Arsip Kategori: APOSTOLIK

PERENUNGAN RELEVANSI KEBANGUNAN ROHANI DENGAN KEADAAN ROHANI PRIBADI, GEREJA DAN KOMUNITAS KITA

Oleh: Sharon R.

Kebangunan rohani terjadi baik secara pribadi maupun kelompok. Kebangunan rohani pribadi terjadi ketika Roh Kudus memperbaharui hati dan pikiran seseorang. Roh Kudus memperbaharui dan membangkitkan kita ketika kita berdoa dan mencari wajah-Nya. Kebangunan rohani kelompok terjadi ketika Roh Kudus membawa pembaharuan kepada sebuah gereja atau kegerakan. Hasil akhir dari kebangunan rohani gereja adalah Yesus adalah Tuhan, Roh Kudus dicurahkan dan Bapa dipermuliakan, gereja diteguhkan, dan yang terhilang diinjili.

~ Alvin Reid dan Malcolm McDow
Bertolak dari kutipan di atas sesungguhnya kebangunan rohani adalah perkara yang seharusnya kita doakan, rindukan, usahakan dan perjuangkan terjadi baik atas hidup rohani kita pribadi maupun atas gereja dan komunitas kita. Dalam suatu situasi dan keadaan rohani tertentu kebangunan rohani mutlak dibutuhkan. Di era informasi dimana informasi dan berita dibuka secara masif dan gamblang yang juga sangat mudah dicari dan ditemukan, semakin jelas dan nyata terungkap keadaan gereja dan komunitas kita hari-hari ini. Ditambah dengan adanya masa pandemi ini Tuhan hendak menyingkapkan spirit dan karakter “asli” dari umat Tuhan, para pendeta, para pemimpin rohani yang banyak ditemukan dan terlihat di akun² media sosial kita. Kemunculan akun-akun satire juga semakin “menelanjangi” gaya hidup, tampilan dan pengajaran dari para pendeta dan pemimpin gereja tersebut.
Mari perhatikan dan renungkan beberapa fakta yang sangat mungkin menjadi potret kondisi rohani kita dan gereja saat ini:
▪︎Suatu tanda kekeringan rohani dan gaya hidup yang egosentris. Minat dan gairah akan perkara rohani dan kebenaran yang murni dari Surga yang semakin merosot. Pengajaran yang dicari dan dinilai benar adalah yang enak didengar telinga. Tuhan dan perkara dari-Nya hanya menjadi aksesoris dan pelengkap hidup. Menyebut nama Tuhan hanya di bibir tetapi tidak terlihat dalam penerapan sehari-hari dan saat menghadapi masalah. Menyebut nama Tuhan hanya untuk menunjukkan citra baik dan identitas Kristen. Bahkan tidak sedikit yang memanfaatkan nama Tuhan untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri. Semangat yang besar untuk mengejar dan memiliki yang duniawi dan roh yang suka menyenangkan diri sendiri tetapi  tidak ada atau minim gairah untuk berdoa dan bersekutu pribadi dengan Tuhan dalam keseharian hidup. Inilah hidup rohani yang suam-suam, puas diri dan agamawi. 
▪︎Kita melihat fakta keadaan gereja-Nya dimana Yesus tidak lagi menjadi pusat dan sebagai kepala gereja, yang memerintah dan menggerakkan gereja sebagai tubuh-Nya untuk melaksanakan dan menggenapi kehendak serta tujuan²-Nya.
▪︎Gereja menjadi kering (secara rohani)  tanpa kehadiran Roh Kudus yang memenuhkan dan mengubahkan hati dan hidup seseorang.
▪︎Gereja diisi dan dipenuhi dengan orang-orang yang puas dengan kegiatan rohani dan ritual agama tanpa kerinduan untuk mengenal Tuhan lebih lagi dengan mencari dan melangkah masuk dalam kegerakan dan rencana Tuhan untuk hidupnya pribadi dan secara korporat.
▪︎Gereja menjadi sekumpulan umat Tuhan yang egois dan hanya peduli dengan kenyamanan dan kepentingan diri tanpa semangat dan beban untuk jiwa-jiwa yang terhilang.
▪︎Gereja lebih fokus mengejar segala pencapaian dan hasil-hasil yang sifatnya manusiawi dan duniawi daripada hasil-hasil dan kemajuan rohani, pertumbuhan rohani yang menghasilkan dan melepaskan murid-murid Kristus yang militan untuk melayani dalam panggilan dan tujuan hidup mereka masing².
▪︎Gereja lebih suka memamerkan, membanggakan dan puas dengan pencapaian dan kesuksesan secara materi dan bendawi untuk membuat orang kagum kepada dirinya daripada kerinduan menghadirkan dan mewujudnyatakan karakter Kristus dan membuat orang kagum hanya kepada pribadi Kristus dan mempermuliakan nama-Nya.
▪︎Gereja lebih banyak mengajarkan, mendidik dan menjadikan orang² untuk setia, giat dan terikat kepada gereja dan menjadi pengikut suatu lembaga atau organisasi daripada menjadikan mereka terhubung, terikat dan menjadi pengikut² Kristus.
▪︎Gereja lebih mencari dan senang atau puas mendapat pengakuan dan penghargaan dari manusia daripada mencari dan mengejar perkenanan Tuhan. Gereja menjadi puas diri dan merasa sudah benar ketika banyak melakukan acara dan kegiatan² sosial atau kemanusiaan yang  dipertontonkannya di media sosial untuk menuai pujian dan penghargaan bagi dirinya.
▪︎Gereja tidak lagi berdampak (berfungsi sebagai garam dan terang dunia) yang mengubah alam rohani suatu wilayah dan berdampak pada perubahan dan perbaikan moral dan mental masyarakat.
▪︎Gereja lebih banyak dikalahkan dan dikendalikan oleh kuasa kegelapan yang ditandai dengan tersingkapnya skandal, kasus kriminal dan perbuatan² jahat yang dilakukan oleh para pemimpin jemaat.
▪︎Gereja Tuhan tidak lagi menyuarakan kebenaran yang murni yang berasal dari hati Tuhan tetapi banyak kali dicemari oleh motif pribadi dan tujuan² kedagingan.
▪︎Gereja saling menonjolkan diri, mencari popularitas dan ingin dipandang lebih benar dari yang lain. Seperti yang dipampangkan hari² ini di media sosial terkait perdebatan dan perselisihan para pendeta/ pemimpin gereja karena ingin menunjukkan dirinya, aliran dan kelompoknya yang lebih benar. Sangat bertentangan dan  berkebalikan dari sifat dan karakter Kristus sebagai seorang hamba yang rela merendahkan diri dan melayani bahkan menyerahkan nyawa-Nya demi kasih kepada jiwa-jiwa.
Semua hal di atas adalah fakta² yang tak terbantahkan dari kondisi kebanyakan umat Tuhan dan gereja kita saat ini. Menunjukkan bahwa betapa gereja membutuhkan pembaharuan dan pemulihan rohani. Keadaan rohani yang harus diperbarui, diubahkan, dibangkitkan oleh kehadiran dan lawatan kuasa Roh Kudus melalui pertobatan pribadi dan para pemimpin rohani yang tulus di hadapan Tuhan. Kebangunan rohani adalah karya Roh Kudus yang menjadi satu-satunya solusi atas semua penyimpangan dan kesesatan yang mengakibatkan kemunduran, kemerosotan dan kejatuhan rohani atas gereja dan umat Tuhan. Kebangunan rohani juga sangat dibutuhkan ketika kualitas moral dan karakter masyarakat menjadi semakin jahat, rusak dan bobrok. Kebangunan rohani menyelamatkan banyak jiwa yang terhilang. Kebangunan rohani memulihkan jiwa² kepada hubungan yang benar dengan Kristus. Kebangunan rohani memulihkan dan mengembalikan fungsi dan peran gereja Tuhan. Kebangunan rohani mengubah iklim rohani yang berdampak pada pemulihan hal-hal yang jasmani. Kebangunan rohani mengubah moral dan karakter bangsa. Kebangunan rohani menghancurkan pekerjaan kuasa gelap dan menghadirkan kerajaan Surga di bumi. 
Setiap pelayan Tuhan yang tulus dan murni untuk melayani dan mengabdi kepada Tuhan akan menangkap kerinduan hati-Nya ini. Rahasia kerinduan hati Tuhan yang terdalam ini tidak akan dimengerti dan dinyatakan kepada mereka yang merasa cukup dan puas dengan mempelajari banyak teori tentang Tuhan dan melayani-Nya sesuai dengan cara dan standar gereja yang ada sekarang ini. Tidak juga dinyatakan kepada orang² Kristen yang menjadi pendukung² buta dari gereja (termasuk aliran, pendeta, doktrin dan pengajarannya) yang sudah merasa nyaman, cukup, puas dan bangga dengan keadaan rohaninya, gerejanya dan pelayanannya kepada Tuhan selama ini. Visi ini akan dinyatakan kepada mereka yang berhasrat dan rindu terus bertumbuh dan masuk dalam pusat kegerakan dan kehendak-Nya di akhir zaman ini. Adakah kita melihat dan menangkap visi dan panggilan-Nya yang mulia ini? Adakah kita merindukan pemulihan bagi keluarga, komunitas, gereja, kota dan bangsa kita? Jika kita menangkapnya, datanglah pada Tuhan dalam semangat dan roh pertobatan dan minta Roh-Nya menyingkapkan diri kita apa adanya dan membangkitkan gairah kita kembali, rindukanlah lawatan Roh Kudus atas gereja-Nya yang suam, lemah, lumpuh, kering dan hampir mati untuk dipulihkan dan dibangkitkan kembali seperti tulang² kering yang dipulihkan menjadi kumpulan tentara Kristus dalam penglihatan nabi Yehezkiel (Yeh. 37:1-14). Berdoalah minta pimpinan Tuhan menunjukkan dimana bagian dan apa peran kita dalam panggilan dan visi Tuhan ini. Mintalah penyingkapan akan karunia rohani dan tujuan keberadaan kita di dunia ini. Bertekadlah untuk membayar harga dengan kerelaan dan sukacita untuk mengerjakan dan menyelesaikannya. Dan tetaplah berharap dan bergantung penuh kepada kasih karunia-Nya untuk menguatkan dan memampukan kita tetap setia dan teguh berdiri menyelesaikan tugas yang diembankan-Nya bagi kita.
Akhir kata, Inilah pelayanan dan hidup yang tidak sia-sia. Inilah pelayanan yang berdampak kekal itu. Pelayanan yang menyelamatkan jiwa² dari kebinasaan kekal. Sesuatu yang tidak akan pernah kita sesali seumur hidup kita karena suatu kali nanti kita akan menerima mahkota, upah kekal, mendengar pujian dari bibir-Nya dan senyum dari wajah-Nya serta hidup bahagia dan puas selama-lamanya bersama Kekasih Jiwa kita yang sangat kita kasihi dan rindukan selama di dunia. Amin.
Yesaya 62:1 (TB)  Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.

POKOK-POKOK DALAM MENGUJI NUBUATAN (Bagian 6) LANGKAH PENGUJIAN 5 : KESESUAIAN DENGAN TUJUAN PELAYANAN DAN KARUNIA BERNUBUAT

