkan
  baik orang-orang
bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
Di masa
PL, menurut cara Abrahamlah orang² pada masa itu diselamatkan yaitu mereka yang
menaruh keyakinan pada Tuhan dan yang memandang Tuhan yang satu itu pasti mencurahkan
kasih karunia-Nya demi penyelamatan dirinya, entah ia mengenal Allah Israel
atau tidak. Jika ditemukan iman yang bergantung pada kasih karunia Tuhan, dan
bukannya bermegah dalam perbuatan²nya sebagai dasar untuk memperoleh
keselamatan, maka orang itu akan menjadi orang yang beroleh tempat di sorga.
Dengan cara itulah orang² di masa PL diselamatkan, baik mereka yang belum
mengenal Allah yang menyatakan diri pada Abraham, Ishak dan Yakub serta kaum
Israel atau yang sudah mengenal-Nya melalui tradisi Yahudi.
Galatia
3:6-11 (TB)
Secara itu jugalah Abraham percaya kepada
Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Jadi
kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari
iman,
mereka itulah anak-anak Abraham.
Dan
Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada
Abraham: “Olehmu segala bangsa akan diberkati.”
Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang
diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu.
Karena
semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk.
Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala
sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.”
Dan
bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum
Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman.”
Di masa
PB, keselamatan telah dikerjakan dan kini diperkenalkan secara luas melalui
karya penebusan Yesus Kristus di atas kayu salib sebagai Anak Domba Allah.
Siapa yang percaya akan Dia dan pengorbanan-Nya yang merupakan kasih karunia
Allah bagi keselamatan manusia tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang
kekal.
Yohanes
3:16 (TB)
Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal,
 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Ini
menjelaskan mengapa Kornelius dan keluarganya harus mendengar tentang Yesus
Kristus untuk menyempurnakan imannya (baca Kisah Rasul 10). Oleh karena Kristus
telah hadir dan menyatakan diri maka pemberitaan tentang Dia merupakan suatu
keharusan supaya semua manusia mengetahui bahwa Tuhan telah menyediakan dan
mengaruniakan jalan keselamatan yang pasti menuju hidup kekal di sorga MELALUI
SATU-SATUNYA JALAN YAITU YESUS KRISTUS. Tidak ada cara lain atau jalan lain dan
tidak ada nama lain supaya manusia dapat diselamatkan setelah Yesus menyatakan
diri-Nya. Hanya melalui Dia saja keselamatan dikaruniakan Allah kepada manusia.
Yohanes
14:6 (TB)
Kata
Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kisah
Para Rasul 4:12 (TB)
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun
juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
Asal
percaya bahwa Yesus Tuhan dan Dia sanggup menyelamatkan dirinya yang penuh dosa
dan tak mampu menolong dirinya sendiri untuk masuk ke sorga, IA AKAN
DISELAMATKAN!
Roma
10:9-13 (TB)
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa
Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Karena
dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan.
Karena
Kitab Suci berkata: “Barangsiapa
yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.”
Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan
orang Yunani. Karena, Allah yang
satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru
kepada-Nya.
Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan,
akan diselamatkan.
Lukas
23:42-43 (TB)  Lalu ia (salah satu dari
penjahat yang turut disalibkan bersama Yesus) berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai
Raja.”
Kata
Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus.”
6)
Mereka yang memiliki iman sejati, MENGGANTUNGKAN HIDUPNYA PADA ALLAH. Mereka
tidak akan bermegah dalam hal apapun terkait diri mereka. Tidak dalam perbuatan²
saleh. Tidak dalam kemampuan dan kehidupan bermoral tinggi. Tidak di dalam
kemampuan dan bakat²nya. Tidak dalam kekuatannya sendiri. Tidak dalam pekerjaan²nya
di antara umat manusia. Tidak dalam apapun yang lain SELAIN KASIH KARUNIA
TUHAN.
Itulah
sebabnya iman sejati MENGUBAH HIDUP SESEORANG SAMA SEKALI. Ia yang sungguh
memiliki iman, memandang Tuhan begitu berharga. Tak mungkin dilepaskannya. Dia
menyerahkan diri untuk tunduk taat dalam suatu kehidupan yang mengabdi kepada
Tuhan OLEH KARENA IA TAHU BETAPA SIA² BERJALAN SENDIRI TANPA TUHAN DENGAN
KEKUATANNYA SENDIRI. Sebaliknya mereka juga tahu TIDAK ADA YANG LEBIH BAIK DAN
BERHARGA SELAIN MENJALANI HIDUP SEBAGAI PENGABDI-PENGABDI TUHAN YANG TELAH
BEGITU KASIH DAN CINTA KEPADANYA.
Iman
sejati pasti membawa perubahan besar karena didasarkan pada pengertian dan
pengalaman yang mendalam akan pribadi Tuhan dan karya-Nya dalam hidup
seseorang. Iman itu pula yang akan membangkitkan kasih dan pengharapan yang
terus bertumbuh dan berkembang hari demi hari sehingga menguatkan langkahnya
bertahan dalam komitmen kepada Tuhan sampai kesudahannya.
Iman
yang demikian juga berhenti untuk membanggakan perbuatan²nya sendiri tetapi
mengembalikan segala kemuliaan dan pujian bagi Tuhan saja oleh sebab kasih
karunia-Nya ia boleh ada hari ini sebagaimana ia ada.
1
Korintus 15:10 (TB)
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang,
dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya
kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada
mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai
aku.
2
Korintus 5:14-15 (TB)
Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,
karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang,
maka mereka semua sudah mati.
Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk
Dia,
yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
KESIMPULAN
Marilah
kita meneguhkan iman percaya kita kepada Tuhan, bergantung kepada kasih
karunia-Nya lalu melangkah bersama Dia sepanjang kehidupan kita.
Maka
niscaya, ketika waktu kita berakhir di dunia ini, kita akan beroleh tempat
penuh bahagia dan mulia di kerajaan sorga. Beroleh harta di sorga dan upah
kekal hanya merupakan bonus sebab beroleh kesempatan selama-lamanya dengan
Pribadi yang mencintai dan kita cintai merupakan puncak kebahagiaan yang tak
tergambarkan dan tergantikan oleh apapun juga.
Semoga
menjadi berkat.
Tuhan
Yesus memberkati.
Salam revival