Arsip Bulanan: November 2021

APA YANG ADA DALAM HATI MANUSIA?

Oleh : Peter B 
Ayat Hari Ini : 
 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? 
 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” 
~ Yeremia 17:9-10
Kebanyakan orang terlihat baik² saja di hadapan orang lain. Secara lahiriah, kebanyakan manusia itu sehat, mampu melakukan berbagai aktivitas, bahkan tidak jarang menunjukkan tampilan yang menarik untuk dilihat dan diamati. Lebih² pada era dimana citra menjadi sesuatu yang penting dan bahkan menentukan pendapatan atau kekayaan yang bisa diperoleh seseorang, penampilan menjadi sesuatu yang terus menerus dimaksimalkan. 
Secara lahiriah manusia kerap tampak sempurna. Tapi manusia bukan hanya terdiri dari apa yang jasmaniah semata. Siapa sebenarnya seseorang justru terletak lebih banyak pada apa yang tidak terlihat kasat mata. Karakter sejati seorang manusia ialah apa yang ada di dalam hatinya. Karakter asli ini baru dikenal ketika kita mengenal seseorang secara pribadi dan dekat. Hal ini tidak berlaku pada Tuhan. Ia mengetahui apa adanya setiap manusia sepanjang waktu sebab Ia dapat melihat sejelas-jelasnya apa yang ada dalam hati manusia. Tuhan tahu siap adanya kita. Terkadang Ia bahkan lebih tahu sifat asli kita lebih daripada kita mengenal diri sendiri. 
Lalu, apa yang ada dalam hati manusia? 
Yesus pernah berkata bahwa hati manusia itu penuh hal-hal yang jahat, yang menjadikan dirinya najis (membuatnya tidak layak) di hadapan Allah. 
 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal DARI HATI dan itulah yang menajiskan orang.
 Karena DARI HATI timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Itulah yang menajiskan orang”
(Matius 15:18-20)
Dari apa yang Yesus katakan, jelas sekali bahwa dalam hati orang BANYAK SEKALI PERKARA YANG JAHAT Entah itu disadari atau tidak oleh masing² pribadi.
Secara umum, hati menyimpan banyak kejahatan dan dosa. Baik kepada diri sendiri maupun kepada sesama manusia. Dan itu belum termasuk sikap manusia terhadap Tuhan dan firman kebenaran-Nya.
Dalam perumpamaan mengenai penabur dan berbagai macam tanah yang ditaburi benih, Yesus mengatakan suatu kenyataan mengenai apa yang ada di hati manusia. 
Inilah yang Yesus sebutkan ada dalam hati manusia sebagai respon terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya :  
1) LEBIH MEMILIKI MINAT YANG BESAR PADA PERKARA DUNIAWI, pada harta kekayaan yang bersifat materi, daripada pada perkara² sorgawi dari Tuhan (lihat Markus 4:19)
2) ADA KEKUATIRAN dan KETAKUTAN (lihat Matius 13:22; Markus 4:19; Lukas 8:14)
3) KEEGOISAN, yaitu menginginkan kenikmatan hidup jasmaniah selama di dunia ini (lihat Lukas 8:14)
4) KETIDAK RELAAN DAN PENOLAKAN UNTUK MENANGGUNG KESULITAN, PENDERITAAN DAN SUSAH PAYAH KARENA TUHAN DAN KEBENARAN-NYA (lihat Lukas 8:13; Markus 4:18)
Karena semua hal di atas itu ada dalam hati manusia dan membuat hatinya terhalang untuk berhubungan dengan Tuhan maka hati manusia berkembang menjadi hati yang keras. 
Yesus menggambarkan hati yang keras ini bagaikan tanah di pinggir jalan. 
Hati yang seperti itu berisi : 
5) PENOLAKAN DAN KETIDAKPEDULIAN PADA TUHAN, tidak mau mengerti maksud dan kehendak hati Tuhan (lihat Matius 13:19)
6) SANGAT TERBUKA PADA PENGARUH IBLIS DAN PEKERJAANNYA (lihat Markus 4:15; Lukas 8:12)
Enam poin di atas berasal dari gambaran 3 macam hati yang “gagal” menerima Tuhan dan kebenaran-Nya. Hanya 1 macam hati dari 4 macam hati yang disebutkan Tuhan yang tidak demikian. Itu berarti 3/4 atau sebagian besar hati manusia diisi dengan PENOLAKAN PADA TUHAN. 
Tidak heran apabila kemudian Pemazmur menuliskan pernyataan ini :
Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, TIDAK ADA  yang berbuat baik. 
 TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. 
 Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; TIDAK ADA yang berbuat baik, SEORANG PUN TIDAK. 
(Mazmur 14:1-3)
Jelas sekali pernyataan ini. 
Tidak ada manusia yang baik. Ini bukan berbicara tentang keadaan lahiriah mereka. Ini berbicara tentang sifat mereka dalam hati, yang tidak terlihat mata jasmani itu. Dikatakan di sana, TIDAK ADA YANG BAIK. TIDAK SEORANG PUN YANG BAIK. HATI MEREKA PENUH DENGAN KEJAHATAN DAN MENOLAK TUHAN. 
Hal-hal yang jahat dan penolakan pada Tuhan, itulah apa yang ada dalam hati manusia. 
Apakah kita menyadari bahwa hati kita pun semula dan masih mungkin hingga kini masih juga diisi hal² yang jahat seperti yang disebutkan di atas? 
Beberapa orang merasa dirinya baik, saleh, rohani, benar, dekat, dengan Tuhan dan segala sebutan yang baik lainnya terkait sikapnya kepada Tuhan. 
Masalahnya, benarkah penilaian mereka itu? Jujurkah mereka menilai diri? Dengan ukuran apa mereka menyimpulkan hal semacam itu? 
Bukankah setiap orang pada dasarnya selalu memandang dirinya baik dan berpikir semua jalannya itu benar adanya? 
Dan jika ternyata ia salah menilai diri, BUKANKAH ITU MENUNJUKKAN BAHWA DALAM HATINYA ADA KEBODOHAN sekaligus KESOMBONGAN YANG MEMBUATNYA TIDAK DAPAT MENGENALI DIRINYA DENGAN BENAR? (lihat Wahyu 3:17)
Lalu, tidak adakah manusia yang benar di hadapan Tuhan? 
Tidak adakah yang baik dalam hati manusia?
Tentu saja ada. 
Tapi bukan karena orang pada dasarnya memiliki kebenaran, kebaikan dan kelayakan kualitas itu di hadapan Tuhan DARI DIRINYA SENDIRI. Sama sekali bukan. 
Manusia memiliki kebaikan dalam hatinya ketika ia bersedia membuka dirinya agar menerima pembaruan batin dengan MENERIMA HATI YANG BAIK YANG TUHAN HENDAK KARUNIAKAN. 
Bukankah Tuhan berjanji bahwa Ia akan “memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat,  supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Nya dan peraturan-peraturan-Nya dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Nya dan Dia akan menjadi Allah mereka” (Yehezkiel 11:19-20)
Tuhanlah yang memberikan hati yang baru, suatu hati yang baik, yang akan diisi perkara-perkara yang baik yang berasal dari Tuhan. 
Meskipun demikian, setiap kita juga memiliki bagian untuk perubahan hati ini. 
Dengan cara apa?
Dengan cara :
1) BERTOBAT dari segala kejahatan dan dosa yang begitu banyak dalam hatinya itu
 BUANGKANLAH dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan PERBAHARUILAH hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
 Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, BRRTOBATLAH, supaya kamu hidup!” 
(Yehezkiel 18:31-32)
 Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: “Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh. 
 Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!” 
(Yeremia 4:3-4)
2) BERDOA DAN MEMINTA PADA TUHAN hati yang baru itu, yang berasal dari Tuhan dan yang Tuhan kehendaki Ia berikan pada manusia
 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! 
(Mazmur 51:12)
3) MENERIMA DENGAN IMAN HATI YANG BARU yang Tuhan berikan itu
 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
(Titus 3:5) 
3) MEMBUKA HATI TERHADAP PEKERJAAN ROH KUDUS yang terus memperbarui hidup dan memproses hati kita supaya dipenuhi perkara-perkara ilahi dan sorgawi
Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. 
 Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya 
(Yehezkiel 36:26-27)