Oleh : Peter B, MA
PELAYANAN BERNUBUAT DI PERJANJIAN LAMA
– Kata “bernubuat” (dalam bahasa
asli naba’) muncul pertama kali dalam Perjanjian Lama di Kitab Bilangan
11:25. Dalam terjemahan Indonesia itu diterjemahkan sebagai “kepenuhan
seperti nabi” yang sesungguhnya lebih merujuk kepada sifat dari orang yang
bernubuat itu sendiri. Kata yang sama, yang diartikan sebagai
“bernubuat” pada dasarnya digunakan untuk semua orang yang mengalami
kepenuhan (baca: dikuasai Roh Allah) maupun untuk istilah lain yang konotasinya
negatif yaitu kerasukan (seperti nabi-nabi Baal yang bertanding dengan Elia dalam
1 Raja-raja 18:29) atau dikuasai dan dipengaruhi roh-roh lain selain Roh Tuhan
(seperti halnya nabi-nabi palsu atau orang-orang yang bernubuat palsu dalam
Yeremia 5:31; 14:14-15; 29:21; Yehezkiel 13:16-17 dsb).  Dari titik ini kita bisa mulai menangkap
mengapa ada nubuat palsu, tidak murni atau yang benar-benar menyesatkan. Itu
karena seseorang bisa “bernubuat” oleh karena pengaruh roh yang lain
di luar Roh Tuhan. Tugas kita, bukan kemudian menolak seluruh pelayanan nubuat,
tetapi untuk membedakan mana yang memang berasal dari pengaruh Roh Kudus dan
mana yang dikendalikan oleh roh-roh yang lain. 
– Orang yang bernubuat selalu dipengaruhi
dengan kuat oleh suatu roh lain di luar dirinya. Dalam konteks bernubuat sesuai
kehendak Allah, itu berarti seseorang dikuasai rohnya oleh Roh Tuhan yang
menggerakkan dan menuntunnya menyampaikan perkataan-perkataan ilahi seperti
yang dikehendaki Tuhan. Begitu juga sebaliknya. Sejatinya, ada roh-roh yang
mempengaruhi seseorang untuk menyampaikan nubuat palsu, yang bukan berasal dari
Tuhan tetapi menggunakan nama Tuhan dan mengaku sebagai Roh Tuhan, padahal
sangat mungkin itu merupakan roh dusta (sebagaimana diungkapkan dalam 1
Raja-raja 22:21-23) yang bermaksud mendatangkan penyesatan atas umat Tuhan,
baik secara perorangan maupun korporat. Itulah iblis yang menyamar sebagai
malaikat terang (2 Korintus 11:14).
– Orang-orang yang bernubuat secara konstan
atau terus menerus disebut sebagai ‘nabi”, yang artinya juru bicara.
Merekalah juru bicara Tuhan. Yaitu orang-orang yang mewakili Tuhan menyampaikan
pesan yang ada di hati dan pikiran Tuhan untuk umat-Nya, khususnya terkait
hubungan mereka dengan Tuhan. Melalui para nabi inilah Tuhan memperagakan
kekuasaan yang sangat dahsyat, khususnya KEMAHATAHUAN-NYA kepada umat-Nya
-suatu pembuktian bahwa Dialah Allah yang mahakuasa, yang mengetahui segala
sesuatu dari masa lampau, masa kini hingga masa yang akan datang.
– Para nabi yang bernubuat juga kadangkala
disebut sebagai “pelihat” -suatu istilah yang kerap muncul di zaman
Samuel dan raja-raja. Disebut demikian oleh karena mereka melihat hal-hal yang
tidak dapat dilihat atau diketahui orang pada umumnya tetapi mereka melihat
hal-hal yang hanya dapat dilihat oleh Tuhan, yang kemudian menunjukkan itu
kepada para pelihat ini. Dalam kemampuan ini pula, Tuhan bermaksud menyatakan
bahwa Dia Allah yang mengetahui hal-hal yang tersembunyi di alam semesta ini
namun demi kepentingan atau tujuan tertentu yaitu untuk mendatangkan kebaikan
bagi umat-Nya, Ia membukakan yang rahasia itu kepada hamba-hamba-Nya untuk
diteruskan kepada umat yang dikasihi-Nya.
TUJUAN PELAYANAN BERNUBUAT DI PERJANJIAN
LAMA
– Merujuk pada bagaimana suatu nubuat
disampaikan bahkan ditugaskan kepada hamba-hamba Tuhan di Perjanjian Lama, kita
dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai maksud dan tujuan nubuatan tersebut
disampaikan kepada umat Tuhan, yaitu :
1> sebagai sarana Tuhan berkomunikasi
kepada umat-Nya
2> untuk menunjukkan kepedulian dan
kerinduan Tuhan terlibat secara pribadi atas hidup umat-Nya, baik secara perseorangan/pribadi
maupun secara berjemaat/korporat
3> untuk menegaskan suatu pikiran,
perasaan dan kehendak Tuhan atas suatu keadaan yang sedang berlangsung atas
umat-Nya
4> untuk mendemonstrasikan kuasa
kemahatahuan Tuhan sebagai satu-satunya Allah sejati yang layak dipuji dan
disembah oleh karena besar dan dahsyat kekuasaan dan kasih-Nya
5> demi mengusahakan kedekatan dan
kelangsungan hubungan antara Tuhan dan umat-Nya supaya hubungan tersebut tidak
menjadi renggang apalagi rusak namun terjalin semakin erat sehingga nama Tuhan
dimuliakan dan menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan
ketika melihat betapa baik dan indahnya umat yang berhubungan dan dipimpin oleh
Allah sendiri
– Tujuan-tujuan ini akan selalu menjadi benang
merah, ya, semuanya itu pasti didapati dalam setiap pesan nubuatan yang murni
dan sejati dari Tuhan. Sebagai contoh, kita dapat mendalami dan menyelidikinya
setiap nubuatan para nabi yang disuratkan dalam kitab suci kita dan pasti akan
menemukan bahwa semuanya memiliki tujuan seperti yang disampaikan di atas.
PELAYANAN NUBUAT DI PERJANJIAN BARU
– Sebagaimana di Perjanjian Lama, pengertian
dan makna bernubuat dalam Perjanjian Baru tidak terlalu memiliki perbedaan.
“Bernubuat” dalam bahasa Gerikanya, diterjemahkan oleh kamus Strong
sebagai “berbicara oleh sebab inspirasi ilahi atau untuk memprediksikan
sesutau dengan pemikiran menyampaikan kejadian-kejadian di masa yang akan
datang yang berkaitan dengan Kerajaan Allah; atau mengucapkan atau mendeklarasikan
sesuatu yang hanya dapat diketahui melalui penyataan atau penyingkapan ilahi.
Termasuk dalam pengertian ini adalah menjalankan jawatan profetik atau
bertindak seperti seorang nabi.
– Pelayanan nabi sesungguhnya tetap ada dan
berlangsung dalam Perjanjian Baru (lihat 1 Korintus 12:28-20; 14:29,32,37 dan
Efesus 3:5; 4:11) dengan tata pelaksanaan yang sedikit berbeda dengan
Perjanjian Lama meski tetap memiliki esensi yang serupa yaitu menyampaikan
pesan terkait pikiran, perasaan dan hati Tuhan kepada umat-Nya. Hanya saja di
Perjanjian Lama, yang disebut umat Tuhan adalah dalam lingkup satu bangsa yaitu
Israel sedangkan di Perjanjian Baru, umat Tuhan adalah gereja-Nya yang tersebar
di seluruh penjuru dunia. Contoh nabi-nabi di Perjanjian Baru adalah Agabus dan
Silas (Kisah Rasul 15:32; 21:10).
Perbedaan lain, sebagian dari apa yang
dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama telah diperintahkan oleh Tuhan
melalui ilham Roh untuk disuratkan dalam gulungan-gulungan kitab yang kemudian
dikanonisasi sebagai kitab-kitab Perjanjian Lama yang dipegang sebagai kitab
suci Yahudi hingga kini.  Apa yang telah
dicatat dalam Perjanjian Lama itu lalu menjadi dasar dan pedoman bagaimana
pelayanan nubuatan di Perjanjian Baru dijalankan dalam gereja. Ini semua karena
esensi dari pelayanan nubuatan di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah
sama.
Nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Baru hanya
sedikit saja dicatat dalam kitab atau surat Perjanjian Baru karena pesan-pesan
yang disampaikan lebih banyak merupakan pesan yang berkaitan dengan kondisi
masing-masing gereja yang sangat khusus karena tersebar di berbagai tempat.
Salah satu contoh nubuat yang sebenarnya sangat khusus untuk berbagai gereja
tetapi kemudian disuratkan pula sebagai salah satu pesan akhir zaman ada dalam
Kitab Wahyu pasal 2 dan 3 yaitu surat profetik dari Kristus sendiri yang
dialamatkan kepada tujuh jemaat.
TUJUAN PELAYANAN BERNUBUAT DI PERJANJIAN
BARU
– Mengingat panggilan dan fungsi pelayanan
kenabian tidak dihapuskan, pada dasarnya setiap tujuan pelayanan bernubuat di
Perjanjian Lama secara umum juga menjadi tujuan pelayanan nubuatan di
Perjanjian Baru.
– Meneguhkan akan tujuan pelayanan nubuat
dalam Perjanjian Lama, Rasul Paulus memberikan penegasan akan tiga hal yang
menjadi output atau hasil dari suatu nubuatan dari Tuhan.
Itu dinyatakan dalam 1 Korintus 14:3
Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata
kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur
 Disebutkan di sana, pelayanan nubuat akan :
1> Membangun jemaat
• Dalam bahasa aslinya, “membangun”
memang memiliki pengertian seperti halnya membangun rumah atau sebuah bangunan
tetapi yang dimaksud di sini sebagai membangun adalah membangun manusia rohani
(seperti dalam Kolose 2:7).
Apa yang dibangun itu mengalami perubahan ke
arah yang lebih baik, lebih indah, lebih kuat, lebih bermanfaat, lebih megah
daripada sebelumnya. Jadi, melalui perkataan nubuatan, jemaat yang menerima
pesan ilahi dari pikiran dan hati Tuhan diharapkan mengalami pertumbuhan dalam
hal hikmat, kesalehan, kebahagiaan, dan kekudusan Kristiani (sebagaimana
dituliskan dalam kamus Strong).
Dengan kata lain, pesan nubuat seharusnya
berdampak pada kemajuan dan pertumbuhan secara rohani. Jemaat yang secara
teratur dilayani secara profetik, asalkan mereka dengar-dengaran akan pesan
ilahi itu, akan dibawa menjadi lebih dekat dan lebih intim dengan Tuhan. Mereka
akan beroleh pemahaman dan pengertian yang lebih jelas serta dibawa makin
memahami jalan-jalan Tuhan. Juga semakin penuh dengan hikmat-Nya, semakin mengenal
isi hati dan kehendak-Nya sehingga hubungan mereka naik tahap demi tahap makin
menyatu dengan Tuhan sendiri. Ini diteguhkan juga dalam ayat-ayat lain dalam
pasal yang sama yaitu 1 Korintus 14:5 dan 26 yaitu bahwa sama dengan
karunia-karunia rohani lainnya, karunia bernubuat dimaksudkan untuk
meningkatkan pertumbuhan rohani jemaat.
   
• Pengertian lain dari “membangun”
adalah “mengkonfirmasi” atau “menguatkan dan meneguhkan”
(makna figuratif sebagaimana disebutkan dalam kamus Strong). Maksudnya adalah
apa yang sudah ada diperkuat dan dikokohkan oleh pesan-pesan dari pelayanan
nubuatan. Jadi, jemaat tidak hanya dibawa naik kepada level rohani selanjutnya
tetapi juga dimantapkan lebih lagi untuk tetap berada dalam jalan kebenaran dan
kehendak Tuhan yang sejati, yang selama ini telah diajarkan para pemimpin
rohani maupun yang diperoleh secara pribadi berupa tuntunan dari Roh Kudus yang
diam di setiap masing-masing jemaat. Melalui pelayanan nubuatan sejati, jemaat
merasakan kehadiran dan kedaulatan Tuhan yang mengetahui dan mengendalikan
segala sesuatu dan bahwa Ia selalu terlibat dan bekerja dalam setiap tahap
perjalanan dan pergumulan umat-Nya. Inilah yang dimaksud peneguhan itu!
• Dari pengertian akan tujuan pelayanan
nubuatan ini, kita bisa mulai menilai, menguji dan mengukur sejauh mana
nubuatan itu memang berasal dari Tuhan atau bukan. Nubuat yang nyatanya tidak
membawa anak-anak Tuhan pada pengalaman yang lebih mendalam dengan Tuhan (namun
justru sebaliknya yang terjadi yaitu kejatuhan dan kemunduran rohani) harus
diwaspadai sebagai suatu pesan yang patut diragukan, yang bukan berasal dari
Tuhan sendiri.
  
