Bagian I – Pendalaman Alkitab
Wabah corona telah memasuki bulan ketiga sejak diidentifikasi serta dikabarkan Desember 2019 lalu. Dan dalam tiga bulan ini sudah lebih dari seratus negara melaporkan wabah itu telah melanda negaranya. Virus corona yang kini disebut sebagai penyakit Covid-19 itu tampaknya belum menunjukkan tanda² mengurangi keganasannya. Korban² terus berjatuhan. Sudah ribuan. Dunia tergoncang. Kini kepanikan melanda. Oleh karena penyakit ini belum ada penangkalnya. Dampaknya kemana-mana. Sangat dahsyat. Di seluruh dunia. Virus sekecil itu mulai “menggerogoti” dunia. Perekonomian merosot tajam. Jalanan sepi. Perdagangan menurun dan terhenti. Aktivitas sehari-hari seperti sekolah dan mencari nafkah menjadi terlarang dilakukan. Roda kehidupan berubah sama sekali. Hampir semua kegiatan sehari-hari yang melibatkan kerumunan massa dibatalkan dan dibatasi. Dunia meradang gegara corona. Ketakutan dan kegelisahan merajelal menggantikan segala kenyamanan dan kegembiraan duniawi yang selama ini memenuhi jadwal berputarnya waktu di bumi.
Yang lebih mengganggu adalah adanya kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa di antara yang menjadi korban keganasan virus ini terdapat anak² Tuhan dan pemuka² rohani Kristen. Yang mengejutkan, banyak yang terjangkit virus justru pada saat menghadiri acara² gerejawi maupun aktivitas² pelayanan. Hal ini mengundang banyak pemikiran apalagi jika dihubungkan dengan kebijakan pemerintah yang membatasi pergerakan dan aktivitas warga yang sifatnya berkerumun. Perdebatan di media sosial pun tak terelakkan yang terjadi di antara semua pemeluk agama. Satu kelompok mengatakan bahwa sebagai umat Tuhan, tidak boleh takut dan menyerah dengan virus. Orang² beriman harus percaya kuasa Tuhan yang melindungi dan mencegah umat-Nya dari penyakit dan tulah. Ini tentu dibantah oleh kelompok yang tidak setuju. Bagi kelompok ini, sebagai umat Tuhan, kita harus berhikmat. Tidak takabur. Segera berlari begitu melihat malapetaka. Jangan mencobai Tuhan, kata mereka, yang nyatanya dikuatkan dengan kenyataan akan tidak sedikitnya pegiat semua agama bahkan jemaat dan pendeta yang menjadi korban Covid-19.
Beberapa orang masih tetap bersikukuh dengan pandangannya masing². Yang lain mulai mempertanyakan mengenai apa fungsinya beragama dan manfaat beribadah. Sebagian yang lain menjauhi para pendeta dan nasihat² yang sifatnya rohani.
Jadi, mana yang benar?
Kebenaran mana yang harus kita percayai dan taati?
Benarkah janji Tuhan di Mazmur 91 tidak berlaku lagi?
Apakah petunjuk dan pengaturan pemerintah adalah hikmat yang harus kita ikuti dan merupakan hikmat terbaik?
Lalu, dimanakah kuasa ibadah dan iman kepada Tuhan yang katanya mahakuasa, mahakasih, maha penyayang dan yang sanggup menjaga, melindungi dan menyembuhkan itu?
Sebagai orang² yang percaya bahwa dalam Tuhan ada jawaban bagi masalah² hidup, bagaimanakah kita harus mengambil sikap dan menentukan pendirian kita?
MAZMUR 91 : JANJI PERLINDUNGAN DAN KESELAMATAN DARI MALAPETAKA ITU BAGI SIAPA?
Sebagai Mazmur yang paling banyak dikutip, dikhotbahkan dan diajarkan selama masa² wabah ini, kita perlu mencari tahu dengan tepat apa yang hendak disampaikan oleh ayat-ayat dalam salah satu Mazmur paling terkenal dan paling diinginkan digenapi dalam hidup umat Tuhan itu.