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus 5:17)  

 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, 
 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, 
 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya
(Efesus 4:22-24)

 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; (Kolose 3:10)
Sebelum kita RELA menjalani proses PEMBAHARUAN HATI TIAP-TIAP HARI dengan terus belajar taat pada pimpinan Roh Kudus di hidup kita maka hati kita selalu dapat kembali diisi serta menjadi penuh atau sarat dengan perkara² dari dunia ini, yang sesungguhnya memang tak henti berusaha dijejalkan kuasa gelap supaya mengalihkan perhatian kita dari Tuhan. 
Tanpa Tuhan menjadi pusat perhatian hidup kita dan Roh-Nya menjadi penuntun hidup kita, maka hati kita cepat atau lambat akan kembali dibawa dan dicondongkan pada perkara² yang sia² dan jahat. 
Namun jika hati kita telah diperbarui untuk kemudian DIJAGA SERTA DIPERSEMBAHKAN HANYA BAGI TUHAN, untuk mengagumi, menyembah dan mengasihi Dia, maka hati kita akan dipenuhi segala sifat serta karakter yang mulia dan indah yang ada pada pribadi Kristus. Hati kita akan diisi oleh perangai dan watak Yesus Kristus Tuhan. Itulah isi hati ORANG-ORANG YANG MENGARAHKAN HIDUPNYA SEPENUH HATI MENGIKUT TUHAN. Hati itu akan dipenuhi KASIH, SUKACITA, DAMAI SEJAHTERA, KESABARAN, KEMURAHAN, KEBAiKAN, KESETIAAN, KELEMAHLEMBUTAN, PENGUASAAN DIRI, KEKUDUSAN, KERINDUAN AKAN TUHAN, KERENDAHAN HATI DAN BANYAK SIKAP HATI YANG MULIA LAINNYA. 
Jadi sekarang, apa yang saat ini ada dalam hati kita? 
Apakah ketika melihat ke dalam hati kita, Tuhan akan bersuka atau berduka?
Apakah yang Anda inginkan ada dalam hati Anda? 
Salam revival! 
Tuhan Yesus memberkati kita semua…

KESURAMAN AKAN BERLALU

Oleh : Peter B.
 AYAT HARI INI : 
 Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.
 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
~  Yesaya 9:1-2
Adalah kehendak Tuhan untuk melihat suatu bangsa yang berada dalam keadaan suram TIDAK TERUS BERADA DALAM KEADAAN. DEMIKIAN. Seperti di waktu petang dan malam menjelang, setiap kita menyalakan lampu dan memasang sumber-sumber cahaya untuk mengusir kegelapan, demikian pula Tuhan selalu rindu membawa terang pada keadaan yang suram dan kelam. 
Dan tepat seperti itulah yang Ia rindukan ketika melihat Indonesia yang dirundung kegelapan. Ia tidak akan tinggal diam begitu saja. 
Seperti yang dinubuatkan nabi Yesaya, bangsa yang diam dalam kegelapan akan melihat terang dari Tuhan. Kegelapan itu akan sirna pada waktunya. 
Oleh karena itu, kita seharusnya tidak pernah menjadi putus harap. Selama Dia ada dan berkarya, Ia tidak akan membiarkan kegelapan selama-lamanya berkuasa. Ia telah mengutus datangnya Terang itu yaitu Dia yang berkata, 
“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
(Yohanes 8:12)
Dialah Yesus, yang menjadi pengharapan dan terang bagi bangsa-bangsa di dunia. Pengharapan akan kelepasan dari cengkeraman kuasa gelap dan dari keadaan yang suram menyedihkan. 
Menariknya, di sisi lain, Yesus Sang Terang Dunia itu juga berkata, 
 Kamu adalah terang dunia.… 
 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
(Matius 5:14,16)
Dari pernyataan di atas, kita tahu bahwa meski Yesus adalah Pengharapan utama dan satu-satunya bagi keluarnya bangsa-bangsa dari kegelapan, kita sebagai murid dan pengikut-Nya dipanggil untjk melakukan fungsi yang serupa dengan Dia. Menjadi terang dunia.
Dari sini seharusnya kita memahami siapakah yang memiliki panggilan dan peran penting membawa perubahan dari kegelapan pada keadaan yang terang. 
Hanya ketika satu bangsa berpaling pada Kristus maka kekelaman itu mulai berakhir. Dan hanya ketika ada terang-terang kecil yang menuntun bangs itu pada Terang yang besar saja maka sungguh kesuraman yang melanda akan digantikan dengan fajar yang bersinar. 
Kita memerlukan lawatan yang besar itu. Suatu hembusan angin yang mahakuat yang membawa jiwa-jiwa berpaling pada Kristus. Kita menantikan dan merindukan kebangunan rohani sejati, ketika keadaan yang gelap tanpa harapan digantikan dengan masa-masa yang cerah yang memampukan bangsa kita menggenapi takdirnya. 
Tuhan terus bekerja sampai terang itu bersinar atas negeri yang gelap ini. Dan Dia bekerja dengan memanggil setiap kita, saya dan saudara, menjalankan fungsi kita sebagai terang. Melalui karya Tuhan dalam kita dan melalui karya kita dalam Tuhan, kita percaya pengharapan kita melihat Indonesia yang sejati sesuai rencana semula Tuhan akan menjadi kenyataan. 
Dia merindukan pemulihan negeri ini. 
Apakah kita sama rindunya? 
Salam revival. 
Tuhan memberkati kita semua.

