Oleh : Peter B
Ayat Hari Ini :
Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.”
~ Yeremia 17:9-10
Kebanyakan orang terlihat baik² saja di hadapan orang lain. Secara lahiriah, kebanyakan manusia itu sehat, mampu melakukan berbagai aktivitas, bahkan tidak jarang menunjukkan tampilan yang menarik untuk dilihat dan diamati. Lebih² pada era dimana citra menjadi sesuatu yang penting dan bahkan menentukan pendapatan atau kekayaan yang bisa diperoleh seseorang, penampilan menjadi sesuatu yang terus menerus dimaksimalkan.
Secara lahiriah manusia kerap tampak sempurna. Tapi manusia bukan hanya terdiri dari apa yang jasmaniah semata. Siapa sebenarnya seseorang justru terletak lebih banyak pada apa yang tidak terlihat kasat mata. Karakter sejati seorang manusia ialah apa yang ada di dalam hatinya. Karakter asli ini baru dikenal ketika kita mengenal seseorang secara pribadi dan dekat. Hal ini tidak berlaku pada Tuhan. Ia mengetahui apa adanya setiap manusia sepanjang waktu sebab Ia dapat melihat sejelas-jelasnya apa yang ada dalam hati manusia. Tuhan tahu siap adanya kita. Terkadang Ia bahkan lebih tahu sifat asli kita lebih daripada kita mengenal diri sendiri.
Lalu, apa yang ada dalam hati manusia?
Yesus pernah berkata bahwa hati manusia itu penuh hal-hal yang jahat, yang menjadikan dirinya najis (membuatnya tidak layak) di hadapan Allah.
Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal DARI HATI dan itulah yang menajiskan orang.
Karena DARI HATI timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Itulah yang menajiskan orang”
(Matius 15:18-20)
Dari apa yang Yesus katakan, jelas sekali bahwa dalam hati orang BANYAK SEKALI PERKARA YANG JAHAT Entah itu disadari atau tidak oleh masing² pribadi.
Secara umum, hati menyimpan banyak kejahatan dan dosa. Baik kepada diri sendiri maupun kepada sesama manusia. Dan itu belum termasuk sikap manusia terhadap Tuhan dan firman kebenaran-Nya.
Dalam perumpamaan mengenai penabur dan berbagai macam tanah yang ditaburi benih, Yesus mengatakan suatu kenyataan mengenai apa yang ada di hati manusia.
Inilah yang Yesus sebutkan ada dalam hati manusia sebagai respon terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya :
1) LEBIH MEMILIKI MINAT YANG BESAR PADA PERKARA DUNIAWI, pada harta kekayaan yang bersifat materi, daripada pada perkara² sorgawi dari Tuhan (lihat Markus 4:19)
2) ADA KEKUATIRAN dan KETAKUTAN (lihat Matius 13:22; Markus 4:19; Lukas 8:14)
3) KEEGOISAN, yaitu menginginkan kenikmatan hidup jasmaniah selama di dunia ini (lihat Lukas 8:14)
4) KETIDAK RELAAN DAN PENOLAKAN UNTUK MENANGGUNG KESULITAN, PENDERITAAN DAN SUSAH PAYAH KARENA TUHAN DAN KEBENARAN-NYA (lihat Lukas 8:13; Markus 4:18)
Karena semua hal di atas itu ada dalam hati manusia dan membuat hatinya terhalang untuk berhubungan dengan Tuhan maka hati manusia berkembang menjadi hati yang keras.
Yesus menggambarkan hati yang keras ini bagaikan tanah di pinggir jalan.
Hati yang seperti itu berisi :
5) PENOLAKAN DAN KETIDAKPEDULIAN PADA TUHAN, tidak mau mengerti maksud dan kehendak hati Tuhan (lihat Matius 13:19)
6) SANGAT TERBUKA PADA PENGARUH IBLIS DAN PEKERJAANNYA (lihat Markus 4:15; Lukas 8:12)
Enam poin di atas berasal dari gambaran 3 macam hati yang “gagal” menerima Tuhan dan kebenaran-Nya. Hanya 1 macam hati dari 4 macam hati yang disebutkan Tuhan yang tidak demikian. Itu berarti 3/4 atau sebagian besar hati manusia diisi dengan PENOLAKAN PADA TUHAN.
Tidak heran apabila kemudian Pemazmur menuliskan pernyataan ini :
Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, TIDAK ADA yang berbuat baik.
TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.
Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; TIDAK ADA yang berbuat baik, SEORANG PUN TIDAK.
(Mazmur 14:1-3)
Jelas sekali pernyataan ini.
Tidak ada manusia yang baik. Ini bukan berbicara tentang keadaan lahiriah mereka. Ini berbicara tentang sifat mereka dalam hati, yang tidak terlihat mata jasmani itu. Dikatakan di sana, TIDAK ADA YANG BAIK. TIDAK SEORANG PUN YANG BAIK. HATI MEREKA PENUH DENGAN KEJAHATAN DAN MENOLAK TUHAN.
Hal-hal yang jahat dan penolakan pada Tuhan, itulah apa yang ada dalam hati manusia.
