Arsip Bulanan: April 2021

HIKMAT DAN KUTIPAN


Sekarang malam telah datang di hadapan kami.  Kami tidak tahu bahaya apa yang bersembunyi dalam kegelapan.  Kami hanya tahu bahwa kami aman di dalam-Mu, di malam hari seperti siang hari karena baik kegelapan maupun terang itu sama bagi-Mu.  Mata-Mu melihat di malam hari sama jelasnya dengan di siang hari.  Jadi, saat kami tidur, Engkau akan menjaga kami, dan kami akan aman di malam ini sebagaimana ada waktu siang. Jadilah perteduhan dan penjaga kami –  lindungi kami dari segala bahaya

~  Dari renungan kumpulan doa

JALAN (THE PATH) – BAGIAN 29

Oleh : Rick Joyner
(Diterjemahkan dari buku “The Path: Fire on the Mountain”)

BAB SEBELAS
ALASAN (3)

“Sebagaimana Mark dapat meneguhkannya, dalam pengalaman kenabian ada tingkatan-tingkatan. Ada penglihatan yang begitu samar karena engkau melihatnya dengan mata hati yang begitu lembut sehingga engkau bertanya-tanya apakah itu berasal dari imajinasimu sendiri. Lalu ada pula yang seperti menonton layar bioskop.
 Begitu pula, aku merasa Dia datang dengan kelembutan yang sangat halus, tampaknya hanya untuk menghibur aku atau memberi aku kedamaian.  Kemudian aku merasakan kehadiran-Nya seperti api nuklir.  Itu begitu membakar sehingga aku berpikir tidak akan bisa hidup lebih lama di dalamnya.”
 “Ketika aku mengalami Dia sebagai api yang membara, itu bukanlah kemarahan-Nya, tetapi kesucian-Nya. Kita diberitahu dalam bahasa Ibrani bahwa Dia adalah api yang menghanguskan.  Itu menyakitkan, tapi baik apabila mengalaminya.  Itu menyakitkan sekaligus luar biasa melampaui yang dapat digambarkan.  Aku harus memohon kepada-Nya untuk meninggalkan aku saat itu karena terlalu banyak yang harus kutanggung di satu momen itu.  Aku masih terlalu duniawi untuk tinggal lama di hadirat-Nya tanpa dihancurkan olehnya.”
 “Apakah pengalamanmu melihat-Nya dalam mimpi dan penglihatan seperti itu?”  tanya Mark.
 “Beberapa memang begitu sampai taraf tertentu, tetapi semuanya berbeda.  Beberapa mimpi lembut dan halus, dan beberapa di antaranya begitu nyata sehingga aku masih mengingatnya seolah-olah itu adalah pengalaman yang sebenarnya dan bukan dalam mimpi.”
 “Pengalaman yang aku miliki di atas gunung, dan selama di gunung, sangat berdampak bagiku.  Satu pengalaman pada saat di puncak gunung adalah sepenuhnya mulia, indah, dan perasaan cinta serta kesatuan yang tidak pernah kualami sebelumnya. Ketika kalian sampai di sana, itu akan membuat semua pertempuran dan masalah dalam perjalanan ini tampaknya tidak penting.”
 “Pengalaman yang aku alami di gunung ketika aku menyaksikan penyaliban-Nya bahkan mungkin lebih berdampak lagi, tapi itu juga salah satu pengalaman paling menyakitkan dan tersulit yang pernah aku alami.  Bahkan meskipun aku tahu Dia sekarang telah bangkit dan duduk di atas segalanya, aku berduka selama berhari-hari seolah-olah aku pernah berada di sana, di penyaliban-Nya yang sebenarnya.  Aku masih heran bahwa para murid yang ada di sana, dan ibu-Nya, bisa kuat melihat semua ini.  Aku tahu mereka jauh lebih kuat dari aku. “
 “Jadi kita semua bisa melihat kemuliaan-Nya?”  beberapa bertanya sekaligus.
 
“Ya.  Kalian semua akan melihat kemuliaan-Nya, jika kita tetap berada di jalan ini.  Kita akan pergi ke gunung Tuhan.  Bahkan dengan semua pertempuran dan konflik yang harus kita hadapi, tidak ada tempat lain yang seperti itu karena hadirat-Nya di sana.  Berjuang untuk kebenaran dan tujuan terbesar memang menginspirasi, tetapi ini pun tidak bisa dibandingkan dengan berjuang bagi Yang kalian kasihi. Upah terbesar yang dapat kita terima adalah berada dekat dengan-Nya. Itulah mengapa bahkan para rasul memperdebatkan siapa yang paling dekat dengan-Nya.  Mereka tidak ingin posisi itu hanya untuk otoritas atau kemasyhuran, tetapi supaya menjadi sedekat mungkin dengan-Nya.  Ini mungkin egois, tapi tidak berpusat pada diri sendiri.  Ada perbedaan di antara keduanya.”
 “Tidak salah untuk berusaha menjadi hebat atau melakukan hal-hal besar bagi-Nya, itulah sebabnya kebanyakan orang memulai perjalanan ini.  Tetapi begitu kalian mengalami kehadiran-Nya secara nyata, begitu kalian melihat-Nya, segalanya berubah menjadi tentang melayani Dia karena Dia layak dilayani, bukan lagi demi apa yang kita bisa dapatkan. Namun, kita menerima lebih dari yang dapat kita impikan.  Untuk membawa sukacita bagi-Nya sesaat itu layak walaupun berkali-kali menderita seumur hidup hidup kita.  Ketika kalian melihat Dia, kalian akan memahami ini.”
 “Ada bobot dalam perkataanmu yang hanya bisa datang karena engkau telah pernah bersama-Nya,” Mark menjawab.
“Itu cara yang menarik untuk mengatakannya, Mark.  Urapan digambarkan sebagai beban yang berasal dari kemuliaan-Nya.  Firman berkata bahwa segala sesuatu disatukan oleh-Nya.  Berat adalah gravitasi, dan gravitasi adalah yang menyatukan semua hal bersama-sama.  Ada bobot untuk kemuliaan, dan semakin banyak kemuliaan yang kaualami, semakin besar bobot kata-katamu.”
 “Seperti yang kalian akan lihat, satu momen saja di hadapan-Nya akan membuat semua pertempuran di padang gurun ini layak dijalani berkali-kali lagi.  Ini akan mendesak kalian untuk terus menjalani banyak pertempuran di masa depan.  Meski begitu, kalian dipanggil untuk lebih dari sekadar mengalami pertempuran.  Kalian tidak hanya akan melihat kemuliaan-Nya, tetapi kalian dipanggil untuk tinggal di hadirat-Nya dan untuk menyatakan kemuliaan-Nya di bumi.  Kalian dipanggil untuk membawa kemuliaan Tuhan seperti para imam membawa Tabut Kehadiran-Nya. “
 
