Arsip Bulanan: Agustus 2021

HAMBA UANG (9)

Oleh : Peter B
Ciri keenam
Ciri terakhir yang bisa menjadi tanda bahaya bagi kita bahwa kita mungkin telah terjerat dalam perhambaan kepada uang disebutkan dalam pengertian dari terjemahan-terjemahan Alkitab berikut ini : 
Jaga kelakuanmu supaya jangan mengejar kebendaan;…
~Ibrani 13:5    
Biarlah percakapanmu tidak menunjukkan suatu ketamakan (akan uang) 
~ Ibrani 13:5 KJV
Tindak tandukmu atau perilakumu haruslah bebas dari cinta uang 
~ Ibrani 13:5, NET
Pastikan bahwa karaktermu bebas dari cinta akan uang
~ Ibrani 13:5, NASB
Sesungguhnya tidak terlalu sukar mengetahui seseorang hidupnya bertuankan uang atau tidak. 
Perhatikanlah tingkah lakunya sehari-hari. Amati pembicaraan-pembicaraannya sehari-hari. Apa yang paling banyak dipikirkan, dibicarakan dan diusahakan seseorang itulah yang telah menguasai hidupnya. 
Ciri terakhir seorang hamba uang akan terlihat dari PIKIRAN, PERKATAAN, PERBUATAN, TINGKAH LAKU DAN GAYA HIDUP YANG BERORIENTASI UANG. Segala-galanya adalah tentang uang, tentang memiliki dan mengumpulkan uang, memperbanyak atau melipatgandakan uang.
Mereka yang memusatkan hidup dikuasai uang akan terus membicarakan uang hampir dimanapun mereka berada.
Mereka bertemu satu sama lain untuk kemudian berujung membahas tentang peluang usaha terbaru, yang paling memberi keuntungan dengan cepat. Mereka terus mencari cara menambah pundi-pundi kekayaan mereka. Di sisi lain, apabila ada pembicaraan tentang hal lain,  misalnya tentang Tuhan dan makna kehidupan, mereka memandang itu sebagai sesuatu yang tidak perlu dan berguna, jika itu tidak mendatangkan uang. Wajah mereka bersemangat saat mendengar kiat dan cara baru memeroleh uang tapi menjadi dingin dan tidak berminat ketika membahas tentang yang lain. Mungkin jika pembicaraan itu disuarakan oleh para pebisnis, bisa jadi masih terdengar wajar.  Meski begitu, mereka harus berhati-hati supaya bukan hanya kepentingan bisnis yang menjadi pengejaran utama di hari-hari mereka. 
Namun, sebenarnya ada jauh lebih banyak orang yang diperhamba uang. Misalnya saja jika saat membuka mata di pagi hati dan pikiran pertamanya ialah bagaimana menghasilkan uang (bahkan itu demi kebutuhan keluarga) serta kemudian sepanjang hari hanya hal itu yang menjadi usahanya, maka uang telah memegang kendali atas hidup seseorang. Hal serupa juga terlihat ketika seseorang tidak pernah memikirkan atau sangat sedikit peduli akan hal-hal rohani karena alasan pekerjaan dan mencari nafkah. Termasuk ketika seseorang hanya menyediakan waktu satu atau dua jam seminggu datang ke gereja (itupun kemudian harus buru-buru sebab harus segera mulai bekerja atau membuka usaha) sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan. Bagaimana bisa Tuhan disebut sebagai penguasa hidupnya jika tidak sampai 2% dari 168 jam selama seminggu yang diberikan untuk Tuhan?
Dalam bentuk lainnya lagi, seseorang bisa saja membicarakan hal-hal rohani atau meneliti semuanya namun jika yang kemudian dikhotbahkan, diajarkan, dijadikan bahan renungan kelompok sel atau dalam pertemuan doa adalah terkait bagaimana memperoleh berkat jasmani, menjadi kaya, memperoleh tuaian melalui taburan persembahan dan semua pembicaraan lain terkait keinginan memperoleh kekayaan melalui cara-cara yang disebut rohani, maka sekalipun tampak merupakan suatu acara ibadah pada Tuhan namun uanglah yang menjadi fokus dan yang utama di dalamnya. 
Syair lagi dangdut berikut ini mungkin menggambarkan bagaimana sikap hati kebanyakan orang (Indonesia) terkait uang : 
Duit duit, ke sini dong aku mau duit
Duit, ke sini dong kekasihku minta duit

Emak dan bapakku lagi perlu duit
Tetanggaku semua lagi butuh duit
Sedang sulit, bagi duit
Jangan pelit, bagi duit

Duit duit, yang namanya duit
Duit duit duit, semua suka duit

Dicari-cari setiap hari
Ditunggu-tunggu setiap minggu
Bahkan dinantikan setiap bulan gajian

Duit duit, aku perlu duit
Duit duit, semua butuh duit

Reff:
Duit adanya duit
Urusan lancar tidak akan pernah sulit

Duit dompet berduit
Sudah sok pasti yang cantik-cantik melirik

Di daratan mencari duit
Di lautan yang cari duit
Dimana-mana banyak orang mencari duit