2> Menasihati jemaat
• Yang dimaksud ‘menasihati” adalah
memberikan petunjuk dan arahan. Termasuk di dalamnya adalah  memperingatkan akan suatu kesalahan maupun
memohon dengan sangat atau mendesak supaya melakukan sesuatu seperti yang
dikehendaki Tuhan.
• Ada irisan persamaan berkaitan dengan tujuan
nubuatan yang kedua ini dengan tujuan yang pertama (membangun) dan juga tujuan
yang ketiga (menghibur).
Selagi menasihati, sesungguhnya Roh Kudus juga
sedang mengadakan pembangunan dan penguatan secara rohani (seperti tujuan
pertama). Perbedaannya, menasihati menekankan campur tangan Tuhan pada sisi
yang lebih personal / pribadi dan yang lebih emosional.
Melalui “menasihati” Tuhan tak hanya
berbicara sebagai pemimpin dan penuntun tetapi Ia juga pembimbing dan
pengayom.  Melalui pelayanan profetik,
Tuhan menyatakan bahwa diri-Nya ada bersama-sama dengan umat-Nya. Ia tidak
hanya memberikan perintah dan amanat atau mengarahkan pada  target yang harus dicapai –Ia mendampingi
dan ada mendampingi setiap anak-anak-Nya. Pesan-pesan profetik sejati
seringkali menyatakan pesan yang begitu kuat yang menyatakan bahwa Ia tidak
meninggalkan anak-anak-Nya tetapi Ia menyertai, menggandeng bahkan memapah atau
membopong kita yang terlalu lemah dan lelah untuk berjalan di dalam
kehendak-Nya.
• Pesan-pesan Tuhan yang menasihati biasanya
disampaikan dalam kitab-kitab nabi-nabi di Perjanjian Lama pada bagian akhir setelah
serangkaian pesan profetik yang keras menegur dan menghardik umat-Nya. Setelah
pernyataan yang keras dan tajam, biasanya ada kata-kata nubuat yang membesarkan
hati, membangkitkan pengharapan dan mengajak untuk kembali bangkit mengasihi
Dia dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya (misalnya dalam Yesaya 31:6; 55;
Yeremia 4:1-4; 18:1-11 dsb)
3> Menghibur jemaat
• Apa yang disebut “menghibur” ialah
memberikan kekuatan dan semangat untuk hati yang sedang diselimuti kesedihan,
kepedihan, terluka, kecewa putus asa atau tawar hati. Perkataan nubuat yang
diurapi dan berasal dari Tuhan sendiri mampu menembus setiap relung terdalam
hati anak-anak Tuhan oleh karena Ia yang mahatahu itu turut merasakan apa yang
kita tanggung dan rasakan di hati. Dan karena Dia adalah Allah yang dekat
dengan orang-orang yang patah hati dan yang remuk jiwanya (lihat Mazmur 34:19;
51:19 dan Yesaya 66:2), kata-kata nubuatan dapat menjadi kata-kata penuh
penghiburan bagi hati yang dirundung beban berat.
• Tujuan ketiga ini (yaitu menghibur)  memiliki persamaan dengan tujuan kedua (yaitu
menasihati). Di dalam menasihati terkandung pesan-pesan yang membangkitkan
semangat, demikian pula dalam hal menghibur. Perbedaannya terletak pada titik
fokus masing-masing tujuan tersebut. Jika menasihati lebih kepada memberikan
masukan, saran, ajakan dan desakan untuk melakukan sesuatu yang Tuhan inginkan,
maka dalam hal menghibur, pesan nubuatan secara khusus bermaksud memberikan
suatu kelegaan, damai dan sukacita di tengah keadaan yang tertekan, dirundung
susah atau saat hati kecewa dan terluka.
Pesan-pesan semacam itu tercantum misalnya
dalam Yesaya 30:18-26; 40:27-31; 60 dan Wahyu 2:7,9-11,13,17,19,24-28;
3:104-5,8,10-12,15,30-21
– Dari tiga berkat yang diterima jemaat
melalui pelayanan nubuat, kita dapat menarik kesimpulan penting bahwa tiga hal
tersebut bukan saja menyatakan hasil karunia dan pelayanan nubuat tetapi juga
bisa dijadikan ukuran untuk menilai suatu nubuat : apakah nubuat itu murni
berasal dari Allah atau bukan. Pesan-pesan nubuat yang berasal dari hati dan
pikiran Tuhan sudah pasti akan menghasilkan ketiga hal tersebut. Begitupun
sebaliknya. Yang bukan dari Tuhan bukannya membawa berkat bagi pertumbuhan dan
penguatan jemaat tetapi mengacaukan, membingungkan dan melemahkan umat Tuhan.
MENGUJI NUBUATAN BERDASARKAN TUJUANNYA
-Mengetahui tujuan mula-mula sampai tujuan
lanjutan dari pelayanan bernubuat di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru,
dapat menolong kita membedakan mana nubuat yang bersumber dari Roh Kudus dan
mana yang digerakkan oleh roh-roh yang lain.
– Roh Kudus membawa agenda-agenda Kerajaan
Sorga dan selalu memuliakan Yesus Kristus. Dan kepentingan Kerajaan Sorga ialah
supaya gereja sebagai tubuh Kristus berfungsi sebagaimana mestinya, bersatu dan
bekerja sama dengan Tuhan menyelesaikan rencana Tuhan di bumi : membawa segala
bangsa menjadi murid Kristus sampai kesudahan segala sesuatu.
Pesan-pesan nubuat sejati selalu membawa
gereja menjadi makin jelas dan gamblang akan kehendak Tuhan, keberadaan Tuhan,
kehadiran Tuhan dan penyingkapan lebih lanjut akan rencana Tuhan yang kemudian
menjadikan gereja menggenapi panggilannya sebagai terang dan garam dunia,  pula dipersiapkan menjadi mempelai wanita
yang suci dan layak bagi Dia.
Seluruh pesan-pesan nubuat di Alkitab mengarah
pada pembentukan dan penyelarasan kehidupan umat dengan kehendak Tuhan dan demi
pembangunan Tubuh Kristus.
Agenda-agenda semacam ini tidak akan ada dalam
pikiran roh-roh lain yang bukan berasal dari Tuhan. Juga tak mungkin
terpikirkan oleh nubuat rekaan manusia yang didasari agenda pribadi yang
mengejar keuntungan bagi dirinya sendiri.
– Itu sebabnya, kita dapat menguji sebuah
pesan nubuat dengan mempertanyakan apakah pesan tersebut memenuhi tujuan dari
suatu pelayanan nubuat:
Apakah dalam
pesan tersebut terasa kepedulian dan kerinduan Tuhan terlibat dalam kondisi dan
keadaan yang sedang jemaat hadapi?
Adakah dalam pesan tersebut yang menunjukkan
Dia tahu benar keadaan jemaat sampai pada apa yang mereka rasakan atau simpan
dalam hati?
Adakah pikiran,
perasaan, serta kehendak Tuhanya yang diungkapkan dalam nubuat tersebut?
Adakah itu suatu pernyataan yang kuat,
menyentuh dan menghentak batin kita sehingga kita tertempelak serta tersungkur
di hadapan Tuhan?
Adakah rahasia-rahasia
atau hal-hal tersembunyi, yang tak mungkin diketahui manusia, yang disingkapkan
dan dibukakan di sana?
Adakah bukti-bukti kemahatahuan Tuhan dalam
pesan itu yaitu bahwa Dia mengetahui masa lalu, keadaan masa kini yang
tersembunyi dan masa depan yang masih tertutup itu?
Adakah pesan itu menyingkapkan keadaan-keadaan
hati manusia yang tak mungkin dapat diketahui siapapun juga selain Sang
Mahatahu?
Apakah pesan
tersebut membawa kepada suatu kedekatan, keintiman, kekaguman dan fokus kepada
pribadi Tuhan (dan bukan pribadi atau lembaga lain) sehingga pendengar
diteguhkan untuk hanya memandang dan berharap pada Dia, untuk berjalan bersama
Dia dalam ketaatan penuh kepada-Nya?
Ketika pesan
nubuatan itu disampaikan adakah itu memupuk dan menghasilkan suatu pertumbuhan
rohani bagi yang menerimanya?
Adakah peningkatan rohani dari kanak-kanak
rohani menuju kedewasaan rohani dimana jemaat dibawa makin mengenal Tuhan
jalan-jalan-Nya dan rencana-Nya atas hidup umat-Nya?
Apakah melalui nubuatan itu jemaat beroleh
hikmat, pencerahan, penyingkapan baru atau beroleh makanan rohani yang bergizi
sehingga manusia rohnya diperkuat lebih lagi?
Adakah penyingkapan mengenai jalan-jalan
Tuhan, rencana atau visi Tuhan atau pengetahuan akan kehendak-Nya yang makin
jelas bagi penerima nubuatan itu?
Setelah menerima suatu nubuat, adakah hidup
rohani yang makin teguh dan kokoh dalam komitmen pada Kristus, makin melekat
dan berbuah di dalam Kristus?
Apakah didapati
dalam nubuat itu suatu nasihat, dorongan dan ajakan untuk melangkah dan
bertindak seperti yang Tuhan kehendaki?
Adakah teguran, peringatan, masukan dan saran
yang bersifat strategis, yang memberikan solusi atas suatu kondisi jasmani atau
rohani yang sedang dihadapi oleh umat Tuhan?
Ketika ada suatu
situasi dan suasana yang menekan, penuh beban berat, dirundung kesedihan dan
putus asa, adakah perkataan-perkataan ilahi dalam nubuatan tersebut yang
membangkitkan iman dan pengharapan? Yang memberikan penghiburan dan mengangkat
segala dukacita untuk digantikan dengan kekuatan yang baru yang membawa
kesegaran rohani?
– Terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas,
apabila jawaban yang diperoleh adalah “tidak” maka sudah seharusnya
nubuat tersebut perlu diselidiki dan diwaspadai sebagai suatu pesan yang keluar
BUKAN dari Tuhan tetapi dari sumber-sumber atau pengaruh-pengaruh roh lain.
Apabila sebaliknya, yaitu dalam pesan nubuatan
itu ditemukan unsur-unsur yang membawa jemaat 
memperoleh hasil sebagaimana tujuan sebuah pesan nubuat, maka kita boleh
yakin bahwa itu merupakan suatu pesan yang dari Tuhan sendiri. Terhadap pesan
demikian, hati kita harus siap untuk melangkah dalam iman dan ketaatan demi
kasih kepada Tuhan dan jiwa-jiwa dengan pengharapan bahwa ketika kita
melakukannya semua itu takkan sia-sia melainkan berdampak secara rohani bahkan
hingga kekal.
KESIMPULAN
Jika kita memahami maksud dan tujuan Tuhan
melalui pelayanan dan karunia bernubuat, sesungguhnya tidak sukar mengetahui
apakah suatu pesan nubuat berasal dari Tuhan atau bukan.
Nubuat yang dari Tuhan akan membawa umat atau
jemaat pada hasil atau dampak yang Tuhan inginkan dari penyampaian pesan itu.
Yaitu untuk membawa mereka mendekat pada-Nya, supaya makin bertumbuh dalam
pengenalan akan Dia, juga kehendak dan rencana-Nya. Untuk diteguhkan,
dimantapkan, dikuatkan, didorong, diarahkan dan didesak untuk melangkah sesuai
kehendak Tuhan. Untuk diangkat dari keputusasaan dan dibangkitkan
pengharapannya serta menerima penghiburan ketika lemah dan terjatuh.
Sudah tiba waktunya kita tak lagi mudah ditipu
oleh berbagai hoaks dan kebohongan yang datangnya dari alam rohani. Sudah
waktunya kita menjadi peka dan tajam mengikuti suara Roh Kudus dalam kita yang
akan memberikan penyingkapan pada kita mana yang merupakan suara-Nya dan mana
yang bisikan dari roh-roh yang menipu dan bermaksud menyesatkan kita dari
kehendak Tuhan.
Pengujian yang jujur atas hati kita dan
pesan-pesan yang kita terima menjaga kita tetap berjalan seturut keinginan hati
Tuhan.
Salam revival


TERKAIT MENGUJI NUBUAT: 

GEREJA YANG HILANG DALAM DUNIA YANG TERHILANG



Pengamatan menyeluruh atas Gereja masa kini membuat orang bertanya-tanya berapa lama lagi Allah yang kudus dapat menahan diri dari pelaksanaan ancaman-Nya untuk memuntahkan perkara-perkara Laodikia ini dari mulut-Nya. Karena apabila ada satu hal yang disetujui bersama oleh para pengkhotbah, maka hal itu adalah bahwa jaman Gereja sekarang ini adalah jaman Laodikia.

Dan walaupun kepala kita sudah seperti telur di ujung tanduk, kita orang-orang percaya ini miskin, malas, suka yang mewah, tidak punya kasih, dan serba kurang. Walaupun Allah kita yang penuh belas kasihan mengampuni dosa kita, menyucikan kejahatan kita, dan mengasihani kebodohan kita, hati kita yang suam-suam kuku adalah kenajisan pada pemandangan-Nya. Kita harus panas atau dingin, menyala-nyala ataumembeku, terbakar habis atau terusir keluar. Allah membenci yang kurang panas dan kurang kasih.  


Kristus sekarang ini “terluka di rumah sahabat-sahabat-Nya.” Pada masa sekarang Kitab Suci dari Allah lebih menderita oleh penafsir-penafsirnya daripada oleh karena lawan-lawan-Nya!

Kita begitu longgar dalam penggunaan ayat-ayat Kitab Suci, memutar-balikkan penafsirannya, dan begitu malas sampai tidak mampu mengambil kekayaannya yang tak terukur itu. Tuan Pengkhotbah akan memperlicin kefasihan lidahnya dan berkhotbah dengan berapi-api, melayani Tuhan dengan semangat dan keringat untuk membela pengilhaman Alkitab. Tetapi saudara kita kekasih yang sama ini juga, dalam beberapa hembusan nafas kemudian, dengan ketenangan yang mematikan terdengar merasionalisasikan Firman yang terilhami itu menyatakan bahwa mujizat-mijizat itu sudah kuno dan dengan tegas mengatakan: “Teks ini bukan untuk jaman sekarang.” Dengan demikian iman yang sedang menghangat dari orang yang baru percaya dipadamkan oleh ketidakpercayaan sang pengkhotbah.

Hanya Gereja sendirilah yang dapat “membatasi Yang Kudus dari Israel,” dan hari ini Gereja telah menyempurnakan keahliannya melakukan hal itu. Jika ada peringkat dalam hal kematian, maka yang paling mati yang saya ketahui adalah berkhotbah mengenai Roh Kudus tanpa pengurapan Roh Kudus.


Dalam berdoa, dengan kecongkakan yang tak terampuni kita berusaha, untuk memohon Roh yang terberkati itu datang dengan anugerah-Nya—tetapi tidak dengan karunia (adikodrati)-Nya!

Inilah jamannya Roh Kudus dibatasi dan diasingkan, bahkan juga di lingkungan orang-orang kristem. Kita perlu berkata bahwa kita menginginkan Yoel 2 digenapi. Kita berseru, “Curahkanlah Roh-Mu atas semua daging!” tetapi menambahkan peringatan yang tidak diucapkan, “tetapi jangan biarkan anak perempuan kami bernubuat, atau anak-anak muda kami melihat penglihatan-penglihatan!”

“Oh, Allahku! Bila di dalam berkembangnya ketidakpercayaan kami dan dalam senja teologis kami, serta tidak berkuasanya kerohanian kami, kami telah mendukakan dan terus mendukakan Roh Kudus-Mu, maka dalam belas kasihan-Mu muntahkanlah kami dari mulut-Mu! Jika Engkau tidak dapat melakukan sesuatu dengan kami dan melalui kami, maka tolong, Tuhan, lakukan sesuatu tanpa kami!Lewati saja kami dan ambil saja bangsa yang sekarang tidak mengenal Engkau! Selamatkan, kuduskan, dan penuhi mereka dengan Roh Kudus bagi suatu pelayanan mujizat! Kirimkan mereka keluar ‘indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya’ untuk memulihkan Gereja yang sakit dan menggoncangkan dunia yang jenuh-dosa!”

Renungkanlah  : Allah tidak punya apa-apa lagi yang harus diberikan-Nya kepada dunia ini. Dia sudah memberikan Putra-Nya yang Tunggal bagi para pendosa; Dia memberikan alkitab kepada semua orang; Dia memberikan Roh Kudus untuk menginsyafkan dunia dan memperlengfkapi gereja. Tetapi apa gunanya buku cek jika ceknya tidak ditandatangani? Apa gunanya suatu persekutuan, walaupun persekutuan itu penting, jika Tuhan yang hidup tidak hadir?

Kita harus menganalisa Firman kebenaran dengan benar. Teks “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok” (Wahyu 3:20), tidak ada hubungannya dengan pendosa dan Juruselamat yang menanti. Tidak! Inilah gambaran tragis dari Tuhan kita, berdiri d depan pintu gereja Laodikia-Nya mencoba untuk masuk. Bayangkan itu! Sekali lagi, dalam kebanyakan pertemuan doa, teks apa yang lebih sering digunakan daripada “di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, disitu aku  ada di tengah-tengah mereka?” Tetapi terlalu sering dia tidak ada di tengah-tengah kita; Dia ada di depan pintu! Kita menyanyikan puji-pujian-Nya, tetapi menghindari pribadi-Nya!

Dengan setumpuk buku di sampan kita dan catatan pinggir di alkitab sebagai penuntun, kita hampir-hampir mengimunisasi diri kita sendiri dari kebenaran yang menghanguskan dari Firman Allah yang tidak berubah itu!

Saya tidak terlalu heran akan kesabaran Tuhan atas para pendosa yang berhati batu jaman ini. Lagipula, apakah kita sendiri tidak akan besabar dengan orang yang buta sekaligus tuli? Dan begitulah kondisi para pendosa. Tetapi saya heran sekali akan kesabaran Tuhan terhadap gereja yang mengantuk, malas, dan mementingkan diri sendiri ini! Problema Allah yang sebenarnya adalah gereja yang terhilang dalam dunia yang terhilang.

Oh, kita percaya yang bangkrut, buta, dan besar cakap! Kita telanjangdan tidak mengetahuinya. Kita kaya (belum pernah kita mempunyai barang-barang sebanyak sekarang), tetapi kita miskin (belum pernah kita begitu kekurangan pengurapan!) kita tidak kekurangan apa-apa (tetapi tidak memiliki hampir segala sesuatu yang dimiliki Gereja mula-mula.) Dapatkah Dia berdiri “ditengah-tengah” sementara kita bermain-main tanpa rasa malu dalam ketelanjangan rohani kita?

Oh, betapa kita memerlukan api! Dimanakah kuasa Roh Kudus yang menghantam para pendosa dan memenuhi altar-altar kita? Hari ini kita lebih tertarik untuk memenuhi gereja dengan doa. “Allah kita adalah api yang menghanguskan.” Allah dan api tidak dapat dipisahkan; begitu juga manusia dengan api. Sekarang ini kita, setiap pribadi, sedang menjejaki jalan setapak yang menyala seperti bara-api-yaitu-api-neraka, bagi pendosa, dan api-penghakiman bagi orang percaya! Karena Gereja telah kehilangan api Roh Kudus, berjuta-juta orang jatuh ke api-neraka.   

Nabi Musa dipanggil oleh api. Elia memanggil turun api. Elisa membuat api. Mikha menubuatkan api. Yohanes pembaptis berseru, “Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus, dan dengan api.” Yesus berkata, “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi.” Jika kita takut kehilangan kesempatan mengalami baptisan api setakut kita kehilangan kesempatan mengalami baptisan air, kita akan mendapatkan Gereja yang menyala-nyala dan Pantekosta yang baru. Gereja yang menyala-nyala dan Pentakosta yang baru. “Manusia lama” kita mungkin dapat mengelakkan baptisan air, tetapi ia akan dimusnahkan dalam baptisan api, karena Dia akan “membakar sekam itu dengan api yang tidak akan terpadamkan.” Sebelum mereka disucikan-api, para rasul pengerja-mujizat yang memandang kemuliaan kebangkitan-Nya itu, tidak akan dapat melayani salib.