Pada saat ini, anggota kelompok lainnya telah berkumpul dan mendengarkan.  Saat aku melihat mereka, aku tidak bisa tidak mempertimbangkan betapa tidak mengesankannya kebanyakan dari penampilan alami mereka, namun mereka semua bisa menjadi beberapa jiwa terbesar yang pernah hidup di bumi.
 “Adalah panggilan kalian untuk membawa kemuliaan Tuhan pada di masa kegelapan terbesar.  Terlepas dari betapa gelapnya yang akan terjadi, kita tahu bahwa kemuliaan akan menang.  Ada tertulis, ‘bangsa-bangsa akan datang kegemilangan kebangkitanmu.’ Aku mungkin akan berbagi lebih banyak nanti tentang pengalamanku sendiri, tapi aku di sini untuk membantumu bersiap bagi pengalaman-pengalaman kalian,” lanjutku.
 “Elizabeth Barrett Browning pernah menulis bahwa ‘Bumi dipenuhi dengan surga, dan setiap semak biasa terbakar karena Tuhan;  tetapi hanya dia yang dapat melihat itu yang akan melepas kasutnya — sisanya duduk di sekelilingnya dan memetik buah beri.’ Kita di sini supaya mata kita terbuka dan melihat.  Kalian akan melihat kemuliaan-Nya dan mengetahui kehadiran-Nya secara nyata, tetapi kemuliaan-Nya ada di sekitar kita sekarang, dan Dia bersama kita sekarang.
 Kita di sini bukan untuk mencari Dia, tapi untuk melihat kepada Dia.  Dia tidak ada dalam ciptaan karena Dia adalah Pencipta dari ciptaan-ciptaan itu, tetapi semua ciptaan menyatakan Dia, dan kita dapat melihat Dia dalam segala hal ketika kita belajar untuk melihat.
 Jon Amos Comenius mengatakan bahwa alam adalah kitab kedua Tuhan.  Ini mungkin benar, tapi Dia punya kitab yang lain juga.  Melihat Dia lebih dari sekedar melihat Dia dalam ciptaan adalah melihat Dia di dalam setiap pengalaman. Itu juga dalam hal melihat Dia di dalam satu sama lain.  Semua orang di sini adalah surat dari Tuhan untuk satu sama lain di sini.  Itulah sebabnya tujuan kita bukan hanya mendengar firman Tuhan, tapi mendengar Sang Firman Itu Sendiri saat Dia berbicara kepada kita melalui siapapun atau apapun yang Dia pilih.
 “Yesus adalah Firman.  Dia adalah komunikasi Tuhan dengan ciptaan-Nya.  Jika kita cukup sensitif, kita akan tahu bahwa ada komunikasi di antara semua makhluk hidup.  Saat kita datang tinggal di dalam Dia kita akan mulai mengetahui komunikasi ini. Lebih penting daripada mendengarkan ciptaan adalah mendengar Sang Pencipta berbicara kepada kita.  Dia berkata dalam Yohanes 10 bahwa domba-domba-Nya mendengarkan suara-Nya, dan mereka mengikuti-Nya karena mereka mendengar suara-Nya.
 “Tujuan kita adalah untuk melihat Dia, mendengar Dia, dan merasakan Dia.  Kekasih yang hebat bisa merasakan kehadiran orang yang mereka cintai ketika mereka mendekat, terlepas dari apakah mereka dapat melihat atau mendengar mereka.  Cinta juga merupakan gravitasi rohani.  Ini adalah gaya tarik yang lebih besar dari gravitasi karena Tuhan adalah kasih.  Cinta antara manusia bisa menjadi luar biasa, tetapi tidak ada cinta yang lebih besar dari cinta Tuhan, dan dari membalas untuk mencintai Tuhan.  Inilah sebabnya mengapa tidak ada orang di dunia ini yang lebih menarik daripada orang yang semakin dekat dengan Tuhan.”
 “Yesus adalah keinginan sejati setiap hati manusia.  Ketika Dia ditinggikan semua orang akan ditarik kepada-Nya. Sudah terlalu lama kita mencoba meninggikan hal-hal tentang Tuhan daripada meninggikan Tuhan atas segala sesuatu.  Kita terkadang telah meninggikan kebenaran tentang Dia melampaui diri-Nya sendiri.  Mereka yang akan tampil akan meninggikan Dia, dan mereka akan membawa kemuliaan-Nya sehingga Dia dapat dilihat semua orang.  Kalian bisa menjadi orang-orang itu.”
 “Pertanyaan paling umum yang dimiliki orang adalahtentang tujuan hidup mereka.  Jawabannya adalah kita di sini untuk melihat Dia, mengenal Dia, mencintai Dia, menjadi seperti Dia, dan untuk menyatakan Dia.  Jika kita melakukannya kita akan menggenapi tujuan terbesar yang dapat dimiliki seseorang di bumi.  Jika kita melakukan ini kita akan menjadi manusia paling sukses yang pernah hidup di bumi. Mereka yang melakukan ini akan dirayakan oleh seluruh bumi karena mereka akan memiliki kekuatan untuk membantu memulihkan bumi seperti semula saat diciptakan.  Inilah mengapa dikatakan seluruh ciptaan mengeluh dan merasa sakit bersalin menunggu manifestasi dari anak-anak Allah.”
 
“Dia adalah Kebenaran.  Dia adalah ALASAN yang paling mulia.  Kita tidak melakukan ini hanya untuk mengejar hal-hal yang ideal, tetapi kita sedang dipersiapkan untuk melayani Raja yang mendefinisikan semua kebenaran, kemuliaan, dan semua yang baik.  Tidak ada yang pantas menerima pengabdian dan pengorbanan kita.  Tidak ada ALASAN YANG LEBIH BESAR dari yang ada pada-Nya, dan tidak ada petualangan yang lebih besar dari jalur yang kalian semua tempuh.
 
“Dan kita baru saja memulainya.”
(Bersambung ke BAB DUA BELAS)
SERI THE PATH: FIRE ON THE MOUNTAIN BY RICK JOYNER

JALAN (THE PATH) – BAGIAN 28

Oleh : Rick Joyner
(Diterjemahkan dari buku “The Path: Fire on the Mountain”)

BAB SEBELAS
ALASAN (2)

 “Kau pernah mengatakan bahwa dirimu merasa canggung dalam hubungan-hubungan yang bersifat pribadi.  Itulah akar dari rasa malu itu, tapi menurut aku ketidaknyamananmu bukanlah tipe karena kurangnya kepercayaan diri,” William mengamati.  “Kupikir beberapa di antara kita ini telah menjadi pemimpin ribuan orang dan sekarang bersama kelompok kecil lagi. Aku telah mengamati bahwa mereka yang merasa nyaman berbicara kepada banyak orang sering kali malu berbicara dalam kelompok kecil.  Mereka yang mungkin merasa tidak nyaman berbicara dengan kelompok besar dapat merasa nyaman dalam kelompok kecil.  Itu adalah karunia yang berbeda.”
 “Aku tahu itu memang benar.  Aku sangat nyaman berbicara dengan kelompok besar, dan merasa canggung dalam kelompok kecil, tetapi aku lebih menikmati kelompok kecil bahkan jika aku merasa lebih tidak nyaman dengan mereka.”
 
