Dalam mimpi ini saya mendapatkan informasi bahwa akan diadakan ibadah kedukaan atas meninggalnya oma dari suami saya.
Tetapi saya mengetahui bahwa pihak keluarga tidak mau mengundang kami dalam ibadah tsb.
Namun kemudian saya seperti tetap dapat melihat sekaligus mendengarkan saat ibadah tsb sudah berlangsung, tapi yang mengherankan adalah dari pihak keluarga justru menyanyikan lagu Natal dalam ibadah duka tsb.
Saya bertanya mengapa mereka menyanyikan lagu yang tidak cocok dengan acaranya?
Tapi mereka justru membanggakan diri, dan mengatakan bahwa yang penting mereka sudah mengadakan ibadah, soal lagunya seperti apa itu tidak penting.
Saat mereka bersikap seperti itu, dalam hati saya berkata, “Demikianlah sikap orang² yang agamawi saat mereka beribadah”.
MAKNA MIMPI :
Mimpi ini menjelaskan tentang sikap hati orang² yang hanya sekedar melaksanakan kewajiban agama, mengikuti berbagai aktivitas, acara atau kegiatan² rohani dan perbedaannya dengan sikap hati yang dikehendaki Tuhan (sikap hati murid² Kristus).
Orang yang agamawi menganggap dirinya sudah melakukan kehendak Tuhan, asalkan mereka rajin beribadah dan mengikuti berbagai kegiatan yang bersifat rohani atau program di gereja. Mereka tidak peduli untuk mencari tahu terlebih dahulu isi hati Tuhan (kerinduan-Nya, kehendak-Nya, dan rancangan-Nya) sebelum kemudian melakukan sesuatu bagi Dia.
Ini sebenarnya menunjukkan sikap yang sok tahu, dan merasa sudah paham tentang kehendak Tuhan, yang tak lain adalah wujud kesombongan yang terkandung dalam hati manusia.
Sikap hati yang demikian sangat tidak disukai oleh Tuhan, dan akan membuahkan pekerjaan serta rancangan yang meleset jauh, bahkan tidak kena mengena dengan kehendak Tuhan yang sejati. Alih-alih membuat Tuhan bersukacita, sikap hati dan tindakan yang meleset dari kehendak Tuhan ini justru menimbulkan sakit hati, dukacita bahkan murka-Nya atas orang² yang dengan sesuka hati memberikan persembahan yang tidak disukai-Nya.
Tindakan semacam ini bahkan dapat dikategorikan sebagai pelecehan dan sikap yang kurang ajar terhadap Tuhan.
Kekesalan hati Tuhan tampak dalam gambaran bahwa orang² itu justru menyanyikan lagu Natal, lagu kegirangan, lagu kegembiraan di saat mereka seharusnya sedang berdukacita dan meratapi kehilangan anggota keluarga yang dikasihi.
Perbuatan yang tidak sesuai dan tidak pada tempatnya ini seharusnya menimbulkan sakit hati dan protes dari keluarga yang ditinggalkan, tetapi dalam mimpi ini yang melakukan kekeliruan justru adalah anggota keluarga yang sedang berduka itu sendiri.
Sikap ini menunjukkan tidak adanya kasih, kepedulian dan ketulusan terhadap sesama anggota dalam keluarga. Sesama anggota keluarga seharusnya saling memperhatikan, turut merasakan dan menanggung beban yang dialami oleh anggota keluarga yang lain.
Dalam hal ini, Tuhan menyatakan bahwa kita adalah ANGGOTA KELUARGA-NYA. Namun selanjutnya Tuhan mengatakan bahwa Ia tidak dianggap oleh anggota keluarganya sendiri. Tuhan diperlakukan seperti orang yang sudah mati, yang tidak dapat mengetahui apa yang diperbuat orang terhadap diri-Nya. Sedangkan Ia melihat, Ia merasakan, Ia mengetahui segalanya, dan Ia mengenal hati manusia. Ia menyaksikan sendiri betapa Ia tidak dihormati, tidak dipedulikan, tidak diijinkan untuk ambil bagian dalam pekerjaan dan rancangan yang bahkan mengatasnamakan diri-Nya sendiri!
Orang² yang sekedar melakukan acara, aktivitas dan kegiatan² yang bersifat rohani seringkali berkata bahwa semua yang mereka lakukan itu hanyalah bagi Tuhan dan untuk menyenangkan Tuhan, namun yang sebenarnya mereka tidak mengijinkan Tuhan terlibat di dalam-Nya, mereka merancang sesuka hatinya dan mengerjakan semuanya dengan cara² mereka sendiri.
Mereka memperlakukan Tuhan seperti seseorang yang telah mati. Sungguh sikap dan tindakan yang kurang ajar terhadap Tuhan!
Bagaimanakah cara kita memperlakukan Tuhan selama ini?