Dengan wewenang dari manakah orang-orang pada jaman ini melakukan pelayanan di negeri ini ataupun di luar negeri tanpa suatu pengalaman di “ruang atas?” Kita tidak kekurangan pengkhotbah-pengkhotbah yang dinubuatkan, tetapi secara sangat menyedihkan kekurangan pengkhotbah-pengkhotbah yang bernubuat. Kita tidak memohon penafsir-penafsir rohani dan peramal-peramal sensasional. Hanya tersisa sedikit saja ruang lingkup topic untuk diramalkan, karena kita telah memiliki Buku itu dan penyigkapan akan pikiran Tuhan ada di dalamnya. Tetapi kita memang memerlukan orang-orang yang tampil berbicara dengan terus terang. Tidak seorang pun dapat memonopoli Roh Kudus, tetapi Roh Kudus dapat memonopoli manusia. Orang-orang seperti itulah para nabi. Mereka tidak pernah diharapkan, tidak pernah diumumkan kedatangannya, tidak pernah diperkenalkan—mereka datang begitu saja. Mereka diutus, dan dimeteraikan, dan sensasional. Yohanes pembaptis “tidak membuat mujizat”—artinya tidak ada serbuan manusia-manusia terlantar yang meminta dia menyentuhkan jamahan kesembuhan. Tetapi dia membangkitkan bangsa yang mati rohani!

Orang akan terheran-heran pada para penginjil kita yang tanpa malu mengumkan bahwa mereka baru saja mengalami kebangunan rohani yang indah dengan beribu-ribu orang berdesakan di altar, dan kemudian menambahkan, untuk menenangkan kaum fundamentalis yang serius itu, “tetapi, dapatkah gempa bumi terjadi tanpa sensasi? Atau angin ribut tanpa kekacauan? Apakah pelayanan Wesley yang menghanguskan itu tidak menyebabkan pergolakan? Gereja Inggris membanting semua pintu di depan muka “utusan Allah yang namanya John—Wesley. Tetapi “kaum Canute yang agamawi” tidak dapat menahan gelombang kebangunan rohani Roh Kudus.

Orang yang terberkati ini, Wesley, keluar dari Universitas Oxford, karena “gagal total,” secara menyolok, menurut perkataannya sendiri (bahkan dengan otak seorang sarjana kobaran api seorang fanatic, dan lidah seorang ahli pidato). Kemudian tibalah 24 Mei 1738, ketika John Wesley di persekutuan doa Aldergate Street, dilahirkan dari Roh; dan kemudian dipenuhi dengan Roh. Dalam waktu 13 tahun orang yang dibaptis-api ini menggoncangkan tiga kerajaan. Dan Savonarola menggoncangkan Florence di pusat Italia sampai wajah “biarawan gila” itu menjadi semacam teror di Florentine pada jamannya, dan menjadi cemoohan kaum agamawi.

Saudara-saudaraku, dalam terang “takhta penghakiman bema,” kita lebih baik hidup enam bulan dengan hati seperti gunung berapi, mencela dosa di tempat di tempat tinggi maupun rendah dan mempertobatkan bangsa ini dari kuasa Setan kepada Allah (seperti yang dilakukan Yohanes pembaptis), daripada mati penuh penghargaan gerejawi dan gelar-gelar teologis dan menjadi sasaran tertawaan neraka dan orang-orang yang tidak punya nilai rohani. Mengecam “bangsawan-bangsawan minuman keras” dan mengutuki politikus-politikius korup tidak akan menyalakan api di kepala kita. Kita dapat melakukan keduanya, dan tetap menguasai kepala kita. Kita dapat melakukan keduanya, dan tetap menguasai kepala dan mimbar kita. Nabi-nabi menjadi martir karena mencela agama palsu dengan istilah-istilah lantang samar. Dan jika kita juga melihat “agama palsu” menipu orang-orang yang masih hidup dan merampok kekasih-kekasih kita masuk dalam penantian atau ketika kita melihat imam-imam memimpin mereka ke neraka di bawah suatu panji berupa salib, kita harus terbakar melawan mereka dengan kemarahan yang kudus. Baru, kemudian, barangkali, untuk memimpin jalan ke reformasi abad dua puluh, kita akan terbakar dalam api kemartiran.

Dengan air mata, pandanglah berita ini: “kekristenan yang lumpuh sekarang mendengar iman-iman agama palsu memuji penginjil-penginjil Kristen!” Dengan segenap hati nurani, dapatkah anda membayangkan kaum agamawi yang sama menyambut seorang Luther dengan tepuk tangan, atau mensposori seorang Savonarola?” Oh! Allah, kirimkan kami khotbah-khotbah nubuat yang memeriksa iri hati dan menghanguskan! Kirimkan, kami satu ras pengkhotbah martir orang-orang yang berbeban, runduk, melengkung, dan patah di bawah visi penghukuman yang mengancam dan malapetaka neraka yang tak ada akhirnya bagi orang-orang yang tidak bertobat!

Pengkhotbah-pengkhotbah membuat mimbar-mimbar termasyhur; nabi-nabi membuat penjara-penjara termasyhur. Semoga Tuhan mengirimkan nabi-nabi kepada kita—orang-orang dahsyat, yang berseru keras-keras dan tidak kompromi, yang memercik bangsa-bangsa dengan seruan “celaka” yang penuh pengurapan—orang-orang yang terlalu panas untuk dipegang, terlalu keras untuk didengarkan, terlalu tanpa ampun untuk diajak kompromi. Kita bosan dengan orang-orang bepakaian halus yang berbicara halus-halus dan menggunakan selautan kata-kata dengan sesendok pengurapan. Orang-orang ini lebih tahu tentang persaingan daripada pengudusan, tentang promosi daripada tentang doa. Mereka menukar pelipatgandaan dengan propanganda dan lebih mengurusi kebahagiaan gereja daripada kesucian gereja mereka.

Oh, dibandingkan dengan gereja perjanjian baru, (Gereja mula-mula) betapa kita jauh di bawah mereka, betapa dibawah standarnya kita ini! Doktrin yang benar menyebabkan kebanyakan orang percaya tidur nyenyak, karena huruf-huruf saja tidak cukup. Huruf-huruf itu harus dinyalakan! Huruf ditambah dengan Roh yang “menghidupkan.” Khotbah yang benar dalam bahasa Indonesia yang sempurna dan penafsiran yang tidak bercacat dapat menjadi sama hambarnya dengan sesuap pasir. Untuk merampok gereja palsu dan melumpuhkan komunisme kita memerlukan Gereja yang dibaptis api. Sebuah belukar menyala menarik Musa; Gereja yang berkobar-kobar akan menarik dunia, sehingga dari tengah-tengahnya mereka akan mendengarkan suara Allah yang hidup.

(kutipan dari buku “Mengapa Kebangunan Rohani Tertunda” karya Leonard Ravenhill”)

PERBANDINGAN KEHIDUPAN YESUS DENGAN PRINSIP HARI INI

Renungan utk saudara seiman di dalam Kristus,

Kehidupan Yesus dimulai dalam kandang pinjaman dan diakhiri dalam kuburan pinjaman.
– Alfred Plummer –

Seandainya Yesus hidup di tengah-tengah kita hari ini sebagai Seorang Hamba Tuhan yang melayani sepenuh waktu dan berita tentang kisah perjalanan pelayanannya mulai lahir hingga kematian-Nya terdengar di telinga kita, tentu sebagian besar dari kita dengan sangat yakin akan berpikir, menganggap dan memandang-Nya sebagai Seorang Hamba Tuhan yang gagal total, terkutuk, menyimpang, sesat, ngawur, tidak diurapi, hamba Tuhan yang palsu, berpikiran sempit dan pasif, pelayanan yang mati, tidak bertumbuh dan masih banyak tanggapan negatif lainnya.


MENGAPA???
Karena sangat bertentangan dengan prinsip atau standar tentang keberhasilan atau kesejatian suatu pelayanan, seorang hamba Tuhan dan pengikut Kristus yang banyak didengung-dengungkan oleh para pemimpin rohani di gereja hari ini baik secara langsung dan terang-terangan maupun dengan sindiran. Prinsip ini telah berkembang di kalangan orang Kristen serta dipercaya sebagai suatu kebenaran. Sekarang mari kita buat perbandingan singkat:

Prinsip hari ini: Seorang hamba Tuhan atau pelayanan yang berhasil adalah mereka yang membangun gedung gereja yang megah atau minimal punya gedung gereja sendiri.
Yesus: Tidak pernah memiliki atau membangun satu pun gedung gereja.

Prinsip hari ini: Seorang hamba Tuhan atau pengikut Kristus dan pelayanan yang berhasil harus DIBERKATI BERLIMPAH-LIMPAH DENGAN BERKAT-BERKAT JASMANI.
Yesus: Bahkan tidak mempunyai uang untuk membeli kuburan-Nya sendiri.

Prinsip hari ini: Seorang hamba Tuhan atau pelayanan yang sejati dan berhasil PASTI mempunyai banyak pengikut atau jemaat. Semakin banyak jemaat merupakan tanda bahwa pelayanan tersebut pasti berada di jalan yang benar.
Yesus: Pada hari menjelang kematian-Nya semua murid-murid-Nya meninggalkan Dia.

Prinsip hari ini: Seorang hamba Tuhan atau pelayanan yang berhasil atau sejati adalah mereka yang sudah memiliki nama besar, terkenal, Good Looking (berpenampilan menarik), berkharisma, memiliki banyak gelar.
Yesus: “TUHAN menghendaki hamba-Nya itu seperti tunas yang tumbuh di tanah yang gersang. Tak ada yang indah pada-Nya untuk kita pandang; tak ada yang menarik untuk kita inginkan.” (Yes. 53:2 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini).

Prinsip hari ini: Seorang hamba Tuhan atau pelayanan yang sejati pasti minim dengan pertentangan atau penolakan dari orang-orang Kristen atau hamba-hamba Tuhan lainnya.
Yesus: Jika kita teliti lebih dalam hampir seluruh atau sebagian besar perjalanan pelayanan Yesus diwarnai dengan penghinaan, pertentangan, perlawanan dan penolakan dari orang-orang Israel bahkan dari para pemimpin atau pemuka-pemuka agama saat itu.

NB: masih ada beberapa contoh lagi kehidupan tokoh-tokoh zaman Alkitab (selain Yesus) dan di era modern yang bertentangan dengan prinsip yang banyak kita dengar saat ini

KESIMPULAN:
1) Semua pencapaian, kesuksesan atau hal-hal yang duniawi bukanlah standar atau ukuran keberhasilan atau kesejatian seorang hamba Tuhan atau pelayanan. Bagi seorang hamba Tuhan sejati yang terutama adalah melakukan kehendak Tuhan dan menyelesaikan panggilan serta tujuan hidupnya bukan mengumpulkan kekayaan dan mengejar kemuliaan duniawi. (Yoh. 4:34)

2) TIDAK SEMUA PRINSIP YANG DISAMPAIKAN DAN DITEKANKAN DI MIMBAR-MIMBAR GEREJA HARI INI ADALAH SEBUAH KEBENARAN. Beberapa prinsip yang kita dengar hari ini mungkin keluar dari perkataan orang-orang yang memiliki reputasi sebagai pemimpin rohani yang banyak dikenal dan diakui oleh mayoritas orang-orang Kristen saat ini tetapi jika kita mau membayar harga untuk merenungkannya lebih lagi di dalam terang Firman-Nya, kita akan menemukan kebenaran dan tidak mudah tertipu dan tersesat.

3) Pemimpin rohani bahkan rekan-rekan seiman kita yang lain perlu kita hormati dan dengarkan tetapi yang lebih utama tentu kita mendengar suara dan pimpinan Gembala Agung kita. (Yoh. 10: 14)

4) Jauhlah kiranya dari maksud dan tujuan saya untuk memengaruhi Anda supaya memberontak, menghakimi atau mencari-cari kesalahan para pemimpin gereja tetapi mari kita bersama-sama menguji setiap firman atau prinsip yang kita lihat dan dengar di gereja saat ini. Bukankah ini merupakan perintah dari Tuhan sendiri untuk kita menguji segala sesuatu dan memegang yang baik (1 Tes. 5:21) di masa-masa yang penuh penyesatan ini?

5) Setiap prinsip firman Tuhan yang kita dengar HARUS dan WAJIB untuk diuji. Tidak peduli seterkenal apa, seberapa lama melayani, sebanyak apa gelar yang dimiliki, seberapa besar gedung gerejanya, seberapa banyak jemaatnya, setenar apa dan sehebat apa seorang hamba Tuhan yang menyampaikannya. Dan setiap hamba Tuhan atau pelayanan yang sejati akan dengan senang hati dan terbuka untuk diuji. (1 Tes. 2: 3-12; Kis. 17:10-11)

ULAR-ULAR DALAM GEREJA – MENGHADAPI MUSUH DI DALAM GEREJA (David Orton)

Firman-Nya kepadaku: “Kaulihatkah, hai anak manusia, apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat ukiran-ukiran mereka? Sebab mereka berkata: TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan tanah ini.”(Yeh. 8:12)
GEREJA SAAT INI

Kesejajaran antara Yehezkiel 8 dan gereja saat ini sangat nyata. Sebagaimana penatua pada masa Yehezkiel diam-diam menjalankan penyembahan berhala, Demikian pula kita saat ini. Ada krisis kepemimpinan dalam gereja. Bukan krisis kecakapan atau teknik yang baik, melainkan krisis orang-orang yang sungguh-sungguh mengandalkan Roh Kudus. Mereka yang, di dalam hatinya yang paling tersembunyi, menolak untuk menyembah ilah asing dan sistem manusia.


Muslihat iblis tidak pernah terang-terangan. Seperti ular, diam-diam dan dengan sembunyi-sembunyi, roh agamawi dan penyesatan memasuki Bait Allah. Dengan berpura-pura melayani gereja Allah, motivasi yang campur aduk dan najis telah menginfiltrasi pelayanan. Sebagai pemimpin, kita telah menjadi pelayan gereja, bukannya pelayan Allah. Kita menyembah gambaran palsu – gambaran sukses, kerohanian, kekuasaan. Kita mengimpor ke dalam gereja dan kota kita model dan formula mutakhir untuk menjamin sukses. Melihatnya dari jauh – dari kota atau negara lain – hal-hal itu kelihatan sangat menggiurkan, sangat menjanjikan. Namun seperti fatamorgana, harapan akan ledakan pertumbuhan gereja atau transformasi kota menguap pada saat kita bergerak maju. Mengapa? karena kita menolak untuk membayar harga dengan merendahkan diri kita – atau membiarkan kekuatan kita diremukkan – program dan rencana kita – kefasihan dan kecakapan berbicara kita – musik dan talenta kita – dijadikan tidak bermakna. Kalau apa yang kita lakukan tidak dikandung di dalam rahim kelemahan kita, kita tidak akan pernah melahirkan keajaiban kuasa-Nya. Hanya ada dua pilihan: entah hal itu dilahirkan dari Allah, atau dari manusia. Tanpa mengalami kehancuran hati, setiap model baru mengakibatkan kita lebih mengandalkan kecakapan kita dalam mengorganisasi, kecakapan berkomunikasi dan berjejaring, sumber daya finansial kita, atau kreativitas musikal kita. Kalau kita mengimpor model sukses paling mutakhir ke kota kita tanpa menjalani kerendahan hati salib, kita hanya akan menyembah pada gambaran yang hampa. Seperti rasul-rasul hebat di Korintus itu, kita akan “bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah” (2 Kor. 5:12). 