“Aku juga telah mengamatimu bersama Elia.  Ketika kami mengetahui siapa dia, kami semua diam dan merasa terintimidasi, kecuali mungkin Mary.  Bahkan Mark sedikit mengintimidasi kami ketika kami melihat karunianya.  Tapi dirimu tampaknya merasa cukup nyaman bahkan dengan Elia, ”lanjut William.  “Sebanyak-banyaknya aku pernah telah berada di sekitar orang-orang yang berkuasa, aku harus mengakui bahwa aku masih memiliki perasaan segan terhadap mereka. ”
 “Aku telah mengenal banyak orang yang sukses dan berkuasa dari banyak bidang, jadi aku terbiasa berada di sekitar orang yang berpengaruh besar, tetapi kupikir ada hal lain yang membantuku untuk tidak takut pada orang lain.  Aku telah telah melihat Sang Raja sendiri, dan sulit kemudian untuk terkesan akan siapa pun ketika engkau telah melihat-Nya,” jawabku.
 “Aku rasa engaku ini rendah hati.  Kupikir engkau rendah hati dalam suatu cara yang baik yang membuatmu mencari Tuhan dan bergantung pada-Nya, ” lanjut William. 
“Kuharap kau benar.  Bagaimana bisa orang melihat Sang Raja dan tidak merasa rendah?  Aku bertanya-tanya apakah kurangnya rasa seganku pada orang lain hanya sekedar suatu kesombongan, dan aku melihat banyak kesombongan dalam hidupku sehingga aku tidak ingin menunjukkan itu.  Tetapi aku dengan tulus ingin memiliki jenis kerendahan hati yang berkenan di hadapan Tuhan.  Aku tahu aku membutuhkan kasih karunia-Nya, dan aku pikir kasih karunia-Nya yang memungkinkan aku untuk melihat-Nya
 sebanyak yang aku pernah kualami.”
 “Merupakan keuntungan besar telah melihat kemuliaan Tuhan.  Bagaimana aku bisa berpikir terlalu tinggi diri aku sendiri atau ingin perhatian orang lain padaku setelah aku melihat Dia?  Di hadapan Anak Domba bahkan dua puluh empat tua-tua melemparkan mahkota mereka di kaki-Nya.  Siapa yang bisa berpikir dirinya layak dimuliakan atau diperhatikan di hadapan hadirat-Nya?  Siapa yang bisa memikirkan tentang kepemimpinan di hadapan Raja dari segala raja?  Di hadapan-Nya tidak akan pernah ada kebanggaan.”
 “Aku juga telah melihat orang-orang yang besar di gunung itu.  Aku telah mempelajari hal-hal luar biasa dalam sejarah dan dalam Kitab Suci.  Kita masih harus menempuh jalan panjang untuk menyamai mereka yang telah mendahului kita, tapi tak lama lagi beberapa yang terbesar dari semuanya akan muncul dalam kematangan penuh dari semua yang telah mendahului mereka.  Beberapa dari mereka di kelompok kecil ini mungkin adalah orangnya.”
 “Apakah engkau diberitahu tentang ini atau ini berasal nubuatan dalam Alkitab?”  William bertanya.
 “Keduanya.  Tuhan telah menyimpan anggur terbaik-Nya untuk yang terakhir, untuk akhir zaman ini.  Bahkan jika kita berhasil berjalan dalam kepenuhan dari apa yang akan datang, untuk memikirkan tentang kemuliaan atau posisi setelah melihat Dia akan menjadi sesuatu yang lebih tidak pantas dari apapun yang dapat kupikirkan.  Seperti yang kukatakan, aku telah bertemu dengan banyak pemimpin besar dunia dan orang-orang sukses, dan aku mencoba memberikan kehormatan kepada siapa kehormatan itu berhak, tetapi sulit untuk terkesan dengan siapa pun setelah engkau melihat Sang Raja.  Bahkan lebih sulit lagi untuk terkesan dengan dirimu sendiri.
 “Aku juga ingin jujur mengenai kekurangan dan kesalahanku sendiri pada orang yang aku pimpin.  Kita harus membangun segalanya dalam persekutuan ini di atas kebenaran.  Apa yang aku bagikan tentang diriku adalah apa adanya.  Mungkin kurangnya harga diri atau merasa layak yang membuat aku ngeri ketika orang memberiku terlalu banyak perhatian, tapi juga perasaan bahwa mereka tidak akan melihat Tuhan jika mereka terlalu banyak melihat kepada diriku.  Aku mengerti bahwa ini mungkin wajar untuk sementara waktu, tetapi jika hal semacam itu terus berlanjut aku gagal pada hal utama dalam panggilanku— untuk memimpin orang kepada Raja.
 “Seorang pemimpin gerakan besar pernah mengatakan kepadaku bahwa aku tidak akan pernah menjadi pemimpin yang sukses karena aku tidak memiliki ‘bulu halus’ yang bisa menarik orang pada diriku.  Itu mungkin benar, tapi aku tidak ingin menarik orang kepadaku.  Itu sebenarnya adalah pemikiran yang mengerikan bagiku.  Tujuanku adalah untuk berhasil dalam pekerjaan yang telah diberikan kepadaku, dan tugas itu adalah mempersiapkan mereka bagi pengabdian pada Sang Raja dan untuk mengikut Dia.  Tujuan pribadiku adalah mendengar pada Hari Penghakiman yang agung itu, ‘Baik sekali perbuatanmu,  hamba yang baik dan setia.”
 “Aku tahu itu mungkin terdengar keras untuk diterima, tetapi ketika aku melihat Raja, aku tahu tidak ada panggilan yang lebih tinggi daripada ini — untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan untuk memimpin umat-Nya kepada-Nya.  Tidak ada sukacita dan kepuasan yang lebih besar dari ini. Aku kadang-kadang merasa sedih karena tekanan yang selalu datang karena berada pada posisi-poisis yang berada di luar kemampuanku, tetapi aku tahu betul bahwa ini adalah pekerjaan terhebat dari yang pernah dimiliki siapa pun juga.  Karena Dia menempatkan aku di sini, aku tahu Dia akan menyediakan apa yang aku butuhkan.  Aku juga telah belajar bahwa identitas dan nilai aku bukan pada posisiku di hadapan manusia, tetapi posisiku di dalam Dia.”
 “Jadi, engkau tidak pernah merasa terancam oleh mereka yang menginginkan posisimu?”
 “Aku meyakinkanmu bahwa aku mungkin akan memberikannya dengan begitu mudah jika itu adalah hakku untuk memberikannya.  Tetapi karena ini telah ditugaskan kepadaku, aku hanya bisa melepaskannya jika itu diperintahkan oleh Dia yang memberikannya kepadaku.  Jika aku melakukan tugasku ini dengan baik maka penyerahan tugas itu akan datang lebih cepat lagi, jadi aku akan bersukacita saat itu terjadi.”
 “Aku minta maaf untuk terus mendesakmu tentang ini, tetapi ini adalah jenis kepemimpinan yang sangat asing bagi seluruh pengalamanku sehingga aku tidak dapat berhenti memikirkannya. Aku melihat kebijaksanaan, kedamaian, dan ketenangan itu akan datang dari ini.  Aku melihat bagaimana jenis otoritas kerajaan yang berpusat pada Sang Raja ini bisa menjadi satu-satunya cara agar kuasa yang sejati bisa diberikan kepada orang yang tidak akan merusak otoritas itu, ” William berpendapat.
 “Jalan ini akan membuat kita semua menjadi rendah hati.  Jika engkau tetap di jalan ini maka selubung, topeng, kepura-puraan, dan ambisi egoismu akan diangkat.  Kemudian kita bisa melihat kemuliaan-Nya.  Saat kita melihat kemuliaan-Nya dengan wajah yang tidak terselubung, kita akan diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya.  Jika kita melihat Dia dengan selubung yang masih terpasang maka gambar-Nya akan terdistoris (rusak), dan kita malah akan mencoba mengubah Dia seturut gambar kita.  Jalan ini untuk mempersiapkan kita untuk melihat kemuliaan-Nya dengan tanpa penutup apapun.”
 Aku merasakan suatu kehadiran dan berpaling untuk melihat Maria, Mark, dan sejumlah lainnya berdiri di dekatnya mendengarkan.
 “Silakan bergabung dengan kami,” kataku.
 “Ceritakan lebih banyak tentang melihat kemuliaan-Nya,” kata Maria yang lebih tua.
 