Bersyukurlah bagi yang lagi banyak duit
Tetapi jangan lupa sumbanglah masjid 
(amal euy)
Meskipun di akhir lagu dikatakan harus mengingat amal dan ibadah tapi uang menjadi semacam kebutuhan utama yang seolah-olah manusia mustahil darinya karena semua orang dan setiap bidang kehidupan memerlukannya. Terasa sekali bahwa fokus hidup sehari-hari bahkan sepanjang usia ialah mencari uang. Inilah sebenarnya yang dimaksud sebagai hamba uang. 
Di masa sekarang ini haruslah kita menyadari bahwa manusia masih tetap menggunakan akal budinya memanfaatkan segala kemajuan teknologi yang ada untuk lagi-lagi menghasilkan uang. Hari ini hampir semua media sosial baik pengguna maupun pembuatnya, menjadikan model komunikasi paling modern ini sebagai cara memeroleh uang. Walaupun itu sah dan tidak salah untuk dilakukan namun dapat dilihat bahwa apapun yang ada digunakan manusia pada akhirnya berujung pada pencarian uang juga. Yang terbaru, bahkan orang dijanjikan iming-iming keuangan untuk sekedar bermain game atau membagikan video di dunia maya. Semuanya lagi-lagi tentang uang dan uang. 
MEWUJUDKAN “MENCARI DAHULU KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARAN-NYA”
Matius 6:33 telah menjadi ayat hafalan yang klasik di antara orang Kristen. Hampir semuanya tahu bunyi ayat itu. Ayat ini berisi perintah Kristus supaya kita memprioritaskan pencarian Kerajaan Allah dan kebenaran di dalam Tuhan di hidup kita.  
Hanya, berapa banyak orang Kristen yang telah mempraktekkannya sebagaimana perintah Kristus?
Apa sesungguhnya yang Kristus minta dari kita melalui perintah itu? 
Bagaimana hidup sehari-hari yang mencari dahulu Kerajaan Allah itu lebih daripada mengejar harta dunia? 
Apakah itu berarti kita tidak perlu bekerja dan fokus menekuni hal-hal rohani saja? Tentu tidak  
Sebagian besar orang hidup dalam berbagai pekerjaan dan profesi yang tidak berhubungan langsung dengan hal-hal rohani. Dan Yesus tidak sedang mengatakan itu di hadapan para biarawan atau para pendeta! 
Jadi bagaimana?
Itu berarti jika kita hendak mengikut Kristus, kita harus mengadakan penyesuaian yang diperlukan sehingga hidup kita di hadapan Tuhan menyatakan suatu pencarian akan perkara-perkara dari Tuhan lebih daripada yang lainnya sementara kita keseharian kita untuk bersekolah, berdagang, berbisnis, memiliki profesi atau mencari nafkah dalam bidang apapun juga. 
Itu lebih dari sekedar mengambil waktu beberapq menit untuk bersaat teduh. Juga lebih dari menyediakan waktu untuk berdoa dan membaca sumber-sumber rohani. 
Mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya BERARTI MENGETAHUI DAN MENJALANI HIDUP SETURUT KEHENDAK TUHAN YAITU DALAM HIKMAT-NYA DAN PIMPINAN-NYA DI DALAM AKTIVITAS KITA MASING-MASING SEHARI-HARI. Ini artinya bukan hanya tahu, hafal atau mengerti bunyi ayat firman tetapi mampu mengaplikasikan kebenaran-kebenaran firman itu dalam hidup PRIBADI sehari-hari. 
Dalam hal suka merenungkan, menanyakan, mencari tahu, menyelidiki, menghubung-hubungkan dan membicarakan jalan-jalan Tuhan dalam hubungannya dengan aktivitas sehari-hari itulah YANG SEMESTINYA MENJADI SESUATU YANG MEWARNAI PEMIKIRAN, PEMBICARAAN DAN TINGKAH LAKU KITA. 
Itulah sebabnya kemudian di dalam Alkitab meskipun Abraham, Ishak dan Yakub itu pengusaha kaya namun iman dan hubungan mereka dengan Tuhan terasa nyata. Demikian pula Daud. Politik bukan yang utama dalam hidupnya sekalipun itu urusannya sehari-hari. Hatinya terus mencari cara mengenal dan menyenangkan hati Tuhan : ia membawa tabut Tuhan ke Yerusalem untuk berada dekat dengan istananya, ia mendirikan rumah penyembahan (pondok Daud) dan memulai penyembahan 24 jam, ia membawa semua peristiwa buruk menimpa bangsanya dalam terang Tuhan dan mencari perspektif ilahi sebagai solusinya, ia mencari strategi Tuhan pada saat harus berperang dan ia pula yang merancang sebuah bait yang hendak digunakannya sebagai tempat penyembahan yang megah bagi Allah. Betapa Daud memikirkan Tuhan sepanjang waktu!
Contoh lain ialah Daniel. Hatinya selalu gelisah ingin berjumpa Tuhan sekalipun di tengah kesibukannya sebagai perdana menteri. Daniel senantiasa lapar dan haus akan Tuhan. Ia berdoa. Berpuasa. Mencari wajah Tuhan. Berdoa syafaat bagi bangsanya. Menerima berbagai penyingkapan Tuhan yang luar biasa. Hidup rohani Daniel dan hubungannya dengan Tuhan merupakan salah satu yang paling luar biasa yang digambarkan dalam Alkitab karena bagaimana bisa seorang yang begitu sibuk dengan urusan kerajaan dan mengutus sebuah bangsa masih sempat menyediakan waktu untuk menghadap Tuhan, berkomunikasi dua arah dan bahkan menerima pewahyuan akan rahasia-rahasia terbesar tentang akhir zaman dari sorga. Jelas sekali terlihat perbedaannya dengan kolega-kolega Daniel yang gila hormat, haus kekuasaan dsn mengincar kedudukan-kedudukan dalam pemerintahan (yang seringkali terkait juga keuntungan materi yang bisa diperoleh) sedangkan Daniel tetap tanpa kompromi menjadikan pencarian Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya sebagai prioritas utama dalam hidupnya. 
Dan SEBENARNYA BISA DIKATAKAN, MESKIPUN TAK DISEBUTKAN SECARA LANGSUNG DALAM ALKITAB, HIKMAT YANG MEMBUAT DANIEL BERHASIL DALAM PEKERJAAN (SEKULER) NYA ADALAH BERASAL DARI PERSEKUTUANNYA YANG HIDUP DENGAN TUHAN. Tuhanlah yang memampukan Daniel bekerja sebaik-baiknya melampaui semua yang lainnya sehingga Daniel berhasil dalam apa yang dikerjakan-Nya. 
Mereka yang mengabdikan hidup pada Tuhan menghindari gaya hidup yang fokus pada keuntungan materi. Jika mereka menjadi sukses, itu bukan karena rajin memikirkan atau membicarakan berbagai taktik dan siasat demi memperoleh lebih banyak uang tapi mereka mencari Tuhan dan hikmat-Nya, yang jika diikuti akan membawa mereka pada keberuntungan yang besar sekaligus membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. 
Mereka mencari Tuhan untuk kemudian melihat janji Tuhan digenapi dalam hidup mereka. Mereka tahu bahwa bersama Tuhan mereka akan berjalan di jalan yang benar dan akan beroleh keberhasilan : 
Ingatlah TUHAN dalam segala sesuatu yang kau lakukan, dan Dia akan menunjukkan padamu jalan yang benar
(Amsal 3:6, GNB) 