IA YANG MENGENDALIKAN BANGSA-BANGSA…

Oleh : Peter B, MA
Ayat Hari ini : 
 Aku akan menyerakkan orang Mesir di antara bangsa-bangsa dan menghamburkan mereka ke semua negeri. 
 Aku akan menguatkan tangan raja Babel dan akan memberikan pedang-Ku dalam tangannya, tetapi Aku akan mematahkan tangan Firaun dan ia akan merintih di hadapannya seperti orang yang mendapat luka berat.
 Ya, Aku akan menguatkan tangan raja Babel, tetapi tangan raja Firaun akan jatuh terkulai. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku memberikan pedang-Ku dalam tangan raja Babel dan ia mengacungkannya melawan tanah Mesir. 
 Aku akan menyerakkan orang Mesir di antara bangsa-bangsa dan menghamburkan mereka ke semua negeri. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.” 
~ Yehezkiel 30:23-26 
Yang disampaikan di atas adalah nubuat dari nabi Yehezkiel. Dan nubuat itu sungguh telah digenapi. Telah terjadi dan dapat dibuktikan dari fakta² sejarah. Bahwa Mesir hancur dan disarankan Tuhan dan bahwa Babel meninggi, menggantikan Mesir sebagai negara super power berikutnya. 
Di masa Perjanjian Lama, berulang kali dengan jelas Tuhan menunjukkan kekuasaan dan kedaulatan-Nya atas bangsa² di bumi. Dan semua pekerjaan dan campur tangan Tuhan atas bangsa² yang tersurat dalam Alkitab adalah merupakan bayang-bayang dan petunjuk akan pekerjaan Tuhan  lainnya, yang masih Ia kerjakan di bumi dan atas bangsa².
Jadi tidak salah jika hingga detik ini, Tuhan masih berurusan dengan bangsa² bahkan setiap bangsa di dunia. Jika sebelumnya, Ia campur tangan atas nasib dan keadaan bangsa², sekarang pun masih demikian. Dialah yang mengendalikan dan menentukan bagaimana naik turun, mati hidup, maju mundur atau lemah kuatnya setiap bangsa di dunia. Dialah pribadi dan tangan² yang tak terlihat yang menjadikan konstelasi kerajaan dan bangsa di bumi hingga sekarang ini. Dan tidak ada yang dapat melawannya sekeras apapun seorang penguasa berusaha. Kita telah melihat bahwa kekerasan hati seperti Firaun pun tak mampu menggagalkan maksud dan rencana Tuhan atas Mesir dan Israel, hingga bangsa² lainnya. 
Tidak ada bangsa yang terlalu besar dan pemimpin yang terlampau hebat, yang atasnya Tuhan tidak dapat melakukan intervensi. Dialah yang mengijinkan bangsa yang satu bangkit sedangkan yang lainnya runtuh. Dialah yang membuat satu pemimpin menjadi kuat sedangkan penguasa lain meredup. Dia masih beracara atas bangsa². 
Nasib Bangsa-bangsa dan Nasib Kita
Beberapa pertanyaan mungkin muncul di hati kita : 
Apa hubungannya nasib bangsa² di tangan Tuhan dengan hidupku pribadi? 
Apakah Tuhan masih peduli kepadaku yang kecil ini, sementara Ia mengurus perkara² besar setingkat bangsa dan kerajaan? 
Atau sebaliknya, sanggupkah Tuhan mengubahkan nasib bangsaku yang terpuruk, suram dan gelap, penuh kefasikan ini? 
Dari apa yang kita baca dan pelajari hari ini, kita seharusnya memperoleh jawaban yang pasti. 
– Jika Tuhan peduli nasib bangsa², sesungguhnya ia peduli dengan nasib setiap kita. Karena kepedulian itulah, ia campur tangan membelokkan nasib suatu bangsa. Ia memperhitungkan setiap ketidakadilan, kelaliman dan kejahatan yang melanda suatu bangsa sehingga ia mengadakan penghakiman atas mereka melalui bangsa lainnya yang Ia bangkitkan dan perkuat. Bukankah Ia menggoncang dan menghajar Mesir karena ratap tangis umat-Nya yang diperbudak dengan sangat di sana? Dan bukankah karena berbagai penyimpangan, kejahatan dan penyembahan berhala di Israel dan Yehuda sehingga Tuhan membangkitkan Asyur dan Babel menawan dan memperbudak mereka? Ia menggoncang bangsa² karena Dialah yang paling peduli kepada setiap insan dari semua bangsa. Termasuk Anda dan saya yang kerap menderita dan berurai air mata tinggal di tengah² bangsa yang penuh dengan kejahatan.
– Di sisi lain, meski Tuhan berurusan dengan bangsa-bangsa dan para penguasa dunia, Ia juga Allah yang masih memperhatikan burung² di udara, bunga bakung di ladang bahkan rumput² yang sehari ada kemudian besok mati, semuanya masih Ia perhatikan dan urusi. Dialah Allah bagi hal-hal besar sekaligus hal-hal kecil.
Dan jika burung² yang dianggap tak berharga bagi manusia itu Ia pedulikan, Ia pasti mempedulikan hidup kita. 
Jika Ia sanggup campur tangan mengubah takdir suatu bangsa, betapa Ia lebih sanggup membentuk dan mengubah takdir kita. Jika mudah Ia beracara dengan bangsa² yang memberontak, betapa lebih dahsyat yang akan Ia jadikan atas kita yang mau taat pada proses dsn didikan-Nya. 
Ia yang berkarya atas kerajaan demi kerajaan sudah pasti Ia rindu bekerja dalam hidup kita karena melalui kita, murid² dan hamba²Nyalah, Ia juga mengubah nasib dan takdir bangsa². 
Oleh sebab itu, jangan pernah berkecil hati dan merasa tidak dipedulikan Tuhan. Ia masih menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan bagi yang hati-Nya tertuju dan bersungguh hati pada Tuhan. 
– Dan jika hari ini, sebagai seorang anak bangsa, hati kita dikecewakan dan dirundung kesedihan melihat kondisi bangsa kita yang kelam dipenuhi kegelapan yang besar seolah tiada harapan selain menuju pada kehancuran dan kengerian sesungguhnya mengetahui bahwa Tuhan sanggup berkarya atas bangsa² akan menjadi penghiburan bagi kita. 
Abraham yang tahu Allah peduli dan penuh kasih berdiri di antara Tuhan dan dua kota terkutuk itu, dan Tuhan memberikan keputusan terbaik-Nya. Musa berdiri di antara Tuhan dan umat yang dimurkai, dan Israel tidak sampai dipunahkan.  Daniel mengetahui betapa hancurnya bangsanya dihajar Tuhan sehingga ia terbuang ke Babel namun dari sana pun, ia dan hamba² Tuhan lain BERSYAFAAT dan pemulihan pun terjadi sesuai kerinduan Tuhan. 
Kita pun harus memiliki pengharapan yang demikian. Kita harus berseru² pada Tuhan yang sanggup beracara atas bangsa². Seruan, tangisan, permohonan dan ratapan kita tidak akan sia². Karena semuanya itu, Tuhan tidak akan berdiam diri. Dia akan bertindak. Menghancurkan dan meruntuhkan apa yang salah dan menyimpang dan menanam serta membangun yang dikenan-Nya. Kepada Tuhan yang memegang, mengendalikan dan mengubah jalan hidup bangsa² kita akan berharap. Dan percayalah, pengharapan kita tidak akan mengecewakan. Ia masih berkarya dan mengatur dunia seturut kehendak-Nya. 
Ia hanya mencari orang-orang dari tiap bangsa yang meratapi negerinya sambil berseru, “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu. Di negeriku seperti (yang Kau kehendaki) di sorga”
Di tangan Tuhan yang perkasa, yang menentukan nasib segalanya, kita akan berserah, tunduk dan taat. Biarlah hidup kita dipegang dan dikendalikan-Nya seturut yang dikehendaki-Nya. Tak akan rugi dan sia-sia hidup di tangan Tuhan yang Perkasa. 
Salam revival
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan.