Jika terhadap sesama anggota keluarga secara lahiriah saja sikap yang demikian tidak pantas dilakukan, apalagi terhadap Tuhan.
Tuhan yang posisinya jauh lebih tinggi mengatasi kedudukan kita, tidak boleh diperlakukan sesuka hati dan semau kita sendiri!
Tuhan ingin umat-Nya belajar menjadi anak² yang tahu menempatkan diri di hadapan-Nya. Tuhanlah yang memimpin, yang merancang, yang menentukan, yang mengarahkan, dan yang mengerjakan tujuan dan maksud-Nya di dalam dan melalui umat-Nya, bukan sebaliknya.
Marilah kita bertobat dari sikap yang kurang ajar terhadap Tuhan. Sebab apakah yang akan diterima oleh seorang anak yang kurang ajar dari ayahnya?
Bukan belaian dan sentuhan yang lembut, melainkan teguran, hardikan, peringatan, bahkan tongkat pendisiplinan agar ia bertobat dan tidak mengulangi perbuatannya yang kurang ajar itu.
Sebaliknya, Tuhan suka kepada anak² yang dengar-dengaran kepada suara-Nya, yang mencondongkan hatinya untuk mendapatkan petunjuk, arahan dan didikan-Nya. Mereka itulah yang akan dapat mengenali apa yang sebenarnya diinginkan hati Tuhan. Dan Tuhan pun berkenan untuk menyertai dan memberkati apa yang mereka kerjakan, sebab mereka sedang mengerjakannya sesuai dengan perintah, kehendak dan isi hati-Nya.
Yesaya 29:13-16 (FAYH)
Maka Tuhan berfirman, “Bangsa ini mengatakan bahwa mereka milik-Ku, padahal hati mereka jauh dari Aku dan mereka tidak menaati Aku. Ibadah mereka hanya merupakan kata-kata yang dihafalkan tanpa dimengerti, yaitu ajaran manusia semata-mata.
Maka Aku akan mengadakan pembalasan yang menakjubkan terhadap orang-orang yang suka berpura-pura ini. Aku akan membuat para penasihatnya yang paling bijaksana sekalipun seperti orang-orang yang dungu. “
Celakalah orang-orang yang berusaha menyembunyikan rencana mereka terhadap TUHAN, yang mencoba menutup-nutupi apa yang dilakukan mereka dari mata TUHAN! “Allah tidak dapat melihat kita. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi! ” kata mereka.
Mereka memutarbalikkan kenyataan. Betapa bodohnya mereka! Bukankah Penjunan lebih berkuasa daripada kamu, bejana-bejana buatan-Nya? Apakah kamu akan berkata kepada-Nya, “Bukan Engkau yang membuat kami”? Pantaskah bejana berkata kepada pembuatnya, “Engkau tidak tahu apa-apa”?
Hendaknya setiap kita yang telah menjadi anggota keluarga Allah senantiasa menyelidiki hati dan hidup kita di dalam terang Roh Tuhan.
Adakah kita selama ini berusaha mencari tahu terlebih dahulu kehendak dan pimpinan Tuhan sebelum merancang, mengadakan atau mempersembahkan suatu ibadah, pelayanan bahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan?
Adakah kita mengenal hati Tuhan dan turut merasakan apa yang sedang Ia pikirkan dan rasakan hari-hari ini terhadap kondisi umat-Nya, gereja-Nya dan kondisi bangsa-bangsa?
Apakah kita mengerti dan dapat melihat dengan jelas apa yang sedang Tuhan rancangkan dan hendak kerjakan di tengah dunia ini dan memberi diri untuk terlibat didalamnya?
Jika kita yang mengaku sebagai anak²-Nya, tidak memberi perhatian pada apa yang ada di dalam hati Bapa kita yang kekasih, siapakah yang akan memberikannya?
Siapakah yang akan mempedulikannya?
Kepada siapakah Ia dapat mencurahkan isi hati-Nya?
Mendengar untuk MENGERTI HATI-NYA, dan mendengarkan untuk MENAATI-NYA adalah sikap yang dicari-cari oleh Tuhan dalam diri anak²-Nya.
Marilah kita merespon kerinduan dan pernyataan isi hati Tuhan ini dengan kesediaan untuk MENINGGALKAN setiap RANCANGAN, CARA² maupun SELERA kita sendiri yang sejatinya tidak akan pernah berhasil untuk menyenangkan hati Tuhan, dan menghampiri takhta kasih karunia-Nya dengan rendah hati untuk MEMUSATKAN HATI dan HIDUP kita untuk MENCARI, MEMINTA, bahkan MENGEJAR sampai kita menangkap dengan jelas pengertian tentang KEHENDAK, RANCANGAN dan ISI HATI TUHAN, untuk kemudian MELAKSANAKANNYA DENGAN TEPAT sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai saudara².
Amin 🙏🙏