Dalam segala sesuatu yang kamu lakukan, dahulukanlah Tuhan di tempat pertama, dan Dia akan menuntunmu dan memahkotai usahamu dengan kesuksesan 
(Amsal 3:6, LB) 

Carilah kehendak-Nya dalam setiap yang kau kerjakan dan Dia akan menunjukkan padamu mana jalan yang harus kautempuh
(Amsal 3:6, NLT) 

Dengarkanlah suara TUHAN dalam segala sesuatu yang kau lakukan, kemanapun engkau pergi: Dialah yang akan menjagamu tetap di jalur yang benar. 
(Amsal 3:6, The Message) 
Sebagai penutup, biarlah setiap kita sadar bahwa semakin kita memusatkan diri, perhatian, pemikiran dan usaha untuk memperoleh uang sebanyak-banyaknya maka semakin hidup kita dikuasai oleh uang, yang akan terus membawa kita menjauh dari apa yang penting dan perlu bagi hidup yang sesungguhnya yaitu HUBUNGAN PRIBADI DENGAN TUHAN dan untuk berjalan dalam kehendak-Nya.
Jangan sia-siakan waktu, tenaga dan sumber daya untuk memperoleh yang fana padahal kita beroleh janji bahwa yang fana itu akan ditambahkan pada kita ketika kita mengejar yang abadi. 
(Bersambung)

HIKMAT DAN KUTIPAN TERKAIT KERENDAHAN HATI

“Tidak ada yang membuat seseorang begitu jauh dari jangkauan iblis selain kerendahan hati.”
~ Jonathan Edward
Catatan dari Didit I. :
Ketika kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan dan hati kita rindu bersekutu, mengenal Tuhan maka Roh Kudus akan mengajar, membentuk mengarahkan hidup kita untuk memiliki karakter rendah hati. Sebab dengan memiliki karakter rendah hati maka seluruh hidup kita akan terbuka, jujur, lemah lembut dihadapanNya sehingga hati, pikiran, kebiasaan hidup kita mudah diubah dan dibentuk sesuai maksud hati/pikiranNya. 
Tanpa kerendahan hati maka kita tidak akan pernah menyadari bagaimana iblis berusaha membangun kubu² pertahanannya dalam pikiran kita seperti mencuri kemuliaan Tuhan, mengarahkan hidup kita untuk mengejar popularitas, pengakuan, penghormatan manusia, memberikan alasan² pembenaran diri, mencurigai Tuhan, berprasangka buruk kepada Tuhan, dsb.
Ketika kita mau merendahkan diri dihadapanNya maka pengetahuan kita akan Tuhan akan selalu menghancurkan hati, makin menyadari siapa diri kita yang sebenarnya, manusia yang penuh dosa dan sering menyakiti hati Tuhan tetapi di sisi lain kita menyadari kasih karuniaNya yang tiada henti menolong, membimbing dan memulihkan hidup kita. Jadi dalam kerendahan hati membuat hidup kita makin menyadari bahwa hidup manusia bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Dan ketergantungan kita kepada Tuhan inilah yang membuat iblis sulit mempengaruhi, menguasai hidup kita.
Kerendahan hati hanya akan kita peroleh saat kita mau diajar, diubah, dibentuk dan diarahkan sesuai kehendak Tuhan.
Tuhan memberkati rekan²