Kita pada kenyataannya menipu diri kita sendiri, mengira bahwa kita menjalankan model paling mutakhir dalam pertumbuhan gereja, transformasi kota atau kebangunan rohani demi kota kita dan bagi Kerajaan Allah. Kalau selubung itu dibuka dan kita dapat melihat ke dalam hati kita sendiri, kita akan tertunduk malu. Kita seperti hamba-hamba Tuhan yang digambarkan oleh Petrus sebagai “hati mereka telah terlatih dalam keserakahan” (2 Petrus 2:14). Kita melihat sukses orang lain dan ingin mengalaminya bagi diri sendiri – ups, maafkan saya, seharusnya saya katakan, “bagi Kerajaan Allah.” Seandainya kita jujur, kita akan melihat bahwa sebagian besar dorongan untuk mengembangkan gereja atau denominasi kita berasal dari kompetisi:

“Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain…” (Pkh. 4:4)
Selama beberapa tahun saya adalah seorang pendeta di sebuah pergerakan gereja yang, pada suatu waktu, merupakan gereja yang termasuk paling pesat bertumbuh di negeri kami. Namun, dengan perginya pendiri gereja ini, momentumnya melemah dan kami dikejar oleh pergerakan lain. Kebanyakan rencana pertumbuhannya sekarang, sungguh menyedihkan, terdorong oleh intimidasi akan sukses pergerakan lain.

ORANG-ORANG BERDOSA DI TANGAN ALLAH YANG MURKA

 (terjemahan dari Sinners in the Hands of an Angry God oleh Jonathan Edwards) – Bagian 3 (selesai)

Betapa mengerikannya firman dalam Yes. 63:3 ini, yang adalah firman dari Allah yang agung. “Aku telah mengirik bangsa-bangsa dalam murka-Ku, dan Aku telah menginjak-injak mereka dalam kehangatan amarah-Ku; semburan darah mereka memercik kepada baju-Ku, dan seluruh pakaian-Ku telah cemar.” Mungkin mustahil bagi kita untuk dapat memahami secara tepat makna mengenai tiga hal ini, yaitu, kejijikan, kebencian, dan kedahsyatan dari murka-Nya. Jika Anda menangis dan berseru kepada Tuhan untuk mendapatkan belas kasihan, Ia tidak akan merasa kasihan sedikit pun kepada penderitaan Anda yang menyedihkan, atau sedikit pun memerhatikan dan menolong Anda, sebaliknya, Ia akan menginjak-injak Anda di bawah kaki-Nya. Dan meskipun Ia mengetahui bahwa Anda tidak sanggup menanggung beratnya beban kekuatan-Nya yang menekan Anda, namun Ia sama sekali tidak peduli, bahkan Ia justru akan menghancurkan Anda di bawah kaki-Nya tanpa belas kasihan; Ia akan menumpahkan darah Andakeluar, dan membuatnya berhamburan, dan memercik ke baju-Nya, dan mencemari seluruh pakaian-Nya. Ia tidak hanya sekadar membenci Anda, tetapi Ia akan sangat jijik kepada Anda: tidak ada tempat yang layak untuk Anda, kecuali di bawah kaki-Nya untuk diinjak-injak seperti lumpur di jalanan.

3.    Penderitaan yang akan Anda hadapi adalah penderitaan yang dibuat oleh Tuhan untuk menunjukkan bagaimana atau seperti apa kemarahan dari Jehovah. Allah telah merancangkan hal itu di dalam hati-Nya untuk menunjukkan kepada para malaikat dan manusia, tentang betapa sempurnanya kasih-Nya dan juga betapa mengerikan murka-Nya. Kadang kala raja-raja dunia memiliki pemikiran untuk menunjukkan betapa mengerikan murka mereka itu, dengan penghukuman-penghukuman yang ekstrim yang akan mereka laksanakan kepada orang-orang yang membuat mereka marah. Nebukadnezar, raja yang kuat dan angkuh dari kerajaan Kasdim, yang dengan tidak segan-segan menunjukkan murkanya saat marah kepada Sadrakh, Mesakh, dan Abednego; oleh karena itu ia memberikan perintah untuk memanaskan tungku perapian yang menyala-nyala hingga tujuh kali lebih panas dari sebelumnya; tidak diragukan lagi, suhunya telah dinaikkan hingga ke tingkat yang paling tinggi yang dapat dibuat oleh pikiran manusia. Tetapi Allah yang mahabesar juga tidak segan-segan untuk menunjukkan murka-Nya, dan menyatakan kedahsyatan kemuliaan-Nya serta kekuatan kuasa-Nya di dalam penderitaan-penderitaan ekstrim yang dialami oleh musuh-musuh-Nya. Rom. 9:22. “Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan.” Dan melihat hal ini adalah rancangan dan ketetapan-Nya, dan juga untuk menunjukkan betapa mengerikan murka yang tak terbatas itu, serta kemarahan dan kedahsyatan murka Jehovah, maka Ia pasti akan melaksanakannya. Akan ada yang akan segera digenapi dan dilaksanakan dan akan menggentarkan dengan dilihat satu saksi. Ketika Allah yang besar dan sedang murka telah bangkit dan melaksanakan pembalasan-Nya yang mengerikan terhadap orang-orang berdosa yang celaka ini, dan ketika jiwa-jiwa terkutuk ini benar-benar menderita karena beban yang sangat berat dan dahsyat dari murka-Nya, Allah akan memanggil seisi alam semesta untuk menyaksikan kedahsyatan kemuliaan-Nya dan kekuatan kuasa-Nya yang akan dinyatakan melaluinya. Yes. 33:12-14 mengatakan, “Bangsa-bangsa akan dibakar menjadi kapur dan akan dibakar dalam api seperti semak duri yang ditebang. Hai orang-orang yang jauh, dengarlah apa yang telah Kulakukan, hai orang-orang yang dekat, ketahuilah keperkasaan-Ku! Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: ‘Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?’”
Demikian ini akan terjadi pada Anda yang masih belum bertobat, jika Anda terus mengeraskan hati; kekuatan-Nya yang tak terbatas, kemuliaan, dan kengerian dari Allah yang mahakuasa akan dinyatakan kepada Anda, melalui penyiksaan-penyiksaan yang tak tertahankan kepada Anda. Anda akan disiksa di hadapan para malaikat kudus, dan di hadapan Anak Domba; dan ketika Anda dalam keadaan yang menderita, seluruh penghuni surga yang mulia akan keluar dan melihat pemandangan yang mengerikan itu, sehingga mereka dapat melihat seperti apa murka dan kedahsyatan dari Yang Mahakuasa; dan ketika mereka melihatnya, mereka akan bertekuk lutut dan sujud menyembah Sang Mahakuasa dan Mahamulia itu. Yes. 66:23, 24. “Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN. Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.”
4.    Ini adalah murka yang kekal. Sudah cukup mengerikan menanggung kemarahan dan murka Allah seketika saja lamanya; tetapi Anda harus menanggungnya di sepanjang kekekalan. Tidak akan ada akhir untuk penderitaan yang begitu mengerikan ini. Ketika Anda melihat ke depan, Anda akan melihat waktu yang sangat lama, suatu masa yang tiada berakhir terbentang di hadapan Anda, dimana akan menelan habis semua pemikiran Anda, dan mengejutkan jiwa Anda; dan Anda akan benar-benar putus asa atau kehilangan harapan karena tidak akan ada pembebasan, tidak akan pernah berakhir, tidak akan ada keringanan hukuman, tidak akan ada perhentian atau ketenangan sama sekali. Anda akan mengetahui dengan pasti bahwa Anda harus masa-masa yang sangat-sangat panjang, berjuta-juta dari berjuta-juta tahun lamanya, dalam pergumulan dan perjuangan menanggung pembalasan yang tanpa ampun dari Yang Mahakuasa; lalu ketika Anda telah menjalaninya, setelah selama berabad-abad lamanya menderita yang sedemikian hebat, Anda akan mendapati bahwa semuanya ini masih belum mengurangi sedikit pun hukuman yang masih harus Anda tanggung. Demikianlah penghukuman Anda sungguh-sungguh tak berakhir. Oh! Siapakah yang dapat membayangkan bagaimana keadaan jiwa yang berada dalam keadaan yang demikian! Semua yang mungkin dapat kita katakan mengenai hal ini, sangat lemah dan merupakan gambaran yang samar; ini adalah sesuatu yang tidak terkatakan dan tidak dapat dibayangkan: “Siapa yang mengetahui kekuatan murka Allah?”
Betapa mengerikan keadaan mereka yang setiap hari dan setiap saat berada dalam bahaya kedahsyatan murka dan penderitaan kekal ini! Tetapi ini adalah akhir yang menyedihkan dari setiap jiwa dalam jemaat ini yang belum dilahirkan kembali, tidak peduli seberapa baik dan sempurna tampaknya moral mereka, seberapa bijaksana dan seberapa salehnya, mereka tidak akan terluput. Oh! Anda harus merenungkan sungguh-sungguh hal ini, apakah Anda seorang yang masih muda atau tua! Ini adalah alasan untuk Anda berpikir, bahwa ada begitu banyak orang di dalam kumpulan jemaat ini yang sekarang sedang mendengar khotbah ini, yang sesungguhnya akan menjadi subyek-subyek dari kesengsaraan yang amat sangat ini untuk selama-lamanya. Kami tidak tahu siapa mereka, atau dimana mereka duduk, atau apa yang sedang dipikirkan mereka sekarang. Mungkin saat ini mereka merasa tenang atau nyaman, dan mendengar semuanya ini tanpa banyak merasa terusik atau tergoncang, dan bahkan sedang sesumbar bahwa mereka bukanlah orang-orang yang dimaksud, sambil meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka akan terluput. Seandainya kita mengetahui bahwa ada satu orang, dan hanya seseorang saja, di dalam seluruh kumpulan jemaat, yang akan mengalami penderitaan ini, betapa mengerikannya memikirkan hal itu! Jika kita mengetahui siapa orang itu, betapa mengerikannya menyaksikan orang yang dalam keadaan seperti itu! Betapa seluruh jemaat lain yang tersisa akan meratapi dan menangisi orang itu! Tetapi, Aduh! berapa banyak jiwa yang mungkin akan mengingat khotbah ini di dalam neraka? Dan merupakan suatu keajaiban, jika beberapa orang yang ada sekarang ini tidak pergi ke neraka dalam waktu yang sangat dekat, bahkan sebelum tahun ini berakhir. Dan bukanlah sesuatu yang mengherankan, jika beberapa orang, yang sekarang duduk di sini, di kursi-kursi dalam ruang pertemuan ini, dengan tubuh yang sehat, tenang dan aman, harus ada di sana (neraka) sebelum esok pagi. Bagi Anda yang masih tetap hidup dalam keadaan yang baik-baik saja, yang masih belum pergi ke neraka akan segera berada di sana dalam waktu yang singkat! Kutukan kepada Anda tidak pernah tertidur; melainkan akan datang dengan cepat, dalam segala kemungkinan, dan dengan sangat tiba-tiba menimpa sebagian besar dari Anda. Anda memiliki alasan untuk bertanya mengapa Anda tidak  berada di dalam neraka saat ini. Sangat diragukan apabila ada orang yang pernah Anda lihat atau kenal lebih layak masuk ke neraka daripada Anda dan yang saat ini dulu pernah ada di sekitar sini dan hidup seperti Anda.  Keadaan mereka saat ini adalah tanpa harapan; mereka menangis dalam penderitaan yang hebat dan keputus-asaan yang amat sangat; tetapi di sini Anda berada di negeri orang hidup dan di dalam rumah Allah, dan memiliki kesempatan untuk memeroleh keselamatan. Apa yang tidak akan diberikan oleh jiwa-jiwa celaka yang terkutuk dan tanpa pengharapan yang ada di neraka sekarang untuk satu hari saja kesempatan demikian seperti yang Anda nikmati sekarang!
Dan sekarang Anda memiliki kesempatan yang luar biasa, hari dimana Kristus telah membuka lebar pintu belas kasihan-Nya, dan berdiri untuk memanggil dan berseru dengan suara nyaring kepada orang-orang berdosa yang celaka ini; hari dimana banyak orang yang berbondong-bondong datang kepada Dia, dan berdesakan masuk ke dalam kerajaan Allah. Setiap hari mereka datang dari timur, barat, utara dan selatan; banyak dari mereka yang sebelumnya berada dalam kondisi yang sama menyedihkannya dengan kondisi Anda, tetapi sekarang dalam keadaan yang berbahagia, dengan hati mereka yang dipenuhi dengan kasih kepada Dia yang telah lebih dulu mengasihi mereka, dan membasuh mereka dari dosa-dosa mereka dengan darah-Nya sendiri, dan bersukacita dalam pengharapan akan kemuliaan Allah. Betapa tragisnya mereka yang melewatkan hari yang demikian! Untuk melihat begitu banyak orang lain sedang berpesta, sementara Anda dalam keadaan merana dan binasa! Untuk melihat begitu banyak yang bergembira dan bernyanyi karena sukacita di dalam hati, sementara Anda memiliki alasan untuk berdukacita karena penderitaan di dalam hati, dan meratap karena keputus-asaan di dalam roh! Bagaimana Anda dapat tinggal tenang sesaat saja dalam kondisi yang demikian? Bukankah jiwa Anda sama berharganya dengan jiwa-jiwa dari orang-orang yang ada di Suffield, dimana mereka datang berbondong-bondong kepada Kristus setiap hari?
Adakah mereka yang telah hidup cukup lama di dunia, yang hingga hari ini belum dilahirkan kembali? Dan di luar persekutuan dengan umat pilihan Allah, yang tidak pernah melakukan apa-apa semenjak mereka hidup, selain menimbun murka Allah sampai pada hari penghakiman nanti? Oh, saudara-saudara, keadaan Anda, sungguh-sungguh sangat berbahaya. Kesalahan dan kedegilan hati Anda sangat besar. Tidakkah Anda melihat bagaimana orang-orang yang seusia Anda yang telah meninggal dan menyia-nyiakan pengampunan dan kasih karunia Allah yang luar biasa dan ajaib ini? Anda perlu memikirkan sungguh-sungguh keadaan diri Anda sendiri, dan bangun sepenuhnya dari tidur Anda. Anda tidak akan sanggup menanggung kengerian, kedahsyatan dan murka dari Allah yang tak terbatas itu – dan Anda, para pemuda dan pemudi, akankah Anda menyia-nyiakan waktu yang berharga ini dimana Anda sekarang sedang menikmatinya, sementara banyak teman-teman seusia Anda yang lainnya telah merelakan semua kesenangan masa muda mereka dan datang kepada Kristus? Anda secara khusus memiliki kesempatan yang sangat berharga sekarang; tetapi jika Anda mengabaikan atau menyia-nyiakan hal ini, murka dan penghakiman Allah akan segera datang kepada Anda seperti kepada mereka yang menghabiskan seluruh hari-hari berharga pada masa muda mereka di dalam dosa, dan yang sekarang masuk dalam lubang kebutaan dan kebebalan yang mengerikan. Dan Anda sekalian, anak-anak, yang belum bertobat, apakah kalian tidak tahu bahwa kalian sedang berjalan menuju ke neraka, untuk menanggung murka Allah yang mengerikan, yang sekarang sedang marah kepada kalian setiap hari dan setiap malam? Apakah kalian cukup puas atau senang dengan menjadi anak-anak dari iblis, dimana banyak anak-anak yang lain di negeri ini telah bertobat dan telah diubahkan menjadi anak-anak dari Raja di atas segala raja yang kudus dan berbahagia?   
Biarlah setiap orang yang saat ini masih berada di luar Kristus, dan sedang tergantung di atas lubang neraka, baik mereka adalah laki-laki dan perempuan usia tua, atau usia pertengahan/dewasa, atau orang-orang muda/remaja, atau anak-anak kecil, sekarang dengarkanlah panggilan yang keras dari firman Allah dan kasih karunia-Nya. Ini adalah tahun penentuan dari Tuhan, suatu hari pertolongan bagi beberapa orang, tetapi juga pasti akan menjadi hari pembalasan yang hebat bagi sebagian yang lain. Hati orang-orang semakin keras, dan kesalahan mereka terus meningkat dengan sangat cepat setiap hari, jika mereka tidak peduli pada keselamatan jiwa-jiwa mereka; dan tidak ada bahaya yang lebih besar seperti yang ada pada orang-orang yang mengeraskan hati dan pikiran yang telah dibutakan. Tuhan nampaknya sekarang sedang bergerak cepat mengumpulkan umat pilihan-Nya dari berbagai belahan bumi ini; dan mungkin sebagian besar orang-orang yang akan diselamatkan, akan ditarik dalam waktu yang singkat, dan itu akan seperti yang pernah terjadi pada peristiwa pencurahan Roh Kudus ke atas orang-orang Yahudi pada hari para rasul; orang-orang pilihan akan dikumpulkan, dan yang lainnya akan dibutakan. Jika hal ini terjadi kepada Anda, Anda akan mengutuki hari itu selamanya, dan juga akan mengutuki hari kelahiran Anda, melihat suatu masa pencurahan Roh Kudus semacam itu, Anda akan berharap Anda sudah mati dan pergi ke neraka sebelum melihat hal itu.  Sekarang tanpa diragukan lagi, seperti pada hari Yohanes Pembaptis, kapak telah diletakkan tepat di akar pohon-pohon, dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.
Oleh karena itu, biarlah setiap orang yang berada di luar Kristus, sekarang sadarlah dan larilah dari murka yang akan tiba. Murka dari Allah yang Mahakuasa tidak diragukan lagi sekarang tergantung di atas sebagian besar dari kumpulan jemaat ini; biarlah setiap orang melarikan diri dari Sodom: “cepat dan selamatkanlah dirimu, jangan menengok ke belakang, larilah ke gunung, supaya engkau jangan mati lenyap.”