“Dengan senang hati,” aku memulai.  “Ini adalah kenang-kenanganku yang paling luar biasa, dan aku senang menceritakannya. Aku telah melihat Tuhan dua kali secara langsung.  Aku telah melihat Dia berkali-kali dalam mimpi dan penglihatan, tetapi melihat Dia secara pribadi itu berbeda.”
 “Apa bedanya?”  Mary yang lebih tua bertanya.
 “Ini seperti perbedaan antara menonton seseorang di sebuah film dan melihat mereka secara langsung.  Kalian melihat mereka berakting di film, tetapi kalian tidak benar-benar ada di hadapan mereka. Meskipun aku telah melihat Tuhan dua kali dengan mata jasmaniku, kalian tidak harus melihat Dia dengan mata kalian jika mata rohani kalian telah terbuka.  Bahkan ketika Dia tidak dapat terlihat dengan mata alami kita, berada di hadirat-Nya yang nyata adalah pengalaman terbesar yang kita bisa alami.  Tidak ada hal lain di dunia ini yang dapat memuaskan kalian seperti berada di hadapan hadirat Tuhan secara nyata.  Karena kita diciptakan untuk bersekutu dengan Tuhan, ini adalah kerinduan yang terdalam di hati manusia, dan tidak ada hal lain yang bisa dibandingkan dengannya.”
 “Aku rasa aku sudah merasakannya, tetapi tidak seperti yang kaugambarkan,” lanjut Mary yang lebih tua.  “Aku  ingin merasakannya.  Kadang-kadang aku berpikir bahwa jika aku bisa melihat Tuhan atau malaikat, maka aku tidak akan punya banyak pertanyaan.”
 
“Mary, itu mungkin benar, tetapi kupikir Dia ingin engkau memiliki pertanyaan itu.  Aku berpikir kalian dipanggil untuk mengetahui hal-hal yang dalam dari Tuhan, dan Dia telah menempatkan di dalam kalian suatu hati yang mencari, yang tidak akan menerima jawaban yang dangkal.
 “Aku tidak berpikir hal-hal yang aku alami terjadi karena aku ini istimewa.  Aku beranggapan apa pun yang aku alami dapat diterima oleh siapa saja yang cukup menginginkan semua itu dengan mencari-Nya.  Aku mulai meminta pengalaman ini ketika aku masih menjadi seorang Kristen baru.  Ketika aku membaca tentang semua itu dalam Kitab Suci, aku sangat merindukan mereka sehingga aku tidak bisa tidak untuk memohonkannya pada Tuhan.  Aku melakukan ini selama bertahun-tahun sebelum hal itu mulai terjadi, tetapi itu semua layak untuk ditunggu.  Tidak harus bertahun-tahun untukmu, tetapi kamu harus cukup menginginkan ini untuk mencari, untuk mengetuk pintu-Nya, dan untuk mengejar-Nya tanpa putus asa.”
 “Apakah kau yakin ini tidak terjadi padamu karena engkau memiliki panggilan khusus?”  Mary yang lebih muda menyela menyela.
 “Beberapa di antaranya mungkin karena itu, tetapi aku juga tahu ini adalah sesuatu yang dapat kauinginkan, kejar, dan terima. 
Tuhan menginginkan hubungan yang paling intim dengan semua orang, tetapi Dia hanya akan mendekat kepada mereka yang cukup menginginkan Dia sehingga mendekat kepada-Nya.”
(Bersambung ke Bagian 29)
SERI THE PATH: FIRE ON THE MOUNTAIN BY RICK JOYNER

JALAN (THE PATH) – BAGIAN 27

Oleh : Rick Joyner
(Diterjemahkan dari buku “The Path: Fire on the Mountain”)

BAB SEBELAS
ALASAN (1)