HIKMAT DAN KUTIPAN TERKAIT MENDENGAR SUARA TUHAN

KUTIPAN HARI INI : 
Saat ini masih banyak orang Kristen taat yang percaya bahwa sekarang kita tidak lagi membutuhkan Tuhan untuk berbicara kepada kita, atau memerlukan pesan nubuatan, karena sekarang kita telah memiliki Alkitab.  
Pikirkan bagaimana perasaan pengantin wanita jika pada hari pernikahannya, suaminya mengatakan kepadanya bahwa dia telah menulis sebuah buku untuknya yang menceritakan semua yang dia harapkan dari istrinya itu, sehingga dia tidak perlu berbicara dengannya lagi!  Akan jadi seperti apa hubungan seperti itu?
          Dengan ajaran  yang bertentangan dengan Kitab Suci itu  semacam itu, yang menentukan Kitab Suci di tempat Tuhan sendiri, inilah orang-orang yang tentangnya ada tertulis dalam II Timotius 3:5, “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kuasa ibadahnya itu. Jauhilah mereka itu!.”
~ Rick Joyner 
Catatan dari Peter B. :
Kutipan Rick Joyner bagi orang² Kristen yang tidak percaya bahwa Tuhan masih berbicara melalui berbagai macam cara termasuk mimpi, penglihatan dan pesan nubuatan, menyatakan bahwa orang² Kristen yang demikian tampak beribadah, tampak kenal Tuhan, sepertinya mengerti hal² rohani tetapi bahkan mereka tidak percaya bahwa Tuhan sanggup berbicara dan menyatakan diri secara pribadi kepada mereka. 
Di sisi lain, ada bentuk yang sama keliru dan sesatnya. Sebagaimana ditampilkan oleh mereka dari golongan pentakosta dan karismatik, yang sering mengatasnamakan dirinya pelayan² profetik dan kerap mendengar / menerima pernyataan dari Tuhan 
Benar mereka percaya Tuhan berbicara tapi apakah benar yang mereka dengar benar² suara Tuhan? Pastikah Tuhan telah berbicara kepada mereka? Tahukah mereka maksud Tuhan dalam pesan supranaturalnya itu bagi mereka atau pesan itu kemudian diartikan sendiri sekehendak hati sesuai tujuan pribadi mereka? 
Jadi kita bukan saja harus percaya Tuhan berbicara pada kita tapi kita pun harus menyediakan hati yang benar supaya yang kita anggap sebagai pesan dari Tuhan itu benar² merupakan pesan yang murni dari Tuhan. Kita harus mengenal suara-Nya. Dan hanya DOMBA-DOMBA SEJATI Tuhan (bukan serigala berbulu domba) yang dapat mengenali suara Sang Gembala 
Apakah kita telah melatih indera² rohani kita untuk menangkap dan mengenali suara Tuhan? 
Tuhan memberkati rekan²  semuanya dengan telinga rohani yang terbuka bagi-Nya….

MEMBANGUN PERSEKUTUAN DAN PENGENALAN SECARA PRIBADI DENGAN TUHAN

Oleh Didit I.
Berkaitan dengan mendengar suara Tuhan kemarin malam Tuhan menggerakkan saya membaca kembali dalam Yohanes 10:27 yang mengatakan,
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku…. dan mereka mengikut Aku,
Kemudian Tuhan menjelaskan bahwa proses domba mendengarkan dan mengenali suara gembalanya karena setiap hari waktu dan hidupnya berada di dekat sang gembala. Artinya sebagai sesama domba Tuhan saya bisa menceritakan bagaimana suara sang gembala tetapi rekan² tidak akan mengenali suara, arahan sang gembala dengan jelas sampai rekan² bergaul dan mendengarkan suaraNya secara pribadi setiap hari.
Masalah yang terjadi hari² ini adalah salah satu penyebab umatNya terpuruk dalam kebodohan dan kesesatan disebabkan hidup kita belum sepenuhnya terhubung dengan Tuhan, belum membangun komunikasi dua arah yang baik antara kita dengan Tuhan, lebih suka berbantah²an, suka membenarkan diri, suka beralasan, suka berlambat² apalagi hati dan pikiran kita penuh dengan berbagai keinginan, harapan, kehendak, tujuan² pribadi sehingga hidup kita makin jauh dari persekutuan dan pengenalan Tuhan. Akhirnya banyak orang menjadi bingung bahkan salah dalam membedakan antara kehendak dan keinginan pribadi dengan kehendak dan rencana Tuhan. 
Kesulitan kita dalam membedakan antara suara Tuhan dan diri sendiri, inilah yang menjadi penyebab kemerosotan dalam kehidupan rohani pribadi sebab kegagalan/kebingungan kita dalam membedakan antara suara Tuhan dan diri sendiri inilah akhirnya MENGIKIS kerinduan kita untuk bersekutu dan niat dalam hati untuk mengenal Pribadi Tuhan yang sejati.
Salah satu penyebab kemerosotan rohani di bangsa ini disebabkan ketiadaan/minimnya kerinduan untuk bersekutu dan niat yang besar untuk mengenal Pribadi Tuhan yang sejati tetapi merasa dekat dengan Tuhan karena terlibat dalam beberapa pelayanan, kegiatan sosial, memiliki sedikit pengetahuan rohani seperti orang yang punya sedikit koleksi foto² kunjungan presiden ke daerah², beli jaket/baju/sepatu yang sama seperti yang dipakai presiden, pernah foto bareng dan bersalaman dengan presiden kemudian merasa, sangat kenal pribadi presiden, sudah punya hubungan sangat dekat dengan presiden. Inilah semangat Kain yang seharusnya kita jauhkan dari hidup kita.
Tuhan ingin kita menyediakan waktu untuk bergaul tiap hari dengan Tuhan seperti domba yang tiap hari bergaul dengan gembalanya. Tiap hari menyediakan waktu untuk merenungkan firmanNya, mengadakan komunikasi dua arah dengan Tuhan dan menantikan jawabanNya. Singkatnya, setiap orang bisa mendengar suara Tuhan dengan caraNya yang unik minimal suara Roh Kudus yang berbicara dalam hati dan pikiran yang telah perbarui oleh firmanNya.
Jadi saat kita mendengarkan dan mengikuti suara Tuhan yang teruji maka sesungguhnya kita sedang dibawa untuk mengenal Tuhan yang sejati. Kita bisa saja menjelaskan bagaimana suara Tuhan mulai dari intonasi suara, pilihan kata dsb tetapi sebagai domba²Nya Tuhan MEMANGGIL KITA untuk bukan hanya MENDENGARKAN tetapi MENGENALI suaraNya dan MENGIKUTI langkahNya, SANG GEMBALA YANG SEJATI. Dan semuanya ini bisa terjadi saat kita menyediakan hati yang rela diajar, diubah, dibentuk, diarahkan sesuai kehendak dan rencanaNya

HIKMAT DAN KUTIPAN TERKAIT MENDENGAR SUARA TUHAN


Cuplikan Pernyataan Peter B. dalam diskusi di group Telegram :
“Untuk beberapa orang, Tuhan berbicara melalui mimpi, penglihatan, atau berbagai pernyataan ajaib lainnya. 
Sedangkan beberapa yang lain Tuhan berbicara melalui pemahaman, pengertian, tafsir firman Tuhan atau dari nasihat rohani atau pengalaman sehari²…….