Berikut fakta-fakta alkitab yang dapat kita simpulkan dari Mazmur 91 :
1) Benar ada janji perlindungan dan kelepasan dari Tuhan
– Janji itu dituliskan di ayat 3-8 dan ayat 10-13
– Janji itu banyak dan beragam
– Itu berupa janji perlindungan dari jerat dan perangkap, penyakit, kegelapan malam atau keadaan² yang gelap dan tidak diketahui, terhadap bahaya yang mengancam, penyakit yang tidak diketahui atau terdeteksi, penyakit menular yang melanda. Walau banyak yang rebah di sisi kiri dan kanan, Tuhan berjanji orang² yang dilindungi-Nya akan terjaga dengan sempurna. Dijanjikan bahwa ketika malapetaka itu dan tulah itu tiba, itu tidak akan menimpa atau mendekat pada mereka yang dilindungi Tuhan itu. Bahkan malaikat² Tuhan diperintahkan untuk menjaga di segala jalannya maupun menatang mereka jika ia jatuh. Pun singa dan ular tedung tidak akan membahayakan orang² yang dilindungi Tuhan. Sebagai puncak dari segala berkat perlindungan yang dijanjikan, Pemazmur melengkapi dengan pernyataan yang keluar dari mulut Tuhan sendiri dengan janji bahwa TUHAN akan “meluputkan dia, membentenginya, menjawabnya jika ia berseru, menyertai Dia dalam kesesakan, meluputkannya dan memuliakannya, mengenyangkannya dalam panjang umur serta memperlihatkan keselamatan yang daripada Tuhan sendiri”
– Jika direnungkan, itu merupakan janji yang besar dan lengkap. Janji akan perlindungan yang sempurna dari Tuhan sendiri. Dan sebagaimana setiap perkataan dan janji Tuhan, itu bukan sesuatu yang kosong apalagi dusta. Dia yang berjanji, Dia pasti akan menggenapi dan melaksanakannya.
– Pertanyaannya, kepada siapakah janji tersebut diberikan?
2) Janji yang besar itu tidak diberikan kepada semua orang
– Meneliti Mazmur 91, seharusnya setiap kita dapat menangkap dan sepakat dengan satu hal yang disuratkan di dalamnya, terkait kepada siapa janji tersebut diberikan. Bahwa janji itu TIDAK diberikan kepada semua orang. Janji Tuhan yang besar itu bersyarat.
– Tidak disebutkan sama sekali di manapun dalam seluruh pasal Mazmur 91 bahwa itu bisa diterima oleh semua orang secara umum. Tidak juga semua orang Israel yang bertuhankan Yahweh, Allah mereka. Demikian juga seharusnya dipahami bahwa janji itu bukan untuk semua orang yang mengaku percaya kepada Yesus. Ini bukan janji umum tetapi khusus bagi beberapa orang tertentu saja yang memenuhi persyaratan atau yang sebagaimana disebutkan dalam beberapa bagian nats dalam Mazmur 91.
– Charles Spurgeon sendiri mengungkapkan hal ini dalam tafsirannya ayat pertama Mazmur 91 ini demikian : _Berkat-berkat yang dijanjikan di sini bukan untuk semua orang percaya, tetapi bagi mereka yang hidup dalam persekutuan yang dekat dengan Allah. Setiap anak Allah mungkin saja memandang ke tempat mahakudus dan tutup pendamaian (mercy seat) di tabut Tuhan, tetapi tidak semua tinggal di tempat yang paling suci itu; mereka bersegera ke sana sesekali, dan menikmati kedekatan dengann ya selama waktu² tertentu, tetapi mereka tidak secara tetap berada di hadirat (Tuhan) yang penuh misteri itu._
3) Janji perlindungan Tuhan yang besar itu hanya diberikan kepada mereka yang disebutkan dan disyaratkan di dalam Mazmur 91 tersebut
– Mereka yang menerima janji perlindungan dan kelepasan yang besar dari Tuhan ini disebutkan dalam ayat-ayat sebagai berikut :
a) Ayat 1 dan 2
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.