PROSES TUHAN BAGI UMATNYA DI INDONESIA

Oleh Didit I.
Hari ini Tuhan menggerakkan saya menyampaikan bahwa
Salah satu proses penting yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita hari² ini adalah membentuk pola pikir, sikap hati, kebiasaan hidup kita menjadi murid² Kristus yang sejati.
Artinya peperangan rohani akan terus terjadi begitu sengit dalam pikiran (rencana), hati (keinginan, kehendak, harapan) dalam diri kita seperti proses merobohkan benteng² kuasa gelap dalam diri kita dan menjadikan hidup kita menjadi murid²Nya bahkan menjadi rumah kesukaanNya. Oleh karena itu marilah kita senantiasa mengarahkan hati, pikiran dan hidup kita sesuai maksud hati/pikiranNya.
Tuhan memberkati rekan²

MAMPU MELIHAT YANG TIDAK TERLIHAT

Oleh Peter B, MA
Ayat Hari Ini : 
Ia (Musa) telah meninggalkan Mesir karena mempunyai iman. Dia tidak takut terhadap kemarahan Firaun. Dia bertahan seakan-akan dia dapat melihat Allah yang tidak dapat dilihat orang.
~ Ibrani 11:27 (VMD)  

Okeh karena iman, ia (Musa) melupakan / meninggalkan Mesir, tanpa takut akan murka raja, ia bertahan karena ia seperti dapat melihat Dia yang tidak terlihat 
~ Ibrani 11:27 (KJV)  

Oleh karena iman, ia meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan kemarahan raja, ia terus melangkah sebab ia seakan-akan dapat melihat Dia yang tidak kelihatan.   
~ Ibrani 11:27 (NET)  
Ayat di atas adalah ayat yang menjadi RAHASIA KEKUATAN SETIAP ORANG YANG BERHASIL MENGIKUT TUHAN SAMPAI AKHIR. 
Yesus berkata bahwa yang selamat adalah ORANG YANG BERTAHAN SAMPAI PADA KESUDAHANNYA. Maksudnya, bertahan sampai saat terakhir mengikuti jejak Kristus. Ini jangan dikaburkan maknanya dengan “mati sebagai Kristen” atau “dikuburkan secara Kristen” atau “waktu kematian menjemput, ia aktif salam berbagai kegiatan gereja”. Saya mengatakan semua kondisi itu TIDAK MENJAMIN seseorang akan selamat. 
Bertahan sampai kesudahannya YANG PASTI DISELAMATKAN adalah mereka yang telah seumur hidup mengikut Kristus kemana Ia pergi. Yang tidak mengikuti arus dunia maupun sekedar praktek formal agama. Tetapi yang akhir hidupnya sungguh² memiliki hubungan dengan Allah, menjadi murid dan hamba-Nya, bahkan sahabat-Nya hingga hari terakhir hidupnya. 
Dan sebagaimana dinyatakan dalam nats, Musa termasuk orang yang demikian. Ia bertahan hingga akhir, sampai kesudahan hidupnya. Seluruh hidupnya menunjukkan bagaimana ia telah membuat pilihan² yang sulit, yang merupakan bukti pengabdian dan kesungguhannya dalam mengikuti Allahnya hingga nafas terakhir. 
Demikian pula kekasih² Tuhan dalam Alkitab. Juga orang² percaya sejati lainnya di segala zaman. Mereka bertahan sampai akhir. MENOLAK TAWARAN DUNIA, HIDUP MENURUT CARA DAN KEHENDAK TUHAN, DAN BERTEKUN DENGAN PILIHAN SERTA CARA HIDUP SEDEMIKIAN SAMPAI TUHAN PANGGIL MEREKA PULANG KE SORGA.
Kitapun seharusnya memilih dan memastikan menjalani hidup yang demikian jika kita hendak memastikan keselamatan kita dalam Tuhan. 
Masalahnya, banyak kali orang² percaya tersandung dalam pengiringannya pada Tuhan. Ada yang menjadi suam² rohani bahkan menjadi dingin, kembali ke cara hidup manusia lama (murtad). Ada juga yang meskipun beribadah di gereja tapi seluruh hidupnya telah menjadi suatu pengejaran akan hal² materi dan duniawi saja. Lebih kepada mengumpulkan harta di masa kini daripada di masa yang akan datang. Ada banyak sebabnya. Godaan untuk berdosa. Tekanan kondisi hidup. Kekuatiran dan ketakutan akan kebutuhan hidup. Tipu daya kekayaan dan kesenangan dunia hingga berbagai luka batin, kekecewaan, kepahitan serta kemarahan akan berbagai hal yang membuat seseorang berhenti percaya atau menaruh harap pada Tuhan. 
Mengikut Tuhan memang BUKAN PERKARA MUDAH. Pengaruh dan tekanan dunia serta kuasa gelap selalu membayangi dan berusaha menyeret setiap orang yang ingin mengiring Yesus. Supaya dapat berhasil, itulah mengapa Yesus menetapkan syarat supaya berhasil mengikut Dia : menyangkal diri, memikul salibnya setiap hari, lalu mengikut dia kemana Ia pergi. 
Jelas sekali, itu bukan sesuatu yang gampang. 
Meski tampak sukar bagi kita yang merasa penuh kelemahan dan keterbatasan, TOH TIDAK SEDIKIT YANG BERHASIL BERTAHAN SAMPAI AKHIR. Melampaui segala tantangan dan kesulitan sepanjang tahun² kehidupannya, mereka berhasil mencapai garis akhir, memelihara iman dan siap menerima mahkota dari Tuhan. 
APA RAHASIA KEKUATAN DAN KEBERHASILAN MEREKA BERTAHAN SAMPAI AKHIR? 
Nats yang kita baca hari ini memberitahu kita bahwa yang berhasil bertahan sampai kesudahannya adalah mereka YANG DAPAT MELIHAT TUHAN YANG TIDAK KELIHATAN itu. 
Rahasia ini dimiliki dan dihidupi oleh semua hamba² Tuhan sejati :
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
~ 2 Korintus 4:16-18


 Karena tadi malam seorang 
malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,
 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.
 Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.
~ Kisah Para Rasul 27:23-25 (TB)