Yang LEBIH PENTING lagi dari sekedar menerima penyingkapan dari Tuhan adalah  BAGAIMANA MERESPONINYA, bagaimana langkah atau tindakan selanjutnya yang kita lakukan atas apa yang Tuhan bukakan bagi kita itu… 

Beberapa orang menerima pewahyuan lalu MENGGUNAKANNYA UNTUK MEMAMERKAN KEROHANIANNYA, BERUSAHA MENGESANKAN ORANG LAIN BAHWA IA MENERIMA PENYINGKAPAN AJAIB DARI TUHAN, atau  MENCARI NAMA BAGI DIRINYA SENDIRI DENGAN TAMPIL MELALUI BERBAGAI SARANA MEDIA SOSIAL ATAU DALAM AKTIVITAS PELAYANAN DI GEREJA MEREKA. 
Yang seperti itu, kenyataannya  menggunakan berbagai pengetahuan dan rahasia rohani DENGAN CARA DAN TUJUANNYA SENDIRI……

Beberapa yang lain, MENERIMA PESAN DAN PENYINGKAPAN DARI TUHAN,  lalu karena ia bertekad dan menyerahkan diri sebagai seorang murid, ia menyelami maksud Tuhan, mempelajarinya, mencari tahu lebih lagi akan maksud Tuhan menyampaikan hal itu kepadanya kemudian ia masih terus BERTANYA pada Tuhan BAGAIMANA IA HARUS BERTINDAK SEHUBUNGAN DENGAN PENYINGKAPAN YANG DITERIMANYA itu. 
Ia melakukan itu karena ia rindu belajar mengikuti kehendak Tuhan. Ia takut dan hormat akan Tuhan karena tahu TUHAN MEMILIKI MAKSUD DALAM SETIAP KOMUNIKASI-NYA kepada manusia.

Jadi, yang membedakan BUKAN APAKAH TUHAN BERBICARA MELALUI PENGLIHATAN, MIMPI DAN SARANA² AJAIB LAINNYA tetapi APAKAH KETIKA TUHAN BICARA KITA MENANGGAPINYA SEPERTI SEORANG MURID, HAMBA, DAN SAHABAT-NYA? 
Sikap hati kitalah yang membedakan KITA INI SPESIAL DI MATA TUHAN atau tidak. Bukan karena Tuhan berbicara dengan cara yang luar biasa pada kita. Bukankah Tuhan juga berbicara melalui mimpi, penglihatan dan berbagai tanda² ajaib lainnya kepada orang² yang tidak percaya dan menghujatnya, seperti  halnya Paulus yang mendengar suara Tuhan dari langit dan melihat cahaya terang dari sorga dalam perjalanan ke Damsyik? Apakah waktu itu  Paulus seorang yang spesial dan benar di hadapan Tuhan? Anda sendiri sudah tahu jawabannya. 

Jadi, marilah kita mengejar tanda yang lebih utama : apa sikap kita ketika Tuhan membukakan sesuatu rahasia pikiran/hati-Nya pada kita? Apakah kita menyediakan hati yang taat, belajar dan menghamba? Ataukah kita menggunakan semua informasi itu untuk koleksi pengetahuan rohani yang dapat kita banggakan dan megahkan di hadapan orang maupun terhadap diri kita sendiri? 

Ingatlah selalu : Tuhan bisa berbicara secara ajaib kepada dan melalui siapa saja, termasuk melalui keledai sekalipun. Namun  itu tidak berarti keledai itu menjadi keledai suci dan keramat.  
Bukan menerima pesan secara ajaib yang menjadi ukuran kita berkenan di hadapan Tuhan tapi KARENA KITA MENERIMA PESAN TUHAN DAN MENYAMBUTNYA DALAM  KETAATAN DAN PENYERAHAN DIRI UNTUK MENGERJAKAN KEHENDAK-NYA.

Walaupun begitu, jIka Bileam yang hatinya bengkok masih menerima dan menyampaikan pesan Tuhan yang murni dari Tuhan masih bisa Tuhan pakai BETAPA BERHARGA DAN PATUT DIPERHATIKAN jika ada seorang hamba Tuhan yang menerima pesan dan penyingkapan dari Tuhan secara murni dan menyampaikannya sesuai maksud hati Tuhan. Hamba yang demikian akan menjadi hamba kesukaan dan kepercayaan Tuannya.  

Semoga menjadi berkat dan perenungan  bagi kita semua.”