 “Engkau sering menggunakan istilah ‘gereja sejati’. Apakah ini menyiratkan bahwa ada gereja palsu?” William bertanya.
 “Ada gereja yang benar dan gereja palsu, keduanya dinubuatkan dalam Kitab Suci, dan keduanya ada di sekitar kita,” jawabku.  “Ada yang benar (sejati) dan salah (palsu) dalam hampir semua hal: rasul sejati dan palsu, nabi sejati dan palsu.  Kita bahkan diperingatkan mengenai ‘saudara-saudara yang palsu’.
Gandum dan lalang berbaur menjadi satu saat ini dan tidak akan dipisahkan sampai saat terakhir.  Belajar membedakan antara gandum dan lalang merupakan bagian dari kurikulum (bahan pelajaran) kita.  Belajar membedakan antara gereja yang sejati dan gereja yang palsu juga adalah bagian dari kurikulum kita.”
 “Bagaimana kita bisa membedakan gereja yang benar dari yang palsu?” tanya William.
 “Kau bisa menjawab pertanyaanmu sendiri. Kalian telah memilih, dan kalian mengikuti apa yang benar. Tidak banyak yang bisa membuat perbedaan ini sekarang, sebab jika tidak begitu pasti lebih banyak yang berada di jalan ini,” jawabku.
 “Sepertinya kemarin engkau menyiratkan bahwa semua gereja dan institusi dapat terhubung ke jalan ini dan ke gunung Tuhan.  Aku jadi agak bingung, ” kata William.
 “Benar demikian.  Gereja palsu sekarang ini memiliki banyak musafir sejati di dalamnya.  Saat ini mereka seperti Daud yang melayani rumah tangga Saul.  Mereka akan dianiaya dan diusir, tapi pengalaman ini akan menjadi salah satu peristiwa penting dalam kehidupan mereka yang akan membantu mempersiapkan mereka mengerjakan panggilan mereka.
 “Saat ini, gereja palsu lebih matang dalam menjadi apa yang menjadikannya palsu dari pada gereja yang benar  dalam menjadi seturut panggilannya.  Kepemimpinan yang akan datang masih belum matang seperti Daud ketika dia mulai melayani di rumah Saul.  Karena yang sejati masih belum matang maka sulit untuk membedakannya sekarang ini, tetapi kalian akan menemukannya di tempat-tempat seperti yang kalian temukan dalam Komunitas Bonheoffer ini.  Meski begitu, gandum dan lalang terlihat serupa sampai keduanya matang.  Hanya dengan begitu perbedaan mereka akhirnya benar-benar terlihat.”
 “Izinkan aku berbagi dengan kalian beberapa perbedaan lain antara yang sejati dan yang yang palsu.  Tujuan utama  gereja yang sejati adalah menjadi Bait Suci Tuhan, jadi hal utama yang harus kita cari dalam gereja adalah kehadiran atau hadirat Tuhan.  Ketika Tuhan ada di bait-Nya, tidak masalah seperti apa bait itu.  Jika Tuhan ada di dalam bait itu, bahkan bait suci yang paling megah pun tidak akan menjadi sesuatu yang menarik perhatian kalian.  Jika kemudian bait itu yang menjadi pusat perhatian maka itu hanya karena Tuhan tidak lagi ada di dalamnya.  Cara kita menemukan gereja yang sejati bukanlah dengan mencari gerejanya, tetapi mencari Tuhan, apakah Ia ada di dalamnya.
 “Tuhan akan memberkati banyak hal yang tidak Dia diami.  Mereka yang dewasa rohani telah belajar melihat melampaui apa yang mungkin telah Dia berkati untuk menemukan apa yang Dia diami.  Adalah satu hal  untuk berada dalam sebuah sidang jemaat di mana ada pengajaran, ibadah, dan pelayanan yang baik, tetapi merupakan hal yang lain ketika kalian merasakan Tuhan bergerak di antara orang-orang, di mana Dia menjadi fokus perhatian yang sesungguhnya.”
 “Banyak yang menyembah hal-hal yang dari Tuhan daripada Tuhan dari segala hal itu.  Beberapa menyembah kebenaran-Nya lebih dari Dia.  Beberapa bahkan menyembah penyembahan itu sendiri.  Kadangkala ini hanya merupakan suatu sikap ketidakdewasaan, tetapi ada perbedaan ketika pengajaran, khotbah, penyembahan, dan pelayanan itu sepenuhnya lahir dari hadirat-Nya.”

 “Demikian juga, jika pelayananku lebih mendapat perhatian daripada  Tuhan sendiri, aku harus menyadari bahwa aku telah menyimpang dari tujuan utamaku.  Aku telah belajar mengenai kesia-siaan dengan mencoba membangun sebuah pelayanan atau pengaruh, sekalipun itu untuk alasan yang baik.  Saat kita dewasa secara rohani, kita ingin membantu mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan membantu mempersiapkan umat-Nya bagi-Nya.  Jika aku hanya meningkatkan perhatian orang kepadaku, maka telah aku gagal dalam misi terpentingku.”
 “Aku mengerti apa yang kaukatakan,” jawab William.  “Elia adalah contoh dari apa yang kaukatakan.  Jika aku membayangkan seperti apa dia, aku yakin aku akan menyangka bahwa dia akan lebih mengesankan dari keadannya sekarang ini.  Kau bisa tahu bahwa dia tidak pernah mencoba menarik perhatian pada dirinya sendiri, tapi dia lebih suka menyembunyikan diri daripada terlihat.a  Ketika dia muncul, itu hanya untuk membantu kita di sepanjang jalan ini.  Kau mengenali itu, bukan?”  tanya William.
 “Kurasa begitu,” jawabku.  “Aku tidak merasa nyaman menjadi fokus perhatian. Aku akan lebih banyak memimpin dengan cara tersembunyi, dengan membantu mengarahkan orang menuju takdir mereka daripada muncul di depan, bahkan dalam kelompok kecil seperti ini. ”
 “Mengapa begitu?”  William menyelidiki.
 “Aku tidak begitu tahu.  Kepemimpinan semacam ini membebaniku.  Aku melakukan karena alasan kepatuhan, tapi itu tidak nyaman bagiku.”
 “Jika engkau tidak keberatan, aku ingin berbicara lebih banyak tentang kepemimpinanmu. Aku tahu kepemimpinan di Kerajaan seharusnya berbeda, tetapi kau lebih berbeda lagi dari yang aku harapkan.  Apakah kau  keberatan jika aku menanyakan beberapa pertanyaan pribadi, sebagai petunjuk bagi diriku sendiri? ”
 “Tidak.  Aku akan dengan senang hati menjawabnya, jika itu akan membantumu, tetapi aku tidak akan merasa diriku sendiri sebagai contoh yang baik dalam hal kepemimpinan Kerajaan.”
 “Apakah ketidaknyamananmu dengan kepemimpinan karena dirimu tidak merasa cukup layak untuk memimpin sebagaimana kau telah dipanggil? ”  tanya William.
 “Aku suka caramu bertanya yang langsung itu.  Jawabanku atas pertanyaanmu adalah bahwa perasaan tidak layak bisa saja menjadi sebab mengapa aku tidak merasa nyaman dengan peran ini, tetapi menurutku bukan itu.  Aku diberitahu bahwa merasa tidak mampu adalah hal yang baik dan jika aku telah mulai merasa mampu maka aku justru akan menjadi berbahaya, jadi aku menerimanya keadaan merasa tidak mampu itu, “jawabku.
 “Awalnya, aku menafsirkan kurang nyamannya dirimu dalam posisimu sebagai pemimpin itu karena kau tidak ingin bersama kami atau bahwa dirimu merasa terbebani oleh kami,” komentar William.  “Aku pikir beberapa orang dari kelompok mungkin merasakan seperti itu, kecuali mereka kau ajak bicara banyak kemarin.  Itu sangat menolong mereka, tidak hanya dengan apa yang kausampaikan pada mereka, tetapi karena kau memang sangat ingin berbicara dengan mereka.”
 “Aku minta maaf jika ada yang merasa bahwa aku tidak ingin bersama mereka.  Itu benar-benar kebalikan dari
 apa yang aku rasakan.  Semakin aku mengenal semua orang di grup ini, kalian menjadi semakin menarik bagiku. Aku sangat menikmati bersama kalian dan yang lainnya.  Percayalah, jauh lebih menyenangkan melewati hutan belantara ini dengan kalian daripada menjalaninya sendirian.
 