ORANG-ORANG BERDOSA DI TANGAN ALLAH YANG MURKA

  (terjemahan dari Sinners in the Hands of an Angry God oleh Jonathan Edwards) – Bagian 2

Jadi, semua manusia ada di dalam genggaman tangan Allah, di tepi lubang neraka; mereka pantas dibuang ke dalam api, dan dihukum. Murka Tuhan telah menyala-nyala, kemarahan-Nya terhadap mereka adalah sama seperti dengan kemarahan-Nya kepada mereka yang benar-benar menderita karena pelaksanaan kedahsyatan murka-Nya di neraka, dan mereka tidak mampu melakukan apa pun untuk menenangkan atau meredakan kemarahan itu, dan Tuhan tidak terikat dengan janji apa pun untuk sewaktu-waktu menyelamatkan mereka; iblis sedang menunggu mereka, neraka berusaha menangkap mereka, api yang besar menyala dan berkobar-kobar mengelilingi mereka, dan akan dengan senang hati menyambar dan menelan mereka; api yang terkurung di dalam hati mereka sendiri tengah berjuang keras untuk keluar: dan mereka tidak peduli sedikitpun kepada Sang Perantara, tidak ada sarana atau cara apa pun yang dapat digunakan untuk menyelamatkan mereka. Singkatnya, mereka tidak punya tempat berlindung, tidak ada yang bisa dijadikan pegangan, semua yang melindungi mereka adalah keinginan yang berubah-ubah belaka, bukan janji Tuhan, dan bukan keharusan bagi Allah untuk menahan murka-Nya.

APLIKASI/PENERAPAN
Pemilihan tema khotbah yang keras ini dimaksudkan untuk membangunkan atau menyadarkan orang-orang yang belum sungguh-sungguh bertobat dalam kumpulan jemaat ini. Isi khotbah yang telah Anda dengar ini adalah gambaran dari setiap orang di antara saudara yang masih berada di luar Kristus. Alam yang penuh penderitaan, lautan api dan belerang, terbentang luas di bawah Anda. Ada lubang yang mengerikan yang di dalamnya ada api murka Allah yang menyala-nyala; mulut neraka yang menganga lebar siap menelan; tidak ada tempat yang aman untuk berpijak, atau dapat dipegangi; tidak ada batasan antara Anda dan neraka selain udara; hanyalah kuasa dan kehendak Allah semata yang dapat menahan atau mengangkat Anda.
Anda mungkin kurang peka akan hal ini; Anda merasa bahwa Anda dapat terhindar dari neraka, tetapi tidak melihat campur tangan Allah di dalamnya; melainkan memperhatikan hal-hal yang lainnya, seperti keadaan tubuh jasmani Anda yang sehat, kepedulian Anda terhadap hidup Anda, dan berbagai sarana yang Anda gunakan untuk memelihara dan melindungi hidup Anda. Padahal semuanya ini adalah hal yang sia-sia; jika Allah menarik tangan-Nya, semuanya ini tidak lebih berguna untuk menjaga Anda dari kejatuhan, daripada angin tipis yang menahan atau mengangkat seseorang yang sedang tergantung padanya.  
Kefasikan Anda menjadikan tubuh Anda begitu berat bagaikan timah hitam, dan akan cenderung tenggelam dengan tekanan dan beban yang berat menuju neraka; dan jika Tuhan melepaskan Anda, Anda akan segera tenggelam dan dengan cepat turun dan terjun ke dalam jurang yang tak berdasar, dan dengan demikian, kesehatan Anda, perlindungan serta kebijaksanaan Anda sendiri, cara-cara yang terbaik, dan semua kebajikan Anda, tidak akan mampu mengangkat dan meluputkan Anda dari neraka, bagaikan jaring laba-laba yang harus menahan jatuhnya sebuah batu karang. Jika bukan karena kehendak Allah yang berdaulat, bumi tidak akan menahan Anda sedetikpun; karena Anda adalah beban baginya; alam semesta mengeluhkan kehadiran Anda; semua ciptaan tidak rela menjadi budak dari kejahatan Anda; matahari enggan bersinar ke atas Anda untuk menerangi Anda melayani dosa dan setan; bumi enggan memberikan hasil-hasilnya demi memuaskan nafsu-nafsu Anda; juga tidak rela menjadi sebuah panggung untuk kejahatan yang Anda lakukan di atasnya; udara tidak rela menjadi nafas bagi Anda untuk mempertahankan hidup Anda, sementara Anda menghabiskan hidup Anda untuk melayani musuh-musuh-Nya. Semua ciptaan Tuhan adalah baik adanya, dan diciptakan bagi manusia supaya dengannya manusia dapat melayani Tuhan, dan tidak rela untuk tunduk pada tujuan-tujuan yang lainnya, dan mengeluh saat mereka disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang jelas-jelas bertentangan dengan natur dan tujuan keberadaan mereka. Dan seluruh dunia akan memuntahkan Anda keluar, jika tidak karena kedaulatan tangan Tuhan yang memperlakukan seluruh dunia dalam pengharapan. Ada awan gelap murka Allah yang sekarang sedang menggantung di atas kepala Anda, yang penuh dengan badai yang mengerikan, besar serta bergemuruh, dan jika bukan karena tangan Tuhan yang menahannya, itu akan dengan seketika meledak ke atas saudara. Kedaulatan kehendak Allah, untuk saat ini, yang menunda angin murka-Nya; jika tidak, itu akan datang dengan kedahsyatan, dan kehancuran Anda akan datang bagaikan angin topan, dan Anda akan menjadi seperti sekam yang dijemur di musim panas.
Murka Allah bagaikan air bah yang saat ini sedang dibendung; dan semakin lama arusnya semakin tinggi dan terus meningkat, sebelum dilepaskan. Dan semakin lama arus itu ditahan, alirannya semakin deras dan semakin kuat ketika suatu kali nanti dilepaskan. Memang benar, bahwa penghakiman atas perbuatan-perbuatan jahat Anda belum dijatuhkan sampai sekarang ini; air bah dari pembalasan Allah masih tertahan; tetapi kesalahan Anda sementara waktu secara konstan terus meningkat, dan setiap hari Anda menimbun lebih banyak lagi murka-Nya; air bah tersebut terus-menerus meninggi, dan makin bertambah besar dan bertambah kuat; dan tidak ada sesuatu yang lain selain kehendak Allah semata, yang mampu menahan kekuatan air bah yang dahsyat dan terus berjuang mendesak keluar tersebut. Jika Tuhan sedikit saja menarik tangan-Nya dari pintu yang membendung air bah tersebut, maka pintu itu seketika akan terbuka, dan gelombang air bah yang dahsyat dari murka dan kegeraman Allah, akan menyerbu keluar dengan kemarahan yang tak terbayangkan, dan akan melanda Anda dengan kekuatan yang tak terbatas; dan jika kekuatan Anda sepuluh ribu kali lebih besar, ya, sepuluh ribu kali lebih besar dari kekuatan iblis yang paling gagah dan paling kuat yang ada di neraka, semuanya itu tidak akan berarti apa-apa untuk menahan atau menanggungnya.
Busur murka Allah telah ditarik, dan anak panah telah disiapkan pada talinya, dan keadilan mengarahkan panah itu ke jantung Anda, menarik busur itu, dan hanya karena kehendak Allah yang sedang murka dan tanpa sedikitpun terikat oleh janji atau kewajiban apa pun itulah yang menahan anak panah itu dari kehausannya meminum darah Anda. Oleh karena itu, setiap Anda yang belum mengalami pembaruan hati, yang dikerjakan oleh kuat kuasa Roh Kudus di dalam jiwa Anda; setiap Anda yang belum lahir baru, belum menjadi ciptaan baru, dan belum dibangkitkan dari kematian dalam dosa kepada suatu keberadaan yang baru, yang juga belum mengalami terang dan hidup, ada di dalam genggaman tangan Allah yang sedang murka. Bagaimanapun Anda memerbaiki kehidupan Anda dalam banyak hal, dan memiliki kecintaan pada agama, dan yang menjaga suatu kehidupan yang beragama dalam keluarga Anda dan ruangan-ruangan rumah Anda, pula di dalam rumah Tuhan, namun hanya kehendak-Nya semata yang sanggup menjaga Anda saat ini dan meluputkan Anda dari kehancuran kekal. Betapapun keraguan Anda sekarang kepada kebenaran yang Anda dengar, lama kelamaan Anda akan memercayai sepenuhnya. Mereka yang telah pergi ke neraka dalam keadaan yang sama seperti Anda, juga pasti mengalami hal yang demikian; sebab kehancuran datang dengan tiba-tiba kepada mereka; ketika mereka sama sekali tidak mengharapkan hal itu, dan ketika mereka berkata, damai dan aman; sekarang mereka melihat, bahwa hal-hal dimana mereka bergantung untuk mendapatkan kedamaian dan keamanan, hanyalah angin tipis dan bayang-bayang kosong semata.
Tuhan yang sedang menahan Anda tidak jatuh ke dalam lubang neraka, bagaikan seseorang yang sedang memegang seekor laba-laba atau serangga menjijikkan di atas bara api, Ia “benci” dan murka kepada Anda: murka-Nya terhadap Anda menyala-nyala seperti api; Ia memandang Anda layak, bukan untuk sesuatu yang lain selain untuk dilemparkan ke dalam api; Mata-Nya akan lebih jernih daripada melihat Anda dalam dalam pandangan-Nya, Anda sepuluh ribu kali lebih buruk, daripada ular paling berbisa yang paling dibenci yang ada di sekitar kita. Anda telah menyakiti hati-Nya dengan sangat lebih dari apa yang pernah dilakukan oleh seorang pemberontak yang keras kepala kepada rajanya; namun tidak lain hanya tangan-Nya semata yang senantiasa menahan Anda untuk tidak jatuh ke dalam neraka. Itulah satu-satunya alasan mengapa Anda tidak pergi ke neraka semalam; dan tetap bangun kembali untuk menderita di dalam dunia, setelah Anda menutup mata Anda untuk tidur. Dan tidak ada alasan lain yang dapat diberikan, mengapa Anda tidak jatuh ke dalam neraka semenjak Anda bangun di pagi hari, kecuali bahwa tangan Tuhan yang mengangkat Anda. Juga itulah satu-satunya alasan mengapa Anda tidak pergi ke neraka, semenjak Anda duduk di sini di dalam rumah Tuhan, dengan memancing kemarahan-Nya karena mata-Nya yang suci melihat cara atau sikap Anda yang jahat dan penuh dosa dalam menghadiri ibadah-Nya yang khidmat. Ya, itulah satu-satunya alasan mengapa Anda sekarang ini tidak jatuh ke dalam neraka.
Oh, orang berdosa! Renungkanlah sungguh-sungguh bahaya yang begitu mengerikan dimana Anda ada di dalamnya saat ini: ini adalah tungku perapian yang menyala-nyala dari murka Allah, lubang yang lebar dan tanpa dasar, penuh dengan api murka Allah, dan Anda ada di dalam genggaman tangan Allah, yang murka-Nya sedang menyala-nyala dan ditujukan sedemikian dahsyat kepada Anda, seperti halnya kepada orang-orang terkutuk di dalam neraka. Anda sedang tergantung di atas seutas benang yang tipis, dengan api murka ilahi sedang menjilatnya dan setiap saat siap menghanguskannya, dan membakarnya sampai habis; dan sementara itu Anda tidak berminat sedikit pun pada Sang Perantara, dan tentu saja tidak ada yang dapat menangkap Anda untuk menyelamatkan Anda dari kejatuhan, dan tidak ada yang dapat meluputkan Anda dari kobaran api murka Allah, tidak ada sesuatu yang Anda miliki, atau apa pun yang pernah Anda lakukan, atau apa pun yang dapat Anda lakukan, untuk membujuk Allah supaya menjaga Anda sedetik saja dari murka-Nya.
Dan kini pertimbangkan beberapa hal ini lebih cermat lagi.
1.    Murka siapakah itu: itulah murka dari Allah yang mahakuasa. Jika itu hanya murka manusia, meskipun memiliki kekuasaan yang cukup besar, tidak dapat dibandingkan dengan murka Allah. Murka raja-raja memang sangat ditakuti, terutama raja-raja yang berkuasa mutlak atas kehidupan dan semua yang dimiliki oleh rakyat mereka, yang bertindak hanya menuruti kehendak mereka semata. Ams. 20:2. “Kegentaran yang datang dari raja adalah seperti raung singa muda, siapa membangkitkan marahnya membahayakan dirinya.” Mereka yang telah membangkitkan kemarahan seorang putra raja yang sewenang-wenang, dapat dijatuhi hukuman penyiksaan-penyiksaan yang paling ekstrim atau kejam, yang dapat diciptakan oleh pemikiran akal manusia, atau yang dapat diwujudkan oleh kekuatan manusia. Tetapi penguasa-penguasa duniawi terbesar sekali pun dalam kemuliaan dan kekuatan terbesar mereka, dan dengan segala kebengisan atau kekejaman mereka yang paling keji sekali pun, hanyalah sesuatu yang lemah dan bagaikan cacing-cacing menjijikkan dari debu, apabila dibandingkan dengan Sang Pencipta yang besar dan mahakuasa sekaligus Penguasa atas langit dan bumi. Hanya sesuatu yang kecil yang dapat mereka lakukan, bahkan ketika kemarahan mereka sedang memuncak, dan telah mengekspresikan segenap kemarahan mereka. Di hadapan Tuhan, semua raja-raja dunia, bagaikan sekawanan belalang; mereka bukan apa-apa, bahkan kurang dari bukan apa-apa: baik cinta maupun kebencian mereka, keduanya dipandang hina atau rendah oleh Tuhan. Murka dari Raja di atas segala raja, adalah jauh lebih mengerikan dari kemarahan mereka, seperti kemuliaan-Nya yang juga jauh lebih besar. Luk. 12:4,5. “Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi, Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!”
2.    Ini adalah kedahsyatan dari murka-Nya yang ditujukan kepada Anda. Kita sering membaca tentang kemarahan Allah; seperti dalam Yes. 59:18. “Sesuai dengan perbuatan-perbuatan orang, demikianlah Ia memberi pembalasan: kehangatan murka kepada lawan-lawan-Nya, ganjaran kepada musuh-musuh-Nya; bahkan kepada pulau-pulau yang jauh Ia memberi ganjaran. Kemudian Yes. 66:15. “Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.” Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain. Juga di dalam kitab Wahyu 19:15, kita membaca tentang “Anggur perasan dari kegeraman dan murka dari Allah yang Mahakuasa.” Firman ini lebih dari mengerikan. Kalau hanya berkata, “murka Allah,” kata-kata ini saja sudah menyiratkan sesuatu yang sangat mengerikan: tetapi disini dikatakan “kehangatan murka Allah.” Kemarahan Allah! Kehangatan murka Yehovah! Oh! Betapa sangat mengerikan hal itu! Siapa yang sanggup mengatakan atau membayangkan pernyataan apa yang terkandung di dalamnya! Apalagi yang disebutkan dalam ayat di atas adalah “kegeraman dan murka dari Allah yang Mahakuasa.” Seolah-olah akan terjadi demonstrasi kedahsyatan kuasa Allah yang luar biasa sebagai dampak dari kegeraman murka Allah itu. Seolah-olah kemahakuasaan-Nya itu harus dilampiaskan seperti lazimnya orang-orang yang menggunakan kekuatan mereka dalam melampiaskan kemarahan mereka. Oh! Betapa mengerikan konsekuensinya! Apa yang akan terjadi dengan manusia yang bagaikan cacing-cacing celaka yang akan mendapatkan penderitaan itu! Tangan siapakah yang kuat menahannya? Dan hati siapakah yang dapat menanggungnya? Untuk sesuatu yang mengerikan, yang tak terkatakan, penderitaan yang tak terbayangkan kedalamannya dimana makhluk-makhluk celaka yang akan menjadi subyek dari hal ini harus tenggelam didalamnya!
Renungkanlah baik-baik hal ini, Anda yang hadir disini, yang masih tetap belum bertobat. Tuhan akan melaksanakan kehangatan murka-Nya, artinya, bahwa Ia akan melampiaskan murka-Nya tanpa belas kasihan sedikit pun. Ketika Allah melihat penderitaan Anda yang luar biasa, dan melihat penderitaan Anda sangat tidak sebanding dengan kekuatan yang Anda miliki, dan melihat betapa jiwa Anda yang malang diremukkan, dan binasa, seperti yang seharusnya, ke dalam kegelapan abadi; Ia tidak akan merasa kasihan kepada Anda, Ia tidak akan menunda atau menahan pelaksanaan murka-Nya, atau sedikit pun meringankan hukuman-Nya; tidak akan ada belas kasihan atau kemurahan, dan Ia sama sekali tidak akan menahan badai murka-Nya yang mengamuk; Ia tidak akan memerdulikan keselamatan Anda, maupun memerhatikan sedikit saja kalau-kalau Anda mungkin semestinya menderita dalam bentuk yang lain, selain daripada yang tidak harus Anda tanggung melebihi yang dituntut secara ketat oleh keadilan. Tidak ada yang sanggup menahannya, sebab ini terlalu berat bagi Anda untuk ditanggung. Yeh. 8:18. “Oleh karena itu Aku akan membalas di dalam kemurkaan-Ku. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka.” Sekarang Tuhan masih mau mengasihani Anda; ini adalah hari kemurahan; Anda boleh menangis sekarang dengan ratapan-ratapan untuk memeroleh belas kasihan. Tetapi waktu hari kemurahan ini berlalu, tangisan-tangisan dan ratapan-ratapan Anda yang paling menyayat hati dan memilukan akan sia-sia belaka; Anda akan sepenuhnya terhilang dan dibuang dari hadapan Allah, tanpa sedikit pun memerdulikan keselamatan Anda. Tidak ada tempat yang pantas bagi Anda dimana Tuhan dapat memakai Anda, kecuali untuk menderita sengsara; Anda akan terus menerus dalam keadaan demikian tanpa akhir; karena Anda akan menjadi sebuah bejana murka Allah yang pantas dihancurkan; dan tidak ada kegunaan lain bagi bejana ini selain untuk diisi penuh dengan murka Allah. Tuhan tidak akan memberikan belas kasihan kepada Anda saat Anda menangis kepada Dia, seperti yang dikatakan dalam kitab Ams. 1:25-26, Dia hanya akan “tertawa dan mengolok-olok.” (BERSAMBUNG)