b) ayat 9
Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,
c) ayat 14
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
– Orang² yang termasuk dari mereka yang menerima berkat janji yang besar ini diringkaskan dalam pernyataan Spurgeon berikut ini :
Mereka yang melalui anugerah Allah yang kaya memperoleh persekutuan yang tidak biasa dan terus-menerus dengan Allah, sehingga dapat tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam dia, menjadi pemilik dari keuntungan yang langka dan istimewa ini, yang tak dialami oleh mereka yang mengikuti jauh, dan yang mendukakan Roh Kudus Allah.
Di dalam tempat rahasia itu, hanya orang-orang yang mengenal kasih Allah di dalam Kristus Yesus, dan mereka yang berdiam di sana hanyalah mereka yang hidupnya adalah Kristus. …Anugerah khusus seperti milik mereka membawa serta kekebalan atau imunitas khusus. Penyembah di Halaman (bait suci) tidak tahu apa yang ada di dalam Ruang Mahakudus, sebab jika tidak pastilah mereka akan mendesak sampai tempat yang begitu dekat dan keakraban ilahi menjadi milik mereka. Mereka yang adalah tamu tetap Tuhan akan mendapati bahwa ia tidak akan pernah menderita apapun yang dapat melukai mereka di balik gerbang-Nya; Tuhan telah makan garam perjanjian dengan mereka, dan berjanji untuk melindungi mereka.
– Mereka yang mendapat janji perlindungan yang dashyat itu adalah mereka yang telah DUDUK DALAM LINDUNGAN YANG MAHA TINGGI dan BERMALAM DALAM NAUNGAN YANG MAHAKUASA. Ia sudah MENJADIKAN TUHAN SEBAGAI TEMPAT PERLINDUNGANNYA, PERTEDUHANNYA DAN KUBU PERTAHANANNYA.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat 1,2 dan 9, jelas dinyatakan bahwa mereka beroleh perlindungan Tuhan karena mereka SENANTIASA tinggal dalam hadirat Tuhan. Siang dan malam, mereka selalu berada di hadirat Tuhan. Berada di tempat kediaman Tuhan, bersama-sama dengan Tuhan, berjalan waktu demi waktu dengan Dia. Seperti Nuh, yang hidup bergaul dengan Tuhan.
Senantiasa berada dalam hadirat Tuhan tidak berbicara mengenai sikap fisik. Itu merupakan sikap hati dan roh kita. Duduk dan bermalam merujuk kepada keadaan diam dan tidak bergerak ke sana kemari, tidak pergi dan pulang, tidak sesekali atau beberapa waktu saja berada di sana namun terus menerus berada di sana. Itu berarti bahwa roh dan hatinya tidak ingin lepas dari Tuhan. Ia senantiasa ingat Tuhan, setiap waktu berusaha terhubung dan berkomunikasi dengan Tuhan, tidak sekedar mengingat Tuhan secara sepintas lalu dan acuh tak acuh sepanjang jam-jam kehidupannya, atau yang hanya di waktu-waktu tertentu saja menunjukkan dirinya sudah beribadah kepada Tuhan. Hati mereka rindu bersekutu dan diam bersama-sama dengan Tuhan sepanjang hari (lihat Mazmur 35:28; 44:9; 70:8; 145:2; 1:1-2; 88:2; 119:164),
Praktek nyata ini terlihat dalam kehidupan hamba² Tuhan sejati dalam Alkitab. Dalam kehidupan Nuh, Abraham, Yusuf, Musa, Yosua, Samuel, Daud dan nabi² di Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru, kehidupan Kristus menyatakan dengan jelas bagaimana Ia tidak pernah putus kontak dengan Bapa. Perpisahan-Nya seketika dengan Bapa saat penyaliban berlangsung, menyebabkan Ia berseru dengan penuh duka, “Bapaku! Bapaku! Mengapa Engkau meninggalkan Aku?”.