“Aku tahu, kadangkala, aku bisa menjadi orang yang canggung secara sosial.  Aku merasa sedikit terhibur dengan kenyataan bahwa Elia tampaknya lebih lagi seperti itu, tetapi hal itu juga bisa menjadi rahasia kekuatannya.  Dia telah belajar untuk bersandar pada Tuhan, menaruh seluruh kepercayaannya kepada-Nya. Aku ingin melakukan hal yang sama.  Berada dalam posisi kepemimpinan membuatku bersandar pada-Nya lebih dari pada apapun yang kutahu.  Jadi aku menerimanya meskipun aku tidak merasa nyaman dengan itu.”
 
“Aku telah belajar untuk menerima perasaan tidak mampu ini karena aku tahu itu sebenarnya adalah hasil dari keberadaanku yang memang tidak memadai untuk melakukan tugas ini.  Tidak ada orang yang mampu mengerjakan panggilan mereka tanpa pertolongan Tuhan.  Itulah mengapa kita diberi Penolong.  Merasa terus-menerus tidak mampu membuat dirimu belajar bersandar dan percaya kepada Tuhan, untuk terus mencari Dia.  Aku menerima ini sebagai kesempatan, tetapi aku tetap tidak menikmati berada dalam posisi kepemimpinan.”
 “Jadi, engkau tidak pernah ingin menjadi pemimpin?”
 “Aku pikir aku memang ingin menjadi pemimpin ketika aku masih muda.  Aku ingat membayangkan seperti apa rasanya menjadi pemimpin, dan seperti apa jika aku sebagai pemimpin.  Ketika itu menjadi kenyataan, aku tidak sebaik seperti yang aku bayangkan.  Sebagai seorang pemimpin, kesuksesanmu berlipat ganda, begitu pula halnya dengan kegagalanmu.  Aku telah mengalami beberapa keberhasilan yang jelas, tetapi aku juga mengalami beberapa kegagalan yang mencolok dalam  kepemimpinan.  Beberapa kegagalan dapat membuat dirimu kehilangan kepercayaan, tetapi itu akhirnya membuktikan bahwa merasa yakin pada diri sendiri adalah sesuatu salah dibandingkan kita menaruh percaya kepada Tuhan Tuhan.”
“Jadi bagimu, kepemimpinan adalah beban?
 
“Ya, tetapi jangan salah paham, aku tahu itu adalah kehormatan dan hak istimewa terbesar yang dapat kita miliki untuk menjadi pemimpin umat Tuhan.  Aku sangat berterima kasih atas kesempatan ini, tetapi pada saat yang sama, jangan berpikir kalau aku ini pandai dalam hal ini.”
 “Aku telah menjadi pemimpin dari ribuan orang, dan sekarang sepertinya aku telah diturunkan pangkatnya kembali memimpin beberapa lusin orang dari kalian, melewati padang gurun ini.  Aku tidak masalah dengan itu.  Aku pikir beberapa lusin orang di jalur ini bisa berdampak lebih besar daripada ribuan yang aku pimpin sebelumnya, jadi aku tahu aku benar-benar telah diberi promosi jabatan.”
 “Tetapi mengenai kepemimpinan, aku telah berada dalam suatu bentuk kepemimpinan hampir sepanjang kehidupanku sebagai orang dewasa, dan aku tidak pernah merasa lebih tidak nyaman dengan kepemimpinan daripada sekarang ini.  Ini adalah salib bagiku dan aku sungguh, terkadang rindu untuk berada dalam situasi dimana aku bisa mengikuti orang lain.  Sekarang ini, itu bukan merupakan bagian yang harus kulakukan, jadi aku ingin sedapat mungkin dengan setia tetap melakukan hal ini.”
(Bersambung ke Bagian 28)
SERI THE PATH: FIRE ON THE MOUNTAIN BY RICK JOYNER

JALAN (THE PATH) – BAGIAN 26

Oleh : Rick Joyner
(Diterjemahkan dari buku “The Path: Fire on the Mountain”)

BAB SEPULUH
PARA PENCARI (4)