HAMBA UANG (8]

Oleh : Peter B
CIRI KELIMA
Salah satu terjemahan dari Ibrani 13:5 memberikan kita petunjuk yang lain mengenai satu ciri lainnya dari seorang hamba uang :
Janganlah mengandalkan uang. Hendaklah kamu puas jika mempunyai secukupnya untuk hari ini, sebab Allah telah bersabda: “Aku tidak pernah akan mengabaikan atau meninggalkan engkau. “
~ Ibrani 13:5  (versi KSKK) 
Betapa benar pengertian tersebut! 
Orang yang menjadi hamba uang tidak dapat tidak adalah orang yang MENGANDALKAN UANG sebagai penolong atau solusi bagi kebutuhan atau masalah mereka. 
Harap jangan berpikir terlalu jauh dulu. Kita semua memerlukan uang untuk kelangsungan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Sulit dibantah bahwa orang dapat hidup dengan normal hari-hari ini tanpa uang. Meskipun demikian MENGGUNAKAN uang berbeda dengan MENGANDALKAN uang. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “mengandalkan” dimaknai sebagai “menaruh percaya kepada” atau “menjamin kesanggupan, kekuatan dan kemampuannya”. Dari definisi ini, jika dihubungkan dengan uang maka mengandalkan uang berarti “menaruh percaya pada kesanggupan, kekuatan dan kemampuan uang” dalam hidup ini. 
Orang yang mengandalkan uang ditandai dengan ia merasa aman ketika ia memiliki atau memegang uang dan sebaliknya, merasa gelisah, takut, panik, cemas ketika ia tidak memiliki uang. Ketika ada uang ia tersenyum lebar dan tampak ceria tapi saat tiada uang di kantongnya ia menjadi murung, sensitif dan mudah tersinggung, tertekan dan depresi. Tanpa uang, orang yang percaya kekuatan uang akan merasa hidupnya terancam dan sial sedangkan ketika banyak uang ia merasa tenang dan bahagia. Begitu pula dengan perkataan atau pikiran bahwa “Asal ada uang semua bisa diraih dan dilakukan” berasal dari hati orang yang mengandalkan uang. 
Mengandalkan uang dapat dikategorikan sebagai seorang hamba uang karena Yesus menggunakan istilah “mengabdi” atau “menjadi budak” ketika membandingkan perhambaan kepada Tuhan atau kepada Mamon : 
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.… 
Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
~ Matius 6:24 
Kata “mengabdi” dalam bahasa aslinya mengandung pengertian “menjadi budak atau hamba dari”. Dan yang disebut oleh Yesus sebagai tindakan “menjadi hamba”  mengandung dalam suatu pengertian “secara sengaja” melakukannya. Maksudnya, dalam hal mengabdi kepada Tuhan atau Mamon, seseorang memutuskan dan memilih dengan sadar ia hendak menjadi hamba siapa : Tuhan atau Mamon. 
Dari pengertian ini, maka kita bisa masuk lebih dalam untuk mengetahui hati para pengabdi Mamon ini. 
Pikirkanlah. Adakah orang yang dengan sengaja menjadi budak? 
Meskipun jarang kita jumpai di masa kini, namun ada. Ada orang-orang yang merelakan diri dan hidupnya diserahkan untuk melayani seseorang atau sesuatu. 
Pertanyaannya kini, mengapa orang dengan sengaja menyerahkan dirinya untuk mengabdi atau menjadi hamba bagi seseorang atau sesuatu? 
Jawaban sederhananya adalah bahwa figur atau sesuatu yang membuat orang menundukkan diri dan mengabdi itu MERUPAKAN SESUATU YANG DIPANDANG LEBIH KUAT, LEBIH MAMPU DAN LEBIH BERKUASA DARI DIRINYA. Karena tidak ada seseorang yang mau menjadi hamba dari seseorang atau sesuatu yang lebih lemah daripada dia. Yang lebih lemah selalu menjadi hamba dari yang lebih kuat dan sebaliknya, yang (dianggap) lebih kuat memperhamba yang (merasa atau menganggap dirinya) lebih lemah. 
Mereka yang menghamba pada uang pastilah memandang uang sebagai kekuatan yang besar, yang dipercayai dapat menjadi penolong dan pemberi jawaban atas masalah hidupnya, sebagaimana mereka yang menyembah pada TUHAN percaya bahwa Tuhanlah yang mampu melepaskan mereka dari berbagai krisis maupun persoalan. 
MENGANDALKAN UANG ITU TERBATAS DAN DAPAT MENYESATKAN JIWA
Alkitab beberapa kali mengungkapkan bahwa uang atau harta benda itu seperti benteng dan kota berkubu bagi orang-orang yang memiliki banyak harta (Amsal 10:15; 18:11)
Meski tampak kuat dan kokoh dengan bersandar pada hartanya, bukan berarti mereka tak terkalahkan. Benteng setebal tembok Yerikho runtuh tak berdaya di hadapan kekuasaan Allah Israel. Sementara di masa kini, uang yang banyak tak mampu menyelamatkan bangsa-bangsa dari krisis ekonomi akibat tulah Covid-19 dua tahun terakhir ini. 
Kekuatan harta dunia itu terbatas. Dan ketika sampai batasnya, itu akan mengecewakan karena akhirnya mereka yang mengandalkan harta tahu bahwa mereka telah tertipu dan tersesat dengan mengandalkan sesuatu yang tidak pasti (lihat 1 Timotius 6:17).
Salah satu contoh terbaik bagaimana kekayaan itu mengecewakan dapat dilihat dari catatan seorang paling kaya yang pernah hidup di bumi, raja Salomo. Dalam kitab Pengkhotbah, ia menyimpulkan bahwa bergelimang kekayaan di dunia tetap saja berujung apa yang disebutnya “kesia-siaan” dan “usaha menjaring angin” – karena pada akhirnya setiap orang akan mati, tanpa bisa ditolong oleh hartanya maupun membawa kekayaannya itu pergi bersamanya di kekekalan. 