 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.
 Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. 
~ Kisah Para Rasul 16:6-7 (TB)
Dengan berjalan MENGIKUTI YANG TIDAK KELIHATAN SEPERTI MELIHAT YANG KELIHATAN – itulah kunci ketahanan, ketekunan, bahkan terobosan dan kemenangan pelayanan para murid dan hamba² sejati Kristus. Hanya dengan cara itu, yatu dengan MELIHAT TUHAN, MENGALAMI DIA DAN BERSEHATI DENGAN DIA SEHINGGA KITA TAAT, PADA PETUNJUK-NYA maka kita akan bertahan sampai pada akhirnya dan menerima kegenapan janji Tuhan akan hidup dan upah kekal. 
Oleh sebab itu, betapa pentingnya kita membina hubungan yang hidup dan nyata dengan Tuhan! 
Jika kita gagal melakukannya, maka ADA KEMUNGKUNAN KITA SALAH LANGKAH ATAU SALAH JALAN mengikut Tuhan. Kita mengikuti arahan yang keliru (dari emosi, pikiran dan kehendak sendiri) sehingga kita terjerumus menggunakan kekuatan manusiawi kita sendiri, yang dapat berujung pada cara² yang justru melawan kehendak Tuhan atau kita menjadi kehabisan tenaga lalu menjadi putus asa mengikut Tuhan. 
Jadi, BETAPA PENTINGNYA KITA MEMILIKI DAN MEMELIHARA SUATU HUBUNGAN PRIBADI YANG INTIM, MENDALAM DAN NYATA DENGAN TUHAN,  YANG KITA HIDUPI SETIAP HARI. Semakin nyata kehadiran Tuhan kita rasakan, semakin kuat kita akan bertahan. Karena saat hati kita difokuskan kepada-Nya, untuk mengikut Dia yang terindah, teragung dan termulia itu maka kita tidak akan disimpangkan atau ditarik lagi oleh dunia, yang keindahannya jauh tak ada apa²nya dibandingkan pesona wajah Tuhan. 
Biarlah kita memahami ini dan membangun dasar pengiringan dan pengabdian kita pada Tuhan di atas hubungan yang erat, kuat dan penuh gairah dengan Tuhan yang selalu kita rasakan kehadiran-Nya. 
Yang dapat melihat dan mengikut Tuhan selama di dunia PASTI dibawa dan dituntun Tuhan hingga tiba di sorga. 
Salam revival
Tuhan Yesus memberkati kita semua.

KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI – BAGIAN 3

(Catatan Kebangunan Rohani Moravia)
Oleh : John Greenfield
Diterjemahkan oleh Peter B.
MEMBAWA DAMPAK PADA SEMUA LAPISAN MASYARAKAT 
 Percakapan, khotbah dan surat Zinzendorf penuh dengan Kristus.  Ke mana pun orang Moravia pergi, mereka berbicara tentang Tuhan mereka, bernyanyi tentang Dia, dan bersaksi tentang Tuhan secara alami.  Roh Kudus telah memenuhi mereka, seperti di gereja mula-mula, dengan kasih yang besar kepada Tuhan mereka.  Uskup mereka Spangenberg, misalnya, menceritakan bagaimana Johannes, seorang kepala suku Indian yang dulunya sangat jahat, bertobat.  Kepala suku berkata bahwa suatu kali seorang pengkhotbah datang ke suku mereka dan membuktikan kepada mereka bahwa Tuhan itu ada.  Suku itu mengatakan padanya bahwa mereka tidak tahu mengenai hal Tuhan itu dan menyuruhnya pergi.  Pengkhotbah lain datang dan menyuruh mereka untuk tidak mencuri, minum terlalu banyak, atau berbohong.  Mereka menganggapnya sebagai orang bodoh karena mereka sudah mengetahuinya, dan mereka menyuruhnya supaya berkhotbah kepada bangsanya sendiri yang melakukan semua hal itu lebih buruk daripada orang Indian.  Kemudian Christian Henry Rauch, salah satu Bruder Moravia, datang ke gubuknya, duduk bersamanya dan bercerita tentang Yesus.  Kemudian karena lelah dari perjalanannya, Christian Henry berbaring dan tidur, tidak takut pada kepala suku.  Johannes tidak bisa membuang kata-kata orang Moravia itu dari pikirannya.  Dia memimpikan salib.  Dia memberi tahu sukunya tentang Yesus dan mereka bertobat saat Roh Kudus menggerakkan hati mereka.  Johannes berkata kepada uskup, ‘Demikianlah, karena kasih karunia Allah, kebangunan rohani di antara kami terjadi.  Oleh karena itu saya memberitahu Anda, saudara-saudara, berkhotbahlah kepada orang-orang yang tidak kenal Tuhan itu akan Kristus dan darah dan kematian-Nya, jika Anda berharap mendatangkan berkat di antara mereka.’
 Di Eropa, seorang Countess,  dengan teman dekat di antara raja, kaisar, dan pangeran, yang terkenal karena bakatnya yang brilian dan percakapannya yang jenaka, mendapati bahwa tidak ada lagi hiburan atau rekreasi yang dapat memuaskannya.  Seorang pembuat sepatu Moravia yang rendah hati datang ke hadapannya dan Countess terpesona dengan keceriaannya yang luar biasa.  Dia bertanya kepadanya mengapa dia begitu bahagia dan dia menjawab bahwa ‘Yesus telah mengampuni dosa-dosa saya.  Dia memaafkan saya setiap hari dan Dia mencintai saya dan itu membuat saya bahagia sepanjang waktu.’  Countess memikirkan hal itu dan mulai berdoa.  Keyakinan membawanya ke dalam iman sukacita yang sama dan dia menjadi saksi besar bagi Kristus di antara orang-orang yang bangsaqan, terutama di istana Kaisar Rusia, Alexander I, teman dekatnya.
 LAGU BARU
 Kemudian, seperti yang sebelumnya terjadi, baptisan Roh Kudus atas Moravia dan kemudian atas orang-orang Metodis, menghasilkan banyak sekali lagu pujian yang indah.  Banyak dari himne terbaik dapat ditelusuri dari pencurahan Roh Kudus ini.  Himne Moravia dipenuhi dengan pujian kepada Kristus, pemujaan akan Dia sebagai Tuhan, dan proklamasi kebajikan sifat-Nya dan pekerjaan-Nya.  Himne Moravia umumnya adalah doa kepada Kristus.  Merupakan ciri khas Moravia bahwa doa-doa mereka umumnya ditujukan kepada Juruselamat mereka.  Sementara memuliakan Allah Putra, mereka memuliakan Bapa yang telah mengutus Dia serta Roh Kudus yang meninggikan Kristus.  Seorang Katolik atau Protestan yang benar-benar bertobat, Kalvanis atau Lutheran, Moravia atau Arminian, Baptis atau Quaker, ketika dibaptis dalam Roh Kudus dan dengan api sering kali kemudian muncul dengan menulis lagu rohani yaitu doa atau pujian yang ditujukan kepada Yesus.  Ini terjadi di Herrnhut.  Penyanyi utama saat itu adalah bangsawan muda saleh Count Zinzendorf.  Ia menjadi pangeran penulis himne Jerman.  Inggris pun memgalami perkembangan yang serupa.
Salah satu dari banyak anak rohani Peter Boehler adalah John Gambold, seorang pendeta muda dari Gereja Inggris, lulusan Oxford dan teman keluarga Wesley.  Dia bergabung dengan Gereja Moravia dan menjadi Uskup Inggris pertamanya.  Beberapa himne dan lagu rohaninya menjadi terkenal.  Seorang petobat Inggris lainnya dari Peter Boehler adalah James Hutton, seorang penjual buku terkenal.  Dia juga menulis beberapa himne yang berharga.  Penulis himne Moravia Inggris yang paling terkenal selama Kebangkitan Besar adalah John Cennick.  Di salah satu pertemuan terbuka Cennick yang terkenal, seorang pekerja muda Skotlandia, John Montgomery, bertobat.  Dia bergabung dengan Gereja Moravia lalu John dan Mary Montgomery menjadi misionaris Moravia di Hindia Barat di mana mereka meninggal dan dimakamkan.  Putra mereka James dididik di sekolah Moravia di Fulneck.  James Montgomery termasuk dalam peringkat atas penulis himne besar di era itu.  Charles Wesley memiliki lebih dari 6.000 himne yang diterbitkan setelah pertobatannya pada tahun 1738 melalui kesaksian dan doa Peter Boehler.  Sebagian besar himnenya bersaksi tentang pengalaman keselamatannya yang luar biasa.  Peter Boehler telah mengatakan kepadanya: ‘Jika saya memiliki seribu lidah, saya akan memuji Yesus dengan setiap lidahnya.’  Ini mendorong Wesley tak lama setelah pertobatannya untuk menulis baris-baris syair abadi:
 Oh bagi seribu lidah untuk memuji Pujian Penebusku 
Kemuliaan Tuhan dan Rajaku
Kemenangan kasih karunia-Nya. 
Dia mematahkan kuasa dosa yang dikalahkan, 
Dia membebaskan tawanan;  Darah-Nya mampu menjadikan yang paling najis menjadi bersih, 
Darah-Nya tersedia untukku.
Buah yang kekal