“Mengapa gereja tidak memimpin umatnya ke sini?  Gereja perlu mengubah pesan yang dikhotbahkan kepada mereka juga.  Memang benar aku belum melihat banyak, tetapi aku telah mengunjungi cukup banyak gereja.  Tidak satupun di dalam mereka aku menemukan kenyataan seperti yang aku temukan di sini.  Bagaimana mereka bisa terus berkembang begitu besar sementara terlalu dangkal?” yang lain bertanya.
 “Aku telah membaca dan mendengarkan beberapa pengkhotbah besar beberapa dekade yang lalu.  Hari ini, kalian tidak akan mendengar jenis pesan-pesan mulia yang mereka khotbahkan dulu.  Secara umum, kita sepertinya semakin dangkal dan makin dangkal saja,” komentar yang lain.
 “Itu mungkin benar, tapi kembali pada beberapa bulan sebelum kalian mulai berkumpul sebagai Komunitas Bonhoeffer.  Ketika kalian pertama kali mulai berkumpul, kalian sedang mengambil langkah pertama kalian ke  gunung itu dan bahkan tidak menyadari hal itu.  Di seluruh tubuh Kristus sekarang ini ada banyak jalan cabang yang kecil yang yang mulai ditemukan orang yang akan membawa mereka ke sini, sama seperti kalian yang dituntun ke sini.”
 “Kalian mungkin berada di depan mereka saat ini, tapi itu agar kalian bisa menjadi para pelayan yang dapat menolong mereka.”
 “Meskipun kalian mungkin belum menemukannya dari pengalaman terbatas kalian dalam tubuh Kristus, ada gereja-gereja besar yang menjadi pintu gerbang kerajaan, mempersiapkan umatnya menuju jalan ini.  Mereka akan segera menemukannya, dan mereka akan menjadi bagian dari pertempuran terakhir.”
 “Tetapi kalian benar, sebagian besar dunia gereja lebih melalui teknik-teknik periklanan modern daripada dengan substansi dan kausa Kerajaan.  Hampir semua orang sekarang, termasuk orang Kristen, telah dikondisikan untuk menanggapi lebih banyak publisitas yang berlebihan daripada menanggapi kebenaran.  Engkau bisa membangun  gereja terbesar dan pelayanan terbesar dengan pemasaran yang baik, tetapi apakah Tuhan ada di dalamnya? Dapatkah kalian menemukan Dia di sana?
 “Tuhan akan memberkati banyak hal yang tidak akan Dia diami.  Dia bahkan akan mengunjungi atau melawat tempat-tempat yang Dia tidak mau menghuninya.  Tetapi di manakah tempat itu, yaitu orang-orang, dimana Dia akan berdiam?”
 “Sangat menarik bahwa engkau mengatakannya seperti itu,” jawab William.  “Ini membuatku sangat bingung mengenai ibadah yang kami hadiri di kapal.  Aku jarang merasa ditarik pada Tuhan dan jarang merasakan Tuhan dalam pertemuan-pertemuan itu.  Aku merasakannya sesekali, tetapi itu jarang terjadi. Aku terus hadir, berharap aku akan merasakan Dia lagi, tetapi dalam sebagian besar waktu, aku hanya merasakan orang-orang  tertarik pada prinsip-prinsip.  Bahkan ketika pesannya bagus, aku jarang merasa ditarik Tuhan dalam pertemuan itu.  Aku merasa lebih terdorong untuk mempelajari asas.  Aku tahu prinsip bisa jadi penting, tapi ini tidak terlalu memuaskan jiwaku.
 “Aku sudah mempertimbangkan untuk meninggalkan kapal saat aku bertemu dengan kelompok kecil di Komunitas Bonhoeffer itu.  Meskipun aku tidak punya tempat lain untuk pergi, aku tidak tahan lagi menyia-nyiakan waktuku di kapal itu, sampai aku bertemu para pencari tersebut.  Aku segera mengetahui bahwa api di dalamnya benar-benar dipicu karena mengetahui tentang jalan ini dan memutuskan untuk menemukannya dan menjalankannya.  Sekarang kita di sini.  Mereka melakukan apa yang mereka katakan akan lakukan, dan itu jauh lebih baik dari yang pernah aku duga.”
 “Apa yang ada dalam hatimu, apa yang kamu cari, adalah apa yang untuknya manusia diciptakan — persekutuan dengan Tuhan sendiri. Kita diciptakan untuk menjadi tempat tinggal-Nya.  Kita tidak akan pernah merasa damai atau puas sampai kita tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita.”
 “Kristus lahir di kandang.  Dia masih dilahirkan di kandang— yiatu di hati beberapa dari yang paling rendah hati, di tempat yang tidak semestinya.  Sama seperti dengan kelahiran-Nya di Betlehem, kalian masih membutuhkan penyingkapan untuk menemukan Dia. Aku meyakinkan kalian bahwa ada banyak tempat yang kecil, tersembunyi, dan biasanya sangat sederhana tempat kalian dapat menemukan Dia, tempat di mana Dia berdiam.  Disitulah sebagian besar utusan penuh kuasa yang akan memimpin umat-Nya kepada-Nya sedang dipersiapkan.
 “Memahami hal ini memang penting, tetapi kita juga harus ingat bahwa Tuhan juga berdiam di dalam salah satu bait paling megah yang pernah dibangun, di mana semuanya dilapisi dengan emas murni. Dia cukup besar dan bisa berada di keduanya.  Bisakah kita memiliki visi yang cukup besar untuk melihat-Nya dalam keduanya? ”
 “Engkau mencoba membuat kami melihat-Nya di segala tempat,” komentar William.
 “Itulah yang harus kita lakukan.  Kita tidak bisa hanya melihat orang atau lembaga di mana mereka berada, tapi di mana mereka telah dipanggil.  Kemudian kita harus membantu membawa mereka ke sana.  Untuk melihat Tuhan, kita terkadang harus memiliki penglihatan yang Simeon dan Hana lakukan, mampu melihat keselamatan dunia dalam diri seorang bayi semata. Kita sering kehilangan Dia karena kita mencari-Nya sebagaimana gambaran yang kita harapkan, daripada sebagaimana adanya Dia.
 Inilah sebabnya mengapa kedua orang di jalan menuju Emaus tidak dapat mengenali-Nya ketika Dia mendekat pada mereka.  Dikatakan, ‘Dia menampakkan diri kepada mereka dalam bentuk yang berbeda.’ Kupikir alasan utama kita yang sering kehilangan Dia ketika Dia mencoba untuk mendekat kepada kita adalah karena kita mengharapkan Dia muncul dalam bentuk yang biasa kita lihat dan bayangkan. Dia datang dalam bentuk yang berbeda untuk membantu membebaskan kita dari prasangka dan opini kita.
 “Maaf jika aku bereaksi sedikit keras Jen, tapi kita tidak dapat mulai melihat jalan yang kita tempuh sekarang sebagai satu-satunya ‘Kekristenan sejati’. Orang-orang di jalan menuju Emaus pasti akan mengenali Yesus jika mereka mengenal Dia dalam Roh, bukan hanya berdasarkan penampilan-Nya.  Salah satu yang utama yang harus kita pelajari di alam liar ini adalah melihat lebih jauh, lebih dalam, dan lebih luas dari yang telah kita lihat sebelumnya, atau kita akan terus kehilangan Tuhan dan kesempatan besar yang Dia berikan untuk generasi ini.”
 “Tidak, ini membantu,” jawab Jen.  “Tidak diragukan lagi, aku mulai salah jalan dengan pemikiranku.  Jalan ini sangat kontras dengan seluruh pengalamanku sebelumnya sampai-sampai aku sudah menjadi sombong.”
 “Jen, menurut Amsal, kamu adalah orang yang bijak.  Tetaplah memiliki sikap untuk dapat dikoreksi ini, dan engkau akan tetap berada di jalan ini.  Kita tidak bisa mulai menganggap diri kita lebih baik dari orang lain, atau kita akan jatuh.
Jika kita telah diberi lebih banyak kasih karunia, itu pun masih merupakan kasih karunia yang lebih besar lagi.  Dia memberikan kasih karunia-Nya kepada yang rendah hati dan menolak kesombongan. Kita dapat dengan cepat berpindah dari kasih karunia Tuhan ke penolakan Tuhan, jika kita melakukan hal yang demikian.”
 Sudah lama sekali sebelum ada yang mengatakan hal lain.  Aku tidak ingin berbicara terlalu banyak dan bertanya-tanya apakah aku memang telah terlalu banyak bicara.  Sangat menyegarkan bertemu dengan begitu banyak orang yang menarik dan lapar secara rohani.  William akhirnya berbicara dan menegaskan kepadaku bahwa aku mencoba untuk berbicara terlalu banyak:
 “Hari ini mungkin tidak semenarik beberapa hari lalu, seperti saat kita diserang singa, tapi rasanya seperti mencoba minum dari hidran air.  Aku telah mencoba membuat catatan tentang apa yang aku pelajari, dan aku tidak cukup cepat menuliskannya,” keluhnya, tetapi sambil tersenyum.
 “Aku minta maaf karena mencoba terlalu banyak bicara, tapi aku menyalahkan kalian semua untuk itu,” jawabku.  “Kalian terlalu menarik dan terlalu tertarik.”
 “Kami ingin mendengar lebih banyak,” Mary angkat bicara.
 “Aku ingin menambahkan satu pemikiran lagi tentang apa yang telah kita diskusikan,” lanjutku.
 “Gereja menyimpang dari jalurnya dalam sebagian besar zaman gereja.  Ini dimulai ketika umat Tuhan mulai menyembah bait suci Tuhan lebih dari Tuhan atas bait suci itu.  Beberapa mulai menyembah kebenaran individu lebih dari Sang Kebenaran itu sendiri.  Semua ini menyebabkan kapal karam yang besar yang darinya kita masih berusaha memulihkan diri.  Terlepas dari jenis gereja apa yang di dalamnya kita menjadi bagian, kita akan mengalami kecelakaan kapal jika kita mulai menghargai kelompok kita, gereja kita, sebagai sesuatu lebih penting daripada orang lain yang berbeda dari kita.
 “Jen, masih ingat diskusi kecil kita tentang bagaimana kebanyakan berita bukanlah kehidupan normal, tapi lebih merupakan pengecualian?  Kalian sekarang hidup dalam pengecualian.  Kalian membuat berita setiap hari di surga.  Ini adalah jalan menuju panggilan yang tinggi dari Tuhan di dalam Kristus.  Meski begitu, kita tidak bisa berpikir bahwa diri sebagai lebih baik atau lebih penting daripada orang lain, tetapi kita harus memandang diri kita sebagai pelayan bagi mereka yang mungkin tidak memiliki pengalaman kita ini.  Jika kita tidak melakukan ini, kita juga akan tersandung dan tersesat dari jalur kita.  Kita disiapkan untuk kembali dan membawa lebih banyak orang lain dan membawa mereka ke jalan ini.  Kita tidak akan bisa melakukan ini jika mereka merasakan kesombongan dalam diri kita.
 “Cara terbaik kita bisa membantu mereka yang terjebak dalam sesuatu yang kurang dari kita sekarang ini adalah dengan pergi ke gunung itu dan membantu membangun jalan raya yang dapat dilalui oleh mereka yang lain.  Ketika kalian kembali kepada mereka, kalian akan kembali dengan otoritas.  Kalian akan mewakili realitas yang lebih tinggi
 realitas, dari alam yang lain.  Banyak yang akan melihatnya dan akan datang bergabung.
 “Kalian hanyalah permulaan dari tuaian besar, suatu tuaian yang terbesar yang pernah ada.  Namun, cara tercepat bagi kita untuk menyimpang dari jalan raya yang sedang dibangun untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan adalah dengan menjadi bangga atas kasih karunia yang telah diberikan pada kita.”
(Bersambung ke BAB SEBELAS)
SERI THE PATH: FIRE ON THE MOUNTAIN BY RICK JOYNER