Ada yang lebih hebat dan kuat melebihi kesanggupan uang.  Itulah KUASA TUHAN. Dan Alkitab berkali-kali menunjuk pada kita. Beberapa raja dalam kitab Raja-raja atau Tawarikh mencoba mengandalkan kekayaannya pada saat krisis melanda bangsa mereka atau pada saat mereka terdesak oleh lawan-lawan mereka. Nyatanya mereka mendapat teguran Tuhan atau ketidakberuntungan karena hal itu (lihat 2 Tawarikh 16:1-8; 28:21-22). Kekuatan harta tak mampu menolong mereka. 
Begitupun dengan Naaman, panglima Aram, yang kaya raya itu, tak mampu menemukan kesembuhan ketika kusta menjangkitinya (lihat 2 Raja 5). Hanya dengan iman pada kuasa Allah Israel saja akhirnya ia disembuhkan setelah mandi tujuh kali di sungai Yordan. 
Dalam Injil, ada kisah Zakheus yang semula percaya pada harta kemudian memandang semuanya tak lagi berarti ketika ia dijamah kuasa Tuhan dan berjumpa pribadi dengan Yesus (lihat Lukas 19:1-10). Tuhan saja yang kini diandalkan Zakheus sebagai penjamin hidupnya, di bumi sampai kelak pada waktu ia mati. 
Ada pula kisah Simon mantan tukang sihir atau dukun yang lalu menjadi orang percaya. Dipikirnya dengan sejumlah uang, ia dapat membeli karunia-karunia Roh Kudus yang ajaib dan menarik perhatian banyak orang. Tak kurang, rasul-rasul sendiri yang menegurnya dengan keras (lihat Kisah Rasul 8:9-24). Kuasa Tuhan tak dapat dan tak boleh dibandingkan dengan harta dunia seberapapun banyaknya. 
Dan mungkin tidak ada yang menunjukkan perbandingan kesanggupan uang dengan kuasa Tuhan seperti peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang sebagaimana dicatat dalam Markus 6:30-43. Yesus yang melihat orang yang sedemikian banyak itu telah kelaparan, menyuruh murid-murid-Nya memberi mereka makan. Murid-murid berkata itu mustahil. Kas mereka yang kemungkinan hanya 200 dinar tak akan mampu memberi makan sekian banyak manusia pada saat itu juga. Dan berapa banyak dana yang harus dikeluarkan agr bisa memberikan makanan secara serentak dengan begitu mendadak saat itu juga tanpa perencanaan sebelumnya? Uang berapapun mustahil mengadakannya saat itu juga. Tapi tidak demikian dengan kuasa Tuhan. Hari itu, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya diperagakan pertama kali di bumi. Kekuatan dari tempat yang mahatinggi mengubah 5 roti dan 2 ikan menjadi makan malam yang mengenyangkan sekaligus menggetarkan jiwa bagi setiap yang mengalami dan mengingatnya. 
Ada kehadiran dan kuasa Tuhan yang tersedia yang dapat selalu kita andalkan. Ketika kita mengingat Dia di hari kesesakan kita dan berlari kepada-Nya, Ia tidak akan mengecewakan:  
 Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.
~ Amsal 18:10
 Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. 
~ Mazmur 46:2
HIDUP KITA TIDAK TERGANTUNG PADA KEKAYAAN YANG KITA MILIKI
Bacalah ayat-ayat berikut ini dan terceliklah :
Kekayaan tidak dapat menghalangi maut menjemput kita
 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.”
 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?”
 Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
~ Lukas 12:13-15
Kekayaan tidak mampu menjamin tempat kekal kita di sorga
 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
~ Matius 19:23-24
Kekayaan tak mampu membeli dan mendapatkan hal-hal terindah dan termanis bagi jiwa 
 — Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! 
 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina. 
~ Kidung Agung 8:6-7 (TB)
Mengandalkan kekuatan harta benda akan membawa menyimpangkan kita dari jalan yang benar sehingga kita berbuat kejahatan. 
 Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku; 
 jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku besar dan karena tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah; 
 maka hal itu juga menjadi kejahatan yang patut dihukum oleh hakim, karena Allah yang di atas telah kuingkari. 
~ Ayub 31:24-25, 28
Kekayaan, jika direnungkan secara jernih, adalah sesuatu yang tidak pasti. Memiliki kekayaan belum tentu memperoleh hidup yang bahagia dan nikmat tapi kekayaan sejati dari Tuhan lah yang memastikan hidup kita penuh kedamaian, sukacita dalam kepenuhan segala sesuatu. 
Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. 
~ 1 Timotius 6:17
Mengandalkan uang mungkin menguntungkan untuk sementara waktu. Namun pada waktunya, itu akan menjadi jerat. Yang melakukannya akan diperhamba oleh uang dan dikecewakan oleh uang karena berjerih lelah untuk sesuatu yang belum pasti dan kapan saja dapat lenyap, yang hanya dinikmati sementara waktu lalu ditinggalkan begitu saja ketika ajal menjemput
Hidup dalam kuasa Tuhan dan selalu mengandalkan Dia membuat kita memiliki jaminan yang pasti. Kini. Nanti. Hingga anak cucu. Sampai di keabadian. 
 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; 
 tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat. 
 Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya; 
 sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan. 
 Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa. 
~ Mazmur 37:25-29
Masihkah kita akan mengandalkan uang dan menghamba pada Mamon daripada mengabdikan diri kepada Yesus Kristus Tuhan? 
(Bersambung)