ORANG-ORANG BERDOSA DI TANGAN ALLAH YANG MURKA

 (terjemahan dari Sinners in the Hands of an Angry God oleh Jonathan Edwards) – Bagian 1

Pada waktu kaki mereka goyang
Keluaran 32:25

Di dalam ayat ini dibicarakan mengenai pembalasan Allah terhadap kejahatan orang Israel yang tidak percaya, yang adalah umat Allah secara jasmani, dan yang hidup di bawah kasih karunia atau anugerah; tetapi mereka mengabaikan semua pekerjaan Allah yang ajaib terhadap mereka, mereka tetap (seperti ayat 28) menolak arahan, tidak mempunyai pengertian di dalam diri mereka. Di bawah seluruh berkat-berkat surga, mereka mengeluarkan buah yang pahit dan beracun, seperti dua ayat berikutnya dari teks diatas. Ekspresi dari ayat/ teks yang telah saya pilih, pada waktu “kaki mereka goyang”, kelihatannya mencakup hal-hal berkaitan dengan penghukuman dan kehancuran yang akan dinyatakan kepada bangsa Israel yang jahat.



1.    Bahwa mereka senantiasa terancam kehancuran; seperti seseorang yang sedang berdiri atau berjalan di tempat yang licin selalu terancam untuk jatuh. Ini menyiratkan bentuk kehancuran yang akan datang ke atas mereka, yang diwakili oleh kaki mereka yang terpeleset. Hal yang sama diungkapkan dalam Maz.73:18. “Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kau taruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.”




2.    Ini menyiratkan, bahwa mereka selalu terancam oleh kehancuran yang tiba-tiba dan tidak diduga-duga.Selama ia berjalan di tempat-tempat yang licin setiap saat sangat mungkin untuk jatuh, ia tidak dapat menduga sebelumnya apakah di waktu berikutnya ia masih berdiri atau akan jatuh. Dan ketika ia jatuh, seketika itu juga ia jatuh tanpa ada peringatan. Yang juga dinyatakan dalam Maz. 73:18-19: Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!




3.    Hal lain yang termasuk di dalamnya adalah bahwa mereka sangat mungkin terjatuh karena diri mereka sendiri, tanpa dilemparkan atau dijatuhkan oleh tangan orang lain. Selama ia berdiri atau berjalan diatas dasar yang licin tidak ada sesuatu yang dapat membuat ia jatuh selain berat tubuhnya sendiri.



4.    Alasan mengapa mereka tidak jatuh dan tidak jatuh sekarang adalah hanya karena waktu Tuhan belum tiba atas mereka. Dapat dikatakan, ketika waktunya tiba atau batas waktu yang ditentukan habis, kaki mereka akan tergelincir. Kemudian mereka akan dibiarkan jatuh karena berat badan mereka sendiri. Tuhan tidak akan mengangkat atau menahan mereka di tempat-tempat yang licin lebih lama lagi, tetapi akan membiarkan mereka dan dalam waktu yang sangat cepat, mereka akan jatuh ke dalam kehancuran; seperti ia berdiri di atas dataran yang menurun yang sangat licin, di tepi lubang, ia tidak dapat berdiri sendirian, ketika ia bergerak sedikit saja ia langsung jatuh dan hilang.

Hasil dari penyelidikan dari ayat ini yang saya ingin tekankan adalah “Tidak ada sesuatupun yang dapat menjaga orang fasik setiap waktu untuk tidak jatuh ke alam neraka kecuali hanyalah perkenanan Allah semata.” Hanya oleh perkenanan Allah, yang saya maksud adalah kedaulatan perkenanan-Nya, kehendak-Nya yang tidak dicampuri oleh siapapun, tanpa adanya hutang apapun, tanpa dibatasi oleh cara-cara yang menyulitkan, tidak ada apapun selain kehendak Tuhan yang masih ingin mengasihi orang seperti ini, atau tanpa pertimbangan siapa pun di dalam menjaga orang fasik setiap saat.

Kebenaran dari pengamatan hal ini dapat terlihat dari beberapa pemikiran berikut ini:

1.    Allah tidak kekurangan kuasa untuk membuang orang fasik ke dalam neraka kapan saja. Kekuatan tangan manusia tidak cukup kuat ketika Tuhan bangkit. Manusia yang terkuat sekali pun tidak memiliki kekuatan untuk melawan-Nya maupun melepaskan diri dari-Nya. Dia tidak hanya mampu untuk membuang orang fasik ke dalam neraka, tetapi Ia juga mampu melakukannya dengan sangat mudah. Kadang-kadang seorang penguasa dunia mengalami banyak kesulitan dalam mengatasi seorang pemberontak, yang telah menemukan berbagai cara untuk melindungi atau membentengi dirinya sendiri, dan telah memerkuat dirinya dengan mengumpulkan banyak pengikut. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan. Tidak satu pun benteng yang sanggup menahan kuasa Allah. Meskipun sekumpulan orang banyak dari musuh-musuh Allah bergabung dan bersatu, mereka tetap dapat dengan mudah dihancurkan berkeping-keping. Mereka ibarat tumpukan sekam di tengah terpaan angin puyuh; atau sejumlah besar jerami kering di tengah kobaran api. Mudah bagi kita untuk menginjak dan meremukkan seekor cacing yang kita lihat merayap di atas tanah. Juga mudah bagi kita untuk memotong atau menghanguskan sebuah benang kecil dengan segala sesuatu yang tergantung padanya: demikian pula mudah bagi Tuhan, ketika Ia menghendaki atau mengijinkan, untuk melemparkan musuh-Nya ke dalam neraka. Siapakah kita? Sehingga kita berpikir kita dapat bertahan di hadapan-Nya, yang kata-kata hardikannya membuat bumi pun gemetar, dan mampu menghancurkan gunung-gunung batu?