Teladan lain dapat kita lihat bagaimana rasul² yang diurapi Tuhan melayani Tuhan dengan pimpinan yang jelas, nyata atas tuntunan dan manifestasi kehadiranTuhan di berbagai momen yang mereka lalui sementara mereka mengerjakan misi Tuhan.
Dalam pencarian, penemuan dan persekutuan mereka dengan Allah, iman mereka bangkit. Mereka percaya TEGUH kepada Tuhan. Mereka menyandarkan diri pada Tuhan sebagai tempat mereka berlindung dan berteduh dari segala marabahaya yang mengancam mereka, sepanjang perjalanan mereka di muka bumi.
Yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa mereka yang menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungannya itu, memiliki hubungan yang bersifat pribadi dengan Tuhan. Bukan sekedar formalitas yang bersifat rajin melakukan ibadah wajib secara rutin. Juga tidak termasuk dalam golongan ini adalah orang² yang tampak saleh dan rohani seperti orang² Farisi dan ahli² taurat yang sekalipun memiliki banyak pengetahuan mengenai hukum² Tuhan namun Tuhan berkata “hati mereka jauh dari pada-Ku” (lihat Yesaya 29:13; Matius 15:8). Pengetahuan dan hafalan yang banyak akan hukum² Tuhan namun tidak disertai hubungan yang intim dan erat dengan Tuhan sejak dari dalam hatinya, bukan merupakan orang² yang berlindung dan bermegah dalam Tuhan tetapi yang membanggakan kekuatan dan kepandaiannya sendiri karena merasa sudah tahu dan mengamalkan perintah Tuhan (padahal semuanya meleset dari yang dikehendaki Tuhan oleh sebab mereka fokus pada tampilan² yang tampak di mata manusia). Dari sini, kita harus memahami bahwa tidak semua orang yang tampak rohani, terlihat rajin beribadah, giat dalam pelayanan, diakui sebagai tokoh dalam keagaaman atau kerohanian merupakan orang² yang memiliki kerinduan dan hubungan
Hati setiap kita seharusnya dapat jujur menilai apakah kita telah mencari Dia di dalam keseharian kita, seberapa seringkah kita menujukan hati untuk merasakan dan mengalami Dia di setiap peristiwa² kehidupan yang kita alami, adakah kita selalu mengingat Dia dan merindukan selalu suatu keintiman dan kedekatan hubungan dengan Tuhan?
Hanya mereka yang telah merasakan betapa indah dan manisnya hadirat Tuhan itu, mereka sajalah yang ingin tinggal di sana dan menjadikan hadirat Tuhan sebagai tempat ia memperoleh rasa aman dan ketenteraman yang besar. Mereka tidak menaruh iman percaya pada sesuatu yang lain sebab mereka telah merasakan betapa teduh dan damainya diam bersama-sama dengan Tuhan itu.
– Kegenapan janji perlindungan yang dahsyat dari Tuhan itu diberikan kepada ORANG YANG HATINYA MELEKAT PADA TUHAN.
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat 14a, Tuhan sendiri menyatakan bahwa karena hati orang itu melekat pada-Nya, maka Ia akan meluputkannya dari segala malapetaka dan bencana. Bagaimanakah sesungguhnya hati yang melekat pada Tuhan itu?
Semua terjemahan Alkitab hampir serempak menerjemahkan “hati yang melekat pada Tuhan” sebagai “hati yang mengasihi Tuhan” atau “orang yang menaruh kasihnya kepada Tuhan”.
Beberapa terjemahan lain meskipun menggunakan istilah yang lain, semuanya justru memperkuat makna dan kandungan dari apa yang disebut sebagai hati yang mengasihi Tuhan itu. Di antaranya adalah : “mengabdikan hidup pada Tuhan”, “berpegang erat pada Tuhan dalam kasih” dan ”tak mau terpisahkan dari Tuhan”.