HIKMAT DAN KUTIPAN TERKAIT ORANG TUA DAN ANAK ROHANI


“Dalam lingkup kecil saja, tidak menghormati orang tua sudah sikap yang sangat kurang ajar. Dalam lingkup yang lebih besar, orang tua bangsa kita atau orang tua rohani kita juga harus kita hormati. Kegagalan melakukan ini akan menjadikan kita generasi yang salah jalan dan selain demikian. Karena kita mengambil jalan sendiri yang kita sangka benar padahal belum tentu begitu. Meskipun demikian, menghormati orang tua bukan sekedar membungkuk² dan tampak baik atau ramah kepadanya. 
Secara esensial, menghormati orang tua berarti meniru teladannya yang baik dan patut dilakukan dan belajar dari kesalahan serta kekurangan mereka supaya tidak kita ulangi. Kita juga perlu menangkap ajarannya atau prinsip² yang diajarkannya tapi janganlah kita meniru kehidupannya yang tidak konsisten dengan ajarannya itu. Pendeknya, menghormati orang tua adalag menjadi versi yang lebih baik dari orang tua kita khususnya menjadi semakin berkenan di hadapan Tuhan lebih dari orang tua kita, dengan berdiri di atas apa yang telah dibangunnya lalu membangun lebih baik dan lebih tinggi lagi dari apa yang baik yang telah mereka wariskan pada kita.

Kegagalan melakukan ini pasti berakibat fatal karena kita akan mengulangi kesalahan² orang tua kita dan jatuh dalam lingkaran setan yang sama, yang mungkin bisa dalam keadaan yang semakin parah.”
~ Cuplikan dari Peter B dalam diskusi di Group

HIKMAT DAN KUTIPAN TERKAIT TEKAD

“Jika Anda punya tekad untuk membuat perubahan, jawaban akan selalu ada. Tapi jika Anda bersikap tidak peduli, jawaban tidak akan pernah ada.”

~ John Maxwell
Catatan dari Didit :
Tuhan menjelaskan bahwa minimnya pertumbuhan rohani dalam hidup kita, ketiadaan terobosan rohani, goncangan ekonomi, krisis kepemimpinan rohani (yang jujur, tulus, berani, rendah hati, berhikmat), krisis keberadaan murid² Kristus yang sejati TERUTAMA bukan disebabkan ketidaktahuan kita akan kehendak dan rencana Tuhan tetapi disebabkan oleh ketidakpedulian hati, pikiran kita untuk mengenal dan bersekutu pribadi dengan Tuhan. Oleh karena itu kita perlu memantapkan tekad, kerinduan, kasih kita kepada Tuhan. 

HIKMAT DAN KUTIPAN


Untuk apakah Anda hidup yang lebih dari apa pun di dunia ini?  Tidakkah itu untuk menyenangkan hati Tuhan?  Tidakkah itu demi Dia berkata kepada Anda pada hari itu, “Baik sekali perbuatanmu, hai hamba yang baik dan setia”?  Itulah hati saya juga, dan itulah mengapa saya akan selalu melakukan yang terbaik untuk menyenangkan dan menghormati Dia, bahkan sekalipun itu kemudian menjadi kesalahpahaman,  celaan atau penolakan.  Biar  saja!   Selama Dia disenangkan.  Selama Yesus dimuliakan.  Selama kerajaan Tuhan boleh mengalami kemajuan.
  Jika Anda mengasihi Tuhan, maka saya percaya itu juga adalah hati Anda.
~ Dr Michael L Brown

HIKMAT DAN KUTIPAN TERKAIT MENGENDALIKAN EMOSI


“Kita semua punya emosi. Tetapi emosi tidak boleh menjadi pemandu apalagi penuntun kita untuk bereaksi dan bertindak. Emosi justru menjadi sarana pelatihan untuk kita semakin dewasa. Semakin kita mampu mengendalikan emosi, semakin kita mudah mengikuti tuntunan kehendak Tuhan yang bahkan seringkali mendorong kita untuk bertindak berdasarkan kebenaran sejati, bukan pertimbangan² hati manusia semata. 
Kerendahan hati adalah hasil kita menguasai emosi kita yang haus akan pujian, perhatian dan pengakuan untuk kemudian memandang kepada Tuhan yang layak menerima segala kemuliaan.”
~ Cuplikan dalam diskusi di Group Telegram