POIN² PERENUNGAN : SEBERAPA DEKAT HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN DARI TAHUN KE TAHUN

Oleh : Peter B
– Sudah di tingkatan / level manakah hubungan kita dengan Tuhan setelah bertahun² menjadi Kristen hingga hari ini?
 
– Mengapa tidak banyak peningkatan? Apa yang menjadi penghambatnya? 
– Mengetahui posisi rohani kita tidak ada peningkatan, bagaimana hati Tuhan melihat kondisi kita? Sudahkah kita menyukakan Dia atau sebaliknya? 
– Apa akibatnya jika kita tidak beranjak dari level orang percaya menjadi level murid? 
– Dalam kondisi dunia dan perkembangannya saat ini, sudahkah kita memenuhi level minimum yang Tuhan kehendaki untuk bertahan dalam iman? 
– Sampai kapankah kita akan tetap tinggal dalam keadaan kita yang sekarang? Dan darimana kita tahu kita telah beranjak dan mengalami peningkatan? 
Semoga menjadi perenungan bagi kita semua mengambil keputusan lebih lagi hari² ini. 
Tuhan memberkati….

KEHIDUPAN SEORANG MURID

Oleh : Rick Joyner
          Ketika saya telah mengajarkan tentang apa yang Yesus katakan tentang murid-murid-Nya dan lakukan, saya selalu menemukan mereka yang kemudian baru menyadari bahwa mereka telah menjadi orang percaya selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah benar-benar menjadi murid.  Selama bertahun-tahun melayani di berbagai bagian tubuh Kristus, saya menjadi percaya bahwa mungkin hal ini benar bahwa 90% orang percaya belum benar-benar menjadi murid.  
Jika ini benar tentang Anda, kabar baiknya adalah bahwa saat ini belum terlambat dan Anda dapat menjadi murid-Nya sekarang, bukan hanya untuk memperkaya hidup Anda, tetapi memulai suatu petualangan terbesar yang dapat dijalani di bumi ini.
         Jika kita tidak menjalani hidup ini sebagaimana mestinya, bahkan jika kita telah menjadi orang Kristen selama beberapa dekade, Dia dapat mengganti waktu yang telah kita lewatkan.  Petrus berkata, “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. ” (II Petrus 3:8).  
Ini berarti Dia dapat melakukan dalam sehari apa yang mungkin kita pikirkan akan memakan waktu seribu tahun, atau lima puluh tahun.  Tidak pernah ada kata terlambat di dalam Tuhan untuk memulai lagi berjalan bersama-Nya sebagaimana Dia telah memanggil kita.
          Menjadi seorang murid akan membawa kita pada kehidupan terbesar yang pernah kita miliki di dunia ini, tetapi itu adalah salah satu hal paling sulit yang dapat kita lakukan.  Itu adalah hal yang paling memuaskan dan luar biasa dalam hidup kita, tetapi hal ini bukan untuk seorang pengecut!  
Seluruh neraka akan mulai mengenali kita dan mencoba menghentikan kita, tetapi saat kita dewasa di dalam Kristus, seluruh neraka akan mulai lari dari kita.  Kita dapat dan sering memulai dengan lemah dan bodoh, tetapi kita tidak akan tetap seperti itu jika kita mengikuti Dia.  Kita akan membutuhkan hikmat dan kekuatan yang berada di luar kemampuan alami kita, tetapi Dia akan memberikannya secara cuma-cuma kepada mereka yang dipanggil-Nya.
          Salah satu ciri murid Kristus yang sejati adalah mereka akan bangun setiap hari dengan berpikir, “Saya harus belajar dari Guru saya hari ini.  Saya harus belajar dari Dia sehingga saya dapat menjadi lebih seperti Dia dan melakukan pekerjaan yang Dia lakukan.”  
Ini adalah mentalitas orang-orang yang mengikuti Sang Raja.  Dia akan menjadi cinta pertama kita, dan jika Dia adalah cinta pertama kita, Dia juga akan menjadi pengabdian pertama kita.
          Sekarang kita akan mulai melihat apa yang dikatakan Kitab Suci tentang murid-murid-Nya, dimulai dengan penyebutan pertama seorang murid dalam Yesaya 50:4-5:
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 
Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 
           Pengabdian utama seorang murid adalah menjadi seperti Gurunya, dan seperti yang dikatakan tentang Dia dalam Kisah Para Rasul 10:38:
          “…  yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. ”
          Betapa hidup kita akan berbeda jika kita pergi setiap hari selalu mencari cara untuk berbuat baik, menyampaikan perkataan-perkataan untuk membantu menguatkan setiap orang yang lesu yang kita temui, dan melihat mereka yang membutuhkan dibantu dan dibebaskan dari apa yang menindas mereka?  
Kita tidak sekedar pergi ke tempat kerja kita untuk menyelesaikan pekerjaan dan menjalani hari saja.  Kita akan selalu mencari cara untuk berbuat baik bagi orang lain, melihat mereka disembuhkan dan dibebaskan.
Kita akan melakukan hal yang sama ketika kita pergi berbelanja—tidak hanya berfokus pada apa yang kita butuhkan, tetapi bagaimana kita dapat berbuat baik, memberikan kata-kata dorongan kepada seseorang, dan membiarkan Sang Penolong (Roh Kudus) memakai kita membantu orang lain.  Berbuat baik harus menjadi fokus utama kita dalam segala hal seperti halnya yang dilakukan Guru kita.
          Yesaya juga berbicara tentang mendengarkan dengan ”telinga seorang murid”.  Kita diberitahu bahwa Yesus hanya melakukan apa yang ditunjukkan kepada-Nya oleh Bapa.  Di dalam Roh, “melihat” termasuk “mendengar” dan “mendengar” termasuk “melihat.”  Jika telinga kita selalu terbuka kepada Tuhan, seberapa sering Dia dapat memberikan kata-kata yang kuat yang dapat menyembuhkan dan membebaskan orang sebagaimana yang Dia lakukan?
  Betapa kaya dan berkuasa hidup kita jika kita tidak membuang begitu banyak waktu dengan imajinasi sia-sia dari pikiran yang terus-menerus mengembara, tetapi mengabdikan diri untuk menawan setiap pikiran itu dan membuatnya patuh kepada-Nya, untuk memperhatikan petunjuk-Nya, dan melakukannya?  Itu adalah pengabdian dasar seorang murid.
Diterjemahkan secara bebas dari:  https://publications.morningstarministries.org/word-for-the-week/path-victory-part-8