Jika diperhatikan, ini memiliki unsur² yang serupa dengan “duduk dan bermalam dalam lindungan yang mahakuasa”. Yaitu suatu kerinduan untuk selalu berada dekat Tuhan. Hanya saja, yang pertama menggambarkan hasrat dan kerinduan untuk dekat dengan Tuhan; sedangkan hati yang melekat pada Tuhan lebih menekankan pada sikap hati yang dipenuhi kasih kepada Tuhan.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa “hati yang melekat pada Tuhan” adalah “hati orang yang mengasihi Tuhan” lebih daripada segala perkara. Tuhan menjadi kesayangan dan kecintaannya. Ia telah memberikan hati dan hidupnya sebagai persembahan cinta kepada Tuhan. Kesehariannya, baik dalam pikiran, perasaan kehendak dan cara hidupnya mencerminkan suatu kepedulian, perhatian, minat dan perilaku dari pribadi yang menghargai, mengagumi, memuliakan dan mencintai Tuhan. Ia bukan orang yang sempurna namun apa yang dilakukannya, ia melakukannya sebagai suatu bukti dan pernyataan kasih kepada Tuhannya.
Ujian kasih paling nyata adalah sewaktu seseorang melakukan pengorbanan bagi yang dikasihinya. Kasih ditandai dengan pengorbanan secara sukarela DEMI pribadi yang dicintainya (bukan demi kepentingan pribadi yang mengharapkan balasan yang lebih besar dari pengorbanannya itu). Abraham menunjukkan suatu iman yang besar sekaligus KASIH YANG BESAR kepada Tuhan ketika ia dengan sukarela menaati perintah Tuhan yang memintanya mengorbankan Ishak, anak satu-satunya, di gunung Moria. Dengan cara demikian pula Tuhan menyatakan kasih yang besar dengan mengorbankan diri, mengutus Allah Putra sebagai manusia, untuk menjadi korban tebusan bagi seisi dunia.
Semakin banyak orang mengasihi, semakin besar pengorbanan yang dilakukan. Yesus, Putra Allah itu, telah memberikan segalanya bagi kita yang dikasihi-Nya. Pertanyaannya sekarang, apakah yang telah kita korbankan dari hidup kita ini sebagai bukti kita mengasihi atau sangat mengasihi Dia?
Orang yang hatinya melekat pada Tuhan SIAP mengorbankan apapun demi mengasihi Tuhan. Dan yang Tuhan minta sebagai bukti kasih kita kepada-Nya, dinyatakan Yesus dalam
Yohanes 14:15 (ITB)
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Yohanes14:21 (ITB)
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.
Yohanes 14:23 (ITB)
Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku
Jelaslah bagi kita bahwa orang yang mengasihi Tuhan dengan menaati perintah dan firman Kristus. Ini bukan saja perintah tertulis dan hukum² sebagaimana yang dituliskan dalam Kitab Suci namun juga apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi kita secara pribadi (sebagaimana yang diminta Yesus kepada anak muda kaya yang datang kepada-Nya. Sebab sekalipun ia telah mematuhi perintah taurat namun jauh di dalam hatinya, masih ada yang lebih ia kasihi daripada Tuhan, yaitu hartanya, lihat Matius 19:16-22).
Orang yang mengasihi Tuhan, seperti Abraham, melepaskan semua hal yang dikasihi-Nya jika Tuhan memerintahkannya untuk menyerahkan dan mengorbankan semuanya. Apakah hal pribadi yang pernah Tuhan minta Anda serahkan dan korbankan bagi Dia hingga hari ini? Anda belum benar² mengasihi Dia apabila masih banyak yang Anda pegang, simpan dan pertahankan bagi diri Anda sendiri.