Apakah kita menyadari bahwa hati kita pun semula dan masih mungkin hingga kini masih juga diisi hal² yang jahat seperti yang disebutkan di atas?
Beberapa orang merasa dirinya baik, saleh, rohani, benar, dekat, dengan Tuhan dan segala sebutan yang baik lainnya terkait sikapnya kepada Tuhan.
Masalahnya, benarkah penilaian mereka itu? Jujurkah mereka menilai diri? Dengan ukuran apa mereka menyimpulkan hal semacam itu?
Bukankah setiap orang pada dasarnya selalu memandang dirinya baik dan berpikir semua jalannya itu benar adanya?
Dan jika ternyata ia salah menilai diri, BUKANKAH ITU MENUNJUKKAN BAHWA DALAM HATINYA ADA KEBODOHAN sekaligus KESOMBONGAN YANG MEMBUATNYA TIDAK DAPAT MENGENALI DIRINYA DENGAN BENAR? (lihat Wahyu 3:17)
Lalu, tidak adakah manusia yang benar di hadapan Tuhan?
Tidak adakah yang baik dalam hati manusia?
Tentu saja ada.
Tapi bukan karena orang pada dasarnya memiliki kebenaran, kebaikan dan kelayakan kualitas itu di hadapan Tuhan DARI DIRINYA SENDIRI. Sama sekali bukan.
Manusia memiliki kebaikan dalam hatinya ketika ia bersedia membuka dirinya agar menerima pembaruan batin dengan MENERIMA HATI YANG BAIK YANG TUHAN HENDAK KARUNIAKAN.
Bukankah Tuhan berjanji bahwa Ia akan “memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Nya dan peraturan-peraturan-Nya dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Nya dan Dia akan menjadi Allah mereka” (Yehezkiel 11:19-20)
Tuhanlah yang memberikan hati yang baru, suatu hati yang baik, yang akan diisi perkara-perkara yang baik yang berasal dari Tuhan.
Meskipun demikian, setiap kita juga memiliki bagian untuk perubahan hati ini.
Dengan cara apa?
Dengan cara :
1) BERTOBAT dari segala kejahatan dan dosa yang begitu banyak dalam hatinya itu
BUANGKANLAH dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan PERBAHARUILAH hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, BRRTOBATLAH, supaya kamu hidup!”
(Yehezkiel 18:31-32)
Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: “Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.
Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!”
(Yeremia 4:3-4)
2) BERDOA DAN MEMINTA PADA TUHAN hati yang baru itu, yang berasal dari Tuhan dan yang Tuhan kehendaki Ia berikan pada manusia
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
(Mazmur 51:12)
3) MENERIMA DENGAN IMAN HATI YANG BARU yang Tuhan berikan itu
pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
(Titus 3:5)
3) MEMBUKA HATI TERHADAP PEKERJAAN ROH KUDUS yang terus memperbarui hidup dan memproses hati kita supaya dipenuhi perkara-perkara ilahi dan sorgawi
Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya
(Yehezkiel 36:26-27)
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus 5:17)
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya
(Efesus 4:22-24)
dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; (Kolose 3:10)
Sebelum kita RELA menjalani proses PEMBAHARUAN HATI TIAP-TIAP HARI dengan terus belajar taat pada pimpinan Roh Kudus di hidup kita maka hati kita selalu dapat kembali diisi serta menjadi penuh atau sarat dengan perkara² dari dunia ini, yang sesungguhnya memang tak henti berusaha dijejalkan kuasa gelap supaya mengalihkan perhatian kita dari Tuhan.
Tanpa Tuhan menjadi pusat perhatian hidup kita dan Roh-Nya menjadi penuntun hidup kita, maka hati kita cepat atau lambat akan kembali dibawa dan dicondongkan pada perkara² yang sia² dan jahat.
Namun jika hati kita telah diperbarui untuk kemudian DIJAGA SERTA DIPERSEMBAHKAN HANYA BAGI TUHAN, untuk mengagumi, menyembah dan mengasihi Dia, maka hati kita akan dipenuhi segala sifat serta karakter yang mulia dan indah yang ada pada pribadi Kristus. Hati kita akan diisi oleh perangai dan watak Yesus Kristus Tuhan. Itulah isi hati ORANG-ORANG YANG MENGARAHKAN HIDUPNYA SEPENUH HATI MENGIKUT TUHAN. Hati itu akan dipenuhi KASIH, SUKACITA, DAMAI SEJAHTERA, KESABARAN, KEMURAHAN, KEBAiKAN, KESETIAAN, KELEMAHLEMBUTAN, PENGUASAAN DIRI, KEKUDUSAN, KERINDUAN AKAN TUHAN, KERENDAHAN HATI DAN BANYAK SIKAP HATI YANG MULIA LAINNYA.
Jadi sekarang, apa yang saat ini ada dalam hati kita?
Apakah ketika melihat ke dalam hati kita, Tuhan akan bersuka atau berduka?
Apakah yang Anda inginkan ada dalam hati Anda?
Salam revival!
Tuhan Yesus memberkati kita semua…