 Seorang pengelana pada masa itu menulis kesaksian yang mengejutkan ini, ‘Dalam semua perjalanan saya, saya hanya menemukan tiga objek yang melebihi harapan saya, yaitu: laut, Pangeran Zinzendorf, dan jemaat Herrnhut’ .  Herrnhut telah menjadi pusat kerohanian yang dikunjungi oleh orang-orang dari seluruh Eropa yang ingin diselamatkan atau dibaptis dalam Roh Kudus dan dengan api.  Kunjungan John Wesley ke Herrnhut adalah tipikal kunjungan dari ribuan orang lainnya.  ‘Tuhan telah memberi saya begitu banyak,’ dia menulis kepada saudaranya Samuel, ‘ seperti yang hati saya inginkan.  Saya ada di sebuah Gereja yang percakapannya bagai di Surga;  yang pikirannya ada di dalam Kristus, dan yang berjalan sebagaimana Kristus berjalan’.  Dalam jurnalnya dia menulis, ‘Dengan senang hati saya akan menghabiskan hidup saya di sini;  tetapi Tuanku yang Agung memanggilku untuk bekerja di bagian lain dari kebun anggur-Nya.  O kapan Kekristenan seperti ini akan menutupi bumi, seperti air menutupi laut?’
 Di akhir hidupnya Count Zinzendorf dapat dengan penuh kemenangan berkata: Saya akan pergi kepada Juruselamat saya.  Aku siap.  Tidak ada yang menghalangi saya sekarang.  Saya tidak bisa menggambarkan betapa saya mencintai kalian semua.  Siapa yang akan percaya bahwa doa Kristus, ‘supaya mereka semua menjadi satu,’ dapat digenapi dengan begitu nyata di antara kita!  Saya hanya meminta buah sulung di antara orang-orang tidak mengenal Tuhan, dan ribuan telah diberikan kepada saya.  Bukankah kita seperti di Surga!  Bukankah kita hidup bersama seperti halnya para malaikat!  Tuhan dan hamba-hamba-Nya saling memahami dengan sehati satu sama lain.  Saya telah siap”
 Lebih dari empat ribu orang mengiringi jenazahnya ke tempat peristirahatannya di Hutberg, termasuk para menteri Moravia dari Belanda, Inggris, Irlandia, Amerika Utara, dan Greenland.  Batu nisannya memuat tulisan ini: “Di sini terletak sisa-sisa manusia abadi Tuhan, Nicholas Lewis, Count dan Lord of Zinzendorf dan Pattendorf;  yang oleh kasih karunia Allah dan pelayanannya yang tak kenal lelah, menjadi anggota Gereja Brethren diperbarui pada abad kedelapan belas ini.  Ia lahir di Dresden pada tanggal 26 Mei 1700, dan masuk ke dalam sukacita Tuhannya di Herrnhut pada tanggal 9 Mei 1760. Ia ditetapkan untuk menghasilkan buah, dan buahnya akan kekal”.
NYATAKANLAH LAGI DI ANTARA KAMI
 Pembaharuan Gereja Moravia dapat menggugah hati kita untuk berdoa, ‘Nyatakanlah lagi di antara kami sekarang ini.”
 ‘Pada tahun 1927, 200 tahun setelah kebangkitan Gereja Moravia, editor The Biblical Review, New York, menulis: Tidak peduli apakah seseorang bersimpati terhadap gagasan kebangunan rohani atau tidak, jika dia ingin mempelajari pertanyaan itu secara menyeluruh,  dia tidak bisa mengabaikan sejarah dan pengajaran-pengajaran dari Moravia.  Gereja mereka sejak awal adalah Gereja Kebangunan Rohani, dan pelayanannya untuk tujuan umum Kekristenan, dan misi kepada bangsa asing khususnya, layak mendapat pengakuan luas.  Kisah perkembangan rohani mereka dan pengaruhnya adalah salah satu yang paling menginspirasi dalam sejarah Kekristenan.
 Pengalaman besar pertama mereka yang memberi orang Moravia kekuatan rohani seperti itu adalah pengalaman keselamatan pribadi.  Pengalaman besar kedua yang memberi mereka kuasa dan kepemimpinan rohani seperti itu adalah baptisan Roh Kudus.  
Dr. J. Kenneth Pfohl, seorang pendeta Moravia, menulis dalam The Moravian pada tahun 1927: Pentakosta Moravia yang agung bukanlah hujan berkat dari langit yang tak berawan.  Memang itu datang secara tiba-tiba, sama mendadaknya dengan pencurahan pendahulunya yang mulia di Yerusalem, ketika jemaat mula-mula lahir.  Namun, sudah lama ada tanda-tanda turunnya hujan yang lebat, meskipun banyak yang tidak mengenalinya.  
Singkat kata, pencurahan pada tanggal 13 Agustus 1727 dipersiapkan dengan tekun dan sungguh-sungguh.  Kita tahu tidak ada catatan sejarah Gereja yang membuktikan akan adanya suatu keinginan yang lebih besar untuk suatu pencurahan Roh Kudus dan upaya yang lebih sabar dan gigih ke arah itu daripada yang telah dilakukan Gereja kita sendiri antara tahun 1725 dan 1727.
 Dua lini persiapan dan usaha rohani yang berbeda untuk pencurahan Roh Kudus terlihat jelas.  Salah satunya adalah doa;  yang lainnya adalah usaha (bersaksi) individu kepada individu lainnya.  Kita diberitahu bahwa ‘pria dan wanita bertemu untuk berdoa dan memuji Tuhan di rumah satu sama lain dan Gereja Berthelsdorf penuh sesak.’  Kemudian Roh Kudus  melawat dengan kuasa yang besar.  Kemudian seluruh kumpulan menerima pencurahan berkat pada saat yang bersamaan.  
Dalam artikel lain di The Moravian, Dr E. S. Hagen menyatakan: Kebangunan rohani besar pada tahun 1727 di Herrnhut adalah hasil yang normal dan logis dari doa dan pemberitaan firman memgenai Salib.  ‘Kristus dan Dia yang Disalibkan’ adalah pengakuan iman saudara-saudara kita, dan ‘kesaksian batin dari pengampunan dosa melalui iman di dalam darah-Nya’ adalah pengalaman mereka yang penuh berkat dan menghidupkan.
 Lecky dalam History of Morals-nya mengatakan tentang pertobatan John Wesley, 24 Mei 1738, dalam pertemuan doa Moravian Brethren di Aldersgate Street: 
‘Apa yang terjadi di ruangan kecil itu lebih penting bagi Inggris daripada semua kemenangan dari Pitt melalui darat atau  laut.’  …Pembaruan hari-hari kita seperti dulu melibatkan kembalinya doa yang khusyuk dan khotbah yang sungguh-sungguh dan efektif tentang pengampunan dosa melalui korban penebusan dan pencurahan darah Yesus Kristus Anak Allah.  Kebangunan Rohani akan terjadi  Kami menaruh harapan yang tinggi untuk itu.  Lebih cepat dari yang kita impikan, jendela-jendela sorga akan dibuka, bagi umat Allah, yang memberikan diri mereka untuk berdoa sungguh-sungguh dan tekun, serta pada  kesaksian Alkitab tentang Injil Tuhan kita Yesus Kristus (1927:9091).
 Hari-hari kebangunan rohani belum berlalu.  Roh Kudus masih menunggu untuk memenuhi orang-orang percaya dengan kuasa dari tempat yang tinggi. 
Salam revival! 
Indonesia dilawat kebangunan rohani! 
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan!
SERIAL ARTIKEL YANG BERJUDUL “KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI” OLEH JOHN GRRENFIELD : 

KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI – BAGIAN 2

(Catatan Kebangunan Rohani Moravia)
Oleh : John Greenfield
Diterjemahkan oleh Peter B.
SUATU PERJANJIAN DAN PERTEMUAN DOA 100 TAHUN LAMANYA! 
 Di Herrnhut, Zinzendorf mengunjungi semua anggota dewasa dari komunitas yang terpecah-pecah.  Dia membuat perjanjian yang menyerukan kepada mereka ‘untuk mencari dan menekankan poin-poin yang mereka sepakati’ daripada menekankan perbedaan mereka.
 Pada tanggal 12 Mei 1727 mereka semua menandatangani perjanjian untuk mendedikasikan hidup mereka, sebagaimana dia menyerahkan hidupnya, untuk melayani Tuhan Yesus Kristus.  Kebangunan rohani Moravia tahun 1727 dengan demikian didahului dan kemudian ditopang oleh doa yang luar biasa.  Semangat kasih karunia, persatuan dan doa tumbuh di antara mereka.  
Pada tanggal 16 Juli, Count mencurahkan jiwanya dalam doa disertai dengan banjir air mata.  Doa ini menghasilkan efek yang luar biasa.  Seluruh komunitas mulai berdoa tidak seperti sebelumnya.  
Pada tanggal 22 Juli banyak komunitas membuat perjanjian bersama atas kemauan mereka sendiri untuk sering bertemu mencurahkan isi hati mereka dalam doa dan nyanyian pujian.
 Pada tanggal 5 Agustus, Count menghabiskan sepanjang malam dalam doa bersama sekitar dua belas atau empat belas orang lainnya setelah pertemuan besar untuk berdoa pada tengah malam di mana emosi yang besar mendominasi.  
Pada hari Minggu, 10 Agustus, Pendeta Rothe, saat memimpin kebaktian di Herrnhut, diliputi oleh kuasa Tuhan sekitar tengah hari.  Dia tersungkur di atas tanah di hadapan Tuhan.  Begitu pula seluruh jemaah.  Mereka terus berdoa sampai tengah malam dan bernyanyi, menangis dan berdoa.²
 Pada hari Rabu, 13 Agustus 1727, Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka semua.  Doa mereka dijawab dengan cara yang jauh melampaui harapan siapa pun.  Banyak dari mereka memutuskan untuk menyisihkan waktu-waktu tertentu untuk menaikkan doa yang sungguh-sungguh.  
Pada tanggal 26 Agustus, dua puluh empat pria dan dua puluh empat wanita berjanji bersama untuk terus berdoa dalam interval satu jam setiap siang dan malam, setiap jam ditentukan dengan undian untuk giliran orang yang berbeda.  
Pada 27 Agustus, peraturan baru ini dimulai.  Yang lain bergabung dengan para pendoa syafaat dan jumlah yang terlibat meningkat menjadi tujuh puluh tujuh orang.   Mereka semua dengan cermat mengamati jam yang telah ditentukan bagi mereka.  Para pendoa syafaat mengadakan pertemuan mingguan di mana kebutuhan doa diberikan kepada mereka.
 Anak-anak, yang juga sangat tersentuh oleh Tuhan dan memulai rencana serupa di antara mereka sendiri.  Mereka yang mendengar permohonan yang polos dari kanak-kanak itu sangat tersentuh.  Doa dan permohonan anak-anak memiliki pengaruh yang kuat pada seluruh komunitas.
 Pertemuan doa yang menakjubkan yang dimulai pada tahun 1727 itu kemudian berlangsung selama seratus tahun.  Itu sesuatu yang unik.  Dikenal sebagai Doa Syafaat Tiap Jam (The Hourly Intercession), yang melibatkan doa estafet pria dan wanita dalam doa tanpa henti yang ditujukan kepada Tuhan.  Doa itu juga menghasilkan tindakan, khususnya penginjilan.  Lebih dari seratus misionaris diutus dari komunitas desa itu dalam dua puluh lima tahun ke depan, semuanya selalu didukung dalam doa. Salah satu hasil dari baptisan Roh Kudus adalah jaminan penuh sukacita akan pengampunan dan keselamatan mereka.  Ini membawa dampak yang kuat pada orang-orang di banyak negara, termasuk terhadap dua bersaudara Wesley.
JOHN DAN CHARLES WESLEY
 Pada tahun 1736 John dan Charles Wesley berlayar ke Amerika sebagai misionaris Anglikan.  Satu tim imigran Moravia juga berada di kapal itu.  Selama badai yang mengerikan, mereka semua menghadapi bahaya kapal karam.  John Wesley menulis dalam jurnalnya: 
“Pada pukul tujuh saya pergi ke Jerman.  Saya telah lama mengamati kesungguhan yang besar dari perilaku mereka.
Dari kerendahan hati mereka, mereka telah memberikan bukti secara terus-menerus dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diqnggap rendah bagi penumpang-penumpang lain, yang tidak akan dilakukan oleh orang-orang Inggris; …   Dan setiap hari memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan kelembutan, yang tidak dapat dilemahkan oleh sikap-sikap buruk orang lain.  Jika mereka didorong, dipukul atau dilempari, mereka bangkit kembali dan terus berbuat baik;  dan tidak ada keluhan yang ditemukan dari mulut mereka.  Itu merupakan kesempatan untuk menunjukkan  bahwa mereka telah dibebaskan dari semangat ketakutan, juga dari kesombongan, kemarahan, dan balas dendam.  
Di tengah-tengah menyanyikan Mazmur dimana ibadah mereka dimulai, laut mengamuk, membelah tiang layar utama menjadi beberapa bagian, air menutupi kapal dan mengalir di antara geladak, seolah-olah laut yang dalam telah menelan kami. Jeritan mengerikan mulai terdengar di antara orang-orang Inggris  Tetapi orang-orang  Jerman itu (maksudnya orang-orang Moravia) dengan tenang mulai bernyanyi menaikkan pujian.  Saya bertanya kepada salah satu dari mereka setelah peristiwa itu: ‘Apakah kamu tidak takut?’  Dia menjawab, ‘Terima kasih Tuhan, saya tidak.tskut’  Saya bertanya: ‘Tetapi apakah wanita dan anak-anak Anda tidak takut?’  Dia menjawab dengan lembut: ‘Tidak, wanita dan anak-anak kami tidak takut mati’.
 Di Georgia, John Wesley mencari nasihat rohani dari Uskup Moravia, A. G. Spangenberg.  Kembali di Inggris pada tahun 1738, saudara-saudara Wesley menjadi akrab dengan orang-orang Moravia, terutama Peter Boehler yang kemudian menjadi uskup terkemuka Moravia.  
Pada tanggal 4 Maret 1738, Wesley menulis dalam buku hariannya: 
“Saya menemukan saudara saya di Oxford pulih dari radang selaput dada;  dan bersamanya Peter Boehler: yang olehnya (karena tangan Tuhan yang agung) saya, pada hari Minggu, tanggal 5, jelas-jelas disadarkan dari ketidakpercayaan saya; dari kurangnya iman yang hanya oleh iman itu, kita dapat diselamatkan.  Segera terlintas di benak saya, ‘Jangan berkhotbah lagi, Bagaimana kamu bisa berkhotbah kepada orang lain sedangkan kamu sendiri tidak punya iman?’  Saya bertanya kepada Boehler apakah dia berpikir saya harus meninggalkan pelayanan, atau tidak.  Dia menjawab, ‘Sama sekali tidak.’  Saya bertanya: ‘Tetapi apa yang dapat saya khotbahkan?  Dia berkata: ‘Beritakanlah iman sampai Anda memiliki iman.’  Oleh karena itu, Senin, 6, saya mulai mengkhotbahkan doktrin baru ini, meskipun jiwa saya harus memulai dari awal lagi.  Orang pertama yang kepadanya saya beritakan keselamatan hanya dengan iman, adalah seorang tahanan di bawah hukuman mati..
 Akhirnya John Wesley menerima sendiri jaminan keselamatan itu.  Kesaksiannya sendiri mengatakan:
 Rabu, 3 Mei 1738. Adik saya melakukan percakapan yang panjang dan khusus dengan Peter Boehler.  Dan sekarang Tuhan berkenan untuk membuka matanya;  sehingga dia juga melihat dengan jelas, sifat dari suatu iman yang hidup itu, dimana hanya ‘melalui kasih karunia’ kita diselamatkan.  
Rabu, 24 Mei. Di malam hari saya pergi ke sebuah perkumpulan di Aldersgate Street, di mana seseorang sedang membaca kata pengantar Luther untuk Surat Roma.  Sekitar seperempat jam sebelum pukul sembilan, ketika dia sedang menjelaskan perubahan yang Tuhan kerjakan di dalam hati melalui iman di dalam Kristus, saya merasa hati saya menghangat secara aneh.  Saya merasa saya percaya kepada Kristus, pada Kristus saja, untuk keselamatan;  dan suatu jaminan diberikan kepadaku, bahwa Dia telah menghapus dosaku, dan menyelamatkanku dari hukum dosa dan maut.  
Jumat, 26 Mei. Jiwa saya terus merasakan damai, namun merasa tertekan, karena berbagai godaan.  Saya bertanya kepada Mr.Telchig, orang Moravia itu, apa yang harus dilakukan.  Dia berkata: ‘Kamu tidak boleh melawan semua pencobaan itu seperti yang kamu lakukan sebelumnya, tetapi larilah dari mereka saat mereka muncul, dan berlindung di dalam luka-luka Yesus.
 Orang-orang Metodis dan Moravia sering bertemu saat itu untuk belajar Alkitab dan berdoa.
Penulis biografi George Whitefield menulis: Whitefield memulai Tahun Baru (1739) sama mulianya dengan mengakhiri apa yang baru saja berakhir.  Dia menerima Sakramen, berkhotbah dua kali, mengajar dua kali, menghadiri ibadah penuh cinta Moravia di Fetter Lane, di mana dia menghabiskan sepanjang malam dalam doa kepada Tuhan, mazmur dan ucapan syukur;  ia kemudian mengatakan ‘ini menjadi Hari Tahun Baru paling menyenangkan yang pernah dilihatnya.’ Ibadah penuh kasih di Fetter Lane ini tak terlupakan.  Selain sekitar enam puluh orang Moravia, hadir tidak kurang dari tujuh orang Metodis Oxford, yaitu John dan Charles Wesley, George Whitefield, Wesley Hall, Benjamin Ingham, Charles Kinchin dan Richards Hitchins, semuanya ditahbiskan menjadi pendeta Gereja Inggris.  Wesley menulis: ‘Sekitar pukul tiga pagi, saat kami terus berdoa, kuasa Tuhan datang dengan dahsyat ke atas kami, sedemikian rupa sehingga banyak yang menangis karena sukacita yang meluap, dan banyak yang jatuh ke tanah.  Segera setelah kami pulih sedikit dari kekaguman dan keheranan di hadapan Yang Mulia, kami meledak dalam satu suara ‘Kami memuji-Mu, ya Tuhan;  kami mengakui Engkau sebagai Tuhan!’  (1927)
 Apa yang diberikan Moravia kepada John Wesley diringkas oleh salah satu penulis biografinya, WH Fitchett: Pada dasarnya ada tiga hal yang ada dalam urutan pengajaran Kekristenan, tetapi entah bagaimana didikan dari keluarga yang saleh, Universitas yang besar, dan  dari Gereja besar, serta buku-buku terkenal, tidak memberikan pengajaran ini pada Wesley.  Hal itu ialah :
 – bahwa keselamatan adalah melalui Penebusan Kristus saja, dan bukan melalui pekerjaan kita sendiri;
 – bahwa satu-satunya syaratnya adalah iman;  dan
 – bahwa itu dibuktikan melalui adanya suatu kesadaran rohani oleh Roh Kudus.
 Kebenaran-kebenaran tersebut hari ini bukan sesuatu yang baru; tetapi bagi Wesley, pada tahap hidupnya saat itu, itu merupakan suatu penemuan rohani.  Perkiraan Wesley tentang kebangunan rohani Moravia yang berdampak pada pertobatannya sendiri adalah suatu nubuatan.  Ketika Peter Boehler, yang sembilan tahun lebih muda darinya, meninggalkan Inggris ke Amerika setelah beberapa bulan, Wesley mencatat dalam jurnalnya: Peter Boehler meninggalkan London untuk berangkat ke Carolina.  Oh, betapa suatu pekerjaan yang telah Tuhan mulai sejak kedatangan-Nya ke Inggris!  Pekerjaan seperti itu tidak akan pernah berakhir, sampai Langit dan bumi berlalu!  Peter Boehler menulis kepada Count Zinzendorf, mengatakan: ‘Orang-orang Inggris melakukan hal yang luar biasa bagi saya;  dan meskipun saya tidak bisa berbicara banyak dalam bahasa Inggris, mereka selalu ingin saya memberi tahu mereka tentang Juruselamat, darah dan luka-luka-Nya, serta pengampunan dosa’.
(Bersambung ke Bagian 3)
SERIAL ARTIKEL YANG BERJUDUL “KUASA DARI TEMPAT YANG TINGGI” OLEH JOHN GRRENFIELD :