Jadi, seberapakah Anda mengasihi Tuhan? Jika kita mengasihi Tuhan di bawah dan di samping hal-hal lain yang lebih kita kasihi, kita sesungguhnya belum disebut “orang yang menaruh kasih kita kepada Tuhan”.
Mereka yang mengasihi Tuhan akan melakukan perintah Yesus.
Dan perintah utama-Nya adalah ini :
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Matius 22:37
Ya, Dia meminta Diri-Nya menjadi yang paling utama untuk dikasihi, dirindukan, dan diutamakan melampaui segala yang kita kasihi lainnya dalam hidup kita.
Mereka yang dengan sebulat-bulat hatinya mengutamakan Tuhan dengan mengorbankan segala yang lain yang menghalanginya mengasihi Tuhan, itulah ORANG YANG MENGASIHI TUHAN, YANG DISEBUT TUHAN SEBAGAI HATINYA MELEKAT PADA DIA.
– Janji perlindungan ajaib itu juga menjadi milik orang² yang MENGENAL NAMA TUHAN
Ayat 14b memberitahu kita bahwa karena seseorang mengenal nama-Nya, maka Ia akan membentengi orang itu, menjaganya sehingga aman tak tersentuh oleh malapetaka. Apa yang dimaksud dengan “mengenal nama Tuhan” itu?
Kamus Vine menyatakan bahwa “mengenal TUHAN” dalam Alkitab mengandung pengertan “mempunyai pengetahuan yang berasal dari pengalaman yang intim dengan Tuhan”. Bukan sekedar mengetahui atau memiliki informasi tentang Tuhan. Bukan juga giat berkecimpung dalam hal² yang tampak rohani.
Mengenal Tuhan berarti pernah dan masih terus merasakan serta mengalami kehadiran bahkan kedekatan dengan Tuhan. Dan dari kedekatan itu, kita mendapatkan suatu pengenalan demi pengenalan akan pribadi-Nya, sifat-Nya, hati-Nya, pikiran-Nya, perkataan dan suara-Nya serta bukti dari karya²Nya dalam hidup kita.
Di sisi lain, nama Tuhan, mengacu kepada sebutan² yang dinyatakan atau diwahyukan-Nya sendiri kepada umat-Nya atau secara pribadi pada kita. Dalam Mazmur 91, sang pemazmur mengenal Tuhan sebagai “Yang Mahatinggi”, “Yang Mahakuasa”, “Tempat perlindungan” dan “Kubu pertahanan”. Dan Yahweh dikenal oleh perbuatan² yang dilakukan-Nya. Ia menyatakan diri sebagai Allah yang menyembuhkan, Allah yang mencukupi, Gembala yang Baik, dan masih banyak sebutan lainnya. Dalam Perjanjian Baru, Allah menyebut diri-Nya sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus. Semua dengan karakter dan karya-Nya masing². Dan kita mengenal nama di atas segala nama yang hanya oleh nama itu manusia diselamatkan : Yesus Kristus, Juruselamat yang menebus kita dari dosa dan maut. Adakah kita mengenal dan mengalami karya kuasa-Nya secara pribadi?
Berdasar pengertian² di atas, maka “mengenal nama TUHAN” berarti mengalami secara pribadi perbuatan²Nya dalam hidup kita, merasakan dan mengetahui melalui pengalaman personal bahwa Dia sungguh menyelamatkan, mengampuni, menyucikan, menyediakan, menolong, membebaskan, menyembuhkan, memelihara dan menuntun langkah² kita setiap hari. Melalui pengenalan pribadi inilah, mereka hidup dalam sikap takut akan Tuhan, mengabdikan hidup untuk melayani dan menyembah Dia, dan mempercayakan hidup kepada Tuhan saja.