2.    Mereka memang pantas untuk dibuang ke dalam neraka. Karena keadilan ilahi tidak kompromi, sehingga tidak ada keberatan bagi Allah untuk menggunakan kuasa-Nya setiap saat untuk menghancurkan mereka. Ya, sebaliknya, keadilan berteriak menuntut penghukuman yang setimpal atas dosa-dosa mereka. Firman Allah mengatakan mengenai pohon yang mengeluarkan buah-buah anggur dari Sodom, “Tebanglah pohon ini! untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!” (Luk. 13:7). Pedang keadilan ilahi setiap saat dapat diayunkan ke kepala mereka, dan hanya karena kemurahan tangan dan kehendak Allah semata yang dapat menahannya.
3.    Mereka sudah dijatuhi hukuman neraka. Mereka bukan saja sangat layak untuk dibuang ke sana, tetapi juga tuntutan dari hukum Allah, yakni peraturan dari kebenaran yang kekal dan tidak dapat diubah yang telah ditetapkan Tuhan antara Dia dengan seluruh umat manusia, menentang dan melawan mereka; demikianlah mereka telah terikat secara hukum untuk dibuang ke neraka. Yoh. 3:18: “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum.”  Jadi setiap orang yang belum benar-benar bertobat sudah semestinya menjadi milik neraka; di sanalah tempatnya; dan dari sanalah ia, Yoh. 8:23: “Kamu berasal dari bawah.” Dan di sanalah ia terikat; di sanalah tempat keadilan, dan Firman Allah, dan penghakiman dari hukum Allah yang tidak dapat diubah itu dijatuhkan kepadanya.       
4.    Mereka kini menjadi obyek-obyek dari kemarahan dan murka Allah, seperti yang diekspresikan melalui penyiksaan-penyiksaan di neraka itu. Dan apabila saat ini mereka belum dilemparkan ke neraka, hal itu bukanlah karena Allah, yang menguasai hidup mereka, itu belum begitu murka kepada mereka; seperti kemarahan-Nya kepada banyak ciptaan, yang sekarang sangat menderita karena merasakan dan menanggung kedahsyatan murka-Nya dan disiksa di neraka. Ya, Allah jauh lebih murka dengan sejumlah besar orang-orang yang ada di bumi sekarang; ya, tidak diragukan lagi, dengan banyak orang yang ada dalam jemaat ini sekarang, mereka yang mungkin tampak hidup nyaman, daripada terhadap orang-orang yang sekarang berada dalam siksaan api neraka.
Jadi Tuhan tidak mengulurkan tangan-Nya dan membinasakan mereka bukan karena Tuhan tidak menghiraukan dan tidak membenci kejahatan mereka. Tuhan tidak memiliki persamaan sedikit pun dengan salah seorang dari antara mereka, meskipun mereka mungkin mengiranya demikian. Murka Allah menyala-nyala membakar mereka, hukuman kepada mereka tidak akan surut; lubang telah disiapkan; api telah berkobar, tungku perapian telah begitu panas, siap untuk menelan mereka, api sedang mengamuk dan bernyala-nyala. Pedang yang berkilauan telah tajam terasah, dan teracung ke arah mereka, dan lubang telah mengangakan mulutnya di bawah mereka.
5.    Iblis telah bersiap untuk menjatuhkan dirinya ke atas mereka, dan menangkap mereka menjadi miliknya, pada saat dimana Allah mengijinkannya. Mereka menjadi milik iblis; Iblis mengambil jiwa-jiwa mereka untuk dikendalikan, dan di bawah kekuasaannya. Alkitab menggambarkan mereka seperti benda-benda miliknya (iblis), Luk 11:21. Setan-setan sedang mengawasi mereka; berada di dekat mereka; mengintai mereka, bagaikan sekawanan singa rakus yang kelaparan yang sedang mengintai mangsanya, dan berharap dapat segera memakannya, sekalipun untuk saat ini masih tertahan. Seandainya Allah sampai menarik tangan-Nya, yang selama ini menahan mereka, mereka akan langsung menerkam jiwa-jiwa yang malang ini. Si ular tua itu siap memangsa mereka; neraka membuka mulutnya lebar-lebar untuk menelan mereka; dan sekiranya Tuhan mengizinkannya, mereka akan dengan segera ditelan dan lenyap.
6.    Jiwa orang-orang fasik dikuasai oleh prinsip-prinsip dari neraka, yang akan segera berkobar dan menyala-nyala menjadi api neraka jika tidak ditahan oleh Tuhan. Di dalam natur manusia jasmani terdapat dasar yang memungkinkan manusia mengalami siksaan di neraka. Itu adalah prinsip-prinsip kejahatan yang memerintah dan menguasai mereka, dan sepenuhnya mengikat mereka, dan menjadi benih-benih api neraka. Prinsip-prinsip ini aktif, dominan, sangat kuat, dan sangat brutal sifatnya. Dan jika bukan karena tangan Tuhan yang menahannya, prinsip-prinsip ini pasti akan menguasai, dan menyala keluar dengan cara yang sama dengan kerusakan mereka, dengan maksud jahat yang sama seperti yang ada di dalam hati orang-orang durhaka itu dan akan menghasilkan siksaan-siksaan yang sama sebagaimana yang mereka lakukan di dalam semua itu. Di dalam Alkitab, jiwa orang-orang fasik diumpamakan seperti laut yang berombak-ombak (Yes. 57:20). Untuk saat ini, Tuhan sedang menahan kejahatan mereka dengan kekuatan kuasa-Nya yang dahsyat, seperti yang dilakukannya terhadap gelombang air laut yang bergelora, dengan berkata, ”Engkau boleh datang cukup sampai disini, jangan lebih.” Namun jika Tuhan sampai menarik kuasa-Nya yang selama ini telah menahannya, maka semuanya akan hancur binasa. Dosa membawa kehancuran dan penderitaan bagi jiwa, serta bersifat merusak, dan seandainya Tuhan membiarkannya, itu sudah cukup untuk membuat jiwa mereka betul-betul menderita. Kebobrokan hati manusia itu luar biasa buruk dan melampaui batas; sementara orang berdosa masih hidup di dunia, kejahatan mereka itu seperti api yang tertahan karena Tuhan yang masih menahannya, sedangkan jika itu dilepaskan, api itu akan siap membakar alam semesta; dan seperti hati yang sekarang telah menjadi bejana penuh dosa, dan jika dosa tidak lagi dapat ditahan, itu akan segera mengubah jiwa menjadi perapian yang membara, atau lautan api dan belerang.
7.    Tidak ada keamanan sedetik pun bagi orang fasik, meskipun saat ini mereka belum melihat adanya sarana atau cara-cara kematian menjemput mereka. Tidak berarti aman bagi seseorang meskipun saat ini ia sehat atau baik-baik saja, meski ia tidak melihat adanya suatu ancaman yang dapat dengan tiba-tiba membawanya kepada kematian, meskipun tidak ada bahaya yang kelihatan di dalam setiap situasi atau keadaan sekitarnya. Beragam kejadian dalam dunia ini yang terus terjadi di segala zaman, membuktikan, bahwa manusia benar-benar berada di tepi jurang kekekalan, dan satu langkah selanjutnya akan membawanya ke alam lain. Cara-cara dan sarana yang tak terlihat dan tak terpikirkan yang dapat membawa orang-orang kepada kematian sungguh tak terbilang banyaknya dan tak terselami. Orang-orang yang belum sungguh-sungguh bertobat sedang berjalan melewati lubang neraka di atas suatu penutup yang buruk, dan ada begitu banyak bagian dari penutup tersebut sangat rapuh yang tidak akan mampu menahan berat mereka sendiri, dan celakanya bagian-bagian tersebut tidak terlihat. Panah-panah kematian beterbangan di siang hari tanpa dapat dilihat; bahkan penglihatan yang paling tajam sekalipun tidak mampu mengenalinya. Tuhan memiliki begitu banyak cara yang berbeda dan tak terselami untuk mengambil orang fasik keluar dari dunia dan mengirim mereka ke neraka, dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, Tuhan tidak perlu bersusah payah atau melakukan suatu usaha yang lebih keras untuk menghancurkan orang-orang fasik, setiap saat. Semua cara untuk membinasakan orang-orang berdosa, ada di tangan Tuhan, secara total dan mutlak menurut kuasa dan ketetapan-Nya, dan kapan pun mereka akan dibuang ke neraka benar-benar bergantung hanya pada kehendak Tuhan semata.
8.    Kebijaksanaan dan perlindungan manusia untuk menjaga atau melindungi hidup mereka sendiri, atau perhatian serta perlindungan-perlindungan dari orang lain untuk melindungi mereka, tidak menjadikan mereka aman sedetikpun dari murka Tuhan. Mengenai hal ini, kuasa ilahi yang menggerakkan alam semesta dan pengalaman yang umum menyatakan hal yang sama. Ada bukti yang jelas bahwa hikmat atau kebijaksanaan manusia tidak mampu menghindarkan mereka dari kematian; karena jika mampu maka semestinya kita akan melihat perbedaan-perbedaan antara orang-orang bijak dan berhikmat dari dunia ini, dengan orang yang biasa, berkaitan dengan tanggung jawab mereka terhadap kematian yang tiba-tiba dan tak terduga: tetapi bagaimana kenyataannya? Pengkhotbah 2: 16 mengatakan, “..orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!”
9.    Semua jerih payah dan strategi atau cara-cara orang fasik yang mereka gunakan untuk meluputkan diri dari neraka, sementara mereka masih tetap menolak Kristus, dan karenanya mereka tetap menjadi orang fasik, tidak dapat menjamin keamanan mereka dari neraka barang sedetikpun. Hampir setiap orang yang mendengar berita tentang neraka, sesumbar bahwa ia dapat meluputkan diri darinya; ia bergantung pada dirinya sendiri untuk keamanan atau keselamatannya, ia menyombongkan apa yang telah, sedang dan hendak dilakukannya. Setiap orang memikirkan berbagai cara dari pikirannya sendiri mengenai bagaimana supaya ia dapat menghindari hukuman, dan sesumbar bahwa ia telah merencanakan yang terbaik bagi dirinya, dan rencana-rencana jahatnya tersebut tidak mungkin gagal. Mereka mendengar bahwa memang hanya sedikit yang diselamatkan, dan sebagian besar dari orang-orang yang telah meninggal hingga sekarang telah pergi ke neraka; tetapi setiap orang dari mereka beranggapan bahwa ia telah menyusun strategi untuk melepaskan dirinya lebih baik daripada orang lain. Ia tidak pernah ingin pergi ke neraka; ia berkata kepada dirinya sendiri, bahwa ia akan melakukan berbagai antisipasi yang berguna dan menggunakan segala cara untuk dirinya supaya tidak gagal.
Tetapi anak-anak manusia yang bodoh telah menipu diri mereka sendiri melalui rencana-rencana jahat mereka sendiri, melalui keyakinan mereka kepada kekuatan dan kebijaksanaan mereka sendiri; mereka memercayai sesuatu yang kosong dan sia-sia dan semata-mata hanya sebuah bayangan. Mayoritas dari mereka yang selama ini hidup di bawah kekayaan kasih karunia yang sama hingga hari ini, dan sekarang juga meninggal, pasti akan pergi ke neraka; dan hal itu bukan karena mereka ini kurang bijaksana dibandingkan dengan mereka yang masih hidup sekarang; itu juga bukan karena mereka tidak menyusun rencana yang terbaik bagi dirinya untuk mengamankan dan meluputkan mereka dari hukuman. Seandainya kita dapat berbicara dengan mereka, dan bertanya kepada mereka, satu per satu, apakah ketika masih hidup, dan ketika mereka mendengar tentang neraka, akan terpikir bahwa suatu kali nanti mereka akan berada di tempat penderitaan kekal tersebut: maka kami pasti akan mendengar jawaban mereka satu persatu, “Tidak, saya tidak pernah ingin datang ke sini: saya justru berpikir hal-hal yang sebaliknya; saya kira saya telah menyusun strategi yang terbaik untuk diri saya sendiri: saya pikir rencana jahat saya itu akan berhasil. Saya pikir saya telah melakukan semua antisipasi yang berguna; tetapi kematian datang secara tiba-tiba; saya tidak menginginkannya waktu itu, dengan cara yang seperti itu; itu datang bagaikan seorang pencuri: kematian memerdaya saya: murka Allah datang terlalu cepat menimpa saya. Oh, kebodohan saya yang terkutuk! Saya telah menyombongkan diri saya sendiri, dan menghibur diri saya sendiri dengan impian-impian kosong tentang apa yang akan saya lakukan kelak; dan sementara saya berkata, damai dan selamat, kehancuran dengan tiba-tiba menimpa saya.”
10.    Tuhan tidak berkewajiban untuk menyelamatkan manusia dari penderitaan kekal di neraka. Tuhan sama sekali tidak pernah menjanjikan kehidupan kekal, atau pembebasan atau perlindungan dari kematian kekal, selain apa yang terdapat di dalam perjanjian kasih karunia, yakni janji-janji yang diberikan dalam Kristus, yang di dalam-Nya semua janji adalah ya dan amin. Tetapi tentunya mereka (orang-orang fasik) tidak tertarik kepada janji-janji dari perjanjian kasih karunia, karena mereka bukanlah anak-anak perjanjian, dan yang tidak percaya kepada semua janji itu, serta tidak peduli kepada Perantara perjanjian itu.

Oleh karena itu terlepas dari apa yang dipikirkan dan diyakini orang mengenai janji-janji yang disediakan bagi manusia yang telah bersungguh-sungguh dalam mencari dan mengetuk, kini jelas dan nyata, bahwa apapun kerja keras atau jerih payah yang dilakukan manusia dalam  kegiatan-kegiatan agamawi mereka, tidak peduli doa-doa seperti apa yang sudah ia panjatkan, sebelum ia percaya kepada Kristus, Tuhan tetap tidak berkewajiban untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran kekal.

(BERSAMBUNG)

Mempelai Zombie yang Hidup – Neil Cole (bagian 4)

  • KERAJAAN ALLAH DIMAKSUDKAN UNTUK MENYEBAR (DESENTRALISASI), TETAPI ORANG-ORANG CENDERUNG MELAKUKAN SENTRALISASI 

Allah selalu berencana agar umat manusia tersebar dan memenuhi bumi dengan kemuliaan-Nya. Ketika Nuh melangkah keluar dari bahtera, Allah memberikan perintah awal sekali lagi – dua kali (“Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhi bumi”; Kej 9:1, 7). Seperti sering dilakukan orang-orang, Nuh dan keluarganya berusaha tinggal di satu tempat. Mereka mulai membangun proyek yang menunjukkan ketidaktaatan langsung terhadap rencana Allah. Allah harus memaksakan desentralisasi dengan mengacaukan bahasa mereka (Kej 11:7-8). Masalahnya bukan apakah bangunan itu buruk atau tidak. Alasan Allah melakukan intervensi adalah untuk membuat kita menaati perintah-Nya — menyebar dan memenuhi bumi.

Gereja telah diberi perintah untuk menyebar dan memenuhi bumi (Mat 28:19-20; Kis 1:8). Tetapi seperti orang lain, rasul-rasul bergumul dengan godaan untuk tinggal di satu tempat dan satu bangunan. Ketika Yesus menyingkapkan inkarnasi-Nya yang sejati kepada lingkaran dalam kepemimpinannya pada saat Ia mengalami perubahan wajah (Mat 17:1-6), respons Petrus bersifat klasik: “Ini adalah tempat yang baik; biarlah aku mulai proyek pembangunan sekarang juga!” (tentu saja, ini adalah parafrase saya sendiri). Bapa menegur Petrus, menyuruhnya diam dan mendengarkan perintah Yesus — teguran yang masih relevan di zaman sekarang.

Tampaknya umat manusia selalu ingin berdiam di satu lokasi. Kita juga cenderung melakukan hal yang sama.

Banyaknya orang memandang bahwa gereja di Yerusalem sebagai model terbaik untuk gereja yang sehat. Saya melihat beberapa contoh yang baik dalam pasal-pasal awal Kisah Para Rasul, tetapi saya kira gereja lokal di Antiokhia, Efesus, atau Tesalonika merupakan model yang lebih baik. Yesus memerintahkan murid-murid-Nya yang pertama untuk menyebar dari Yerusalem sampai ujung bumi dipenuhi dengan kuasa Allah (Kis 1:8). Namun, mereka semua justru tinggal di Yerusalem. Sama seperti Allah memaksakan desentralisasi dalam Kejadian 11 dengan mengacaukan bahasa-bahsa, Ia juga memaksakan desentralisasi dalam Kisah Para Rasul; kali ini dengan penganiayaan (Kis 8:1). Salah satu ironi Alkitab adalah bahwa di bawah penganiayaan setiap orang dari gereja Yerusalem keluar, kecuali “para utusan” yang diberi perintah pertama kali. Rasul-rasul