Orang yang mengenal nama Tuhan, yang telah merasakan benar kebaikan dan penyertaan Tuhan, akan terlihat dalam keteguhan imannya saat menghadapi segala persoalan atau masalah hidup sehari². Ia menyerahkan segala rasa kuatir, takut dan cemas kepada Tuhan dan sebagai gantinya, ia menerima dan mengalami damai sejahtera. Dan pengalaman ini terus berulang. Makin hari ia makin diyakinkan bahwa Tuhan itu bukan saja ada namun juga senantiasa beserta, tidak pernah meninggalkannya. Keyakinannya makin bertumbuh dan terus bertambah sehingga ia tidak takut lagi menghadapi dan menjalani apapun di dunia ini karena tahu benar kepada siapa ia percaya dan ia merasa aman di tangan pribadi yang ia kenal. Seperti Corrie ten Boom katakan bahwa “kita seharusnya tidak takut menghadapi masa depan yang tidak kita kenal jika kita ada di tangan Tuhan yang kita kenal.” Haleluya.
Oleh karena mengenal nama Tuhan, kita percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menghargai iman percaya kita itu dengan memberikan janji perlindungan yang besar, yang sudah pasti akan digenapi-Nya.
PERENUNGAN BAGI KITA
Ada banyak, bahkan barangkali semua orang, menginginkan perlindungan yang ajaib atas hidupnya. Mereka berani membayar harga yang mahal untuk itu. Manusia memikirkan dan mengusahakan itu semua dengan segenap daya upaya mereka dan telah sampai pada titik mereka dapat mendeteksi kemungkinan adanya bencana untuk mempersiapkan diri menghadapinya melalui sarana² teknologi buah pikiran mereka.
Alkitab memberitahu kita bahwa TUHAN, Allah yang dikenal oleh Israel dan umat Kristen, memberikan janji perlindungan yang supranatural dan luar biasa itu. Semuanya diberikan tanpa membayar satu peser pun. Tanpa kerja keras atau susah payah. Tetapi Ia hanya mengaruniakan semua itu bagi yang :
• mencari persekutuan dan rindu senantiasa diam bersama-sama dengan Tuhan
• mengasihi dan mengutamakan Tuhan di atas segala sesuatu
• memiliki hubungan serta pengalaman pribadi yang dekat dan intim dengan Tuhan
Perhatikanlah baik-baik!
Sesungguhnya, bagi mereka yang menginginkan kuasa perlindungan mujizat itu nyata dalam hidupnya, namun tidak pernah memiliki dan menjalin hubungan secara personal dengan Tuhan apalagi hidup mengasihi Tuhan dalam kesehariannya, harus menyadari bahwa ia tidak termasuk dalam golongan orang² yang mendapat hak istimewa berupa perlindungan serta pembelaan Tuhan dalam Mazmur 91 ini. Tidak seharusnya mereka memaksakan diri untuk menyebut-nyebut dan mengklaim berulang kali Mazmur ini demi memuaskan keegoisan mereka. Tuhan bukan Allah yang dapat dipermainkan dan dikelabui. Jauh lebih baik jika kita datang dengan segala pertobatan dan kerendahan hati saat mendekat kepada-Nya daripada dengan keyakinan semu membusungkan dada mendeklarasikan diri sebagai orang-orang dengan hak istimewa.
Akan tetapi, kebalikannya berlaku bagi orang yang telah menjadikan Tuhan sebagai segala-galanya dalam hidupnya. Ia bukan seorang yang suci, tanpa dosa atau orang yang sempurna. Namun ia jelas seorang yang mencari perkenan Tuhan melalui segenap keberadaannya yang rela mengorbankan kesenangan, kenyamanan, preferensi termasuk meninggalkan segala cara hidup yang berdosa dan dipenuhi hawa nafsu demi menyenangkan hati Tuhan. Itu tidak selalu berhasil dan berjalan mulus tetapi Tuhan melihat hati dan memberikan kasih karunia bagi mereka yang bergantung pada kasih karunia Tuhan, mengakui ketidakberdayaannya tetapi sekaligus BERSEDIA membayar harga penyerahan diri dan ketaatan kepada Tuhan. Kasih-Nya akan dilimpahkan tercurah menjadi kekuatan yang luar biasa yang memampukannya menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Tuhan kemana Ia pergi.
Karena itu, marilah kita memeriksa diri. Dan kita harus jujur dalam melakukannya.
Mengapa banyak orang Kristen yang takut dan kuatir di tengah² wabah berkecamuk? Mengapa hatinya resah dan gelisah menyikapi kegoncangan yang sedang terjadi di dunia? Mengapa bukan damai sejahtera yang menguasai dalam batin? Jika mereka mengenal Tuhan dan menjadikan Tuhan perlindungan dan kekuatan yang telah terbukti dan layak dipercaya, bukankah sudah semestinya jiwa mereka tidak tertekan?
Dan hari ini saya sampaikan kepada semua saudara dan saudari dalam Kristus…
Engkau yang sudah hidup di hadapan Tuhan dan oleh kekuatan Roh Kudus hidup dalam penyerahan diri untuk taat dan menyenangkan hati Tuhan, JANGAN BIMBANG HATIMU. Tuhan sendiri yang menjadi pembelamu, penolongmu, pelepasmu, pelindungmu, penjagamu yang tak kan pernah terlelap. Kuatkan dan teguhkah hatimu karena inilah saatnya engkau mengalami lagi pertunjukan kuasa dan mujizat-Nya dalam hidupmu. Engkau akan melihat penggenapan janji Tuhan, yang dijanjikan-Nya dalam Mazmur 91.
Tuhan akan membuktikan janji-Nya tidak kosong dan bahwa Ia tidak pernah berdusta. Kuasa-Nya tetap sama. Dulu, sekarang dan selamanya. Itulah yang akan dinyatakannya lagi dan lagi kepada engkau. Tidak terkecuali dalam situasi wabah semacam ini.
Dunia sedang digoncang. Tidak hanya sekali ini. Tetapi akan lagi dan lagi. Semakin kuat di tiap goncangan selanjutnya. Masihkah Anda berniat menggantungkan diri pada apa yang sedang digoncang dan terus bergoncang hebat sekarang ini maupun di waktu² mendatang? Siapakah dan apakah yang masih dapat diandalkan di tengah kegemparan global yang menimpa bangsa² bagai tulah ini? Tidakkah dunia sedang menuju pada kemerosotan dalam berbagai sendinya? Adakah pengharapan di dunia ini selain Sang Sumber Segala Pengharapan itu sendiri?
Bagi setiap pembaca yang menerima pesan ini, biarlah ini menjadi suatu kabar yang baik yang membangkitkan pengharapan bagi Anda. Yang Mahakuasa dan Yang Mahatinggi telah berkenan turun menjangkau Anda. Melalui karya Kristus dan kehadiran Roh Kudus hari ini, Ia mau menjadi perlindungan dan keselamatan Anda. Banyak yang telah mengalami, membuktikan dan kemudian merelakan seluruh sisa hidup mereka untuk diabdikan mengikut Yesus. Mereka telah merasakan dan mengalami jamahan kuasa-Nya, limpahan kebaikan-Nya dan keindahan kehadiran-Nya. Mereka telah mempengaruhi dunia dan mengubah sejarah, kendati sering tak disadari oleh sebagian besar insan dari berbagai generasi hingga kini. Mereka telah membuktikan bahwa janji² Tuhan itu “ya” dan “amin”. Layak diandalkan dan menjadi pengharapan satu-satunya dalam hidup.
Saat Roh Kudus mulai berbicara di Roh Anda saat ini, Dia mengulurkan tangan kasih-Nya untuk mendekat dan memiliki persekutuan dengan Dia. Dia ingin memberikan yang terbaik yang disediakan-Nya bagi hidup Anda.
Maukah Anda menyambut panggilan dan ajakan-Nya itu?
Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.”
2 Tawarikh 16:9
“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.”
Mazmur 46:2
¬Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?
Bilangan 23:19
Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satupun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.
Yosua 23:14
(BERSAMBUNG KE BAGIAN II)